Anda di halaman 1dari 61

Penemu Telepon th.1870 : Alexander G.

Bell

SEJARAH TELEPON DI INDONESIA


I. MASA ORDE LAMA

a. 23 Oktober 1856 : Pendirian Usaha Jasa Telegrap : Antara Batavia (Jkt) Bogor b. 16 Oktober 1884 : Pendirian Jasa Telepon di Gambir, Batavia, Tanjung Priok c. Tahun 1886 : Pendirian Jasa Telepon di Semarang dan Surabaya d. Pembukaan Jalur Interlokal/ SLJJ 16 November 1896 : Jakarta - Semarang 7 Desember 1896 : Jakarta - Surabaya 17 Mei 1898 : Jakarta - Bogor 12 Juni 1898 : Bogor - Sukabumi 15 Juni 1898 : Sukabumi - Bandung Catatan : Sistem LB (Local Battery), Sal. Transmisi : Kabel Atas Tanah, Sistem Konsesi 25 Tahun. e. 20 September 1906 : Pemutusan Konsesi Penggunaan Sistem CB (Central Battery) Penggunaan Kabel Bawah Tanah f. 1929 g. 1931 : : Pembukaan Jalur Internasional Indonesia Belanda. Pembukaan Jalur Internas. Eropa, Australia dan SLJJ.

h. 27 September 1945 : Penyerbuan Kantor Pusat PTT Bandung. Pembentukan Perusahaan Jawatan PTT. Pencanangan Hari Bhakti Pos & Telekomunikasi. i. 10 Oktober 1953 otomatisasi Telepon di Ind. Dimulai STO BDG 4000 sst dan 500 sst STO Pembantu Cihampelas j. 27 September 1954 HUT PTT ke-9 : Otomatisasi STO-UP 3000 sst

II. MASA ORDE BARU a. UU No. 5 tahun 1964 Pemisahan PTT menjadi PN Pos dan Giro & PN Telekomunikasi. b. 27 September 1969 : Era SKSD kerjasam PTT dengan ITT di Stasiun Bumi Jatiluhur. c. 1974 : Perubahan PN Telekomunikasi menjadi Perumtel.

d. 23 Desember 1991 : Otomatisasi Telepon Ibukota Kabupaten & Kotamadya (IKK) / Bebas Engkol. e. 1991 : Perubahan Status PERUM menjadi BUMN/PT.

Sistem Transmisi yang digunakan PT Telkom saat ini : a. Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) b. Sistem Transmisi Teresterial Gelombang Mikro Digital (GMD) c. Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) d. Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)

BAGAN JARINGAN PELANGGAN TELEPON :

KP SENTRAL MDF

RK

KS

DP

SP IKR/G

JENIS JENIS SENTRAL : 1. Sentral Analog 2. Sentral Digital : a. Pentaconta 1000 dll. : a. STDI K

JENIS RK : 1. KAPASITAS 800 SST 2. KAPASITAS 1600 SST JENIS DP : 1. KAPASITAS 10 SST 2. KAPASITAS 20 SST

b. NEAX c. SIEMENS d. 5 ESS dll

Catatan : Liberarisasi IKR/G berlaku mulai tahun 1998 dimana untuk instalasi kabel di dalam rumah mulai KTB sampai s/d pesawat telepon diserahkan kepada pelanggan.

BAGAN INSTALASI IKR/G :

DP
TELKOM

DW KTB

IK/PVC ROSET
PSW. TLP

Syarat pemasangan IKR/G : 1. Pergunakan Instalatir IKR/G yang telah terdaftar Resmi di PT Telkom. 2. Menggunakan Kabel sesuai Spesifikasi Teknis yang ditetapkan. 3. Pemasangan Kabel PVC tidak boleh diatas Plafond 4. Dipasanga di dinding harus terlihat jelas. 5. Bisa dipasang tray kabel sesuai dengan spsifikasi. 6. Apabila menggunakan paku klem dengan jarak : a. mendatar : 25 cm b. vertiakl : 35 cm 7. tidak boleh meniking dengan sudut 90. 8. Roset pesawat bejarak minimal 40 cm dari lantai. 9. Kabel PVC apabila dekat kabel PLN berjarak minimum 1 meter, jika menyilang harus tegak lurus betul. Syarat penempatan pesawat telepon : 1. Ditempatkan pada tempat yang aman. 2. Tidak boleh langsung kena sinar matahari. 3. Tidak boleh ditempatkan yang lembab. 4. Tidak boleh ditempatkan yang ramai/bising

STRUKTUR SISTEM STDI-K Sebuah STDI-K terdiri dari komposisi modul sebagai berikut : Periperal modul : SLMA ( Suberiber Line Modul Analog ) DIUDR ( Digital Interface Unit ) TU ( Test Unit ) SU ( Signaling Unit ) Kontrol Modul Bus Distributor : DLUCR (DLU Control) : Basic Modul ( BDB ) Extension Module ( BDE ) Bus Distributor dengan Clock Generator (BDCG) RGMG DCCR Komercial PC SLMA, TU dan SU diinterkoneksikan melalui dua Speech Bus dengan kapasitas 4 Mbps. Setiap bus terdiri dari 64 voice channel ( kanal suara ) yang tidak terkait satu sama lain dan terhubung pada DIUDR. Pada DIUDR ada Switching Network dan sebagai tambahan, DIUDR juga membentuk interface input/output STDI-K dengan jaringan telepon. Setiap DIUDR terhubung dengan dua PCM Link yang masing-masing berkapasitas 2 Mbps. SLMA,TU dan SU memiliki akses ke kedua Speech Bus, sehingga komunikasi dapat terjadi dengan menggunakan SN yang ada pada DIUDR manapun dengan menduduki sebuah kanal suara yang terhubung ke salah satu bus internal. Jika speech bus sudah dipilih, komunikasi mengambil tempat melalui speech bus itu. Kedua DIUDR juga dihubungkan ke IDL (Inter DIUDR Link) yang menyediakan akses penuh ke semua system. IDL juga memberikan lintasan alternatif yang akan membantu kerja DIUDR misalnya jika salah satu sudah penuh, terjadi gangguan dll. : Call Current and Change Pulse Generator 16 Khz : Supply Daya

Selanjutnya dalam kasus transit, ketika incoming trunk dihubungkan ke DIUDR dan outgoing trunk dihubungkan ke DIUDRyang lain, interkoneksi hanya mungkin melalui IDL. Kedua modul kontrol bekerja dengan prinsip Load Sharing. Kedua DLUC bertanggung jawab mengontrol eluruh subsistem dan kedua terhubung ke modul peripheral melalui kontrol bus ( CB ). Kedua DIUDR dihubungkan ke modul operation and maintenance (PC ) melali sebuah data link yang disebut PCDL ( PC to DIUDR Link ). Link ini bekerja secara sinkron pada 500 Kbit/s, dan dengan menggunakan protocol HDLC fungsi-fungsi berikut dieksekusi. Loading system Updating database Proteksi Charge Counter Storage of Statistik Data Loading O & M Program

Semua program O & M berada pada PC yang juga berfungsi untuk sinkronisasi data antar kedua DLUC. PC juga memiliki sebuah V.24 interface, hal ini memampukan PC terhubung dengan sebuah Remote PC dalam O & m center untuk melaksanakan tugas-tugas O & M secara remote. Pada kenyataannya semua Call Prosesing Function dan Security Function berada pada Control Module.Hanya fungsi O & M berada pada PC, hal ini menjamin kontinuitas pelayanan termasuk Charging walaupun untuk sementara PC terputus dengan system STDI-K.

