Anda di halaman 1dari 12

HEMATOLOGI

A. PENENTUAN GOLONGAN DARAH Hasil Pengamatan


Nama sample : Gladiola Nadisha Umur / Jenis Kelamin : 20 tahun / perempuan Golongan darah :A

Diskusi Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup karena perannya terutama dalam pengangkutan zat-zat penting bagi metabolism tubuh. Jika darah mengalami gangguan maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu juga. Fungsi dari golongan darah antara lain mengangkut oksigen ke paruparu ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paruparu, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkat sari-sari makanan dari seluruh jaringan tubuh kea lat-alat ekskresi, mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air ke seluruh tubuh untuk diedarkan, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif kea lat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung di dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A memilki sel darah merah dengan dengan antigen A di permukaan sel membrane sel dan menghasilkan antibody terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B dan menghasilkan antibody terhadap antigen A. Individu dengan golongan drah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan

antibody terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan darah O (nol) memiliki sel drah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah maka dari itu sebelum dilakukan transfuse darah maka penting dilakukan penggolongan darah. 1. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A. (golongan darah A) 2. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B. (golongan darah B) 3. Jika kedua serum menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B. (golongan darah AB) 4. Jika kedua serum tidak menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen. (golongan darah O). Aglutinogen merupakan merupakan polisakarida dan terdapat tidak saja terbatas di sel darah merah namun juga di kelenjar ludah, pancreas, hati, ginjal, paru-paru, dan testis. Aglutinogen dibedakan menjadi dua yatitu aglutinogen A dan B. Sedangkan aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel misalnya antibodi.

Pada praktikum penggolongan drah kali ini dilakukan pada sampel Gladiola Nadisha dengan jenis kelamin perempuan berumur 20 tahun. Percobaan dilakukan dengan cara menusuk ujung jari yang telah dibasahi alcohol 70% dengan lanset hingga meneteskan darah. Kemudian darah diteteskan 3 kali di masing-masing tepi dan bagian tengah object glass yang telah ditandai A, B, dan C. Setelah didapatkan sampel, darah A ditetsi dengan serum antigen A, darah B dengan serum antigen B dan darah ketiga dengan serum antigen A dan B. Kemudian dilakukan pengamatan. 2

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa darah yang ditetesi serum antigen A, DAN AB mengalami penggumpalan. Penggumpalan terjadi akibat adanya antibodi B yang dihasilkan darah terhadap antigen A dan AB. Dari hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa Gladiola Nadisha memiliki golongan darah A.

Kesimpulan Sampel bergolongan darah A sebab terjadi penggumpalan atau aglutinasi pada saat darah ditetesi serum antigen A, dan AB. Aglutinasi terjadi akibat adanya antibodi yang bereaksi dengan antigen A, dan AB.

B. HITUNG JUMLAH ERITROSIT


Hasil Pengamatan Nama sample : Mahardika Rahmawati

Umur / Jenis Kelamin : 18 tahun / perempuan Diagnosa / KU Hasil hapusan Sel yang ditemukan : Anemia :: Eritrosit

Diskusi Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan hitung eritrosit, percobaan ini bertujuan untuk menghitung jumlah eritrosit dalam 0.5 ml darah. Pada sample dilakukan pengambilan darah vena sebanyak 5 ml. Namun dalam percobaan ini hanya digunakan 0.5 ml darah untuk dilakukan pengenceran sebanyak 200 kali. Pada pengambilan darah vena umumnya dapat dilakukan pada semua vena yang cukup besar dan superfisial, yang paling sering digunakan adalah vena cubiti. Mula-mula pasien diminta untuk menjulurkan tangan dan operator mengamati dimana letak dari pembuluh darah vena cubiti, apabila telah menemukan selanjutnya torniquet dipasang pada lengan atas pasien. Kemudian pada kulit di daerah vena tersebut diolesi dengan alkohol 70% yang berfungsi untuk desinfeksi kulit. Kemudian dilakukan pengambilan darah dengan syringe sebanyak 5 ml. Apabila telah diambil, jarum dilepas dari syringenya lalu darah dimasukkan lewat dinding botol yang telah diisi antikoagulan, prosedur ini dilakukan secara perlahan agar tidak timbul buih. Kemudian dikocok perlahan dengan gerakan memutar di atas meja agar darah dan antikoagulan tercampur merata. Anti koagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Selanjutnya dilakukan prosedur pengenceran, pertama-tama dengan

