Anda di halaman 1dari 6

Nematoda Jaringan

Nematoda Jaringan yang penting pada manusia antara lain adalah : a. Wuchereria bancrofti b. Brugia malayi c. Brugia timori

d. Loa loa e. Onchocerca volvulus

Wuchereria bancrofti Wuchereria bancrofti merupakan parasit manusia yang menyebabkan penyakit filariasis bankrofti atau wukereriasis bankrofti. Penyakit ini tergolong dalam filariasis limfatik. Parasit ini tersebar luas di daerah yang beriklim tropis di seluruh dunia dan terdapat di Indonesia. Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan kelenjar limfe. Betina berukuran 65 100 mm x 0,25 mm dan cacing jantan 40 mm x 0,1 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung dengan ukuran 250 300 mikron x 7 8 mikron. Bentuk infektif parasit ini adalah mikrofilaria. Pada umumnya mikrofilaria Wuchereria bancrofti bersifat periodisitas nokturna, artinya mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah tepi pada wktu malam. Pada siang hari, mikrofilaria terdapat di kapiler alat dalam (paru paru, jantung , ginjal, dan sebagainya). Vektor nyamuk ini adalah Anopheles atau Aedes. Gejala klinis filariasis limfatik dapat dibagi dalam 2 kelompok. Yang disebabkan oleh cacing dewasa menimbulkan limfadenitis dan limfangitis retrograd dalam stadium akut disusul dengan obstruktif menahun 10-15 tahun kemudian. Diagnosis parasit ini dapat dilakukan dengan: a. Diagnosis Parasitologi Deteksi parasit yaitu menemukan mikrofilaria di dalam darah, cairan hidrokel pada pemeriksaan sediaan darah tebal, teknik konsentrasi Knott, membran filtrasi dan tes provokatif DEC.

Diferensiasi spesies dan stadium filaria, yaitu dengan menggunakan pelacak DNA yang spesies spesifik dan antibodi monoklonal untuk mengidentifikasi larva filaria dalam cairan tubuh dan dalam tubuh nyamuk vektor sehingga dapat membedakan antara larva filaria yang menginfeksi manusia dengan yang menginfeksi hewan.

b. Radiodiagnosis Pemeriksaan dengan USG pada skrotum dan kelenjar getah bening inguinal pasien akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak. Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang ditandai dengan zat radioaktif menunjukkan adanya abnormalisasi sistem limfatik sekalipun pada penderita yang asimptomatik mikrofilaremia. c. Diagnosis Imunologi Dengan teknik ELISA dan immunochromatographic test (ICT). Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi antigen Wuchereria bankrofti dalam sirkulasi.

Brugia malayi Brugia malayi dapat dibagi dalam dua varian: yang hidup pada manusia dan yang hidup pada manusia dan hewan, misalnya kucing, kera, dan lain-lain. Penyakit yang disebabkan Brugia malayi disebut filariasis malayi.Brugia malayi hanya terdapat di Asia, dari India sampai ke Jepang termasuk Indonesia. Cacing dewasa jantan dan betina hidup di pembuluh limfe. Yang betina berukuran 55 mm x 0,09 mm sedangkan yang jantan 22-23 mm x 0,09 mm. Ukuran mikrofilaria malayi 200-260 mikron x 8 mikron. Bentuk infektif parasit ini berupa mikrofilaria dan memiliki periodisitas periodik nokturna, subperiodik nokturna atau non periodik. Pada hewan, mikrofilaria ditularkan oleh nyamuk Mansonia dan pada manusia ditularkan oleh nyamuk An. barbirostris. Masa pertumbuhannya di dalam nyamuk kurang lebih 10 hari dan pada manusia kurang lebih 3 bulan. Di dalam tubuh nyamuk kedua parasit ini juga mengalami dua kali pergantian kulit, berkembang dari larva stadium I menjadi larva stadium II dan III.

Gejala klinis pada stadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala peradangan saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis biasanya mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering timbul setelah penderita bekerja berat di ladang dan sawah. Diagnosis parasit ini dapat dilakukan dengan cara :

Diagnosis parasitologi : dengan menemukan mikrofilaria di dalam darah. Radiodiagnosis umumnya tidak dilakukan pada filariasis malayi. Pengobatan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi DEC. Pengomsumsiannya yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari.

Brugia timori Parasit yang terdapat pada manusia, penyakit yang disebabkan Brugia timori disebut filariasis timori. Brugia timori hanya terdapat di Indonesia Timur di Pulau Timor, Flores, Rote, alor dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur. Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan pembuluh limfe. Bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Yang betina berukuran 21-39 mm x 0,1 mm , yang jantan berukuran 13-23 mm x 0,08 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung. Ukuran mikrofilaria Brugia timori 280-320 mikron x 7 mikron. Brugia timori mempunyai sifat periodik nokturna. Brugia timori memiliki bentuk infektif berupa microfilaria. Hospes definitifnya adalah manusia. Vektor parasit ini adalah nyamuk Anopheles barbirostris. Masa pertumbuhannya di dalam nyamuk kurang lebih 10 hari dan pada manusia kurang lebih 3 bulan. Di dalam tubuh, parasit ini mengalami 2 kali pergantian kulit, berkembang dari larva stadium I menjadi larva stadium II dan III. Gejala klinis pada stadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala peradangan saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis biasanya mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering timbul setelah penderita bekerja berat di ladang dan sawah. Diagnosis parasit ini dapat dilakukan dengan cara :

Diagnosis parasitologi

: dengan menemukan mikrofilaria di dalam darah.