BAB II PERANGKAT LUNAK STDI-K 1. KARATERISTIK UMUM. Perangkat lunak STDI-K memiliki karateristik utama sebagai berikut : Struktur modular : Program disusun dalam modul-modul yang berorientasi fungsi, kemudian digabung membentuk Application Progrm Sistem (PS) Pemprosesan terdistribusi : perangkat lunak ditempatkan pada unit-unit fungsional untuk meningkatkan performansi, dan meminimalkan dampak dari suatu gangguan ke unit-unit yang lain pada system. Bahasa tingkat tinggi : menggunakan bahasa pemrograman C. Pemrograman yang berorientasi ke users : memungkinkan adaptasi ke aplikasi yang diinginkan. 2.STRUKTUR UMUM Struktur umum dari software STDI-K dapat dilihat pada gambar. Dalam setiap modul HW utama STDI-K ( PC, DLUCR, DIUDR,dll ) koeksis software aplikasi dan data yang termasuk kelima subsistem software seperti ditunjukkan pada gambar kelima subsistem tersebut adalah: Call Prosessing Safe Guarding Operation and Maintenance Data base Charging Data Distribusi subsistem SW ini dalam modul HW membutuhkan dua interface: Interface antar subsistem SW yang terletak dalam modul HW yang sama ( misalnya antara DLUCR SG dengan DLUC-R CAP ). Inteface internal dalam sebuah system SW yang terletak pada dua modul HW yang berbeda ( misalnya antara DIUD-R SG dengan DLUC-R SG ).

A. Call Processing ( CAP ) Subsistem SW Call Processing secara hierarki dioganisir dalam tiga level : Virtual Coordination Processor (VCP) Pheryperal Processor ( PP ) Signaling Processor dan Service Processor ( SVP ) level 1 dan 2 terletak pada DLUC-R sedangkan SP ditempatakan pada modul peripheral ( SLMA,DIUDR dan SU-R ) SVP terutama pada DIUDR meskipun demikian beberapa fungsi berada pada SU-R Berdasarkan hal diatas PC hanya memainkan hal yang sekunder yaitu hanya digunakan untuk updating aktifasi dari suplementari subcriber service pada kedua DLUC-R Fungsi dari virtual coordination Processor (VCP ) Analisa Digit Menentukan zona dan route Menyimpan data statistik Menangani kategori suplementari subcriber services dan pembatasan trafik Fungsi dari Pheriperal Processor Mengontrol kemajuan pemrosesan call Mempromosikan proses call ke step berikutnya Mengontrol sisi pemanggil A dan B Mengestablishkan komunikasi bekerjasama dengan SVP

Funfsi dari Signaling Processor Konversi kode-kode line dan register signaling ke kode internal sentral Funsi dari Service Processor SVP DIUD-R Channel Manager ( CHM ) : Menentukan pendudukan dan membebaskan kanal PDC, SPCH dan IDL sesuai dengan permintaan PP

Network Manager (SNM) Mengadakan dan membebaskan lintasan dalam SN

Tone Manager ( TOGM ) Memasukkan nada-nada ke kanal (PDC atau SPCH) yang ditentukan

Loop Test Manager (LTM) Melakukan loop test pada kanal yang telah dipilih

SVP SU-R Channel manager untuk signal multi frekwensi ( SU-R/CHM) memilih dan membebaskan emitter R2 dan receiver R2/DTMF

B. SAVEGUARDING ( SG ) Subsistem SW Safeguarding yang terletak pada PC DLUC-R,SU-R dan DIUD-R ini melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut Deteksi gangguan ( Foult Detection ) Melakukan test otomatis yang diaktifkan secara periodik Pemrosesan gangguan ( Foult Processing ) Evaluasi pesan-pesan gangguan yang dihasilkan test otomatis, kemudian melakukan isolasi gangguan dan mengirim laporan gangguan ke subsistem o $ m dan history ke file Reconfiguration Memodifikasi status operasional unit-unit fungsional STDI-K Recovery melakukan re inisialisasi dari unit-unit HW dan system ada tiga level recovery level 1initial start dari SLMA SU atau TU level 2 initial start dari salah satu DLUC-R DIUDR atau PC level 3 initial start seluruh STDI-K Audit melakukan deteksi inkonsistensi internal data SG monitor melakukan monitoring terhadap kerja DLUC-R (Overload Monitor)

C. OPERATION & MAINTENANCE (O & M) Subsistim ini bertanggung jawab untuk hubungan antara manusia dan sistim (Man Machine) dimungkinkan pengoperasian konsole disk file alarm dan komunikasi dengan remote PC subsistim ini terdiri dari komponen-komponen berikut Operating SW Memungkinkan operator memodifikasi data base sentral Maintenance SW Terdiri dari program program yang memungkinkan pengetesan dari modul-modul HW dari sentral, program-program ini dapat diaktifkan berdasarkan permintaan operator maupun melaksanakan secara otomatis misalnya untuk modul DIUD-R dan DLUC-R atas permintaan subsistim safeguarding fungsi yang lain adalah membangkitkan signal-signal audible dan visual. Routine task monitor (RTM) melakukan supervisi dari subsistim lain dengan file input/output file management dalam PC dan pheriperalnya juga memanage PCDL remote data link dan signal signal alarm Input/output file manager Mensuplei subsistem yang lain dengan input/output file management dalam PC dan pheriperalnya juga memanage PCDL remote data link dan signaling alarm lokal MML interpreter Menginterpretasikan MML command dan menformat massage MML Proses manager Menerima request dari komponen komponen subsistim O & M memilah problem dan menentukan proses-proses yang di load untuk menyelesaikan problem tersebut D. DATABASE Subsistem database dibagi atas 3 bagian General database Berisi data yang berhubungan dengan

