Anda di halaman 1dari 14

Candida albicans

MORFOLOGI Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2- ! " #-$ ! hingga 2- , ! " -2% ! . C. albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. &ifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah sedikit.Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar %-'2 !. (orfologi koloni C. albicans pada medium padat agar Sabouraud )ekstrosa, umumnya berbentuk bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin dan kadangkadang sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yang telah tua. *mur biakan mempengaruhi besar kecil koloni. +arna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape. )alam medium cair seperti glucose yeast, e"tract pepton, C. albicans tumbuh di dasar tabung. Pada medium tertentu, di antaranya agar tepung jagung (corn-meal agar), agar tajin (rice-cream agar) atau agar dengan ,,'- glukosa terbentuk klamidospora terminal berdinding tebal dalam .aktu 2/-#$ jam. Pada medium agar eosin metilen biru dengan suasana C02 tinggi, dalam .aktu 2/-/% jam terbentuk pertumbuhan khas menyerupai kaki laba-laba atau pohon cemara. Pada medium yang mengandung faktor protein, misalnya putih telur, serum atau plasma darah dalam .aktu '-2 jam pada suhu #1oC terjadi pembentukan kecambah dari

blastospora. C. albicans dapat tumbuh pada 2ariasi p& yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada p& antara /, -$, . 3amur ini dapat tumbuh dalam perbenihan pada suhu 2%-#1oC C. C. albicans membutuhkan senya.a organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. *nsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat. 3amur ini merupakan organisme anaerob fakultatif yang mampu melakukan metabolisme sel, baik dalam suasana anaerob maupun aerob. Proses peragian (fermentasi) pada C. albicans dilakukan dalam suasana aerob dan anaerob. 4arbohidrat yang tersedia dalam larutan dapat dimanfaatkan untuk melakukan metabolisme sel dengan cara mengubah karbohidrat menjadi C02 dan &20 dalam suasana aerob. Sedangkan dalam suasana anaerob hasil fermentasi berupa asam laktat atau etanol dan C02. Proses akhir fermentasi anaerob menghasilkan persediaan bahan bakar yang diperlukan untuk proses oksidasi dan pernafasan. Pada proses asimilasi, karbohidrat dipakai oleh C. albicans sebagai sumber karbon maupun sumber energi untuk melakukan pertumbuhan sel. C. albicans dapat dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuannya melakukan proses fermentasi dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhkan karbohidrat sebagai sumber karbon. Pada proses fermentasi, jamur ini menunjukkan hasil terbentuknya gas dan asam pada glukosa dan maltosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan gas pada laktosa. Pada proses asimilasi menunjukkan adanya pertumbuhan pada glukosa, maltosa dan sukrosa namun tidak menunjukkan pertumbuhan pada laktosa. )inding sel C. albicans berfungsi sebagai pelindung dan juga sebagai target dari beberapa antimikotik. )inding sel berperan pula dalam proses penempelan dan

kolonisasi serta bersifat antigenik. 5ungsi utama dinding sel tersebut adalah memberi bentuk pada sel dan melindungi sel ragi dari lingkungannya. C. albicans mempunyai struktur dinding sel yang kompleks, tebalnya ',, sampai /,, nm. 4omposisi primer terdiri dari glukan, manan dan khitin. (anan dan protein berjumlah sekitar ' ,2-#, dari berat kering dinding sel, -',#-)-glukan dan 6',$-)-glukan sekitar /1-$, -, khitin sekitar ,,$-7 -, protein $-2 - dan lipid '-1 -. )alam bentuk ragi, kecambah dan miselium, komponen-komponen ini menunjukkan proporsi yang serupa tetapi bentuk miselium memiliki khitin tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan sel ragi. )inding sel C. albicans terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Segal dan 8a2in ('77/) memperlihatkan bah.a dinding sel C. albicans terdiri dari lima lapisan yang berbeda. (embran sel C. albicans seperti sel eukariotik lainnya terdiri dari lapisan fosfolipid ganda. (embran protein ini memiliki aktifitas en9im seperti manan sintase, khitin sintase, glukan sintase, :;Pase dan protein yang mentransport fosfat. ;erdapatnya membran sterol pada dinding sel memegang peranan penting sebagai target antimikotik dan kemungkinan merupakan tempat bekerjanya en9im-en9im yang berperan dalam sintesis dinding sel. (itokondria pada C. albicans merupakan pembangkit daya sel. )engan menggunakan energi yang diperoleh dari penggabungan oksigen dengan molekul-molekul makanan, organel ini memproduksi :;P. Seperti halnya pada eukariot lain, nukleus C. albicans merupakan organel paling menonjol dalam sel. 0rgan ini dipisahkan dari sitoplasma oleh membran yang terdiri dari 2 lapisan. Semua )<: kromosom disimpan dalam nukleus, terkemas dalam serat-serat kromatin. =si nukleus berhubungan dengan sitosol melalui pori-pori nucleus. >akuola berperan dalam sistem pencernaan sel, sebagai tempat penyimpanan lipid dan granula polifosfat. (ikrotubul dan mikrofilamen berada dalam sitoplasma. Pada C. albicans mikrofilamen berperan penting dalam terbentuknya perpanjangan hifa.C. albicans mempunyai genom diploid. 4andungan )<: yang berasal dari sel ragi pada fase