Pengobatan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi DEC. Pengomsumsiannya yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari. Loa loa Parasit ini hanya ditemukan pada manusia. Penyakit yang ditimbulkan disebut loaiasis atau Calabar swelling (fugitive swelling). Loasiasis banyak terdapat di Afrika Barat, Afrika Tengah, dan Sudan. Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan, cacing betina berukuran 50 70 x 0,5 mm sedangkan cacing jantan berukuran 30-34 mm x 0,35 0,43 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada siang hari dan dalam paru-paru pada malam hari. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh cacing dewasa yaitu gangguan di konjungtiva mata dan pangkal hidung dengan menimbulkan iritasi pada mata, mata sendat, sakit, pelupuk mata menjadi bengkak sehingga mengganggu penglihatan. Pada saat-saat tertentu penderita menjadi hipersensitif terhadap zat sekresi yang dikeluarkan oleh cacing dewasa dan menyebabkan reaksi radang bersifat temporer. Kelainan yang khas ini dikenal dengan Calabar swelling atau fugitive swelling. Diagnosis yang dibuat dengan menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil pada waktu siang hari atau menemukan cacing dewasa dari konjungtiva mata ataupun dalam jaringan subkutan. Dietilkarbamasin merupakan obat utama pengobatan loaiasis selama 40 tahun ini. Dosisnya adalah 2 mg/kg berat badan/hari, diberikan 3 kali sehari sesudah makan selama 14 hari. Onchocerca volvulus Onchocerca volvulusbanyakditemukan di daerahtropis yang

mempunyaibanyaksungaidenganarus yang deras.Infeksicacinginitelahdilaporkan di daerahAfrika, Arab, Guatemala, Meksiko, Venezuela danColomiabrazilia, Ecuador .Cacing filarial initerkenaldengantigagejalautama yang

ditimbulkanyaitukebutaan, dermatitis, dantimbulnyanodulussubkutan.Nama lain

daricacingOnchocerca volvulusadalahfilarial volvulus, Onchocercacaecutiens, River blindness.Ukurancacingjantan 200 40 mm x 0,13 0,21 mm sedangkan cacing betina 330 500 mm x 0,27 0,4 mm. Warnanya keputih-putihan, ujung anterior bulat tumpul dan terdapat papilla 1 lateral dan 4 submedian. Tidak terdapat appendages. Pada ujung posterior, bentuk jantan melengkung ke ventral, berakhir dalam bentuk bulbus,sedangkan betina melengkung ke ventral. Papilla jumlahnya variable ( perianal dan caudal). Tidak terdapat alae Cacing dewasa ini dapat ditemukan di jaringan kulit. Karena begitu panjang cacing betina ini, sehingga melingkar- lingkar di kulit dan membentuk nodul. Bentuk infektif parasit ini adalah mikrofilaria. Ukuran panjang 150 370 mikron dan lebar 5 9 mikron (rata-rata panjang 290 mikron dan lebar 7 mikron). Ujung anterior tumpul membulat, tidak terdapat stylet. Ujung posterior mengecil secara mendadak dan ujungnya membengkok (ekor runcing dan bebas inti). Inti sel pada ujung posterior not terminal (ekor tidak berinti). Gerakan lambat, berputar. Tidak bersarung. Gejala klinis yang disebabkan parasit ini yaitu adanya kelainan kulit (tipe forest) dan kelainan mata (tipe savanna). Ada dua macam proses patologi yang disebabkan parasit ini, pertama oleh cacing dewasa yang hidup dalam jaringa ikat yang merangsang pembentukan serat-serat yang mengelilingi cacing dalam jaringan, kedua oleh mikrofilaria yang dikeluarkan oleh cacing betina dan ketika mikrofilaria beredar dalam jaringan menuju kulit. Pada umumnya lesi mengenai kulit dan mata. Kelainan yang disebabkan oleh cacing dewasa merupakan benjolan-benjolan yang dikenal sebagai onkoserma dalam jaringan subkutan. Kelainan yang ditimbulkan oleh mikrofilaria lebih hebat daripada oleh cacing dewasa karena mikrofilaria dapat menyerang mata dan menimbulkan gangguan pada saraf-saraf optik dan retina mata. Diagnosis dapat dilakukan dengan adanya nodul subkutan, hanging groin, kelainan kulit seperti kulit macan tutul (leopard skin), atrofi kulit, kelainan pada mata berupa keratitis, limbitis, uveitis dan adanya mikrofilaria dalam kornea. Secara parasitologik, dapat dilakukan dengan menemukan mikrofilaria atau cacing dewasa dalam benjolan subkutan.

Diagnosis dibuat dengan menemukan mikrofilaria pada biopsi kulit, tes serologi untuk menunjang diagnosis onkoserkosis. Ultrasonografi nodul untuk menentukan beratnya infeksi. Pelacak DNA menggunakan teknik multiplikasi DNA dengan pelacak ONCHO-150 yang spesies spesifik. Mazotti test dapat dilakukan dengan memberikan 50 mg DEC, kemudian diobservasi selama 1-24 jam untuk mengetahui adanya reaksi berupa gatal, erupsi kulit, limfadenopati dan demam.

Anda mungkin juga menyukai