Anda di halaman 1dari 12

Pembuatan Ban dari Bahan Baku Karet Remah (Crumb Rubber) Tugas Makalah Mata kuliah Kimia Industri

Oleh: Shofi Fajriah Ilmi Astrid Harfera Passadana G44110014 G44110076

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... i PENDAHULUAN ..........................................................................................................................1 Karet .............................................................................................................................................1 Macam-macam Karet ...................................................................................................................1 Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintetis ....................................................................................3 Crumb Rubber ...............................................................................................................................4 METODE PENGOLAHAN ..........................................................................................................5 Proses Pengolahan Crumb Rubber ...............................................................................................5 Diagram Alir Proses Pengolahan Crumb Rubber ........................................................................6 Proses Pembuatan Ban .................................................................................................................7 Diagram Alir Proses Pembuatan Ban ...........................................................................................8 Gambaran Proses Pembuatan Ban ................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................10

PENDAHULUAN

Karet Karet merupakan polimer alam terpenting dan dipakai secara luas dilihat dari sudut industri. Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui polimerisasi enzimatik isopentilpirofosfat. Karet guayule merupakan kekecualian, yang diperoleh melalui pulping dan parboling tumbuhan sebelum dimurnikan. Residu panen selulosik (bagasse) merupakan sumber alkohol fermentasi yang potensial. Karet termasuk polimer dengan berat molekul sangat tinggi (rata-rata sekitar 1 juta) dan amforsus, meskipun menjadi terkristalisasi secara acak pada suhu rendah.

Macam-Macam Karet 1. Karet Alam Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32-35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester, dan garam. Karet termasuk polimer dengan berat molekul sangat tinggi (rata-rata sekitar 1 juta) dan amorfus, meskipun menjadi terkristalisasi secara acak pada suhu rendah (Stevens 2001).

Gambar cis-1,4-poliisoprena Sifat kimia karet alam, yaitu: bila terbakar di udara akan berubah menjadi karbondioksida dan air, mudah teroksidasi oleh udara, dan karet dapat bereaksi dengan ozon, air brom, dan air jika ada bantuan katalis. Sifat fisik karet alam, yaitu bersifat amorf (tidak memiliki bentuk yang tetap), suhu penggunaan paling tinggi sekitar 99oC, warna setelah terjadinya koagulasi putih hingga berwarna coklat, elastisitas bertambah setelah proses vulkanisasi, tidak larut dalam air, proses vulkanisasi yang menggunakan sulfur berlebihan akan menyebabkan karet menjadi keras yang dikenal dengan ebonite, berpengaruh terhadap perubahan suhu, dan bila menggunakan sulfur 2-5 % pada saat pemanasan, maka sifat fisiknya akan bertambah (Abednego et al 1989).

Jenis-jenis karet alam antara lain: a. Bahan olah karet Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet Hevea brasiliensis. Bahan olah karet berdasarkan pengolahannya dibagi menjadi empat macam yaitu lateks kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar. Pemerintah melalui Badan Standardisasi Nasional telah merevisi SNI Bokar menjadi SNI 06-2047-1998 berdasarkan Surat Keputusan No. 102/BSN-I/KH/05/98 tanggal 26 Mei 1998. b. Karet alam konvensional Karet olahan yang tergolong karet alam konvensional pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan creep. Jenis-jenis karet alam konvensional menurut Green Book yang dikeluarkan oleh International Rubber Quality and Packing Conference (IRQPC). c. Lateks pekat Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat biasanya banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. d. Karet bongkah Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandelabandela dengan ukuran yang telah ditentukan. e. Karet spesifik teknik Karet spesifik teknik adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. f. Karet siap olah Karet siap olah adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya. g. Karet Reklim Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama ban-ban mobil bekas dan ban-ban berjalan. Kelemahan karet ini adalah kurang kenyal dan kurang tahan terhadap gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet bekas pakai (Setiawan & Andoko 2008).

2.