stasioner ditemukan mencapai #, !g?',%sel. *kuran kromosom Candida albicansdiperkirakan berkisar antara ,,7 - ,1 (bp. 8eberapa metode menggunakan :lternating 5ield @el Alectrophoresis telah digunakan untuk membedakan strain C. albicans. Perbedaan strain ini dapat dilihat pada pola pita yang dihasilkan dan metode yang digunakan. Strain yang sama memiliki pola pita kromosom yang sama berdasarkan jumlah dan ukurannya. Ste2en dkk ('77,) mempelajari '1 strain isolat C. albicans dari kasus kandidosis. )engan metode elektroforesis, '1 isolat C. albicans tersebut dikelompokkan menjadi $ tipe. :danya 2ariasi dalam jumlah kromosom kemungkinan besar adalah hasil dari chromosome rearrangement yang dapat terjadi akibat delesi, adisi atau 2ariasi dari pasangan yang homolog. Peristi.a ini merupakan hal yang sering terjadi dan merupakan bagian dari daur hidup normal berbagai macam organisme. &al ini juga seringkali menjadi dasar perubahan sifat fisiologis, serologis maupun 2irulensi. Pada C. albicans, frekuensi terjadinya 2ariasi morfologi koloni dilaporkan sekitar ', -2 sampai ', -/ dalam koloni abnormal. 5rekuensi meningkat oleh mutagenesis akibat penyinaran *> dosis rendah yang dapat membunuh populasi kurang dari ',-. ;erjadinya mutasi dapat dikaitkan dengan perubahan fenotip, berupa perubahan morfologi koloni menjadi putih smooth, gelap smooth, berbentuk bintang, lingkaran, berkerut tidak beraturan, berbentuk seperti topi, berbulu, berbentuk seperti roda, berkerut dan bertekstur lunak.

KLASIFIKASI 4ingdom B 5ungi Phylum B :scomycota Subphylum B Saccharomycotina

Class B Saccharomycetes 0rdo B Saccharomycetales 5amily B Saccharomycetaceae @enus B Candida Spesies B Candida albicans (C.P. Cobin) 8erkhout '72# Sinonim B Candida stellatoidea dan 0idium albicans PATOGENITAS DAN VIRULENSI 8agian ;ubuh yang (ungkin ;erinfeksi Candida albicans Pada manusia, C. albicans sering ditemukan di dalam mulut, feses, kulit dan di ba.ah kuku orang sehat. C. albicans dapat membentuk blastospora dan hifa, baik dalam biakan maupun dalam tubuh. 8entuk jamur di dalam tubuh dianggap dapat dihubungkan dengan sifat jamur, yaitu sebagai saproba tanpa menyebabkan kelainan atau sebagai parasit patogen yang menyebabkan kelainan dalam jaringan. Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bah.a sifat patogenitas tidak berhubungan dengan ditemukannya C. albicans dalam bentuk blastospora atau hifa di dalam jaringan. ;erjadinya kedua bentuk tersebut dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi, yang dapat ditunjukkan pada suatu percobaan di luar tubuh. Pada keadaan yang menghambat pembentukan tunas dengan bebas, tetapi yang masih memungkinkan jamur tumbuh, maka dibentuk hifa. Cippon ('71/) mengemukakan bah.a bentuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jaringan. Sesudah terjadi lesi, dibentuk hifa yang melakukan in2asi. )engan proses tersebut terjadilah reaksi radang. Pada kandidosis akut biasanya hanya terdapat blastospora, sedang pada yang menahun didapatkan miselium. 4andidosis di permukaan alat dalam biasanya hanya mengandung blastospora yang erjumlah besar, pada stadium lanjut tampak hifa. &al ini dapat dipergunakan untuk menilai hasil pemeriksaan bahan klinik, misalnya dahak, urin untuk menunjukkan stadium penyakit. 4elainan jaringan yang disebabkan oleh C. albicans dapat berupa peradangan, abses