- Peralatan - Pelanggan - Trunk dan trunk grup - Fasilitas/feature - Zona dan tariff dll Database status hardware: berisi data status operasional dari unit-unit HW system Statistik pengukuran trafik dari counter Berdasarkan derajat proteksi data-data ini dibagi atas Data semipermanen Yaitu kategori data yang kehilangan data ini harus dicegah dalam kasus kerusakan (outage) secara partial maupun secara keseluruhan (total outage) dari system Data transient Data yang mungkin hilang dalam kasus total atau partial outage dari system Data semi permanen ini dicopi ke hardisk dan secara periodic dicopi juga ke floppi disk sebagai akibat dari prinsip load sharing beberapa data transient yang dikandung oleh kedua DLUCR mungkin beda E. CHARGING DATA (CD) Counter siklis didefenisikan pada setiap DLUC-R unrtuk setiap pelanggan dan setiap PBX counter ini dicopi secara periopdik ke PC pada harddisk Untuk mencegah kehilangan data dalam kasus PC rusak maka dilakukan SAVE MET (penyimpanan meter) ke floppi disk setiap hari F. OPERATING SISTEM Sofware yang ditempatkan pada inti dari DLUCR DIUDR berupa real time multi tasking operating system

Perangkat lunak STDI-K disebut sebagai APS ( Application Program Sistem ) dalam APS disediakan fasilitas untuk operasi & pemeliharaan yang dapat dimanfaatkan dengan bebas oleh pengelola dengan cara memberikan perintah melalui input-output device terminal atau OMT ( Operation & Maintenance Terminal ) akan tetapi perangkat lunak

APS sendiri tidak dapat diubah oleh pihak pengelola. APS hanya dapat dirubah di laboratorium saja dan biasanya dirubah apabila ada penggantian versi perangkat lunak ( Sockel ). Sockel adalah versi perangkat lunak STDI-K saat ini sockel yang ada dan digunakan adalah oleh PTT Telkom adalah sokel 3,7 dan PASK 1. Oleh karena data base dapat dengan mudah dapat durubah oleh operator maka perlu adnya suatu system pengamanan terhadap pemakaian command yang ada dengan menggunakan password dengan autorisasi yang bertingkat sesuai dengan kebutuhan dan wewenang maupun tanggungjawab setiap petugas. Database adalah semua data yang bersifat semipermanen yang menyangkut perangkat keras terpasang seperti jumlah dan jenis SLMA, SUR test unit dan lain-lain, begitu pula data tentang langganan seperti nomor, port ( rquipment number ), klas jenis pesawat telepon fasilitas DSB, serta data yang berkaitan dengan trunk sirkuit seperti jenis signaling destination route zoning tariff dsb.

BAB III PROSES PANGGILAN

1. PANGGILAN LOKAL Proses panggilan dimulai ketika pelanggan pemanggil mengangkat handset telepon, kemudian A-SLCA mendeteksi penutupan loop tsb. Ketika menscaning SLCA, A-SLMCP menandai bahwa ada permintaan sambungan. A-SLMCP mengirim seizure message ke salah satu DLUC-R sesudah menerima message tsb,DLUCR melakukan Meminta dari salah satu DIUDR sebuah sebuah kanal dari network 4 Mbit/s sebagai saluran dari ringer tone Mengasign kanal yang telah dipilih ke SLMCP dan meminta loop test untuk memeriks kontinuitas lintasan. Memerintahkan gar dial tone dikirim daro tone generator pada DIUDR ( TG & A: DIUDR) melalui nerwork 4 Mbit/s ke kanal yang sebelumnya sudah di assign Sesudah menerima digit pertama yang di dial oleh pelnggan ,dial tone dihentikan digit digit yang diterima didigitalisasi dan dikirim SLMCP ke DLUCR melalui kontrol bus DLUCR akan mengendalikan komunikasi Ketika DLUCR tidak lagi menerima digit,DLUC-R meminta ke DIUD-R kanal SPCH yang lain, mengirim sebuah seizure massageke pelanggan B dan melakukan looc test ke B untuk menferifikasi lintasan yang sudah ada establish. Jika hasilnya positifringging tone diaplikasikan ke pelanggan A dari TG & A DIUDR. Pelanggan B menerima arys bel dari modul RGMG Kadensi dari arus bel dikontrol oleh SLMCP dari pelanggan B. Ketika pelanggan B mengakat handset arus bel akan terputus B-SLNCP menghubungkan sirkuit pelanggan ke interval SPCH dalam kanal yang telah di assign dan meleatkan pada loop closure DLUC-R.

Ringing tone dari pelanggan A dihentikan dan komunikasi kemudian establish melalui switching network.

2. PANGGILAN OUTGOING Ketika DLUC-R sudah menerima digit yang cukup untuk membangun call, DLUCR mengirim sebuah seizure massage ke DIUD-R yang kemudian memilih kanal outgoing dan mengirim seizure massage ke sentral tujuan ( remote exchange ) Ketika semua digit sudah dikirim ke sentral tujuan , DIUD-R menghubungkan pelanggan A dengan knal outgoing yang telah dipilih melalui switching network ( SN:DIUD-R ). Akhirnya pelanggang A menerima dial tone atau busy tone dari sentral tujuan dan komunikasi sudah establish. CATATAN Jika DIUD-R yang pertma tidak menemukan kanal outgoing yang bebas didalam kanalPCM nya DIUDR akan mencoba untuk mengestablishkan komunikasi melalui DIUDR yang lain dengan menggunakan IDL. Akibatnya DIUD-R yang pertama mengirim ke DLUC-R yang mengendalikan call. Sebuah message yang mengindikasikan ketidak mampuan dari kanal outgoing DIUD-R tersebut. DLUC-R mengkomunikasikan dengan DIUD-R yang lain dan meminta penyediaan kanal ke sentral tujuan. Jika DIUD-R ini memiliki kanal yang bebas DIUD-R akan mengasign kanal yang bebas tersebut unuk komunikasi ini dan melakukan loop test melalui kanal IDL yang telah dipilih. Jika hasil test positif DIUD-R akan mengirim seizure signal ke sentral tujuan. Pengestabilan call akan terus berlangsung dari DIUD-R ke dua ini, sama dengan DIUD-R sebelumnya

3. PANGGILAN INCOMING Ketika sebuah DIUDR melalui channel associated signaling processor ( CASP ) menerima seizure signal yang datang dari sentral asal. DIUDR

akan mengirim seizure message ke salah satu DLUCR mulai dari sini DLUCR bertanggung jawab untuk pembangunan dan urutan pembebasan/release dari komunikasi ini. Digit-digit yang dikirim oleh sentral asal kemudian diterima yang kemudian dikirim ke DLUC-R agar mengalokasikannya ke pelanggang B. Ketika semua digit-digit sudah diterima DLUC-R meminta DIUD-R memilih sebuah kanal dari internal speech bus. Jika kanal sudah diassign DIUD-R akan mengirim sebuah message bahwa lintasan sudah establish dan akhirnya sebuah seizure message dikirim ke B-SLMCP. Kemudian loop test akan dilakukan pada sisi B untuk memeriksa status dari lintasan yang sudah establish. Jika hasil test positif komunikasi sudah establish mengirim ringing tone ke sntral asal dari TG & A: DIUD-R dan mengaplikasikan arus bel ke pelanggang B dari RGMG CATATAN Jika DIUDR yang menerima call tidak dapat menemukan sebuah kanal dalam SPCH nya kemudian DLUCR akan berkomunikasi dengan DIUDR yang kedua meminta sebuah kanal IDL dan SPCH Jika proses diatas berlangsung dengan baik DLUCR berkomunikasi dengan DIUDR pertam dimana IDL akan dihubungkan.

