Anda di halaman 1dari 7

1"1.

,
Busron Masduki,dkk.
ISSN 0216 -3128

141

LIQUIFAKSI BUMI

BATUBARA

SEBAGAI SUBSTITUSI MINYAK


'.

BusrOD Masduki, R. SUkarSoDoR. daD Didiek Herhady PuslitbangTeknologiMaju Batan, Yogyakarta.

ABSTRAK
L/QUIFAKSI BATUBARA SEBAGAI SUBSTITUSI MINYAK BUMI. Pada awal abad-2J Indonesia diramalkanmenjadipengimpornet minyakbumi. Sumber energiprimer lainnya. masing-masing mempunyai kendala dalam aplikasinya.Ada kecenderungan harga minyak bumi dari waktu ke waktu naik, sehingga perlu diusahakansubstitusiminyak bumi. Langkah ini juga merupakankebijaksanaan untuk diversijikasi berbagai sumberalam untuk bahan bakar. Batubara merupakan salah satu alternatif yang ,iapat dipersiapkanuntuk menggantikan peron minyak bumi. Mengingat besar limbah don akibat yang dapat ditimbulkan pada pembakaran batubara. perlu dimanfaatkan teknologi batubara bersih (clean coal technology), sistem pembakaran yang lebih efisiendon bersih maupun proseskanversibatubarayang lebih bersih yakni bahan bakar cair don gas atau liquifaksi batubara. Liquifaksi adalah konversi batubara menjadi produk cairo tetapi dimungkinkanproduk terse but berupa padatan pada suhu don tekanan atmosfer. Ide dasar proses ini adalah molekul-molekul batubara direngkah secara termal (thermal cracking) atau secara hydrocraking. kemudian radikal bebas yang dihasilkan dari proses crac::king distabilkan oleh hidrogenyang dapat berasaldari gas hidrogen bertekanan, dari peJarut batubara sendiri yang mempunyai kandungan hidrogentinggi. Prosesliquifaksi batubaradipengaruhiolehparameter waktu. siihu, tekanan,kecepatan pemanasan,sifatpelarut,kualitas batubara,ukuran butir batubara, katalisator don bahan aditif Pengembangan teknologi liquifaksi batubara telah menunjukkan kemungkinanaplikasi mulai dari skala laboratorium sampai skala pilot plan dengan kapasitas4-45 ton/hari. tetapi pl'oses produksi yang ekonomisbelum berhasil diperoleh, karena teknologiyang ado sekarangbelum se.;alan denganprinsip bahanbakaryang murahdon bersih.Penelitian liquifaksi batubaramenjadiminyaksintetis telah -dilakukanoleh beberapapeneliti pendahulu don data pendukung proses don kinetika reaksi cukup untukmendesain berbagaiperalatan unit prosesdon operasi.

ABSTRACT
COAL LIQUEFACTIONASAN OIL SUBSTITUTION. In theformer of21stcentury.Indonesiawill be a net imported ofoil. Theothersprimary energyresources had spesificobstacles to be implemented.For time to time,the trend ofoil price is higher and higher. so it wasneededoil substitution. This step wasalso a policy to diversificate various energy resources. As a something alternative,the coal could be prepared to replace the role of oil. Considerto the great waste and consequences ofcoal fired, it needed "clean coal technology" utilization,fired systemwith more efficient and cleaner, included coal conversionprocess more cleaner to be liquid and gasfuel or coal liquefaction. The liquefactionwas a coal convertion to be liquid product. but it was possible to solid product at temperature and pressureatmospheric. The basic idea of this process was the molecules of the coal were cracked using thermal (thermal cracking,1 or hydrocracking, then the results of the crackingprocess ofthefree radical werestabilizedusing hydrogen produced bypressurizedhydrogengas or from coal extractant itself which contenthigh hydrogen. Coal liquefactionprocess was influenced by time, temperature,pressure,heating rate, characteristic ~r the extractant.quality ofthe coal. size ofthe coal powder,catalysatorand additive material. The development of the coal liquefaction technologyshowedthe possibilities application starting from laboratory scale to pilot scale of4-45 ton/day capacity,but the economical productionprocess is not reach~d, since up to now the technologydid not suited with theprincipal of cheapand cleanfuel. The coal liquefaction researchto produce syntheticoil was carried out by the recent researchers resultedprocesses and kinetics data...This data weresufficient to deSignvariousequipmentsofunit processand operation.