kecil atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak terkena adalah ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks dan medula dengan terbentuknya abses kecil-kecil ber.arna keputihan. :lat dalam lainnya yang juga dapat terkena adalah hati, paru-paru, limpa dan kelenjar gondok. (ata dan otak sangat jarang terinfeksi. 4andidosis jantung berupa proliferasi pada katup-katup atau granuloma pada dinding pembuluh darah koroner atau miokardium. Pada saluran pencernaan tampak nekrosis atau ulkus yang kadang-kadang sangat kecil sehingga sering tidak terlihat pada pemeriksaan. (anifestasi klinik infeksi C. albicans ber2ariasi tergantung dari organ yang diinfeksinya. Pada .anita, C. albicans sering menimbulkan 2aginitis dengan gejala utama fluor albus yang sering disertai rasa gatal. =nfeksi ini terjadi akibat tercemar setelah defekasi, tercemar dari kuku atau air yang digunakan untuk membersihkan diriD sebaliknya 2aginitis Candida dapat menjadi sumber infeksi di kuku, kulit di sekitar 2ul2a dan bagian lain. MASA INKUBASI ATAU CARA PENULARAN, DILENGKAPI DENGAN SIKLUS Setiap .anita memiliki satu pasangan yang aktual atau potensial. 8anyak pria mengembangkan infeksi candida pada genitalia, yang biasanya tampak sebagai balanitis atau balanoposthitis. Sumber infeksi ini secara normal berasal dari pasangan seksual .anita, dan masa inkubasinya 2-# hari. 5aktor resiko pada pria hampir sama dengan .anita. (isalnya, diabetes melitus meningkatkan kerentanan pria terhadap infeksi jamur sama dengan .anita. Penularan Candida albicans pada pria diperkirakan sekitar ',-. )i samping infeksi langsung, manifestasi lain C. :lbicans adalah dermatitis tingkat rendah pada penis pria yang berhubungan seksual dengan .anita yang menderita candidosis 2agina. )ermatitis ini tampak melalui iritasi dan hiperaemia yang terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah hubungan seksual. Pertimbangan tentang natural history candidosis 2agina menyatakan bah.a bila .anita dapat menularkan penyakit ini pada pria, bukan tidak mungkin terjadi proses sebaliknya.

<amun demikian, pera.atan bagi pria yang pasangannya menderita candidosis 2agina tidak begitu penting. =nfeksi jamur pada organ genitalia maternal merupakan salah satu sumber infeksi bagi neonatus, yang menimbulkan saria.an oral. )i samping itu, terdapat beberapa jalur infeksi lain, namun tidak semuanya dapat dipahami (0riel, 3.), '711). 8erbagai kondisi yang menurunkan keasaman 2agina dan dapat meningkatkan resiko terkena infeksi jamur 2agina sebagai berikutB E stress E kurang tidur E sakit E diet yang buruk atau terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula E kehamilan E menstruasi E menggunakan pil 48 E menggunakan antibiotic E menggunakan obat-obatan steroid E penyakit seperti diabetes yang tidak terkontrol atau infeksi &=> =nfeksi dapat pula terjadi melalui hubungan seksual, namun angka kejadiannya sangat jarang, umumnya terjadi pada pria. Pada .anita, infeksi lebih sering terjadi karena melemahnya sistem imun ((edic%F 5amily &ealth @uide, 2,,1). Gingkungan 5isik (emungkinkan dan (emudahkan 0rang ;ertular 4ontak atau Gebih 8eresiko dengan Penyebab Penyakit. 5aktor utama penyebab candidosis 2agina adalah masalah kebersihan. =nfeksi jamur dapat disebabkan oleh air kotor yang digunakan untuk membersihkan 2agina. )i samping itu, pakaian dalam yang kotor atau tidak diganti secara teratur juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Pakaian dalam ketat atau berbahan nilon dapat menyebabkan 2agina menjadi lembap

sehingga menyediakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur (Chu, 3. &. 4, 2,,1). Gingkungan Sosio-4ultural yang (emungkinkan dan (emudahkan 0rang ;ertular 4ontak atau Gebih 8eresiko dengan Penyebab Penyakit. Candidosis 2agina sangat tidak umum terjadi sebelum menstruasi dan setelah menopause karena tidak diproduksinya estrogen lagi. =ni mungkin karena candida tidak dapat berkembang biak dengan baik pada lingkungan ini. 8ahkan dalam kejadian tanpa gejala, pada .anita usia produktif tanpa infeksi jamur yang baru, ada 2 -#,- kejadian dari kolonisasi jamur 2agina oleh polimerase chain reaction (PCC) dan tidak berbeda dari .anita yang mengalami infeksi jamur berulang. 4ebudayaan lebih sering berpengaruh pada .anita dengan ri.ayat infeksi jamur berulang dibandingkan dengan pada .anita tanpa gejala (22- 2s $-) yang akan mengindikasikan bah.a secara kuantitatif, makin banyaknya organisme jamur menyebabkan seorang .anita cenderung untuk mengalami infeksi berulang. :da suatu angka kejadian lebih tinggi dari candidosis 2agina pada pemakai pakaian dalam yang ketat (&ealth 0n ;he <et 5oundation, 2,,$). 4etahanan (ental-8iologik (4ebugaran 3asmani, 4etahanan (ental, Status @enetika, Status @i9i )an 4ekebalan 8iologic) yang (emungkinkan dan (emudahkan 0rang ;ertular 4ontak atau Gebih 8eresiko dengan Penyebab Penyakit. Penyebab candidosis 2agina ada setidaknya dua komponen, yaitu kedatangan fungi pada 2agina dan perubahan kondisi biokimia dan imun 2agina yang memungkinkan fungi tumbuh pesat dan menimbulkan gejala. Sekitar 2 -#,- .anita usia reproduktif memiliki jamur pada 2aginanya. 5ungi yang paling umum adalah Candida albicans, tetapi spesies lain juga menimbulkan gejala seperti C. glabrata, C. tropicalis, C. guilliermondii, C. parapsilosis, dan lain-lain. 4ondisi kedua yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur 2agina adalah perubahan biokimia 2agian. )alam keadaan normal tanpa infeksi, lactobacillus 2aginal melekat pada dinding epitel 2agina dan

