Menurut Henry Mintzberg, seorang lulusan MIT (pada tahun 1960-an) menyimpulkan bahwa manajer melakukan seepuluh peran atau rangkaian perilaku yang berbeda dan saling berkaitan erat seperti : Peran Antarpersonal. Peran ini mencakup peran sebagai tokoh utama (figurehead), peran kepemimpinan, dan peran penghubung, Peran Informasional. Peran ini mencakup peran pemantau, peran penyebar, dan bertindak selaku juru bicara, Peran Pengambilan Keputusan. Peran ini mencakup peran kewirausahaan, sebagai penyelesai masalah, pengalokasian sumber daya, dan berperan sebagai negosiator.
Keahlian Teknis. Keahlian teknis (technical skill) meliputi kemampuan untuk menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus. Keahlian Personal. Kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan memotivasi individu lain, baik secara individual maupun dalam kelompok, mendefinisikan keahlian personal (human skill). Keahlian Konseptual. Para manajer harus mempunyai keahlian konseptual (conceptual skill), yaitu kemampuan untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi-situasi yang rumit..
Jadi, menurut Robbins (1986) dalam bukunya Organizational Behavior: perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku manusia dalam organisasi dengan menerapkan pengetahuan dalam meningkatkan efektifitas organisasi. Secara singkat, perilaku itu berkenaan dengan studi apa yang dikerjakan oleh manusia dalam organisasi dan bagaimana perilaku itu mempengaruhi kinerja organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
Ketiga tujuan perilaku organisasi di atas, prediksi, eksplanasi dan pengendalian perilaku jelas berkaitan secara erat satu sama lain. Untuk memungkinkan proses pengkajian atau analisis dan kemudian akan melahirkan tindakan-tindakan lanjutan yang tujuannya adalah efektifitas.
Merespon Globalisasi
Organisasi tidak lagi dipisahkan oleh batas-batas nasional. Sebagai contoh semua pembuat mobil besar sekarang ini membuat mobil di luar perbatasan mereka ; seperti honda membuat mobil di Ohio; Ford di Brasil ; Volkswagen di Meksiko ; serta Mercedes dan BMW di Afrika Selatan. Contoh ini mengilustrasikan bahwa dunia telah menjadi sebuah desa global. Dalam prosesnya, pekerjaan manajer mengalami perubahan.
perubahan tersebut. PO memberikan wawasan penting untuk membantu manajer mewujudkan perubahan tersebut.
Mengatasi Kesementaraan
Perubahan menghadirkan kesemntaraan (temporariness). Selama beberapa tahun terakhir, globalisasi, perluasan kapasitas, dan kemajuan dalam bidang teknologi telah digabungkan untuk memotivasi agar organisasi bertindak cepat dan fleksibel bila ingin bertahan. Hasilnya adalah saat ini sebagian besar manajer dan karyawan bekerja dalam suasana yang dikategorikan sementara. Bukti kesemntaraan dalam organisasi ada di mana-mana. Pekerjaan-pekerjaan terus dirancang ulang; semakin banyak tugas yang dikerjakan oleh tim fleksibel dan bukan oleh individu; perusahaan lebih mengandalkan pekerja temporer; pekerjaan dikontrakkan ke perusahaan lain; dan dana pensiun dirancang ulang agar selaras dengan individu ketika mereka berganti pekerjaan. Manajer dan karyawan pada zaman sekarang harus belajar menghadapi kesemntaraan. Mereka harus belajar hidup dengan fleksibilitas, spontanitas, dan ketidakpastian. Studi PO bisa memberikan wawasan yang penting untuk membantu Anda memahami dunia kerja dengan perubahan yang terus-menerus, cara mengatasi perlawanan terhadap perubahan, dan cara terbaik menciptakan kultur organisasi yang tumbuh berdasarkan perubahan.
BAB II PENUTUP
A. KESIMPULAN
Para manajer perlu mengembangkan keterampilan atau penanganan orang agar efektif dalam dalam pekerjaan mereka. Perilaku organisasi (PO) adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam suatu organisasi, dan bidang ini diterapkan untuk membuat organisasi bergerak lebih efektif. Secara khusus, PO berfokus pada cara meningkatkan produktivitas; mengurangi tingkat ketidakhadiran tanpa izin, perputaran karyawan, dan perilaku menyimpang di tempat kerja; serta meningkatkan perilaku kewargaan organisasional dan kepuasan kerja. Kita semua memiliki generalisasi tentang perilaku manusia. Sebagian generalisasi kita mungkin memberikan kajian yang valid terhadap perilaku manusia, tetapi tidak sedikit juga yang keliru. PO menggunakan studi sistematis untuk meningkatkan prediksi perilaku yang hanya berdasarkan intuisi. Tetapi karena manusia berbeda-beda, kita harus melihat PO dalam kerangka kerja kontijensi, menggunakan variabel situasional untuk meninjau hubungan-hubungan sebab dan akibat. Perilaku organisasi memberikan banyak tantangan dan peluang bagi para manajer. Bidang ini menawarkan wawasan khusus untuk meningkatkan keahlian personal seoarang manajer. PO juga menghargai perbedaan dan membantu manajer melihat manfaat dari keragaman angkatan kerja dan praktik yang mungkin perlu diubah ketika bekerja di negara yang berbeda-beda. PO bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas karyawan dengan memberi tahu para manajer cara memberikan wewenang kepada orang-orang mereka, merancang dan mengimplementasikan program-program perubahan, meningkatkan layanan pelanggan, dan membantu karyawan menangani konflik kehidupan-pekerjaan. Bidang ini memberi saran-saran untuk membantu para manajer memenuhi kekurangan tenaga kerja yang kronis. Bidang ini juga bisa membantu manajer menangani kesemntaraan dan mempelajari cara-cara untuk menstimulasi inovasi. Terakhir, PO memberi manajer bimbingan dalam menciptakan iklim kerja yang sehat.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robbins Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Organizational Behavior.