Oleh :
NAMA/NIM
: ALIM BUDIMAN
(03101005029)
: TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ i
DAFTAR
GAMBAR............................................................................................................... iii
BAB
..................................................................................................................................
.. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................
............. 1
BAB
II
..................................................................................................................................
.2
TEORI
METROLOGI
ULIR...................................................................................................... 2
2.1
Jenis Ulir dan Fungsinya
...................................................................................... 2
2.1.1) Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalur
Ulir ................................................ 2
2.1.2) Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)
....................................... 3
2.1.3) Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi
Ulir.............................................................. 4
2.2
Fungsi Ulir
........................................................................................................... 5
2.3
Standar Umum untuk Ulir
................................................................................... 5
2.4
Kesalahan pada Ulir
............................................................................................ 7
2.4.1) Kesalahan Sudut Sisi Ulir
............................................................................. 7
2.4.2) Kesalahan Jarak Puncak Ulir (pitch)
............................................................ 8
2.5
Cara Pengukuran Ulir
.......................................................................................... 9
2.5.1) Pengukuran Diameter Mayor Ulir
............................................................. 10
2.5.2) Pengukuran Diameter Minor
Ulir.............................................................. 11
2.5.3)
....................................................... 12
2.5.4) Pengukuran Sudut dan Jarak Puncak Ulir
................................................. 13
2.5.5) Pengukuran Ulir Dalam
............................................................................. 14
2.6
Toleransi Ulir
..................................................................................................... 15
2.7
Kelas Toleransi
Ulir............................................................................................ 16
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Ulir Kanan
...................................................................................................... 2
Gambar 2. 2 Ulir Kiri
.......................................................................................................... 3
Gambar 2. 3 Ulir Tunggal
................................................................................................... 3
Gambar 2. 4 Ulir Ganda
...................................................................................................... 4
Gambar 2. 5 Ulir Segitiga
................................................................................................... 4
Gambar 2. 6 Ulir Segiempat
............................................................................................... 4
Gambar 2. 7 Ulir Trapesium
............................................................................................... 4
Gambar 2. 8 Ulir
Parabola(Knuckle)................................................................................... 5
Gambar 2. 9 Standar Umum Ulir ISO
Metrik..................................................................... 6
Gambar 2. 10 Standar Umum Ulir Unified
......................................................................... 7
Gambar 2. 11 Pasangan ulir luar dan ulir dalam yang menunjukkan adanya kesalahan
sudut..........................................................................................................................
.......... 8
Gambar 2. 12 Kesalahan pit progresif
................................................................................ 8
Gambar 2. 13 Kesalahan pit periodic
.................................................................................. 9
Gambar 2. 14 Sketsa Bench Mikrometer
.......................................................................... 10
Gambar 2. 15 Bench Mikrometer
..................................................................................... 10
Gambar 2. 16 Floating Carriage Diameter Measuring Machine .......................................
11
Gambar 2. 17 Skema Pengukuran Diameter Minor ..........................................................
12
Gambar 2. 18 Metode Mikrometer Ulir
............................................................................ 12
Gambar 2. 19 Metode Dua Kawat
.................................................................................... 13
Gambar 2. 20 Mal Ulir ISO
Metrik................................................................................... 13
Gambar 2. 21 Mal Ulir Menurut U.S Standar
................................................................... 14
Gambar 2. 22 Membuat Cetakan Untuk Pengukuran Sudut dan Kisar Ulir Dalam.......... 15
Gambar 2. 23 Posisi Daerah Toleransi Mur dan Baut Dengan Simbol H,G dan e,g,h ..... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem ulir sudah dikenal dan sudah digunakan oleh manusia sejak beberapa abad
yang lalu. Tujuan diciptakannya sistem ulir ini pada dasarnya adalah mendapatkan
cara yang mudah untuk menggabungkan atau menyambung dua buah komponen
sehingga gabungan ini menjadi satu kesatuan unit yang bermafaat sesuai dengan
fungsinya. Sebelum teknologi industri maju pembuatan ulir hanya dilakukan
dengan tangan dan sudah tentu hasilnya kasar.
Pada abad ke 18 yaitu pada masa Revolusi Industri, Inggris mulai memproduksi
sistem ulir dengan peralatan yang waktu itu sudah dipunyai. Karena belum ada
standarnya maka antara ulir yang satu dengan ulir yang lain (ulir luar dan ulir
dalam) jarang diperoleh kecocokan waktu digabungkan. Pada tahun 1841 seorang
ilmuwan Inggris bernama Sir Joseph Whitworth mulai mencoba membuat standar
ulir yang hasilnya sampai sekarang dikenal dengan nama ulir yang hasilnya
sampai sekarang dikenal nama ulir Whitworth.