Karet Sintetis Karet sintesis yaitu karet yang terbuat dari minyak bumi. Karet buatan tidak sebaik karet

alam karena mudah robek namun lebih tahan terhadap bensin. Karet sintetis memiliki sifat yang khas yaitu ada yang tahan terhadap minyak, tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca dan ada yang tahan terhadap udara. Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, karet sintetis dibagi menjadi dua macam, yaitu: a.) Karet sintetis untuk kegunaan umum

Karet sintetis ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bahkan, banyak fungsi karet alam yang dapat digantikannya. Jenis-jenis karet sintetis untuk kegunaan umum di antaranya sebagai berikut : SBR (styrena butadiene rubber) dan IR (isoprene rubber) b.) Karet sintetis untuk kegunaan khusus

Jenis karet sintetis ini tidak terlalu banyak digunakan dibanding karet sintetis yang pertama. Sifat yang menjadi kelebihannya ini adalah tahan terhadap minyak, oksidasi, panas atau suhu tinggi, serta kedap terhadap gas. Beberapa jenis karet sintetis untuk kegunaan khusus yang banyak dibutuhkan di antaranya sebagai berikut : IIR (isobutene isoprene rubber) dan NBR (nytrile butadiene rubber).

Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintetis Karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya berada jauh di bawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi pada dasarnya keunggulan yang dimiliki karet alam masih sulit ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibandingkan dengan karet sintetis adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahanya mudah, Mempunyai daya aus yang tinggi, Tidak mudah panas, dan Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan. Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil.

Crumb Rubber Crumb rubber adalah karet kering yang proses pengolahannya melalui tahap peremahan. Bahan baku berasal dari lateks yang diolah menjadi koagulum (bongkahan lateks) dan dari lump (lateks yang telah membeku). Bahan baku yang paling dominan adalah lump karena pengolahan crumb rubber bertujuan untuk mengangkat derajat bahan baku mutu rendah menjadi produk yang lebih bermutu. Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb rubber) didasarkan pada penilaian sifat-sifat teknis dimana warna atau penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat crumb rubber. Cup Lump atau populer juga dengan sebutan "Lump Mangkok" adalah bekuan lateks yang menggumpal secara alami didalam mangkok pengumpul lateks. Slab adalah bekuan lateks yang digumpalkan dengan sengaja dengan cara menambah zat koagulan/penggumpal. Koagulan yang biasa digunakan (dan disarankan) adalah asam semut.

METODE PENGOLAHAN

Proses Pengolahan Crumb Rubber : Bak Blending I Proses pengolahan pertama yang bertujuan untuk mempermudah pencampuran antara Slab dan Cup Lump. Bak blending diisi air yang fungsinya mencuci bahan baku. Pencucian ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi dan menjamin efektifitas bahan baku. Prebreaker Dengan Bucket Conveyor, bahan baku dipindahkan dari Bak Blending I ke mesin Prebreaker. Di Prebreaker bahan baku tadi akan diremahkan menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil. Proses yang dominan terjadi di pabrik adalah proses peremahan yang bertujuan untuk memperluas bidang permukaan sehingga pencucian menjadi lebih efektif. Bak Blending II Remahan-remahan yang keluar dari Prebreaker selanjutnya masuk ke dalam Bak Blending II yang berfungsi sebagai pencampur. Seluruh remahan-remahan akan diaduk sehingga diharapkan bahan baku menjadi homogen. Air yang ada dalam bak blending yang menjadi media pencampur. Hammer mill Bucket Conveyor kemudian akan memindahkan remahan di Bak Blending II ke mesin Hammer Mill yang berfungsi untuk meremahkan bahan baku yang ada di Bak Blending II. Hammer Mill juga memiliki tujuan yang sama dengan Prebreaker yaitu memperluas bidang permukaan bahan baku. Di Hammer Mill bahan baku diremahkan dengan mekanisme "pemukulan". Pemukulan ini juga akan memaksa kontaminasi memisahkan diri dari bahan baku. Bak Blending III Bak blending III selanjutnya menerima hasil remahan yang keluar dari mesin Hammer Mill. Fungsinya hampir sama dengan fungsi Bak Blending yang sebelumnya yaitu sebagai pencampur dan pencuci untuk mengurangi kontaminasi yang masih ada. Penggilingan Remahan Proses ini bertujuan untuk mendapatkan keseragaman bahan baku dengan proses mikro dan menjadikannya dalam bentuk lembaran. Proses ini sering juga disebut proses Mikro Blending.