PENDAHULUAN
S
uatu negara modem atau maju diukur clan ditentukan oleh jumlah listrik yang dikonsumsi oleh penduduk negara tersebut, karena energi tersebut diperlukan untuk -keperluan pribadi, transportasi, proses industri clan produksi barang. Energi listrik jelas tidak dapat dipisahkan dengan

kemajuan industri suatu negara dan dengan berkembang-nya industri akan membuka peluang kerja. Dapat dikatakan listdk adalah lambang peJadaban manusia dan dapat dipastikan makin besar jumlah energi listrik yang dikonsums:i penduduk negara tersebut, makin sejahteralah kehidupannya. Kebutuhan energi di Indonesia baik untuk rumah tangga, komersial, industri maupun transportasi

Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar limu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

142

ISSN 0216 -3128

Busron Masduki, dkk.

untuk proyeksi (1995 -2020) seperti tampak pada Gambar 1 (1).


PROYEKSI FINAL ENERGI
RlbuB~

1995.2020

11M

20~

I a~
,DtpC.r s

all_or .~'

8TI"MISpor I

Gambar 1. Proyekrifinal energi(1995-202{f)


Dari sisi ragam daD penyediaan sumber daya, bahan bakar fosil termasuk sumber-daya tidak terbarukan, penyediaan dari tahun ketahun menurun setlang kebutuhan cenderung menaik. MinYak bumi diperkirakan cadangannya 48,4 milyar barel dengan cadangan terbukti 10,4 milyar barel atau hanya 1,1% cadangan dunia. Dengan proyeksi kebutuhan 6% tahun diperkirakan pada awal abad-21 Indonesia menjadi pengimpor net minYak bumi seperti gambaran berikut (lihat Gambar 2)
Jut.M.I

sebesar 19.000MW, cadangan potensial8.700MW, cadangan terbukti barn 1.000MW. Julritah sumber panas bumi cukup banyak di Jawa, biasanya kapasitas PLTB kecil 20-50 MW. Harga listrik dari PLTB dapatbersaingdengan listrik dari batubara. Batubara, cadangandiperkirakan 3,3 miljar ton, cadangan terbukti 4,8 miliar ton, adalah 3,1 % cadanganuilnia. Sumberdayahidro, 76.000 MW tersebar di Irian Jaya 29%, Kalimantan 28%, Sumatera21%, Sulawesi 13%, Jawa 6%, sisanya beradadi Bali, NTB, NTT, Maluku. Energi nuklir, walaupun sudahdimanfaatkan di negaramaju dalam bentuk PLTN, merupakanaltematif terakhir dalam pola penyediaan energi Indoneisa,perlu penyiapan SDM, studi kelayakan,studi tapak, rambu-rambu dalam bentuk peraturandan perundangan sehingga pemanfaatan teknologi nuklir secaraluas membawa manfaatsebesar-besamya dengantingkat keamanan yangtinggi. Sebagaimana gambaran yang diberikan diatas, dengan proyeksi kebutuhan 6% tahun diperkirakanpada awal abad-21Indo1'.esia menjadi pengimport net minyak bumi. Gas bumi adalah bahanberhargauntuk industri pupuk, sayangkalau dibakar. Panas bumi sumber energi terbarukan, tetapi mempunyai kendala lokasi. Pemanfaatan energi nuklir dalam bentuk PLTN sudah berkembang dan maju pesatdi negaramaju, namun pemerintah RI masih tetap menganggapPLTN sebagaialtematif terakhir dalam pola penyediaan listrik. Mengingat kendala masing-masingsumber energi tersebut,dan kecenderungan harga minyak dari waktu ke waktu naik, perlu diusahakan substitusi ~::1yak bumi. Langkah ini juga merupakan kebijaksanaan untuk diversifikasi berbagai sumberalam untuk bahanbakar. Walaupun 60% cadangan batubara Indonesiaperingkatrendah, yakni lignit dengankandung lengas (basah) 40% clannilai kalor rendah2.000-4.000 kkal/kg, batubara merupakan salah satusumberenergialtematif yang dapat dipersiapkan untuk menggantikan peran minyak bumi