Pada tahun 1864, Wiliam Sellars, seorang ilmuwan Amerika mengembangkan
sistem ulir yang kemudian digunakan di Amerika Serikat pada masa tersebut. Ulir
buatan Sellars ini diberi rekomendasi oleh Franklin Institut. Meskipun demikian,
ulir Sellars tidak cocok dipasangkan dengan ulir Whitworth karena sudut ulirnya
berbeda.
Pada tahun 1935,American Standard mulai mengenalkan standar sudut ulir
sebesar 60. Akan tetapi masih juga belum ada standar yang sama antara
beberapa negara seperti Kanada, Inggris dan Amerika. Akhirnya, pada masa
perang dunia kedua, terjadi persetujuan antara Kanada, Inggris dan Amerika
untuk menggabungkan standar ulir Inggris dan Amerika yang sekarang terkenal
dengan nama
Ulir Unified. Dengan
ulir unified ini
penggunaan sistem ulir di ketiga negara tersebut menjadi fleksibel karena adanya
keseragaman dalam standarnya.
BAB II
TEORI METROLOGI ULIR
2.1 Jenis Ulir dan Fungsinya
Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir dalam tiap
gang (pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir inidilihat
dari
standar yang digunakan, misalnya ulir
Whitworth,
ulir
metrik
dan
sebagainya.
2.1.1)
Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalur Ulir
Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu ulir kiri dan ulir
kanan. Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau ulir kanan
dilihat arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa juga dicek dengan memutar
pasangan dari komponen-komponen yang berulir misalnya mur dan baut.
Apabila sebuah mur dipasangkan pada baut yang kemudian diputar ke kanan
(searah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk
ulir kanan.
Sebaliknya, bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan arah jarum
jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kiri. Jadi,
pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur dari bautnya maka mur harus diputar
ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untuk melepaskan murnya adalah dengan
memutar mur ke kanan. Yang paling banyak digunakan adalah ulir kanan.
2.1.2)
Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di bedakan
menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu putaran (dari
puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih dari satu ulir,
misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya
disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua, ganda tiga dan
ganda empat. Gambar 2.3 menunjukkan bagan dari ulir tunggal dan ulir ganda.
Melihat bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak
yang lebih panjang dari pada satu putaran ulir tunggal.
2.1.3)
Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir
Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi ulir segi tiga,
segi empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada kaitannya
dengan standar yang digunakan. Berikut ini berapa contoh dari bentuk ulir
Dimana:
0.14434p
Ulir Unified
Dimana :
Gambar 2. 11 Pasangan ulir luar dan ulir dalam yang menunjukkan adanya kesalahan
sudut
2.4.2)
Kesalahan Jarak Puncak Ulir (pitch)
Untuk mempermudah pembahasan maka kita anggap pembuatan ulir
dilakukan dengan mesin bubut. Dengan mesin bubut maka tingkat ketelitian
jarak puncak ulir yang dibuat akan tergantung pada dua hal yaitu:
a. kebenaran hasil bagi (rasio) antara kecepatan pemakanan pahat (gerak
translasi) dengan kecepatan potong pahat (kecepatan putar dari benda kerja),
b. hasil bagi antara kecepatan pemakanan dan kecepatan putar harus tetap
konstan selama proses pemotongan berlangsung.
Apabila syarat pertama tidak dipenuhi maka akan terjadi kesalahan jarak puncak
ulir (pitch) yang disebut dengan istilah kesalahan pit progresif (progressive
pitch error). Sebaliknya, apabila syarat nomor dua dipenuhi maka akan terjadi
kesalahan jarak puncak ulir yang disebut dengan istilah kesalahan pit periodik
(periodic pitch error).
Bila digambarkan secara grafik maka dapat diperoleh bentuk grafik sebagai
berikut:
.
2.5.1)
Pengukuran Diameter Mayor Ulir
Untuk pengukuran secara kasar dapat dilakukan dengan menggunakan mistar
ingsut/jangka sorong. Untuk pengukuran yang lebih teliti lagi dapat digunakan
mikrometer yang memang khusus untuk mengukur ulir, biasanya digunakan
mikrometer pana. Untuk mendapat hasil pengukuran yang lebih teliti lagi,
baik dibandingkan dengan menggunakan mistar ingsut maupun dengan
menggunakan mikrometer pana, adalah dengan menggunakan alat yang disebut
Floating Carriage (Bench) Micrometer.
10
2.5.2)
Pengukuran Diameter Minor Ulir
Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur diameter minor (inti) ulir antara
lain adalah mikrometer ulir yang ujung ukurnya berbentuk runcing dan
Bench Micrometer. Bila pengukurannya dengan mikrometer biasa yang kedua
maka ukurnya memang khusus untuk pengukuran diameter inti ulir maka
pembacaan hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukur
mikrometer tersebut.
11
2.5.3)
Pengukuran Diameter Efektif (Tusuk)
Untuk melakukan pengukuran diameter efektif ulir bisa dilakukan dengan
menggunakan mikrometer ulir dan dengan metode dua atau tiga kawat.
Pengukuran Diameter Efektif dengan Mikrometer Ulir
Alat yang digunakan adalah mikrometer biasa, namun ujung dari sensornya
mempunyai bentuk yang khusus sehingga dapat menyentuh muka ukur
dengan posisi yang pas. Dengan adanya ujung kontak (sensor) yang khusus
ini maka hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala ukur
mikrometer yang digunakan.
12
Dimana :
2.5.4)
Pengukuran Sudut dan Jarak Puncak Ulir
Untuk pengukuran sudut ulir dan jarak puncak ulir bisa digunakan alat ukur
pembanding misalnya mal ulir, juga bisa digunakan proyektor bentuk (profile
projector). Dengan menggunakan mal ulir kita dapat mengecek langsung
besarnya sudut dan juga besarnya jarak puncak ulir, terutama untuk ulir-ulir
dalam ukuran kecil yang jarak puncak ulirnya berkisar antara 0.25 6.00 mm
bagi ulir metrik, dan antara 2 - 28 gang per inchi untuk ulir inchi.
Gambar 2.20 adalah mal ulir metrik dengan jumlah bilah sebanyak 24 buah
dimana yang 23 buah untuk mengecek jarak puncak ulir dan satu lagi untuk
mengecek sudut. Tebal masing-masing bilah adalah 0.5 mm.
13
Gambar 4.18 adalah gambar mal ulir menurut American National Standard
yang satuannya dalam inchi. Terdiri dari 28 bilah, satu bilah khusus untuk
mengecek sudut ulir dan 27 bilah lainnya untuk mengecek jarak puncak ulir.
2.5.5)
Pengukuran Ulir Dalam
Untuk ulir-ulir bagian dalam (lubang-lubang yang berulir) pengukurannya
adalah lebih sulit dari pada pengukuran ulir luar. Untuk memeriksa besar dan
diameter inti biasanya digunakan alat ukur kaliber batas poros pengukur ulir
(thread plug gauge) yang diberi batasan GO dan NOT GO. Kaliber poros
pemeriksa ulir ini mempunyai bentuk ulir yang agak kurus dengan sudut
ulir yang agak kecil serta longgar pada diameter intinya. Untuk memeriksa
diameter efektif ulir dalam dapat digunakan kaliber poros pemeriksa ulir GO
dan NO GO. Pada bagian diameter puncak dan diameter pembuatannya
dilonggarkan, namun masih tetap mempunyai sudut dan jarak kisar yang
tepat. Sedangkan untuk memeriksa diameter kecilnya bisa digunakan kaliber
poros yang lurus yang permukaannya rata dan halus, disebut juga kaliber poros
lurus GO dan NOT GO (plug plain gauge).
Untuk mengukur sudut dan jarak puncak ulir dapat dilakukan dengan jalan
membuat suatu cetakan sehingga cetakan tersebut biasanya adalah lilin,
belerang atau lak. Pengukuran yang dilakukan adalah terhadap cetakan yang
kita buat dan alat ukur yang digunakan biasanya dengan proyektor bentuk.
Untuk mencetak ulir dalam dengan lak maka tidak semua muka ulirnya
dicetak tetapi cukup sepertiganya saja.
Bila bahan yang dibuat untuk cetakan adalah lilin maka sebaiknya lilin itu
diberi pegangan, dimasukkan pada pipa yang dicowak (dikurangi sebaik
permukaannya), kemudian lilin yang ada di ujung pipa tersebut ditekankan
pada ulir. Dengan cara-cara tersebut akan diperoleh profil-profil dari ulir
dalam yang kemudian dilakukan pengukuran seperti halnya mengukur ulir luar.
Gambar 2.22 menunjukkan contoh dari pembuatan cetakan dengan lilin dan
lak.
14
Gambar 2. 22 Membuat Cetakan Untuk Pengukuran Sudut dan Kisar Ulir Dalam
Gambar 2. 23 Posisi Daerah Toleransi Mur dan Baut Dengan Simbol H,G dan e,g,h
Dari gambar di atas, penyimpangan fundamental dari mur dan baut dapat dihitung
dengan rumus-rumus sebagai berikut :
Penyimpangan bawah untuk toleransi G adalah :
: 4, 5, 6, 7, dan 8.
: 4, 6, dan 8.
: 4, 5, 6, 7, 8.
: 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
16