Maturasi (Pemeraman) Blangket yang dihasilkan oleh mesin Crepper selanjutnya dibawa ke Gudang Maturasi untuk proses "Pemeraman". Proses Maturasi berlangsung selamat 6 - 8 hari. Schreding (Peremahan) Tujuan peremahan ini adalah untuk mendapatkan luasan permukaan yang cukup bagi bahan baku untuk kontak dengan udara panas di mesin Dryer. Drying (Pengeringan) Remahan-remahan yang dihasilkan oleh Schreder selanjutnya akan masuk ke bak panjang berisi air bersih (berfungsi sebagian pencuci dan media transport) didepan Schreder. Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan produk SIR 10 yang bebas dari kadar air.

Diagram Alir Proses Pengolahan Crumb Rubber

Proses Pembuatan Ban : 1. Mixing / Banbury Pencampuran karet remah dengan Silica, Zinc Oxide, Sulfur, dan beberapa material kimia lain.. Kemudian diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material tersebut masuk kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut compound. 2. Extruding Adonan hasil pencampuran tadi dibuat menjadi tread dan sidewall. Prosesnya adalah injeksi dan extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini adalah side wall, tread dan filler. Side wall merupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus carcass dari shoulder area ke rim cushion dan bead area, berfungsi untuk fashion jika dihias dengan white ribbon atau white letter, penahan tekukan untuk beban berat, daya tahan lama dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial. 3. Calender Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt, JLB & cap ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesin Calender dengan bahan dasar benang (polyester dan nylon) juga steel cor. 4. Bead Sementara proses calender berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire yaitu melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar dari mesin, bead wire sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran rim. 5. Cutting Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound. Cap Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon dan compound yang dipotong potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. 6. Building Perakitan semua komponen-komponen aplikasi yang telah dibuat pada proses semi manufaktur di rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai bagian dari ban setengah jadi atau biasa disebut dengan Green Tire (GT). Proses perakitan (Tire Building) terdiri dari 2 tahap, tahap

pertama sering disebut dengan istilah 1st stage yang kemudian menghasil produk berupa carcass, kemudian carcass diproses kembali di tahap kedua atau 2nd stage dengan menambahkan steel belt, cap ply dan tread menjadi GT. 7. Curing GT yang dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk dimasak yang dari beberapa tahap. Pertama GT diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari adanya cacat pada GT, lalu dilakukan proses painting agar GT tidak menempel di bagian karet bladder pada saat proses curing berlangsung. Kemudian GT dikirim ke masing-masing operator untuk di proses di mesin press curing (pemasakan atau vulkanisasi). Setelah proses pemasakan selesai, mold akan terbuka secara otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di bagian Pemeriksaan (Finishing). 8. Finishing / quality control Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak. Selain visual, kontrol juga dilakukan dengan pemeriksaan balance dan menggunakan sinar X. 9. Wrapping/Packaging Proses Wrapping / Packaging Merupakan proses terakhir. Setelah dinyatakan OK, setiap ban dibungkus seluruh permukaannya dengan lilitan plastik secara mekanis.

Diagram Alir Proses Pembuatan Ban :

Mixing/Banbury

Building

Curing

Extruding

Cutting

Finishing

Calender

Bead

Wrapping/Packin g

Gambaran Proses Pembuatan Ban

(http://www.bridgestone.co.id/tires/teropong_pembuatanban.htm)

DAFTAR PUSTAKA Abednego JG. 1990. Pembuatan Kompon Karet. Diberikan dalam Kursus Teknologi Barang Jadi Karet Pusat Penelitian Teknologi Karet. Bogor. http://www.bridgestone.co.id/tires/teropong_pembuatan_ban.htm Setiawan & Andoko. 2008. Botani Tanaman. Jakarta (ID) : Gramedia. Stevens MP. 2001. Kimia Polimer. Jakarta (ID) : Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai