Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ------

B. Rumusan Masalah Berdasarkan data yang diuraikan diatas mengenai tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di Desa Timbung dan Desa Shabah maka rumusan masalah dalam peneliatian ini adalah: Apa faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Banua Padang Kabupaten Tapin khususnya Desa Timbung dan Desa Shabah?

C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Banua Padang Kabupaten Tapin khususnya Desa Timbung dan Desa Shabah.

D. Manfaat Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam perencanaan dan pelaksanaan program ke depan yang berhubungan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terutama dalam upaya menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE

A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Penelitian yang dilakukan dengan metode ini bertujuan mendapatkan gambaran atau informasi terhadap objek yang akan diteliti tentang faktor yang mempengaruhi kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Banua Padang Kabupaten Tapin khususnya Desa Timbung dan Desa Shabah.

B. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang sedang hamil dan nifas di Desa Timbung dan Desa Shabah.

Sampel Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu yang sedang hamil dan nifas pada bulan Oktober 2013 di Desa Timbung dan Desa Shabah yang ada saat kunjungan rumah atau hadir ke Poskesdes berdasarkan undangan.

Cara pengambilan sampel Cara pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik sampel secara random sederhana. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia saat penelitian sedang berlangsung, yaitu ibu hamil dan nifas yang ada pada saat kunjungan rumah serta ibu hamil dan nifas yang hadir ke Poskesdes berdasarkan undangan.

C. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan kuesioner. Alat pengambilan data/ instrumen adalah kuesioner. Data primer diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan alat pengambil data / instrumen yaitu kuesioner. Data sekunder di dapat dari data kependudukan yang dimiliki Bidan Desa Timbung dan Shabah serta data Pemantauan Wilayah Sekitar-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) Puskesmas Banua Padang bulan Januari-September 2013.

D. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor yang mempengaruhi tingginya kematian bayi di Desa Timbung dan Desa Shabah, antara lain: 1. Mencari masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Banua Padang berdasarkan data yang ada di Puskesmas Banua Padang. Ditemukan bahwa Angka Kematian Bayi (terutama di Desa Timbung dan Desa Shabah) tinggi. 2. Mencari referensi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya AKB (Angka Kematian Bayi). 3. Melakukan wawancara dengan petugas kesehatan yang berhubungan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (terutama Bidan Desa Timbung dan Shabah) untuk mengetahui gambaran umum mengenai faktor penyebab tingginya Angka Kematian Bayi. 4. Mengumpulkan dan menganalisis data sekunder yang didapat dari data Pengawasan Wilayah Sekitar Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). 5. Menyusun metode penelitian dan membuat kuesioner yang akan digunakan sebagai instrumen pengumpulan data primer. 6. Melaksanakan penyebaran kuesioner kepada responden di Desa Timbung dan Shabah. 7. Menganalisis data primer dan data sekunder yang sudah di dapat sebelumnya. 8. Penyusunan laporan.

BAB IV HASIL

A. Profil Komunitas Umum Puskesmas Banua padang memiliki wilayah kerja seluas 149,98 km2 yang mencakup 12 desa dengan jumlah penduduk sebesar 11.621 jiwa. Wilayah kerja Puskesmas Banua Padang terdiri dari 12 desa, yaitu: 1. Desa Paring Guling 2. Desa Rantau Bujur 3. Desa Hangui 4. Desa Linuh 5. Desa Kalumpang 6. Desa Shabah 7. Desa Timbung 8. Desa Purut 9. Desa Banua Padang 10. Desa Banua Padang Hilir 11. Desa Bungur Lama 12. Desa Bungur Baru.

Wilayah kerja Puskesmas Banua Padang berbatasan dengan: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tapin Utara. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tapin Selatan. 3. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Piani. 4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tapin Tegah. (Peta wilayah kerja puskes banua padang)

B. Profil Desa Timbung 1. Data geografis Desa Timbung terletak di Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin. Jarak dengan ibukota kecamatan atau Puskesmas adalah 3,5 Km. dan jarak dari ibukota Kabupaten atau RSUD Datu Sanggul Rantau adalah 6 Km. Dengan Wilayah 1,50 Km2. Terdiri atas 2 RT dan 1 RW. Desa Timbung mempunyai batas-batas wilayah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Banua Padang. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tampunang Shabah. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Purut. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sandar Kalumpang. Rata-rata Desa Timbung adalah daratan dengan 2 musim yaitu iklim hujan terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juni, Nopember dan Desember. Di samping musim kemarau terjadi pada bulan juli sampai dengan Oktober. Penduduk yang bermukim di Desa Timbung merupakan sebagian besar adalah penduduk asli dengan suku bangsa banjar 100% dan seluruhnya menganut agama Islam. Kultur dan sosial budaya masyarakat Timbung masih sederhana dan banyak dipengaruhi oleh agama Islam sehingga masyarakatnya terkenal religius. Ini dapat dilihat dengan maraknya acara-acara peringatan keagamaan yang diperingati masyarakat seperti acara baayun anak yang biasa digelar pada bulan rabiul awal tahun hijriyah atau bulan maulid disamping perayaan keagamaan lainnya. (Peta wilayah desa timbung)