BATUBARA BAKAR
117$ S 1110 18&$ laW 18V6 Z~ z* 2010 2016 ZO~

SEBAGAI

BAHAN

: o.p Portlnl."

daftEM,p

Gambar 2. Produksi vs Konsumsi Minyak Bumi


(/975 -2020) Gas bumi cadangan sebesar216 trilyun kaki kubik, cadangan terbukti 114 trilyun kaki kubik, hanyalah 1-2% cadangan dunia. Panas bumi secara hipotetis dan spekulatif diperkirakan cadangan

Situasi perbatubaraan di Indonesia berkembang positif dengan ditandai kenaikan produksi, konsumsi clan ekspor yang tajarn. Produksi batubara pada tahun 1970-an kurang daTi 300 ton telah meingkat menjadi sekitar 9,4 juta ton pada tahun 1977, sedang konsumsi meningkat mencapai 9,4 juta ton (2) .Konsumsi batubara meningkat mencapai 9,4 juta ton sebagai bahan bakar langsung terutama untuk pembangkit listrik clan digunakan oleh pabrik semen disarnping ekspor clan

Proslding Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Busron

Masduki,

dkk.

ISSN 0216 -3128

143

sedikit untuk industri kecil. Pertumbuhan batubara ini tergantung kepada pertumbuhan pemakaian untuk pembangkit listrik dan semen karena sektor lain pertumbuhan pemakaian batubara sangat lambat. Hal ini dapat dicermati pada Tabel I (3). Tetapi pemanfaatan batubara lebih lanjut perlu dicermati daTi sisi pencemaran lingkungan. Pembakaran batubara akan menghasilkan gas CO2, NO. dan SO2 disamping pencemaran berupa lumpur

(kering) sertalogam beret. Polusi udara karenagas buang basil pembakaran batubaraakan menaikkan suhu bumi dan menimbulkanhujan asam. Limbah padatannyadapatmenimbulkan berbagai penyakit bila kontaminasiterhadapmanusia. Limbah yang ditimbulkan oleh pembangkit listrik daya 1000 MWe (ton/tahun)untuk berbagai bahanbakar dapat dicermatipadaTabel2 (4) .

Tabell. Perkiraanproduks:i don konsumsi batubaraIndonesia periodatahun 1997-2005 (dalamjuta ton)

Mengingat besar limbah dan akibat yang dapat ditimbulkan pada pembakaran batubara, perlu dimanfaatkan teknologi batubara bersih (clean coal technology), sistem pembakaran yang lebih efisien dan bersih maupun proses konversi batubara menjadi bahan bakar yang lebih b-c-rsih yakni bahan bakar cair dan gas atau liquifaksi batubara

liquifaksi adalah konversi batubara menjadi produk berupa padatan pada suhu dan tekanan atmosfer (5). Berbagai altematif telah dikembangkan, tetapi nampaknya belum diperoleh cara yang murah untuk teknologi tersebut. Proses liquifaksi batubara dijalankan pada suhu 315-470C, melalui dua cara (solvasi) dan ta.,pa menggunakan pelarut. Cara pertama batubara dilarutkan dalam pelarut tertentu yang mempunyai sifat donor-H ataupun tidak, kemudian hidrogen bertekanan ~iinjeksikan

cair, tetapi dimungkinkan juga produk tersebut

PROSPEK DAN PENGEMBA-NGAN LIQUIFAKSI BATU-BARA


Kegiatan penelitian liquifaksi batubara telah berjalan sejak tahun 1970-an, setelah ditinggalkan sejak tahun 1 960-an. Tujuan utama penelitian tersebut untuk mengembangkan teknologi dalam memproduksi minyak sintetis dari batubara. Istilah

yaitu dengan menggunakan proses pelarutan

kedalamnya.Pada cara kedua dilakukan hidrogenisasi secara langsung tanpa menggunakan pelarut. Kedua proses dilakukan di dalam batch autoclaves (6) .Ide dasar proses ini adalah molekul-

Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknolo{li Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

144

ISSN 0216 -3128

Busron Masduki,dkk.

molekul batubaradirengkahsecaratermal (thermal cracking)dan/atausecarahydorcracking, kemudian radikal bebasyang dihasilkan dari prosescracking distabilkan oleh hidrogen yang dapat berasaldari gas hidrogen bertekanan dari pelarut atau dari batubara itu sendiri yang mempunyaikandungan hidrogentinggi (7).Mekanisme reaksiyangdiajukan yaitu (8) basilgas Gas

lanjut membentuk minyak. Tekanan berpengaruh terhadap kecepatan reaksi, terutama untuk reaksi bolak-balik dalam rase gas (12) .Pacta proses pirolisis batubara, semakin tinggi tekanan, maka kehilangan berat batubara semakin kecil (13) .Pacta proses liquifaksi baubara, semakin tinggi tekanan operasi, yield akan makin tinggi sampai batas tertentu, untuk kemudian tetap yaitu pacta tekanan operasi tertentu yield tidak dapat naik lagi (14) .Kecepatan pemanasan mempengaruhi liquifaksi batubara. Kecepatan pemanasan yang lebih besar akan menaikkan konversi lebih tinggi dibandingkan pacta kecepatan pemanasan yang lebih rendah(IS). Sifat pelarut yang karakteristik berpenga.ruh besar terhadap basil cair yang diperoleh pacta liquifaksi batubara sehingga diperlukan pemilihan pelarut yang tepat. Pertimbangan dalam pemilihan pelarut adalah (16): -dapat melarutkan umpan batubara dengan baik, -sebagai medium untuk melarutkan basil yang diperoleh, -membantu pelarutan H2 sehingga memudahkan perpindahan massa H2 menuju katalisator dan batubara, -berperan dalam proses hidrogenasi batubara dan produknya sebagai donor-H dan perpindahan massa H2 ke batubara daTi rase gas atau daTi pelarut yang digunakan untuk hidrogenasi tersebut. Kualitas batubara mempengaruhi basil yang diperoleh daTi liquit"aksi batubara. Komponen batubara terdiri daTi C,H,N,S daD 0 akan mempengaruhi hasilliquifaksi batubara. Ukuran butir batubara yang digunakan dalam proses mempengaruhi liquifaksi batubara. Semakin kecil ukuran butir,pelarutan batubara semakin baik dan berjalan cepat, sehingga mempengaruhi kecepatan reaksi keseluruhan. Katalisator digunakan untuk menurunkan energi aktivasi zat-zat pereaksi, sehingga pada suhu yang tetap reaksi berlangsung lebih cepat. Makin banyak' katalisator yang digunakan, konversi akan bertambah, tetapi pada suatu saat penambahan katalisator tidak akan menambah basil cair yang berarti (16).Selain itu penggunaan katalisator dalam proses liquifaksi batubara dapat mereduksi kandungan sulfur dalam produk (17). Studi pengembangan katalisator telah dilakukan dengan penambahan katalisator sebanyak 1%, temyata dengan katalisator CoMo mampu menaikkan basil cair sebanyak 50%. Hal tersebut dapat dicermati daTi Tabel 3 (18) . Bahan aditif dapat ditambahkan pada proses liquifaksi batubara disamping katalisator. Penambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan basil yang diperoleh. Aditif besi lebih efektif dibandingkan residu SRC (19) , karena dapat menaikkan fraksi minyak sekitar 27% dan menurunkan fraksi yang tak larut dalam piridin sampai nolo