menghisap darah vena sampai tanda 0.5 (untuk pengenceran 200 kali). Apabila melebihi batas sedikit darah dapat dikeluarkan dengan menempelkan tisu pada ujung pipet thoma sampai darah tepat pada batas 0.5. Dengan segera larutan hayem dihisap hingga mencapai tanda 101. Selama penghisapan pipet diputar-putar melalui sumbu panjangnya agar larutan hayem dan darah dapat tercampur dengan baik. Larutan Hayem adalah larutan isotonis yang dipergunakan sebagai pengencer darah dalam penghitungan sel darah merah. Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur, sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja. Komposisi dari larutan Hayem, antara lain : 4

HgCl (0.25 ml) NaCl (0.50 ml) Na2SO4 (2.50 ml) Aquadest (100 ml)

Selanjutnya kedua ujung pipet ditutp dengan ibu jari dan jari telunjuk dan dikocok dengan gerakan horizontal pada sumbu panjangnya selama 2 menit. Kemudian larutan hayem yg terpadat pada bagian kapiler pipet thoma dan yang tidak mengandung darah dibuang dengan meneteskan 6 tetes larutan keluar. Selanjutnya, larutan darah dimasukkan ke dalam kamar penghitung yang telah dipersiapkan dan dibersihkan sebelumnya dengan menempatkan ujung pipet pada tepi gelas penutup. Karena daya kapiler, maka larutan darah akan mengalir masuk antara gelas penutup dan kamar penghitung sehingga mengisi kamar penghitung. Larutan darah yang dimasukkan tidak boleh terlalu banyak, cukup bila telah mengisi daerah penghitung. Apabila terlalu banyak maka gelas penutup akan mengapung, dan apabila ini terjadi maka harus mengulangi prosedur, dan tidak boleh menghisap larutan darah yang terlalu banyak tersebut dengan kertas saring kapas, dsb, karena dapat menyebabkan gangguan distribusi sel-sel dalam kamar penghitung. Kamar penghitung yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kamar penghitung improved neubeur. Pada kamar penghitung neubeur terdapat dua daerah penghitung, masing-masing terdapat empat persegi dengan sisi 3 mm. Empat persegi ini masing-masing dibagi menjadi 9 persegi yang sama besar, masing-masing mempunyai sisi 1 mm. Persegi yang letaknya ditengah dibagi menjadi 25 persegi yang sama besar. Setelah dibagi menjadi 25 persegi, tiap persegi dibagi menjadi 16 persegi kecil sama besar. Daerah hitung R1, R2, R3, R4, dan R5 akan digunakan untuk menghitung eritrosit. Untuk lebih jelasnya, kamar hitung tersebut akan ditunjukkan pada gambar berikut :

Gb. Kamar Hitung Improved Neubeur Kemudian dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 45X. Setelah dilakukan percobaan dengan prosedur di atas, maka jumlah eritrosit pada masing masing kamar hitung adalah sebagai berikut : 1. R1 : 72 2. R2 : 49 3. R3 : 55 4. R4 : 69 5. R5 : 60 Total jumlah eritrosit pada kelima kamar (N) : 305 Menurut penghitungan rumus jumlah eritrosit dalam darah sampel adalah : Kalkulasi = = = pengenceran 200 3.050.000 x x 50 N 50 x 305

Sedangkan harga normal eritrosit bagi wanita adalah 3.900.000 4.820.000 / cmm. Sehingga menurut hasil percobaan jumlah eritrosit sampel berada di bawah normal, dan dapat diperkirakan bahwa sampel menderita anemia. Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu komponen sel yang terdapat dalam darah, fungsi utamanya adalah sebagai pengangkut hemoglobin yang

akan membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan. Eritrosit berbentu bikonkaf dengan diameter sekitar 7,5 m, dan tebal 2 m namun dapat berubah bentuk sesuai diameter kapiler yang akan dilaluinya. Setiap eritrosit mengandung kurang lebih 29pg hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein yang berperan paling besar dalam transpor oksigen ke jaringan dan karbondioksida ke paru-paru.

Gb. eritrosit Karena hemoglobin terdapat pada eritrosit, maka kadar eritrosit tentunya mempengaruhi kadar hemoglobin. Pada hasil percobaan ditemukan bahwa kadar eritrosit sampel berada dibawah normal. Hal ini dapat mengindikasikan sampel terkena anemia. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. Gejala anemia mencakup kelesuan, konsentrasi yang buruk dan kelemahan. Sehingga dapat diinstruksikan pada sampel untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah seperti zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C, misalnya saja sayuran hijau, buah buahan, telur, daging, unggas ikan hati dan lain lain.

Kesimpulan Setelah melakukan percobaan hitung jumlah eritrosit tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar eritrosit sampel berada dibawah normal, dimana kadar eritrosit sampel adalah 3.050.000/cmm sedangkan kadar eritrosit normal untuk wanita

dewasa berkisar antara 3.900.000 4.820.000/cmm. Hal ini dapat dikarenakan sampel menderita anemia.

C. BLEEDING TIME
Hasil Pengamatan Nama sample : Nazala Zetta Zetira

Umur / jenis kelamin : 19 th / perempuan

Diskusi Bleeding Time adalah waktu dimulainya perdarahan hingga berhentinya darah mengalir. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan juga koagulasi. Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Sehingga, koagulasi merupakan bagian penting dari hemostasis, di mana fungsi utama mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara atau hemostatic thrombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan (vascular injury). Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu : a. Metode ivy Dalam metode Ivy, tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas danditingkatkan sampai 40 mmHg. Setelah itu bagian lengan bawah di lukai dengan jarum khusus. Waktu dari ketika menusuk sampai terjadi perdarahan dan pendarahan telah berhenti diukur dengan stopwacth disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik,kertas saring digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya.

b. Metode duke Untuk metode Duke, dilakukan pada bagian cuping telinga. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal pendarahan sampai pendarahan benarbenar berhenti. Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. alkohol harus ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka. Cara yang dilakukan pada metode ini sama dengan metode ivy hanya dilakukan pada tempat yang berbeda.

Pada praktikum yang kita lakukan hanya menggunakan metode duke, dengan cara insisi di daerah cuping telinga. Pada saat melakukan metode ini kita mengalami sedikit kendala karena darah yang dikeluarkan di daerah cuping telinga sangat sedikit sehingga pada saat melakukan metode ini cuping telinga harus ditekan agak keras agar darah keluar. Hasil pengamatan yang di dapatkan yaitu bleeding time selama 2 menit 40 detik, dengan jumlah noktah darah di kertas saring sebanyak 4. Nilai normal untuk pemeriksaan bleeding time ini yaitu selama 1-3 menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sample yang kita periksa memiliki bleeding time yang normal. Hal ini dapat dijelaskan dengan proses sebagai berikut, bila pembuluh kapiler tertusuk maka akan mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka , terjadilah

pembekuan dan fibrin yang terbentuk sehingga mencegah perdarahan yang lebih lanjut . Pada pemeriksaan yang kita lakukan ini darah yang keluar harus dihapus secara perlahan-lahan dengan kertas saring sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit. Setelah trombosit menumpuk pada luka , perdarahan berkurang dan tetesan darah makin lama makin kecil. Apabila terjadi perdarahan yang berkepanjangan setelah tusukan yang terkontrol, hal itu merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit.

Kesimpulan Dan hasil pemeriksaan bleeding time pada sampel dikatagorikan normal karena bleeding time yang didapatkan selama 2 menit 40 detik, dengan jumlah noktah dikertas saring 4. Nilai normal untuk pemeriksaan bleeding time ini selama 1-3 menit. Hasil bleeding time yang normal akibat adanya proses dari koagulasi (yaitu saat penambalan dinding pembuluh darah yang rusak oleh keping darah dan faktor koagulasi yang mengandung fibrin untuk menghentikan pendarahan dan memulai proses perbaikan) serta hemostasis yang terjadi dapat berjalan atau bekerja dengan baik, utamanya hemostasis primer, dimana pada proses tersebut akan terbentuk sumbat trombosit (trombosit plug) yang berfungsi segera menutup kerusakan dinding pembuluh darah.

D. CLOTTING TIME
Hasil Pengamatan Nama Usia/Jenis kelamin Lama waktu pembekuan Diagnosa : Mahardika Rahmawati : 18 tahun / Perempuan : 10 menit 30detik : Normal

Diskusi Tabung 1 2 3 Waktu Pembekuan 3 menit 30detik 2 menit -

10

Pada praktikum hematologi kali ini, kami melakukan pemeriksaan clotting time. Clotting time merupakan suatu pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui waktu yang diperlukan darah untuk membeku, hasil dari clotting time bisa digunakan untuk mengukur aktivitas aktivitas dari faktor faktor koagulasi, seperti faktor yang membentuk tromboplastin, faktor yang berasal dari trombosit, serta kadar fibrinogen. Pada pemeriksaan clotting time, kita tidak selalu akan mendapatkan waktu pembekuan darah yang normal, yaitu 5-15 menit. Banyak hal yang dapat menyebabkan keabnormalan waktu pembekuan darah dapat dikarenakan kesalahan sampling atau pembekuan darah yang terlalu cepat. Disisi lain hasil yang mengindikasikan abnormal ini dapat mengetahui bahwa pasien tersebut mengidap suatu penyakit yang berkaitan dengan kekurangan faktor koagulasi seperti penyakit hemofilia, Von willebrand, trombositosis, dan trombositopenia. Pada pemeriksaan ini kami menggunakan metode lee-white atau metode tabung. Prinsip pemeriksaan clotting time adalah waktu pembekuan darah yang diukur sejak darah keluar sampai terjadi suatu bekuan sempurna dalam kondisi spesifik. Pada prosedur praktikum clotting time diawalidengan pemasangan manset tensimeter pada lengan atas pasien, setelah itu dilakukan pemilihan lokasi penusukan pada satu tempat yang kira-kira 3cm dibawah lipat siku. Kemudian lokasi tersebut dibersihkan dengan kapas alcohol 70% dan tunggu hingga kering. Setelah kering, tusuklokasi yang sudah ditentukan tersebut dengan menggunakan syringe 5cc, nyalakan stopwatch pada saat darah keluar, dan ambil darah sebanyak 5ml. Setelah darah diambil, darah dimasukkan pelan-pelan kedalam 3 tabung melewati dinding masing-masing tabung sebanyak1mldan tunggu selama 5 menit. Setelah tepat 5 menit kemudian tabung 1 diangkat dan dimiringkan 450, ulangi tindakan serupa selang 30 detik sampai terjadi bekuan yang sempurna, dan catat waktunya. 30 detik berikutnya lakukan hal yang serupa pada tabung 2 sampai terjadi bekuan sempurna, dan catat waktunya. Selang 30 detik berikutnya lakukan hal serupa pada tabung 3 sampai

11

terjadi bekuan yang sempurna. Kemudian matikan stopwatch dan catat waktunya. Waktu pembekuan pada tabung ketiga dilaporkan sebagai hasil pemeriksaan. Setelah ditunggu selama 5 menit, hasil pemeriksaan pada tabung 1 darah membeku memerlukan waktu selama 3 menit 30 detik. Kemudian pada tabung kedua darah membeku selama 2 menit, sedangkan pada tabung ketiga darah sudah membeku ketika akan dilakukan pemeriksaan waktunya, sehingga waktu clotting time yang didapatkan adalah 10 menit 30 detik. Nilai normal dari waktu bekuan darah adalah 5-15 menit. Sehingga waktu pembekuan darah pada pasien dikategorikan normal.

Kesimpulan Setelah melakukan percobaan clotting time dapat disimpulkan bahwa waktu pembekuan darah sampel adalah normal, dimana waktu pembekuan darah sampel adalah 10 menit 30 detik dan waktu pembekuan yang normal adalah antara 5-15 menit.

12

Anda mungkin juga menyukai