2. Data demografis Desa Timbung merupakan desa yang berada di Kecamatan Bungur dengan jumlah penduduk 702 jiwa. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel x.x Data demografi Desa Timbung tahun 20 Demografi RT 1 RT 2 Jumlah penduduk Sumber: Data desa 20 Lk 142 220 362 Pr 139 201 340 KK Miskin 16 28 44 Bumil 2 4 6

Desa Timbung yang memiliki jumlah KK sebanyak 173 KK dilihat dari tingkat pendidikannya jumlah putus sekolah (tidak tamat SD adalah 107 orang. Ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel x.x Data penduduk berdasarkan jenis pendidikan Desa Timbung Tahun 2009 Jenis Pendidikan Tidak sekolah RT 1 27 RT 2 80 Jumlah 107 % 23,7

Masih SD SD Masih SMP SMP Masih SMA SMA Perguruan Tinggi Jumlah Sumber: Data desa 2009

28 86 5 25 4 8 6 189

84 62 14 17 3 0 2 262

112 148 19 42 7 8 8 451

24,8 32,8 4,2 9,3 1,6 1,8 1,8 100

Disamping itu jumlah angkatan kerja adalah 451 orang tertapi yang bekerja hanya 233 orang yaitu sekitar 51,7%. Hal ini terlihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel x.x Data penduduk berdasarkan jenis pekerjaan Desa Timbung tahun 2009 Jenis Pekerjaan Penduduk tidak bekerja Petani / kebun PNS Swasta Lainnya Jumlah Sumber Data desa 2009 RT 1 81 46 4 58 0 189 RT 2 137 59 0 66 0 262 Jumlah 218 105 4 124 0 451 % 48,3 23,3 0,9 27,5 0,0 100

3. Sarana prasarana kesehatan Jumlah Posyandu balita yang ada di Desa Timbung adalah sebanyak 1 buah dengan kader aktif sebanyak 5 orang. Untuk pemenuhan kebutuhan ait bersih sebagian masyarakat menggunakan hidrant umum yang dikelola oleh pokmair sebanyak 3 kelompok disamping ada pula 3 KK yang memilih sumur sebagai sarana air bersih keluarga dan ada pula yang sudah menggunakan PDAM. Sebagian besar masyarakat desa Timbung masih MCK di sungai, hanya 26 KK saja yang memiliki jamban keluarga. Adapun saranan prasarana kesehatan di Desa Timbung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel x.x Data sarana prasarana kesehatan Desa Timbung tahun 2009 Sarana Prasarana Kesehatan Polindes Poskesdes Jumlah Kondisi 1 Baik Keterangan Berfungsi

Pustu Pos Obat Desa Bidan desa Nakes lainnya SAB hidrant umum Jamban umum Pokmair Sumber: Data desa 2009

1 -

3 Baik 5 Baik 3

PNS Berfungsi Berfungsi Aktif

Poskesdes yang berada di Desa Timbung ditinggali oleh Bidan Desa yang melayani pertolongan persalinan sekaligus pelayanan dasar dan emergency karena tidak tersedianya Nakes lainnya di desa tersebut. Fasilitas di poskesdes mencukupi untuk pertongan persalinan, pelayanan kesehatan, tempat penyimpanan obat dan alkes serta sebagai tempat tinggal bagi bidan desa dan keluarganya.

4. Data Kematian Neonatal Total kematian bayi tahun 2013 sampai bulan September di Desa Timbung berjumlah 4 bayi. Data lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel x.x Tabel data kematian neonatal-perinatal tahun 2013 No 1 2 3 4 Nama Bayi By. Ny. Maimunah By. Ny. Aisyah By. Rahimah By. Siti Usia Ibu >20 th 25 th >20 th <20 th ANC 1x 4x 1x 3x Umur <7 hari 7 hari Lahir mati <7 hari Usia Kehamilan 40 mgg 43 mgg 32 mgg 43 mgg BBL >2500 gr 2500 gr >2500 gr >2500 gr Penyebab Penolong Tempat Kematian Persalinan Kejadian Asfiksia Lain-lain Lahir mati Asfiksia Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan R. Sakit R. Pasien R. Pasien

