Anda di halaman 1dari 7

BAB I PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI


Perilaku Organisasi PO (organizational behavior OB) adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu terapan yang dibentuk berdasarkan kontribusi dari sejumlah bidang yang berkaitan dengan perilaku. Bidang-bidang yang utama adalah psikologi dan psikologi sosial, sosiologi, antropologi, dan ilmu politik. Psikologi Psikologi (psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain. Psikologi Sosial Psikologi Sosial (Social Psychology) bidang dalam psikologi yang memadukan konsep dari psikologi dan sosiologi serta berfokus pada pengaruh seseorang terhadap orang lainnya. Sosiologi Sosiologi (sociology) merupakan studi tentang manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka. Antropologi Antropologi (anthropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia dan aktivitas-aktivitas mereka. Ilmu Politik Ilmu Politik merupakan studi tentang perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan politik.

Menurut Henry Mintzberg, seorang lulusan MIT (pada tahun 1960-an) menyimpulkan bahwa manajer melakukan seepuluh peran atau rangkaian perilaku yang berbeda dan saling berkaitan erat seperti : Peran Antarpersonal. Peran ini mencakup peran sebagai tokoh utama (figurehead), peran kepemimpinan, dan peran penghubung, Peran Informasional. Peran ini mencakup peran pemantau, peran penyebar, dan bertindak selaku juru bicara, Peran Pengambilan Keputusan. Peran ini mencakup peran kewirausahaan, sebagai penyelesai masalah, pengalokasian sumber daya, dan berperan sebagai negosiator.

Robert Katz mengidentifikasikan tiga keahlian mendasar manajemen, yaitu:

Keahlian Teknis. Keahlian teknis (technical skill) meliputi kemampuan untuk menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus. Keahlian Personal. Kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan memotivasi individu lain, baik secara individual maupun dalam kelompok, mendefinisikan keahlian personal (human skill). Keahlian Konseptual. Para manajer harus mempunyai keahlian konseptual (conceptual skill), yaitu kemampuan untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi-situasi yang rumit..

Jadi, menurut Robbins (1986) dalam bukunya Organizational Behavior: perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku manusia dalam organisasi dengan menerapkan pengetahuan dalam meningkatkan efektifitas organisasi. Secara singkat, perilaku itu berkenaan dengan studi apa yang dikerjakan oleh manusia dalam organisasi dan bagaimana perilaku itu mempengaruhi kinerja organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.

B. TUJUAN MEMAHAMI PERILAKU ORGANISASI


Perilaku organisasi memiliki sejumlah tujuan terpenting, yaitu: Prediksi Memprediksi perilaku orang lain adalah syarat penting bagi kehidupan keseharian kita. Perjalanan pergaulan hidup akan menjadi lebih mudah mengantisipasi perilaku-perilaku yang ada disekitar kita. Eksplanasi Penjelasan terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi. Prediksi dan eksplanasi adalah proses yang berbeda, bila prediksi kita berhadapan dengan persoalan apa yang akan terjadi di waktu mendatang, maka dalam eksplanasi kita dihadapkan dengan persoalan mengapa, misalnya, pekerja kurang produkti, kurang puas atau lambat dalam bekerja, dan sebagainya. Pengendalian Pengendalian atau kontrol atas perilaku yang terjadi dalam organisasi adalah tujuan ketiga dari perilaku organisasi. Semakin banyak perilaku atau kejadian yang dapat diprediksi, semakin banyak yang dapat dijelaskan, maka pada gilirannya akan dibutuhkan kontrol atau pengendalian perilaku. Maksudnya tidak lain agar perilaku individu dalam organisasi dapat selalu diarahkan ke arah yang positif yang menunjang pencapaian sasaran organisasi secara effektif.

Ketiga tujuan perilaku organisasi di atas, prediksi, eksplanasi dan pengendalian perilaku jelas berkaitan secara erat satu sama lain. Untuk memungkinkan proses pengkajian atau analisis dan kemudian akan melahirkan tindakan-tindakan lanjutan yang tujuannya adalah efektifitas.

C. TANTANGAN DAN PELUANG UNTUK PERILAKU ORGANISASI


Bagi para manajer, memahami PO merupakan hal yang sangat penting. Saat ini terdapat banyak tantangan dan peluang bagi para manajer untuk menggunakan konsep PO. Berikut beberapa persoalan yang dihadapi oleh para manajer dan di mana PO menawarkan berbagai solusi atau setidaknya beberapa wawasan penting yang mengara pada solusi.

Merespon Globalisasi
Organisasi tidak lagi dipisahkan oleh batas-batas nasional. Sebagai contoh semua pembuat mobil besar sekarang ini membuat mobil di luar perbatasan mereka ; seperti honda membuat mobil di Ohio; Ford di Brasil ; Volkswagen di Meksiko ; serta Mercedes dan BMW di Afrika Selatan. Contoh ini mengilustrasikan bahwa dunia telah menjadi sebuah desa global. Dalam prosesnya, pekerjaan manajer mengalami perubahan.

Mengelola Keragaman Angkatan Kerja


Salah satu tantangan paling penting dan berbasis luas yang sekarang ini dihadapi oleh organisasi adalah beradaptasi dengan individu-individu yang berbeda. Istilah yang kita gunakan untuk mendeskripsikan tantangan ini adalah keragaman angkatan kerja. Sementara globalisasi berfokus pada perbedaan di antara individu-individu dari negara yang berbeda, keragaman angkatan kerja membahas perbedaan di anatara individu dalam negara-negara tertentu. Keragaman angkatan kerja (workforce diversity) berarti bahwa organisasi menjadi semakin heterogen dalam hal gender, usia, ras, etnik, dan orientasi seksual. Mengelola keragaman telah menjadi sebuah persoalan global. Perjanjian kerja sama perdagangan Uni Eropa, yang membuka perbatasan di sebagian besar wilayah Eropa Barat, telah meningkatkan keragaman angkatan kerja di organisasi yang beroperasi di negara-negara seperti Jerman, Portugal, Italia, dan Prancis.

Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas


Pada tahun 1990-an, organisasi di seluruh dunia meningkatkan kapasitas sebagai respons terhadap permintaan yang meningkat. Perusahaan menambah fasilitas baru, memperluas pelayanan, dan menambah staf. Sehingga saat ini, hampir setiap industri mengalami kelebihan persediaan. Kelebihan kapasitas meningkatkan kompetisi, dan kompetisi yang meningkat memaksa para manajer untuk mengurangi biaya dan, pada saat yang sama, meningkatkan produktivitas organisasi serta kualitas produk dan jasa yang mereka tawarkan. Para manajer saat ini mengerti bahwa keberhasilan dari usaha apa pun dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas harus melibatkan karyawan mereka. Karyawan tidak hanya akan menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan perubahan, tetapi juga semakin aktif berpartisipasi dalammerencanakan

perubahan tersebut. PO memberikan wawasan penting untuk membantu manajer mewujudkan perubahan tersebut.

Merespons Kurangnya Tenaga Kerja


Peningkatan dan penurunan kondisi ekonomi sangat sulit diprediksi. Seperti saat ekonomi dunia pada akhir tahun 1990-an secara umum sangat kuat dan pasar tenaga kerja sangat ketat. Sebagian besar pemberi kerja merasa sulit mencari pekerja terampil untuk mengisi lowongan. Kemudian, dimulai pada tahun 2001, sebagian besar negara maju mengalami penurunan ekonomi. Pemutusan hubungan kerja terjadi di mana-mana dan persediaan pekerja terampil menjadi jauh lebih banyak. Sebaliknya, tren-tren demografis jauh lebih bisa diprediksi, dan kita menghadapi satu yang mempunyai implikasi langsung terhadap PO. Pada masa kekurangan tenaga kerja, upah dan tunjangan yang bagus tidak akan cukup untuk mendapatkan dan mempertahankan karyawan yang terampil. Para manajer membutuhkan strategi perekrutan dan pemeliharaan yang canggih. Selain itu, manajer harus mengubah praktik-praktik organisasi untuk mencerminkan kebutuhan dari angkatan kerja yang lebih tua dan memikirkan caracara memotivasi pekerja lebih muda yang merasa terhambat ketika kolega-kolega yang lebih tua tidak pensiun. PO bisa membantu manajer menyelesaikan masalah-masalah ini. Dalam pasar tenaga kerja yang ketat, manajer yang tidak memahami perilaku manusia dan gagal memperlakukan karyawan mereka dengan baik berisiko kehilangan semua karyawannya!