BatuPara

./

~Preaspalten

Minyak..-

/~/

Aspalten

Gambar 3. Mekanisme reaksiliquifaksi batubara


Ada beberapa cara untuk memperoleh sumber gas hirirogen pada proses liquifaksi batubara dengan cara pelarutan yaitu : (10) 1. Hidrogen diperoleh dari hydrogenated solvent dengan menggunakan katalisator yang dikenal dengan Pott-Broche Process. Proses ini telah dikembangkan oleh US Departement Interior Technology untuk Consol Synthethietic Fuel (CSF) Process. 2. Ekstraksi dengan H2 bertekanan tanpa external solvent rehydrogenenation. Ini disebut Solvent Refined Coal (SRC) yang dikembangkan oleh US Energy Research and Development Administration (ERDA) dan Electric Power Research Institute (EPR/). 3. Kombinasi kedua proses di atas yang dikembangkan oleh EXXON yaitu injeksi H2 bertekanan disertai dengan rehidrogenasi pelarut dengan katalisator. Proses liquifaksi batubara dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain waktu, suhu, tekanan, kecepatan pemanasan, sifat pelarut, kualitas batubara, ukuran butir batu-bara, katalisator dan bahan aditif. Waktu sangat berpengaruh pada banyaknya batubara terkonversi membentuk hasil, karena makin panjang waktu untuk bereaksi akan memberi kesempatan lebih besar bagi zat-zat pereaksi untuk saling bertumbukan. Suhu berpengaruh terhadap liquifaksi batubara.. Makin tinggi suhu hasil minyak dan gas akan makin meningkat. Sesuai mekanisme (II) (gambar 3) asphalten mulamula naik kemudian turun lagi, sedangkan preasphalten makin menurun. Hal ini terjadi karena asphalten dan preasphalten terhidrogenasi lebih

Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah Ponelitian Dasar limu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yoo'(akarta, 7 -8 Agustus 2001

Busron Masduki,dkk.

ISSN 0216-3128

145

Pengembangan teknologi liquifaksi batubara telah menunjukkan kemungkinan aplikasi mulai dari skala laboratorium sampai skala pilot plant dengan kapsitas 4-45 ton/hari(9) .Proses produksi yang ekonomis belum berhasil diperoleh, karena teknologi yang ada sekarang belum sejalan dengan prinsip bahan bakar yang murah daDbersih.

STUDI KINETlKA BATUBARA

REAKSI

LIQUIFAKSI

Studi literatur menunjukkan, 13 peneliti pendahulutelahmelakukanstudi mengenai kinetika

reaksi liquifaksi batubara dengan berbagai jenis batubara, pelarut, katalisator, kondisi operasi, waktu, jenis reaktor daD basil. Studi kinetika proses liquifaksi menggunakan batubara Bukit Asam (menurut ASTM D 388-38, Griswold, 1946 : highvolatile bituminous B) dengan perbandingan C/H 14,7 memakai pelarut dimetilformamid (DMF) daD tekanan operasi rendah (40 atrn). Data analisis"batubara Bukit asam daD katalisator CoMo! Al2O3 serta kesimpulan hasil diberikan dalam Tabel 4,5 daD 6 (20).

Tabel 3. Pengaruh penggunaan katalisator terhadapkenaikanhasil cair (suhu = 4250C, herat hatuhara= 10 gram,ukuran= -60 mesh,tekananH2 awal = 100 bar, berat katalisator 1%,pelarut minyakresidu,asal hatuharaArahan Utara Sumsel, waktu reaksi = 30 menit,donvolumautoklaf= 5 liter)

Tabel4. Hasi/ana/isisbatubaraBukti asam

No. ~

Tabel S. Hasil analisiskarakteristiktotalisator CoMo/Ai]Oj Uraian Nilai Komposisi


Cobalt (Co) Molybdate (Mo) Alumina (AI)

2-

Diameter katalisator
Luas permukaan Densitas partikel Volum pori-pori Jari-jari pori

Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah PenelitJan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologll~ukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

ISSN 0216 -3128

Rusron Masduki, dkk.