Sumber: data register KIA Puskesmas *angka kematian bayi shabah

B. Profil Desa Shabah 1. Data geografis Desa Shabah terletak di Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin. Jaraknya dengan ibukota kecamatan yaitu Bungur Lama adalah 5 Km. Dan jarak ke ibukota kabupaten atau pasar rantau adalah 8 Km. Dengan luas wilayah 1.374 Km2. Terdiri dari 9 RT dan 4 RW. Desa Shabah mempunyai batas batas wilayah yaitu:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bitahan Baru 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kalumpang 3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bungur Lama 4. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Miawa. Rata- rata daerah Shabah terdiri atas daratan dan pegunungan. Dengan dua musim yaitu: musim hujan pada bulan November sampai dengan Juni dan musim kemarau pada bulan Juli sampai dengan Oktober.

2. Data demografis Desa Shabah merupakan desa yang berada di Kecamatan Bungur dengan jumlah penduduk 2174 jiwa. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel x.x Data demografi Desa Shabah tahun 2012 Demografi RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7 RT 8 RT 9 Jumlah penduduk Sumber: Data desa 2012 KK 55 58 40 59 78 79 91 120 70 650 Lk 97 94 61 123 124 130 148 201 140 1118 Pr 86 99 64 120 19 126 152 198 128 992 KK Miskin 4 5 3 21 5 4 4 1 0 47 Bumil

Pendidikan Untuk melihat gambaran secara umum mengenai perkembangan pendidikan di Desa Shabah, perlu di bedakan atas jenjang pendidikan yang tersedia yakni tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Tabel x.x Data penduduk berdasarkan jenis pendidikan Desa Shabah Tahun 2012 Belum tamat SD 9 RT 1 8 RT 2 7 RT 3 11 RT 4 64 RT 5 102 RT 6 13 RT 7 0 RT 8 8 RT 9 222 Jumlah Sumber: Data desa Shabah 2012 Jenis Pendidikan SD SMP SMA PT

49 61 47 98 102 77 97 148 100 779

61 81 52 73 48 50 135 154 80 734

52 36 15 38 29 26 44 68 55 363

12 13 4 23 0 1 11 29 25 118

Mata Pencaharian Tabel x.x Data penduduk berdasarkan jenis pekerjaan Desa Shabah tahun 2012 Jenis 1 pekerjaan RT 1 76 RT 2 89 RT 3 55 RT 4 122 RT 5 117 RT 6 128 RT 7 130 RT 8 160 RT 9 126 Jumlah 1003 Sumber Data desa 2012
KET: 1 = TIDAK BEKERJA 2 = BURUH PEGAWAI 3 = NELAYAN 4 = PETANI PEMILIK 5 = PEDAGANG 6 = PNS / POLRI / TNI / PENSIUNAN 7 = KARYAWAN SWASTA

2
1 1 1 2 6 25 22 0 4 62

3
0 0 0 0 0 0 1 0 3 4

4
94 81 63 50 52 38 120 2 52 552

5
6 10 2 5 8 13 5 1 9 59

6
1 0 4 2 2 2 3 0 1 15

7
1 14 3 62 58 50 9 236 73 506

3. Sarana prasarana kesehatan No 1 2 3 4 Tempat Umum Langgar Mesjid Balai Desa Balai Serbaguna Jumlah 6 4 1 1

5 6

SD TK

1 3

4. Data Pemantauan Wilayah Sekitar Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) ?? CAKUPAN K1, K4, NAKES & NEONATUS DESA SHABAH TH. 2011 Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah Target Cakupan (%) 2 2 4 3 6 6 4 2 2 4 2 2 39 25 156 K1 K4 2 2 3 2 5 5 3 1 1 2 2 2 30 25 120 Persalinan 1 1 2 1 4 4 2 1 1 2 1 1 21 25 84 Neonatus 1 1 2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 18 24 75 Resti 1 1 1 2 3 3 2 1 2 0 2 0 18 7 257

5. Sosial budaya Sosial budaya meliputi agama, suku bangsa, status gizi dan personal hygiene Agama Islam 100%

Suku Banjar dan Suku Jawa Makanan yg sering dikonsumsi keluarga tergantung keadaan ekonomi. Gambaran status gizi pada bayi dan balita (data terlampir)

Cakupan Pemakaian sarana per KK di desa Shabah No Jenis Sarana Cakupan Orang 1 2 Air bersih Jamban Keluarga 2110 2110 Cakupan KK 650 600 100 92,31 ??? %