Mengatasi Kesementaraan
Perubahan menghadirkan kesemntaraan (temporariness). Selama beberapa tahun terakhir, globalisasi, perluasan kapasitas, dan kemajuan dalam bidang teknologi telah digabungkan untuk memotivasi agar organisasi bertindak cepat dan fleksibel bila ingin bertahan. Hasilnya adalah saat ini sebagian besar manajer dan karyawan bekerja dalam suasana yang dikategorikan sementara. Bukti kesemntaraan dalam organisasi ada di mana-mana. Pekerjaan-pekerjaan terus dirancang ulang; semakin banyak tugas yang dikerjakan oleh tim fleksibel dan bukan oleh individu; perusahaan lebih mengandalkan pekerja temporer; pekerjaan dikontrakkan ke perusahaan lain; dan dana pensiun dirancang ulang agar selaras dengan individu ketika mereka berganti pekerjaan. Manajer dan karyawan pada zaman sekarang harus belajar menghadapi kesemntaraan. Mereka harus belajar hidup dengan fleksibilitas, spontanitas, dan ketidakpastian. Studi PO bisa memberikan wawasan yang penting untuk membantu Anda memahami dunia kerja dengan perubahan yang terus-menerus, cara mengatasi perlawanan terhadap perubahan, dan cara terbaik menciptakan kultur organisasi yang tumbuh berdasarkan perubahan.

Bekerja dalam Organisasi Berjaringan


Komputerisasi, Internet, dan kemampuan menghubungkan komputer dalam organisasi dan antarorganisasi telah menciptakan sebuah tempat kerja yang berbeda untuk banyak karyawan organisasi berjaringan. Organisasi ini memungkinkan individu untuk berkomunikasi dan bekerja sama meskipun mungkin terpisah jarak ribuan mil. Organisasi ini juga memungkinkan individu untuk menjadi kontraktor independen yang bisa bekerja dari rumah via komputer menuju tempat-tempat kerja di seluruh negara dan berganti pemberi kerja ketika permintaan untuk jasa mereka berubah. Pekerjaan manajer berbeda ketika berada dalam sebuah organisasi berjaringan, terutama yang terkait dengan mengatur individu. Sebagai contoh, memotivasi dan memipin individu serta membuat keputusan yang kolaboratif menjadi online membutuhkan teknik yang berbeda bila dibandingkan dengan yang dibutuhkan dalam berhubungan dengan individu yang hadir secara fisik di satu lokasi. PO bisa memberikan wawasan yang berharga untuk membantu mengasah keahliankeahlian untuk organisasi berjaringan.

BAB II PENUTUP

A. KESIMPULAN
Para manajer perlu mengembangkan keterampilan atau penanganan orang agar efektif dalam dalam pekerjaan mereka. Perilaku organisasi (PO) adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam suatu organisasi, dan bidang ini diterapkan untuk membuat organisasi bergerak lebih efektif. Secara khusus, PO berfokus pada cara meningkatkan produktivitas; mengurangi tingkat ketidakhadiran tanpa izin, perputaran karyawan, dan perilaku menyimpang di tempat kerja; serta meningkatkan perilaku kewargaan organisasional dan kepuasan kerja. Kita semua memiliki generalisasi tentang perilaku manusia. Sebagian generalisasi kita mungkin memberikan kajian yang valid terhadap perilaku manusia, tetapi tidak sedikit juga yang keliru. PO menggunakan studi sistematis untuk meningkatkan prediksi perilaku yang hanya berdasarkan intuisi. Tetapi karena manusia berbeda-beda, kita harus melihat PO dalam kerangka kerja kontijensi, menggunakan variabel situasional untuk meninjau hubungan-hubungan sebab dan akibat. Perilaku organisasi memberikan banyak tantangan dan peluang bagi para manajer. Bidang ini menawarkan wawasan khusus untuk meningkatkan keahlian personal seoarang manajer. PO juga menghargai perbedaan dan membantu manajer melihat manfaat dari keragaman angkatan kerja dan praktik yang mungkin perlu diubah ketika bekerja di negara yang berbeda-beda. PO bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas karyawan dengan memberi tahu para manajer cara memberikan wewenang kepada orang-orang mereka, merancang dan mengimplementasikan program-program perubahan, meningkatkan layanan pelanggan, dan membantu karyawan menangani konflik kehidupan-pekerjaan. Bidang ini memberi saran-saran untuk membantu para manajer memenuhi kekurangan tenaga kerja yang kronis. Bidang ini juga bisa membantu manajer menangani kesemntaraan dan mempelajari cara-cara untuk menstimulasi inovasi. Terakhir, PO memberi manajer bimbingan dalam menciptakan iklim kerja yang sehat.

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robbins Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Organizational Behavior.

Anda mungkin juga menyukai