Studi Pengembambangan Sumber Daya Air Kawasan Pulau-pulau Kecil yaitu : P.Sabu, P.Raijua, P.Adonara, P.Solor, dan P.Alor di Propinsi Nusa Tenggara Timur, yang secara administrasi meliputi 4 (empat) Kabupaten yaitu : Kabupaten Kupang, Flores Timur, Sikka dan Alor. Studi ini sangat diperlukan guna mengetahui seberapa besar potensi sumber daya air yang ada dan dapat dimanfaatkan dan akan memberikan nilai tambah pada kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Langkah Strategis
Menyiapkan Suatu landasan dan skenario PSDA yang berkelanjutan dalam memenuhi berbagai kebutuhan air di masa yang akan datang
HARAPAN :
Acuan untuk mengembangkan sektor SDA secara terpadu dan berkesinambungan.
Inventarisasi
dan survei data (topografi, geologi permukaan, hidrologi, metereologi daerah Irigasi, potensi SDA termasuk mata air dan sosial ekonomi serta lingkungan) Melakukan kajian ulang terhadap studi terdahulu Melaksanakan analisa potensi SDA teoritis meliputi air permukaan serta sumber-sumber air Melaksanakan analisa kebutuhan air (air sungai dan air baku) Membuat neraca air berdasarkan sumber data terbaru Melakukan pengecekan lapangan pada lokasi tertentu yang sudah direncakan
Evapotranspirasi tahunan rata mencapai 781,4 mm/tahun Musim hujan terjadi awal bulan DesemberApril, Musim kemarau bulan Mei-November
Curah hujan rata tahunan 905 mm dengan jumlah hari hujan 61 hari
Agihan curah hujan yang tidak merata dan karakteristik fisik DAS yang tidak menguntungkan, menimbulkan adanya waktu sela tanpa air pada bulan April hingga bulan Nopember.
Sungai tidak dapat mengalirkan air sepanjang tahun dan kurang menguntungkan untuk kepentingan penyediaan air!!!
Memanfaatkan air hujan bahkan air kelapa dan mengambil air tawar dari pulau lain untuk air minum dan memasak
Pemilihan lokasi yang potensial untuk dikembangkan dilakukan dengan metode penapisan. Pemilihan ini dilakukan dengan melakukan 4(empat) tahap penapisan, yaitu :
TAPIS I
Analisa peta dan data sekunder, dan akan menghasilkan identifikasi awal lokasi potensial (tentatif) yang perlu dilakukan pengecekan / tinjauan di lapangan dan diinventarisasi. Peninjauan lapangan dengan melakukan wawancara (masyarakat maupun instansi terkait). Pengamatan secara visual langsung, sehingga diperoleh lokasi potensial yang lebih renci.
TAPIS II
Analisa teknis lebih rinci untuk memperoleh gambaran tingkat lebih rinci antara potensi dan manfaat yang akan diperoleh. Mendapatkan informasi prioritas dalam program pengembangan sumber daya air. menyusun
2. Aspek Sosial
Tujuan Studi :
Mengidentifikasi prioritas PSDA untuk pemenuhan air baku guna memenuhi kebutuhan air minum dan bila memungkinkan membuat program intensifikasi untuk meningkatkan kinerja irigasi.
Maksud Studi :
Mengatasi masalah kekurangan air bersih di pulau-pulau kecil yang hampir tiap tahun terjadi dan potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.
Tahap Tapis dan Tinjau Aspek Direkomendasikan mengenai urutan prioritas calon lokasi pengembangan men jadi lokasi embung atau bendung di masing-masing lokasi pulau.
Karakteristik wilayah khas Pulau-pulau yang terpisah Pulau terisolasi (Segi Fisik, ekonomi dan sosial tinggi)
Upaya pengembangan sumber daya air di wilayah pulau-pulau kecil diupayakan dengan pertimbangan untuk memajukan masyarakat setempat dan menggali potensi secara optimal
1.
2.
3.
Sesuai dengan arah kebijakan nasional Usaha pencapaian tujuan diselaraskan dengan upaya menjaga PSDA Sarana dasar mencapai tujuan
Inventarisasi Evaluasi kebutuhan air Menyeimbangkan antara potensi ketersediaan air dan kebutuhan air Menyusun alternatif skenario Penentuan dan evaluasi skenario Seleksi setiap skenario Menyelaraskan skenario terseleksi
1. 2. 3.
4.
5.
6.
Akibat dari perubahan iklim global akan berpengaruh kuat pada perubahan pola hujan dan jumlah hujan itu sendiri. Adanya keterbatasan data hidrogeologi, meteorologi dan variasi distribusi hujan pada masing-masing pulau. Ketersediaan jaringan pengamatan pos hidrologi khususnya pos pengamatan hujan dan aliran. Proteksi mata air dan sungai-sungai kecil akan sangat sulit didalam kondisi lingkungan pulau-pulau kecil. Membangun suatu tampungan air seperti bendungan atau embung sangat tergantung pada kondisi topografi yang pas dan permeabilitas batuan pondasinya. Setiap pulau yang dikaji masing-masing memeliki karakteristik potensi sumber daya yang berbeda satu sama lain.
Kajian detail tiap lokasi pulau perlu ditunjang pula dengan survei dan investigasi seperti geologi, tanah, geolistrik dan sebagainya. Karena dalam kajian studi ini beberapa parameter tersebut masih dikaji sebatas dari pengamatan visual dan data sekunder. Berkaitan dengan keterbatasan dan ketersediaan data hidrologi di lokasi studi, maka perlu diperhatikan pula mengenai ketersediaan jaringan pengamatan pos hidrologi khususnya pos pengamatan hujan dan aliran agar dapat diprioritaskan pemasangannya.