mencegah uropatogen lain menempel. Segala sesuatu yang mengganggu pertumbuhan normal lactobacillus 2aginal, seperti antibiotik, meningkatkan resiko infeksi 2agina dan bila jamur yang menjadi patogen ada, jamur itu akan melekat di epitel dan menimbulkan gejala. )iabetes dan kondisi lain yang menekan sistem imun meningkatkan diabetes. 4ontrasepsi oral hanya mencegah kehamilan, bukan pemaparan terhadap infeksi jamur. Pasien &=> hanya mengalami peningkatan infeksi jamur bila sistem imun tertekan, biasanya dengan jumlah C)/ kurang dari 2,, sel?mm# (&ealth 0n ;he <et 5oundation, 2,,$). 4egiatan Pelayanan 4esehatan (Primer, Sekunder dan ;ersier) yang (emungkinkan dan (emudahkan 0rang ;ertular 4ontak atau Gebih 8eresiko dengan Penyebab Penyakit. *ntuk menggunakan obat bebas yang dijual di pasaran, pasien harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, terutama apabila pasien sedang hamil, tidak pernah didiagnosa dengan penyakit infeksi jamur sebelunya, atau pernah terkena penyakit infeksi jamur berulang. Penelitian menunjukkan bah.a 2?# .anita yang membeli produk-produk ini tidak benar-benar terkena infeksi jamur. (enggunakan obat-obatan ini secara tidak tepat akan menyebabkan infeksi yang sulit untuk disembuhkan. )i samping itu, menggunakan obat-obatan untuk infeksi jamur ketika pasien memiliki infeksi lainnya dapat memperburuk kondisinya ((edic%F 5amily &ealth @uide, 2,,1). 8ila pasien memutuskan untuk menggunakan obat bebas, baca dan ikuti petunjuknya secara hati-hati. 8eberapa krim dan suppositoria dapat melemahkan kondom dan diafragma. 4uman bisa kebal (mempunyai resistansi) terhadap obat-obatan yang biasa dipakai untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Salah satu penyebab dari resistansi tersebut disebabkan oleh kemunculan C.glabrata sebagai agen yang infeksius dibandingkan C.albicans. C.glabrata lebih resisten terhadap berbagai perlakuan. 4adang seorang .anita bisa menderita iritasi 2ul2o2aginitis yang tidak disebabkan oleh infeksi jamur. 4rim pengobatan, suppositoria, atau perineal pads

bisa menimbulkan reaksi alergi atau iritasi yang lebih parah lagi. Pengobatan 2aginal topical dengan butacona9ole lebih diutamakan dibandingkan dengan oral flucona9ole ()iflucanF) sebab bersifat tanpa resep dan lebih efektif. 5lucona9ole cukup efektif, namun spesies non-candida albicans sudah mengalami resistensi dan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mematikannya. Secara ilmiah diusahakan untuk menerapkan terapi sistemik (oral) pada pasien yang memiliki bloodborne yeast infection seperti :=)S atau berhubungan dengan kemoterapi untuk kanker lebih dibandingkan inducing resistansi organisme pada pengobatan infeksi 2aginal. :supan yogurt yang terdapat lactobacillus acidophilus sepertinya tidak mengurangi kejadian candidosis 2agina, .alaupun mempunyai peran untuk bacterial 2aginosis (&ealth 0n ;he <et 5oundation, 2,,$). 5ase Prepatogenesis. Pada fase prepatogenesis, terjadi interaksi antara berbagai faktor determinan penyakit sebelum agen penyakit berinteraksi dengan manusia. 5ase ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi fisiologis dan patologis. Fakt ! P!"dis# sisi Fisi l $is Pada k"%a&ilan, t"!'adi #"!(ba%an % !& nal) (eningkatnya produksi estrogen menyebabkan p& 2agina menjadi lebih asam dan sangat baik untuk pertumbuhan candida. Pada umur tertentu, yaitu bayi dan orang tua, orang mempunyai kerentanan terhadap infeksi. 5aktor Predisposisi Patologis. 4eadaan umum yang buruk antara lain prematuritas, gangguan gi9i, dan penyakit menahun. Penyakit tertentu yang diderita, seperti diabetes melitus, leukemia, dan keganasan, dapat meningkatkan kerentanan. )i samping itu, kerentanan juga dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan, antibiotika, oral kontrasepsi, kortikosteroid, dan sitostatika, serta iritasi setempat pada tubuh, antara lain kegemukan, urin, air, dan lain-lain. Fas" Pat $"n"sis) Pada fase patogenesis, terjadi perjalanan penyakit dalam tubuh manusia sehingga muncul berbagai gejala klinis antara lain sebagai berikutB

E Sebagian penderita asimtomatis atau mempunyai keluhan yang sangat ringan disertai perasaan gatal E 8ila hebat seringkali akan mengeluh perasaan panas dan nyeri se.aktu koitus E 5luor albus ber.arna keputih-putihan seperti susu pecah E Pada pemeriksaan didapatkan 2ul2a edema, hiperemia, dan erosi E >agina hiperemia disertai discharge keputihan tebal yang bila diangkat mukosa di ba.ahnya mengalami erosi, kadang-kadang discharge sedikit, encer, atau seperti normal. Casa terbakar pada 2agina atau 2ul2a tidak selalu merupakan faktor pembeda untuk 2aginitis akibat jamur dan 2aginosis akibat bakteri. Suatu studi menemukan bah.a faktor-faktor pembeda terbaik antara lain penggunaan kondom, penggunaan antibiotik dalam .aktu dekat, usia muda, dan tidak adanya gonorrhea atau 2aginosis akibat bakteri. P& 2agina pada infeksi jamur lebih rendah daripada 2aginitis tipe lain dan biasanya sekitar #.%-/.2, tetapi yang paling sering di ba.ah /. . Pengecatan gram untuk menunjukkan jamur adalah metode diagnosis yang tepat seperti kulturnya tetapi ini hanya terjadi pada pasien simtomatik karena adanya latar belakang positif pada .anita tanpa problem jamur. Pemeriksaan apusan dapat akurat apabila baik hifa dan spora terlihat tetapi degnan hasil negatif. Seorang .anita dapat menunjukkan ekskret keputihan atau kekuningan yang tidak encer atau seperti keju. @atal-gatal dan rasa panas (terbakar) pada 2ul2a tidak selalu terjadi atau bahkan kemerahan dan membengkak (&ealth 0n ;he <et 5oundation, 2,,$). 5ase Con2alescense. 5ase con2alescense merupakan proses penyembuhan yang mempengaruhi kemungkinan keluaran hasil akhir dari perjalanan sakit. 4emungkinan hasil akhir perjalanan penyakit ini adalah sembuh total atau sembuh dengan gejala sisa. UPA*A PENCEGA+AN DAN PENGOBATAN

Pengobatan penyakit ini menggunakan antimikotik topikal seperti nistatin ',,.,,, unit selama '/ hari, mikonasol ',, mg selama 1 hari, dan klotrimasol ',, mg selama 1 hari, serta antimikotik sistemik seperti ketokona9ol dengan dosis 2 " ',, mg selama ',-' hari. Pengobatan suportif dapat dilakukan dengan menghilangkan faktor-faktor prediposisi. Pera.atan yang tepat mapu menyembuhkan 7,- dari infeksi 2agina dalam dua minggu atau kurang (biasanya hanya dalam beberapa hari), tergantung pada jenis peradangannya. =nfeksi 2agina yang tidak diobati dapat berlangsung bertahun-tahun, dengan atau tanpa gejala (&ar2ard (edical School, 2,,$). :pabila terjadi infeksi berulang, hubungi dokter. Sekitar - .anita terkena infeksi jamur 2agina empat kali

atau lebih setiap tahun. &al ini disebut Cecurrent >ul2o2aginal Candidiasis (C>>C). C>>C umum terjadi pada .anita dengan diabetes atau sistem imun yang lemah. <ormalnya, hal ini diatasi dengan obat antijamur selama sampai enam bulan ((edic%F 5amily &ealth @uide, 2,,1).

UPA*A PENCEGA+AN *paya Pencegahan Primer. 4arena Candidosis 2agina dapat ditularkan melalui hubungan seksual, penyebaran infeksi ini dapat dicegah dengan cara tidak berhubungan seksual atau hanya berhubungan seksual dengan satu pasangan yang tidak terinfeksi. )i samping itu, penderita pria juga dapat menggunkaan kondom lateks selama hubungan seksual, dengan atau tanpa spermatisida. Pencegahan terjangkitnya Candidosis >agina, dapat dilakukan dengan menjaga area sekitar genitalia bersih dan kering. &indari sabun yang dapat menyebabkan iritasi, 2agina spray, dan semprotan air. @anti pembalut secara teratur. @unakan pakaian dalam dari katun yang longgar dan menyerap keringat, hindari pakaian dalam dari nilon. Setelah berenang, cepat ganti pakaian yang kering daripada duduk dengan pakaian renang yang basah dalam .aktu yang lama (&ar2ard (edical School, 2,,$). *paya Pencegahan Sekunder. Setelah pasien menjelaskan gejala-gejala yang