4. PANGGILAN TRANSIT Ketika sebuah DIUD-R melalui channel associated signaling prosessor (CASP) yang mengkonfirmasikan bahwa sebuah signal datang dari sentral asal DIUDR mengirim sebuah seizure message ke salah satu DLUC-R. DLUC-R ini akan bertanggung jawab untuk membangun dan merelease call tersebut. Ketika digit yang cukup untuk re routing sudah diterima dan DLUC-R menentukan bahwa itu adalah sebuah panggilan transit DLUC-R memerintahkan DIUD-R untuk menduduki sebuah trunk outgoing ke destinasi yang diinginkan.

Dari sini panggilan akan diproses seperti panggilan outgoing. Jika DIUDR menandai bahwa trunk ke destinasi yang diinginkan adalah busy, DIUD-R akan memberitahu DLUC-R kemudian DLUC-R akan berkomunikasi dengan DIUD-R yang lain dan meminta sebuah kanal outgoing sentral tujuan melalui sebuah kanal IDL. Jika DIUD-R ini memiliki kanal-kanal yang bebas DIUD-R akan megasign kanal-kanal tersebut untuk komunikasi dan melakukan loop test ke kanal IDL yang telah di pilih kemudian DIUD-R akan meginformasikan DLUC-R tentang kanal yang telah dipilih dan DLUC-R memerintahkan agar DIUD-R mengirim seizure signal ke sentral tujuan. Panggilan yang dibangun dari DIUD-R yang kedua ini akan diperlakukan sebagai panggilan outgoing.

SPCH O SLMA

SPCH 1

Subscribe CB 0

DLUC 0

Subscribe ke PC Floppy Disk Hard Disk TU CB 1 REMOTE O &M

DLUC 1

SU

DIUDR 2

DIUDR 1

BLOK DIAGRAM STDI - K

SW STDI -K

APLICATION SYSTEM

DLUC/DIU operating system

pc

operating system

Call Crocessing (CAP)

safeguarding (SG)

O &m

database (DB)

Charging data (cD)

DLUC Call Proc

PC safeguarding

Maintenance

Administrator Database

DIU Call Proc

DLUC safeguarding

Operation

HW Status Database

SU Call Proc

DIU safeguarding

Rounting task monitor

Statistik Database

PC Call Proc

SU safeguarding

I/O & File Management

MML Processing

Process Administrator

SPCH 0
SLMA (Pemanggil)

SPCH 1

SLMA (Pemanggil)

SU

DIUD-R 0 IDL TG & A SN PDC

DIUD-R 1

SN PDC

Aliran Dial Tone

SPCH 0
SLMA (Pemanggil)

SPCH 1

SLMA (diPanggil)

SU

DIUD-R 0 IDL TG & A SN PDC

DIUD-R 1

SN

Pembangunan hubungan komunikasi

SPCH 0
SLMA (Pemanggil)

SPCH 1

SLMA (Pemanggil)

SU

DIUD-R 0 IDL TG & A SN PDC

DIUD-R 1

Panggilan Outgoing Melalui IDL

SPCH 0
SLMA (Pemanggil)

SPCH 1

SLMA (Pemanggil)

SU

DIUD-R 0 IDL TG & A SN PDC

DIUD-R 1

SN

Panggilan Incoming

SPCH 0
SLMA (Pemanggil)

SPCH 1

SLMA (Pemanggil)

SU

DIUD-R 0

DIUD-R 1

TG & A SN PDC

IDL

SN

Panggilan Transit

SENTRAL DIGITAL 5ESS Sentral 5ESS adalah sentral digital Universal yang diterapkan sebagai sentral lokal, tol, tandem, maupun gerbang internasional. Sentral tersebut dapat melayani are kurang dari 100 pelanggan sampai dengan area metropolitan dengan lebih dari 100.000 pelanggan. Sentral 5ESS adalah system sentral telepon dengan arsituktur distributet-processing dan switching. Distributet-processing berarti bahwa proses tidak lagi ditangani hanya oleh satu prosesor saja melainkan oleh beberapa prosesor yang tersebar di dalam system yang menunjang tugas prosesor pusat. Keseluruhan prosesor tersebut akan bekerja detik demi detik untuk menangani penyambungan hubungan (call-process). Sentral 5ESS pada dasarnya terbentuk dari tiga jenis modul yaitu : SM (Switching Module) CM (Communication Module) AM (Administrative Module)

PABX

CM

AM

PSTN

SM

SM

TRA

Karena sistem berdasarkan konsep modular maka akan sangat mudah untuk menambahkan kapasitas, servis maupun perubahan trafik tertentu. Sentral 5ESS akan mudah untuk dikembangkan (growth) sesuai kebutuhan.

Fungsi modul sentral 5ESS adalah : SM (Switching Module) : bertugas melaksanakan sebagian besar dari pemrosesan call. SM dapat menangani sebanyak 5120 pelanggan sampai dengan 25.000 pelanggan (SM-2000) atau 500 trunk sampai dengan 3600 trunk (SM-2000). Jika diperlukan kapasitas lebih dari yang disebutkan diatas maka diperlukan modul SM yang kedua, ketiga dan seterusnya (sampai dengan 192 SM-klasik) CM (Comunication Module) : adalah sebagai penyalur sinyal-sinyal percakapan dan kontrol antara modul-modul yang ada (SM-SM maupun SM-AM) sehingga antara modul dapat saling berkomunikasi dan bekerjasama. AM (Administrative Module) : Melaksanakan pengalokasian segala resource system dan tugas-tugas lain yang lebih efisiensi jika diproses terpusat yaitu diantaranya rutin, pemeliharaan sistem, pengelolahan resource system dan sebagainya. AM juga melaksanakan fungsi administrasi (pengolahan billing, trafik). RSM (Remote SM) dirancang untuk melayani suatu area dengan jumlah pelanggan sedikit sedemikian sehingga tidak efisien untuk dilayani oleh 5ESS induk. RSM dapat diterapkan untuk area sejauh sampai 242 km dari 5ESS induk. Sampai dengan 4 buah RSM dapat dihubungkan sebagai suatu jaringan untuk melayani sebanyak 16.000 pelanggan atau 2000 trunk atau kombinasi antara keduanya.RSM dihubungkan ke 5ESS induk melalui HSM (Host SM). Dengan adanya modul RSM tersebut maka akan menghilangkan kendala untuk membangun sentral 5ESS secara keseluruhan pada suatu area kecil atau terpencil. APLIKASI SENTRAL 5ESS. Pada saat ini pelayanan sentral telepon dapat meliputi penyediaan feature-feature khusus yang dapat digunakan oleh pelanggan biasa juga dapat melaksanakan komunikasi tiga arah (3-waycall) maupun mengaktifkan Call Waiting. 5ESS juga menyediakan pelayanan operator melalui fasilitas OSPS (Operator Service Position System). Pelayanan ISDN juga dapat diterapkan dengan kemampuan untuk menyatukan jalur suara, data dan informasi sinyal dalam saluran digital. Sebagai contoh dua orang dapat melakukan percakapan sekaligus bertukar data komputer diantara keduanya pada saat bersamaan.