Tabel 6. Kesimpulan hasil Pe-rsmnaan/hasilliquifaksi batubara Reaksi order satu semu, kondisi subkritis -In (l-XB) = k.' t (modell) k," = 4,88 X 105 e-Z560/(RT) men -I Pengaruh suhu terhadap konstante~ kisaransuhu397-437C, ralat 2,36% men Pengaruh % berat katalisator terhadap k," = 6,20xlO'" + l,O3xlO.J(Ckata/is~67 konstante kecepatanreak-si, suhu 407C (modell) kr" = 3,41 x 10.)PH2 + 8,21 x 10-4 menPengaruhtekanan awal hidrogen terhadap~tante
---~--

reaksi,s~~J!~- (model1)

K~!!~~~i~~~~~~~~li
Ckatalisator = 3%-

-sator

9,0%

Yield basil cair pada suhu;;;-437C;-Pm 30,69% awal = 40 atm, waktu = 10 me-nit dan Komponenpenyusun basil cair
alkanajenuh = 54,28%, bensena = 12,62%, eter = 12,62% dengan rantai C antara C6 sarnpai C~s alkanajenuh = 88,O5%,alkanatidakjenuh = 11,95% dengan rantai C antaraC. sampai C4
I Mendekati minyak bakar

Komponenpenyusun basil gas Minyak ya'1gdihasilkan

k~!!stik

pelarut DMF

I Bukan DelarutDonor-H dalam liauifaksi batubara

Reaksi order-l semu, kondisi super-kritis dxA/dt= kR tJ'AYAPlnAodengan kR = 3,8 x 102e -21100/{R1) (rnoVrnenitiatm/g.kat) (model-2)
pada kisar suhu 397-437C, ralat rata-rata"3,21%

Datakinetika reaksidiatasdapatdigunakan untuk mendesainperalatan (unit proses maupun operasi) liquifaksi batubara menjadi minyak sintetis.

sintetisyang sejalan denganprinsipbahanbakar yang murahdanbersih. 3. Penelitian liquifaksi batubaramenjadi minyak sintetis telah dilakukan oleh beberapapeneliti pendahulu dan data pendukung proses dan kinetika reaksi cukup untuk men-desain berbagai peralatan unit prosesdanoperasi.

KESIMPULAN
I. Pemanfaatan batubara berkembang positif dengan ditandai kenaikan produksi, konsumsi dan eksporyang tajam. Kenaikan pemanfaatan batubara perlu mempertimbangkanteknologi batubarabersih(clean coal technology)dengan sistem pembakaranyang lebih efisien dan bersih maupun konversi batubara menjadi bahan bakar yang lebih bersih yaitu bahan bakar cair (minyak sintetis) dan gas (proses liquifaksi batubara menjadi minyak sintetis). Minyak sintetis dapat menggantikan peran minyak bumi sebagai sumberenergiprimer. 2. Pengembangan teknologi liquifaksi batubara menunjukkankemungkinanaplikasi dari skala laboratorium sampaiskala pilot plant dengan kapasitas4-45 ton/hari, tetapi dari berbagai altematif proses produksi yang telah dikembangkan, nampaknya belum diperoleh teknologi liquifaksi batubara menjadi minyak

DAFTARPUSTAKA 1.
RIDW AN, M., "Tantangan IPTEK Menyongsong Abad 21", Pidato Ilmiah Pada Dies Natalis Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ke-5l, Yogyakarta, 17 Februari, (1997). NURSA Y A, NINGRUM, "Seminar Sehari Tentang Kebijakan dan Pengembangan Batubara di Indonesia", Pusat" Penelitian Energi PUSRI, Palembang, (1998), Ibid 2 MASDUKI, B, TAFT AZANI A., SUTONDO, T., HERHADY, RoD., "MHTGR as an Alternative Primary Energy Sources in the 2111 Century" 2nd Sured Seminar, Yogyakarta, Indonesia, 12-16 March, (200 I),

Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

146 ~-3.4.