timbul, dokter akan melakukan pemeriksaan ginekologi dan memeriksa organ genitalia eksterna, 2agina, dan cer2i" untuk melihat adanya inflamasi atau ekskret abnormal. Seseorang akan dinyatakan suspect Candidosis >agina bila terjadi inflamasi pada 2agina, terdapat ekskret putih dari 2agina, dan di sekeliling 2agina. )okter mungkin akan mengambil sampel ekskret 2agina untuk diperiksa dengan mikroskop di laboratorium. Candidosis >agina dapat diatasi dengan obat antijamur yang bekerja secara langsung pada 2agina sebagai tablet, krim, salep, atau suppositoria. 0bat-obatan ini termasuk butocona9ole (5emStat), clotrima9ole (Clotrimaderm, Canesten), micona9ole ((onistat, (ona9ole, (ico9ole), nystatin (sold under se2eral brand names), tiocona9ole (@yneCure) and tercona9ole (;era9ole). 0ral flucona9ole ()iflucan 0ral) juga dapat digunakan dalam dosis ringan.pengobatan pada pasangan seksual biasanya tidak direkomendasikan (&ar2ard (edical School, 2,,$). ;ujuan terapi adalah untuk mengurangi jumlah organisme jamur dan melindungi jaringan 2ul2a sehingga menggaruk dan menggosok tidak akan merusak kulit dan menyebabkan infeksi bakteri perineal sekunder. @ejala terbakarnya 2ul2a karena alkohol dan produk toksik yang dimetabolis oleh jamur dari karbohidrat tubuh. 8utocona9ole (5emstatF, (ycele" ) intra2aginal untuk # hari adalah salah satu pilihan obatnya. 8anyak spesies jamur yang tahan terhadap bermacam-macam pera.atan topis dan 8utocona9ole lebih direkomendasikan berdasarkan beberapa pembelajaran lebih lanjut. ;opical imida9oles cocok untuk jamur 2agina, 8utocona9ole dan itracona9ole memiliki akti2itas terbaik dalam tes pipet mela.an bermacam-macam jamur dan organisme fungi yang lain. ;. glabrata dan S. cere2isiae lebih resisten terhadap clotrima9ole and ketocona9ole, sedangkan C. krusei lebih resisten terhadap nystatin and flucytosine. ;ercona9ole (;era9oleF) umumnya menggunakan resep terapi jika terapi a.al tidak bekerja. =ni lebih efektif daripada flucona9ole ()iflucanF) untuk banyak spesies. :sam 8orat 2aginal suppositoria yang digunakan $,, mg?hari untuk ', hari %,- efektif untuk C. glabrata

yang telah resisten terhadap terapi standar lainnya. ;erapi minyak esensial dapat juga digunakan untuk terapi jamur 2agina. (inyak pohon teh terbukti efektif mela.an jamur dalam konsentrasi ,. --2- ((edic%F 5amily &ealth @uide, 2,,1). *paya Pencegahan ;ersier. Pencegahan tersier bertujuan untuk mengembalikan fungsi mental, fisik, dan sosial penderita setelah proses penyakitnya dihentikan. *paya ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikutB E ;idak memakai pakaian dalam berbahan nilon yang menyebabkan daerah genitalia menjadi lembab dan meningkatkan resiko infeksi berulang. E (enjaga pola makan sesuai dengan standar kesehatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. E (enjaga kebersihan indi2idu dan lingkungan untuk mencegah pertumbuhan jamur yang dapat menyebabkan infeksi. E (elatih masyarakat yang pernah terjangkit Candidosis >agina untuk terbiasa berperilaku hidup sehat. E ;erapi mental dan sosial (&ar2ard (edical School, 2,,$). 3amur 2agina dapat bersifat lembam tanpa gejala apapun. 4adang-kadang infeksi jamur ini hilang, tetapi hal ini selalu membutuhkan terapi singkat untuk mengurangi jumlah jamur yang ada. =ni mungkin pengaruh dari pembersihan cairan 2agina. 4arena gejala terbakar dapat timbul sangat hebat, tidak ada yang mempelajari berapa lama rangkaian alami dari candidosis 2agina. 8iasanya tidak terjadi infeksi jamur sekaligus bacterial 2aginosis, tetapi kadang-kadang terjadi dengan infeksi bacterial 2aginosis berulang. =nfeksi jamur 2agina selama kehamilan tidak dikaitkan dengan preterm labor ((edic%F 5amily &ealth @uide, 2,,1).

Anda mungkin juga menyukai