MCC (Master Control Center) Sentral 5ESS mengunakan MCC dengan terminal video berwarna sebagai jendela untuk akses ke system. MCC merupakan terminal utama untuk pemiliharaan dan pengawasan sentral 5ESS. Dengan memasukkan command maka tugas sentral dapat melaksanakan diaknosa terhadap perangkat, me-remove serta me-restore perangkat, menguji/test saluran pelanggan atau trunk dan sebagainya. MCC akan menampilkan informasi status system dan alarm system dan dapat juga menampilkan unit yang mengalami problem.

FUNGSI SWITCHING MODULE Semua eksternal line, trunk dan sirkit service khusus terteminasi ke Switching Module. Signal analog dan digital dikonversikan ke system digital yang digunakan dalam system sentral 5ESS. SM membentuk hampir 95 % call processing dan fungsi maintenance, seperti : Scanning line And trunk Pembangkit tone dan nada-nada teleponi Analisis digit Call routing Circuit switching Packet switching Announcement Pengawasan call progress Akses tecnisi maintenance Maintenance rutin dan self-maintenance

SM menyediakan feature untuk subcriber seperti : Call waiting Abbreviated Dialing Call Diversion Converrence Call

Pada tipe SM baru, SM-2000 dapat meng-handel lebih dari 25.000 dan sekitar 3.600 trunk. Jumlah SM-2000 yang dapat didukung oleh sentral tergantung pada perancangan.

TIPE SWITCHING MODULE Ada beberapa tipe SM, yaitu : LSM (Local Switching Module) : SM model ini melayani local line, trunk dan ISDN (Integrated Service Digital Network). LSM biasanya dikenal sebagai SM saja dan untuk selanjutnya kita sebut SM saja. HSM (Host Switching Modul) SM tipe ini menyediakan service seperti pada LSM biasanya dikenal sebagai SM saja untuk selanjutnya kita sebut SM saja. HSM (host switching modul) SM tipe ini menyediakan service seperti pada LSM dan juga merupakan Interfensi dengan satu atau lebih RSM (Remote Switching Module) RSM (Remote Switching Module) : SM tipe ini didesain untuk melayani komunikasi pelanggan kecil yang berada jauh dari sentral dengan fasilitas remote.RSM ini terkoneksi dengan HSM dengan jarak maksimal antara HSM dan RSM 242 km.Satu HSM dapat diinstal sampai 4 RSM (Interkoneksi) untuk melayani sekitar 16.000, 2000 trunk atau kombinasi dari keduanya. RSM dapat PSM (Position Switching Module) : SM tipe ini men-support feature OSPS (Operation Service Position System). KOMPONEN SWICHING Komponen SM dikelompokkan dalam : Control Unit yang mengontrol semua aktifitas dalam SM, seperti call processing dan fungsi maintanance. Peripharel Unit membentuk semua fungsi pengetesan dan menyediakan akses pelanggan dan akses ke sentral lain ke system 5ESS. Terdapat 2 tipe peripheral unit :

1. Interface unit yang merupakan interface packet data, line analog dan digital, serta trunk ke system sentral 2. Service unit pen-suport seperti equipment test dan multiport conferring circuit UNIT PENGONTROL SM Terdapat dua macam pengontrol SM, yaitu SMP (Switching Module Processor) dan TSI (Time Slot Intercange). Dua kontrol unit ini dikombinasikan dalam satu hardware yang dikenal dengan MCTU (Module Control and Time Slot Interchange Unit). Catatan : MCTU juga dikenal sebagai MCTSI (Module Controller and Time Slot Interchange) unit. Khususnya jika kita mengakses MCC page.

SWITCHING MODULE PROCESSOR SMP terdiri dari microprocessor dan memori yang digunakan untuk membangun call processing dan fungsi maintenance SM. SMP membangun 5 fungsi utama, yaitu 1. Mengontrol peripheral unit 2. Membangun call processing 3. Membangun maintenance SM 4. Komunikasi dengan SM lain dan SM 5. Inisialisasi Memory

Time Slot Interchanger Control unit kedua dalam SM adalah TSI (Time Slot Interchanger). TSI membangun porsi time-space-time division switching. TSI mengirim dan menerima time slot dari dan ke peripheral unit. Peripheral time slot berisi data call dari line dan trunk atau pengguna data lainnya. TSI melakukan interchange pada time slot tersebut ke time slot network pada 2 NTC link yang merupakan koneksi antara SM dan CM. Pada alur sebaliknya TSI melakukan Interchange dari network time slot ke peripheral time slot. PERIPHERAL UNIT SM Unit SM terdiri dari Analog Interface unit dan Digital Interface unit. Analog Interface unit terdapat dua analog interface yaitu :

LU (Line Unit) yaitu fasilitas untuk mengkoneksikan analog path dari pelanggan ke sentral 5ESS.

ATU (Analog Trunk Unit) yaitu fasilitas untuk mengkoneksikan analog trunk ke system digital sentral 5ESS.

Digital Interface unit terdapat 2 interface yaitu : DLTU (Digital Line and Trunk Unit) merupakan terminasi trunk dari sentral lain dari RSM dan meng-cover T1 atau PCM 2 Mbps ke network time slot. ISLU ( Interrated Service Line Unit) merupakan terminasi subcriber ke sentral 5ESS baik analog maupun digital. PACKED SWITCH UNIT PSU merupakan interface khusus yang tidak terkoneksi langsung dengan line atau trunk. PSU membentuk beberapa fungsi ISDN, yaitu : Memproses signaling CCITT no. 6 dan 7 Menyediakan scanning unit untuk digital subcriber Memproses data packet switch

SERVICE UNIT Service unit terdiri dari 5 type tiga diantaranya sebagai DSU (Digital Service Unit) atau DSU2.Kelima service unit yang dimaksud adalah : LDSU (Lokal Digital Service Unit) berfungsi sebagai pembangkit tone GDSU (Global Digital Service Unit) berfungsi sebagai pengetesan transmisi DSU2-RAF (Digital Service Unit2-Recorder Announcement Function) berfungsi untuk memberikan announcement ketika subcriber yang dihubungi sibuk MMSU (Modulat Metalic Service Unit) berfungsi untuk pengetesan saluran pelanggan PPMU (Periodik Pulse Metering Unit) berfungsi untuk menginjeksikan sinyal untuk membangkitkan home meter