Busron Masduk;,dkk.

ISSN 0216 -3128

147

A. M., "Chemistry of Coal 5 .ELLIOT, Utilization", John Wiley and SonsInc., New York, (1981). 6 Ibid 5 7. CABALLERO, B.M., de MARCO, I, CHOMON, M.J. and LAGARRETA, J.A., "Coal Liquefaction with Anthracene Oil. Influence of Solvent Pretreatment, Temperature, Catalyst and Pressure", Fuel, 12, 7 & 8, 1067-1079. 8. CRONAUER, D.C., SHAH, Y.T., and RUBERTO, R.G., "Kinetics of Thermal Liquefaction of Belle Ayr Subbituminous Coal", IEC Process Des. Dev, 17, 3, 281-288 (1978) 9. KIRK, R.E., OTHMER, D.F. "Encyclopedia of ChemicalTechnology" 3rded, Vol. 6, pp 246 -247, John Wiley & Sons,New York, (1979). 10. Ibid 8 11. SMITH, J.M., "Chemical Engineering Kinetics", pp. 14-15 3rd ed, McGraw-HilI Book Company,Singapore, (1981). 12. Ibid7 13. OKUTANI, T, FOSTER,N.R, "Novel Kinetic Analysis of Coal Liquefaction",IEC Fundam, 22,308 -311,(1983). 14. NINGRUM, N.S., HUDA,M., PRIJONO, H., BASYUNI, Y.,"Studi Pendahuluan Pengembangan Katalis PencairanBatubara", Prosiding Temu Karya Pengolahan, Lemigas, Jakarta, (1997). 15. OKUTANI, T., YOKOYAMA, S., MAEKA WA, Y., FURUICHI, R., ISHII, T., "Coal Liquefaction with H2S-H2 Gas Mixture and Metal Oxide Catalyst" IEC Process Des. Dev., 22, 306-3122(1983) -16. Ibid 17 17. MA'MUN, S., "Studi Kinetika pada Proses Pencairan Batubara Secara Batch", Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan

TANYAJAWAB
Kadarisman -Limbah CO2 dari batubara sebanyak 7.500.000 ton, untuk kapasitas berapa besar ? dan kalau untuk kebutuhan di Indonesia pertahun berapa, daDlimbahnya berapa besar.

-Bagaimana

aspek ekonomis penggunaan

batubara dibandingkan dengan nuklir (PL TN).

Busron Masduki -Pembangkit listrik daya J000 Mwe dengan bahanbakar batubaraakanmengh~ilkan CO2 7.500.000tonltahun -Untuk harga mmyak bumi 20 $ / barrel penggunaanbatu bora sebagai bahan bakar pembangkit dibandmgkan nuk/ir masih kompetitif Supardjono Mujiman -Faktor apa yang berpengaruh sehinggaproses produksi belum ekonomis. Mohon penjelasan, apakah sudah punya langkah-langkah penyelesaiannya. -Bagaimana dengan limbah hasil proses liquifaksi, apakah sudah aman terhadap lingkungan. Busron Masduki
-Proses liquifaksi batubara secara keseluruhan harga produksinya belurn dopat bersaing dengan harga rninyak burni. -Sisa produksi liquifaksi batubara dapat dirnanfaatkan untuk industri lain seperti kayu lapis Tunjung Indrati -Untuk mencairkan batubara jenis reaktor apa yang akan dipilih mengingat ukuran butiran batubara sangat berperan, demikian juga ada katalisator dan aditif.

mencapai derajad Sarjana S-2, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, (2000).

Busron Masduki -Skala lab menggunakan autoclove.Pilot plan dapat menggunakan Fluidized Bed reactor (FBR).

---

Proslding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknotogi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001

Anda mungkin juga menyukai