FUNGSI COMMUNICATION MODULE Communication Module atau CM adalah sebagai interface antara AM (Addministrative Module) dengan SM. CM merountingkan message antar masing-masing module sehingga mereka dapat bekerjasama. Fungsi utama CM adalah : Call Switching processing Message Switching Menyediakan path untuk mengirim informasi antar CM melakukan interkoneksi path antar module dalam call

processor dalam kaitannya dengan call processing maintanance record

CM

NCT
SM

DSCH

AM

AM terkoneksi CM dengan menggunakan DSCH (Dual Serial Channel) bus. NCT (Network Control and Timing) merupakan link fiber optik yang mengkoneksikan tiap SM ke CM. Komponen utama CM dibagi dalam 2 fungsional : MSGS (Message Swicth) dan TMS (Time Multiplex Switch), MSGS dan TMS masing-masing terdiri dari 2 sub unit yaitu : MSGS - MSCU (Message Switch Control Unit) - MSPU (Message Switch Periperal Unit)

TMS - CMCU (Communication Module Unit) - TMSU (Time Multiplexed Switch)

MSCU menyediakan control bagi MSPU untuk meneruskan control informasi ke/dari AM dan CM unit lainnya; juga menginterprestasikan kode destination dari time slot yang datang dari SM. MSCU meneruskan informasi flow antara processor dalam SM dan AM.

MSPU memproses control time slot untuk mengontrol message switching ke message didepositokan sebelum dirouting. Tiap-tiap SM mempunyai mail box sendiri dalam MSPU dan control message ditransfer dibawah kendali MSCU.

CMCU menyediakan timing bagi sistem dan menyediakan kontrol bagi TMS. CMCU juga menyediakan path koneksi antara TMS dan AM, MSCU dan MSPU.

TMSU merupakan terminal dari NCT link men-swicth data dan kontrol time slot antara link. Hardware TMSU yang sebenarnya melakukan switching call antara trunk.

Tidak ada satu unit CM yang lebih penting satu dari yang lain. Karena semua perangkat penting maka semua perangkat yang ada di CM diduplikasi.

FUNGSI ADMINISTRATIVE MODULE (AM) AM melaksanakan fungsi-fungsi yang mempengaruhi system sentral (5ESS) secara keseluruhan. Fungsi AM dibagi menjadi dua kelompok yaitu fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas pemrosesan call dan fungsi yang tidak berhubungan dengan pemrosesan call ( penyimpanan Data-data perlanggan).

FUNGSI CALL PROCESS AM AM memiliki dua jenis fungsi call-process yaitu :

Menyediakan informasi routing call Untuk call intermodule SMP akan meminta penyediaan jalur network (SM ke SM) dari AM. AM akan menetapkan network time slot sebagai jalur penghubung call antara SMOriginating dengan SM terminating melalui CM. Untuk call intramodule, SMP akan menetapkan periperial-time slot yang digunakan internal didalam SM yang bersangkutan dan menginformasikan penggunaan timeslot tersebut ke AM yang kemudian akan memperbaharui kembali record dari daftar alokasi timeslot yang ada. Mengalokasikan resource Global Salah satu fungsi dari AM adalah menyimpan data daftar resource system keseluruhan baik yang sedang digunakan maupun yang sedang tidak digunakan dan bahkan terdata pula resource yang sedang mengalami problem (kerusakan). Yang dimaksud dengan resourse disini adalah perangkat-perangkat baik yang fisik maupun non-fisik yaitu misalnya NTS (Network TimeSlot), trunk dan sebagainya. AM juga menetapkan sirkit-sirkit untuk keperluan call-conferencing. Sirkit-sirkit tersebut dapat digunakan di setiap SM walaupun secara fisik sirkit-sirkit tersebut dapat terletak pada SM tertentu. Pengaturan penggunaan dari resource yang bersifat global tersebut merupakan salah satu fungsi dari AM

FUNGSI NON-CALL PROCESS AM AM memiliki empat fungsi non-call process yaitu: Pemroses Data Administrasi. Salah satu fungsi dari pemrosesan data administrasi adalah mengelola dan menghitung data billing. Informasi billing kemudian dikirim ke pusat billing untuk di proses lebih lanjut ( melalui tape atau link-data langsung dari AM ). Fungsi lain yang termasuk pemrosesan data administrasi adalah pengelolaan dan aktivitas dan call system yaitu misalnya data trafik dan report ujuk-kerja system.

Pengelolaan Memori Program-program maupun data-data sentral disimpan terutama pada disk system yang berada di AM. AM melaksanakan pengontrolan transfer data antara median penyimpan data yaitu antara memori-memori system ( di SM-SM mkaupun di AM sendiri ) maupun antara memori dengan disk system bahkan ke tape sekalipun.

Pemeliharaan sistem AM bertanggung jawab untuk pemeliharaan ( maintenance aspect ) dari system secara keseluruhan sehingga sentral akan selalu dalam kondisi yang baik AM akan menjalankan program-program diagnostik baik secara rutin maupun interupsi dari perangkat/bagian yang mengalami suatu problem. AM juga dapat meminta SM-SM untuk melakukan selftesting. Sarana interface AM juga berfungsi mengendalikan komunikasi antara dengan sentral yaitu melalui terminal-terminal yang ada. Sebagai contoh terminal adalah MCC yang dengan perantara perangkat tersebut dapat menampilkan antara lain kondisi sentral, alarm system disamping disediakan pula area untuk memasukkan perintah ( command ) untuk mengendalian system secara manual.

KOMPONEN-KOMPONEN AM AM Prosessor AMP terdiri dari CPU ( Central Processor Unit ) dan MAS ( Main Store ), CPU memiliki enam fungsi utama yaitu : Mengeksekusi program yang dilakukan oleh perangkat yang disebut sebagai mikro-prosessor. Program-program tersebut adalah sentral (misalkan pencarian rutin dan sebagainya )

Mengeksekusi program-program yang diminta baik oleh SM maupun oleh petugas. Memproses data administrasi yaitu misalkan mengeluarkan report secara periodik, menghitung billing dan sebagainya.

Memonitor operasi system yaitu antara lain mencatat ( record ) perangkat-perangkat OOS (out-off-service) dan sebagainya.

Memperbaharui data memori/register pada CPU yang Stanby Mengelola tranfer data antara memori ( MAS dengan memori SM ) maupun dengan disk.

MAS yang merupakan bagian dari AMP adalah memori utama pada AM yang berfungsi menyimpan data-data maupun program-program. IOP ( Input/Output Prosessor ) IOP mengontrol transfer data antara AM dengan perangkat luar yaitu antara lain dengan VDU ,printer, unit-tape, remote terminal dan sebagainya.

DISK UNIT Fungsi dari unit disk yaitu : Menyimpan copy dari software yang digunakan oleh sentral (SESS). Jika data pada MAS hilang maka dapat diisikan kembali dari disk tersebut. Menyimpan data dari komfigurasi hardware dari system (misal konfigurasi saluran pelanggan,trunk dan sebagainya) Menyimpan data billing ( yang telah dikumpulkan oleh AM ) untuk sewaktu-waktu dapat dipindahkan ke tape guna diproses lebih lanjut oleh pusat billing)

UNIT TIPE Tape adalah sarana penyimpan data/program yang merupakan backup dari disk system

MCC merupakan sarana komunikasi utama antara sentral dengan petugas.. Fungsi dari MCC tersebut antara lain: Mendisplaykan status system Untuk mengontrol, mentest system dengan perantaraan commandcommand yang ada Untuk me-recovery system Untuk mengakses data sentral

AM

DSCH

CM MSGS QGP MMP .... MMP

QLQLP TMS SPS

Gambar 2 : KONFIGURASI MODULAR 5ESS-CM

NCT LINKS

CM
(Proses Penyambungan)

SM
(Proses panggilan)

AM
(Proses Administrasi)

Gambar 1 Communication Linkage Fungsi utama CM (Communication Modul) sebagai Hub (Focal Point): a. b. c. d. Call Switching Massage Switching Network Timing Normal Pump

DSCh (Dual Serial Channel) berfungsi menangkap dan me-relay Control Massage. NCT (Network Control and Timing) mengkoneksikan tiap SM dan CM.

KOMPONEN UTAMA CM :

1. MSGS (massage Switch) terdiri dari :

a.

MSCU (massage Switch Control Unit) : Berfungsi menyediakan control bagi MSPU.

b.

MSPU (Massage Switch Periperal Unit): berfungsi memproses Control Time Slot untuk mengontrol massage Switching ke AM atau SM.

2. TMS (Time Multiplexing Switch) terdiri :

a.

CMCU (Communication Modul Control Unit) : Berfungsi sebagai Timing dan menyediakan Control bagi TMS.

b.

TMSU (Time Multiplexing Switch Unit) : Berfungsi melakukan swiching call antar trunk.

JENIS-JENIS CM:
1. Type CM1 : Generasi Pertama Tersusun dari 4 Kabinet 2. Type CM2 : Tersusun dari 2 s/d 12 Kabinet Dapat mensuport 192 SM Classic atau Kombinasi antara SM Classic dan SM-2000. 3. Type CM2 dengan Quat Link Packet Switch : Ditambah Kapasitas Control Massage. Tersusun dari 2 s/d 12 Kabinet. Aplikasi pada Sentral Besar SM-2000 4. Type CM2C : Digunakan untuk Sentral Kecil. Tersusun minimal 2 Shelf dan digabungkan dengan Kabinet SM.

SISTEM TIMING JARINGAN DIGITAL : CM berfungsi memberikan Timing untuk Sentral. Informasi dari CM disebar kesemua SM CM akan mengirim sinyal timing 8 Khz setiap detik ke SM-SM.

CM juga memberikan Timing referensi ke sentral lain untuk sinkronisasi melalui hubungan trunk dengan sentral lain.

PROSES PANGGILAN CM: CM bertugas melakukan penyambungan Panggilan (SM-SM) atau penyambungan Pesan Kontrol (SM-AM) CM dikontrol oleh AM untuk menjalankan Fungsi Penyambungan maupun Fungsi Kontrol TMS (Time Multiplexing Switch) Menyediakan Jalur Fisik untuk menghubungkan SM-SM, serta TSM merupakan tempat terjadinya penyambungan time slot untuk panggilan antar SM. QLPS (Quad Link Packet Swich) berfungsi Menangani pesan-pesan kontrol dari dan ke SM-2000 MSGS (Massage Switch) berfungsi Menghubungkan tiap pesan ke AM dan Menyediakan MMP (Module Massage Processor) untuk pesan kontrol dari dan ke SM Clasik. QGP (Quad Link Packet Switch Gateway

Processor) merupakan gateway untuk Menangani lalu lintas kontrol (SM2000AM) dan (SM2000-SM Classic). PROSES PANGGILAN:
1. IDLE SCANING, kondisi Off-Hok (gagang terangkat) terdeteksi oleh Signal Processor di SMP. 2. ORIGINATING, akan dikirim dial tone (untuk proses panggilan dari line), Jika Panggilan dari Incoming trunk, sinyal yang akan dikirim tergantung dari jenis signaling trunk yang dipakai. 3. DIGIT RECEPTION & ANALYSIS, digit yang Diterima disimpan dalam LDSU. SMP akan menghitung dan memberi timer untuk digit-digit yang masuk, dilanjutkan Proses analisis digit untuk menentukan tujuan panggilan. 4. ROUTING, originating SM akan mencapai Lokasi Routing untuk nomor pelanggan yang dituju. Untuk Routing ke Trunk, originating SM akan mengirim control massage ke AM. AM akan mencari trunk yang kosong (idle). 5. RESOURCE ALLOCATION, melibatkan AM dan SM-SM, digunakan bantuan AM untuk Proses penyambungan panggilan. 6. OUTPULSING & RINGING : Terminating SM akan mengirim Ringging ke Pelanggan yang dipanggil dan Ring Back Tone ke Pelanggan di Originating SM.

7. SPEECH, jika pelanggan yang dipanggil menjawab, maka akan terjadi pembicaraan. 8. DISCONNECT, terjadi jika pelanggan telah selesai melakukan pembicaraan.

PROSES PANGGILAN :
1. IDLE SCANING, unit perihperal line akan mendeteksi kondisi OffHok (gagang terangkat) pada semua line yang idle. Signal processor di SMP akan mendeteksi setiap perubahan status sirkit. Apabila pelanggan mengangkat Hand Set maka SMP akan mendeteksi status sibuk dan ditandai status busy (sibuk) dan originating berlangsung. 2. ORIGINATING, Jika ada permintaan untuk proses panggilan, system akan mempersiapkan dukungan service pada sirkit tersebut. Jika permulaan dating dari line akan dikirim dial tone (untuk proses panggilan), jika dating Incoming trunk, sinyal yang akan dikirim tergantung dari jenis signaling trunk yang dipakai. 3. DIGIT RECEPTION & ANALYSIS, Digit yang diterima disimpan dalam LDSU digit. SMP akan menghitung dan memberi timer untuk digit-digit yang masuk dan digit-digit tersebut harus diterjemahkan (decode). Kemudian dilanjutkan Proses analisis digit untuk menentukan tujuan panggilan (destinasi) dan selanjutnya dilakukan routing panggilan. 4. ROUTING, originating SM akan mencari Lokasi Routing untuk nomor pelanggan yang akan dituju di Routing SM. Di Routing SM berisi informasi port terminating line untuk pelanggan yang dituju. Untuk Routing ke Trunk, originating SM akan mengirim control massage ke AM. AM akan melakukan fungsi routing dan mencari trunk yang kosong (idle). 5. RESOURCE ALLOCATION, proses ini melibatkan AM dan SMSM, Proses panggilan antara SM-SM dan Trunk (Incoming/Outgoing) memerlukan bantuan AM untuk proses penyambungan panggilan. 6. OUTPULSING & RINGING : Jika panggilan berakhir ke line pelanggan, Terminating SM akan mengirim Ringing ke Pelanggan yang dipanggil dan Ring Back Tone ke Pelanggan di Originating SM. Untuk panggilan melalui trunk, SM akan menduduki (seizure) trunk outgoing dan menunggu respon dari sentral lawan dan mengirim digit-digit.

7. SPEECH, jika pelanggan yang dipanggil menjawab (angkat gagang), maka hubungan data suara/voice tersambung antara dua pelanggan tersebut. 8. DISCONNECT, terjadi jika pelanggan telah selesai melakukan pembicaraan, kondisi Hand Set On Hook.

SYSTEM KOMUNIKASI Sentral ERICSSON - MD110

1. SISTEM DAN STRUKTUR MEKANIK.

Ericsson MD110 sistem komunikasi bisnis menawarkan suatu arsitektur yang baru untuk menopang cara-cara baru dalam meningkatkan performansi komunikasi telepon. MD110 adalah system sentral telepon yang dapat dioperasikan pelanggan, menawarkan solusi bagi jaringan telekomunikasi dengan keunikannya dalam menggabungkan keahlian Ericsson dibidang switching, jaringan , terminal dan komunikasi bergerak.

Berdasarkan modul dan arsitektur distribusi, MD110 memberikan dasar untuk suatu jaringa suara(voice) dan aplikasi-aplikasi multi media, sehingga dengan arsitektur terdistribusi dapat melayani dari 100-200 sampai 20.000 atau lebih pengguna dikampus, kantor atau lingkungan perusahaan dalam berbagai konfigurasi dan lokasi.

2. KONSEP DISTRIBUSI DARI MD 110. Yang menjadi pegangan dari MD110 adalah arsitektur pendistribusiannya. Arsitektur system ini dibangun disekitar system itu sendiri yang dapat dirakit untuk mendapatkan lebih dari 20.000 ss pelanggan.

Modul-modul dasar yang terbesar dari MD110 adalah Line Interface Modul (LIM). Setiap LIM mendukung secara penuh operasionalnya sendiri setelah dilengkapi prosessor, perangkat lunak, switching dan unit-unit perencanaan sendiri, demikian pula dengan extension dan trunknya. Sistem MD110 dapat terdiri dari konfigurasi satu LIM yang berdiri sendiri atau beberapa LIM yang berhubungan, dioperasikan dengan daya proses yang terdistribusi penuh dan perangkat lunak yang digunakan sama.

Hubungan antara LIM dibuat melalui suatu standar interface 2Mbit, ini berarti jika LIM LIM dapat diinstalasi dalam posisi saling membelakangi pada lokasi yang sama atau dalam model yang tersebar sesuai dengan kondisi setempat, misalnya didalam suatu gedung atau area geografis yang tersebar. Semenjak setiap LIM berdiri sendiri, LIM akan kontinyu bekerja meskipun komunikasi dengan system lain yang sedang istirahat dipisahkan. Ini berarti resiko system rusak secara total praktis dihilangkan dan membuat system menjadi sangat handal. Bila LIM difungsikan secara remote ( lewat hubungan-hubungan 2Mbit system) di kantor-kantor lokal, bila hubungan dengan kantor utama putus dengan konsep distribusi tetap dapat dilakukan hubungan internal dan eksternal. Hubungan trunk kesentral toll dapat diorganisir didalam jalur yang berbeda didalam LIM-LIM yang berbeda pula, hal ini meminimalkan resiko kegagalan outgoing call.

OAM Optional Aplication Module Disiapkan 19 pairs untuk optional perangkat atau aplikasi lainnya.

PWM Power Module 2x12,5 A x 48 V (nominal) 1.200 W; Power dengan biaya efektif untuk sampai dengan 600 pelanggan digital; Satu PWM dapat melayani sampai dengan 4 module (PSM atau IFM); Battere siap pakai 26 Ah (optional).

PBM Power Back-up Module. 2x26 Ah

ACM All Contained Module Terdiri dari PSM, power suplay dan battere cadangan. Didalam ACM power suplay dan cabling dipasang dibagian dasar untuk menghemat ruangan.

PDM Power Distribution Module Dilengkapi dengan pembatas arus untuk melayani 10, 20 atau 30 module.

MDM Main Distribution Module Disiapkan internal MDF untuk alternatif penggunaan system ukuran kecil bila tidak menggunakan eksternal MDF. Kapasitas 416 line pada sisi sentral dan 520 line di sisi pelanggan dari MDF.

Catuan Utama 115 230 V AC,+/- 15 %, 50-60 Hz (standar IEC 950).

PENYIMPANAN DATA : DRAM, hard disk yang terintegrasi untuk memori cadangan PC pengaman cadangan (optional).

Data Pelanggan Analog : Current feed resistance = 2x400 ohm, 48 V; Tahanan loop = 1.800 ohm termasuk pesawat terminal;

Data Pelanggan Digital : Panjang saluran maksimal = 1.000 mtr;

Switching Network. Time Division Multiplex; Secara fisik terdiri dari single-stage (non blocking switch).

Data Trunk Analog Tahanan loop = 1,800 ohm (ke sentral PSTN), 2.000 ohm (ke Tie line).

Data Transmisi. Coding = A Law PCM coding (CCITT G.711); Crosstalk Attenuation (CCITT Q.517).

Multi-node networking Fasilitas transparan penuh menggunakan feature line, standard 2 MB, PCM, G.703.

KONFIGURASI Dengan standard konfigurasi dari 4 LIM dapat menyediakan 640 ss pelanggan (cordless, digital maupun analog) dan 256 trunk.

4. KARAKTERISTIK. Prinsip kunci dari disain dan struktur system modular memberi keuntungan : Perbandingan kapasitas;

Pembangunan awal dapat dipertimbangkan lebih kecil meningkat ke yang lebih besar sesuai dengan kebutuhan, atau sebaliknya dapat dikurangi bila ingin direlokasi ketempat lain yang ingin diekspansi. Kelenturan ; Cukup untuk memproses dan menswitch power didalam system untuk memberi kelengkapan performansi sampai kepelanggan terakhir dengan cara-cara pemakaian yang optimum, bebas dari ukuran system. Kehandalan ; Dengan processing penuh dan switching power didistribusi keseluruh LIM, ganguan diperangkat hanya mempengaruhi LIM yang berfungsi buruk, tidak untuk seluruh system. Desentralisasi ; Modul-modul dapat didistribusikan dengan flexible melampaui area pelayanan, tanpa mengurangi fungsi layanan (feature) yang ada.

5. FASILITAS (FITUR) SISTEM. Penambahan pada arsitektur system terdistribusi dan bangunan modular MD110 menawarkan fitur: Telepon bergerak tanpa kabel; Nomor pribadi; Free seating; Penyempurnaan voice mail; Alarm pesan; Hubungan telepon IP; Jaringan (komunikasi data);

Anda mungkin juga menyukai