C. Data Primer 1. Karakteristik demografi ibu Karakteristik sebagian besar responden adalah berusia 20-34 tahun, status kehamilan sedang hamil, pendidikan tamat SD, pekerjaan ibu rumah tangga dan tidak pernah memiliki riwayat kematian bayi sebelumnya. Tabel x.x Distribusi karakteristik demografi ibu Variabel Bebas Umur ibu <20 tahun 20-34 tahun >34 tahun Total Status Hamil Hamil Nifas Total Pendidikan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Total Pekerjaan Ibu rumah Tangga Pegawai Swasta Petani Pedagang Guru Total Frekuensi (n=29) 3 24 2 29 27 2 29 11 9 9 29 21 3 3 1 1 29 Persentase (%) 10,3 82,8 6,9 100 93,1 6,9 100 37,9 31 31 100 72,4 10,3 10,3 3,4 3,4 100

Riwayat Kematian Bayi Gangguan pernapasan Keguguran Tidak pernah Total 2. Tingkat pengetahuan ibu

3 1 26 29

10,3 3,4 89,7 100,0

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu, peneliti mengajukan tiga pertanyaan yaitu tentang kehamilan, persalinan dan nifas. Peneliti menyimpulkan sendiri tingkat pengetahuan berdasarkan akurasi jawaban atas pertanyaan tersebut. Kemudian tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu: kurang, sedang dan baik. Didapatkan sebagian besar ibu hamil yang menjadi responden memiliki pengetahuan kesehatan yang kurang mengenai kehamilan, persalinan dan nifas. Tabel x.x Tingkat pengetahuan kesehatan ibu mengenai kehamilan, persalinan dan nifas Tingkat Pengetahuan Kurang Sedang Baik Total 3. Kualitas gizi harian Dalam menentukan kualitas gizi harian, peneliti menanyakan menu dan jumlah porsi makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Selanjutnya peneliti menentukan tingkat kualitas konsumsinya ke dalam kelompok baik atau kurang. Ditemukan sebagian besar ibu yang menjadi responden sudah memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kualitas gizi baik. Ibu juga sudah terbiasa mengkonsumsi sayur dalam menu harian, namun kurang dalam hal mengkonsumsi buah. Sebagian ibu beralasan jarang mengkonsumsi buah karena dianggap mahal dan cukup sulit untuk didapat (harus membeli ke pasar ibu kota kabupaten, Rantau). Frekuensi (n=29) 19 9 1 29 Persentase (%) 65,5 31,0 3,4 100,0

Tabel x.x Kualitas gizi harian ibu Variabel Bebas Frekuensi (n=29) Persentase (%) 79,3 20,7 100,0

Kualitas konsumsi makanan harian Baik 23 Kurang 6 Total 29

Kebiasaan konsumsi buah Ya Tidak Total Kebiasaan konsumsi sayur Ya Tidak Total 4. Sanitasi

12 17 29 26 3 29

41,4 58,6 100,0 89,7 10,3 100,0

Mengenai sanitasi dan kebiasaan hidup bersih ibu yang menjadi responden dapat dilihat pada tabel. Sebagian besar ibu memiliki akses air minum yg berasal dari PDAM yang kemudian dimasak terlebih dahulu atau air minum kemasan siap minum. Ibu sebagian besar memiliki kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun terutama sebelum makan. Ibu sebagian besar sudah memiliki jamban keluarga untuk aktivitas buang air. Dan ibu sebagian besar telah memiliki kebiasaan menggosok gigi dengan frekuensi 2-3 kali sehari.

Tabel x.x Kebiasaan ibu yang berhubungan dengan sanitasi Variabel Bebas Frekuensi (n=29) Persentase (%)

Sumber Air Minum PDAM 10 Sumur 9 Kemasan 10 Total 29 Kebiasaan cuci tangan dengan sabun Ya 18 Tidak 11 Total 29 Kebiasaan BAB Jamban keluarga 26 Jamban umum 1 Sungai 2 Total 29 Kebiasaan Menggosok Gigi Ya 28 Tidak 1 Total 29 5. Akses ke sarana pelayanan kesehatan

34,5 31,0 34,5 100,0 62,1 37,9 100,0 89,7 3,4 6,9 100,0 96,6 3,4 100,0

Sebagian besar ibu tidak memiliki kesulitan untuk mengakses sarana pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar jarak menuju ke sarana pelayanan kesehatan <500 meter yang rata-rata dapat diakses dalam waktu 5-10 menit menggunakan motor.

Tabel x.x Akses ke sarana pelayanan kesehatan Variabel Bebas Jarak <500 m 500-1.000 m >1 km Total Waktu tempuh <5 menit 5-10 menit >10 menit Total Kendaraan Jalan kaki Motor Total Frekuensi (n=29) 14 10 5 29 10 14 5 29 8 21 29 Persentase (%) 48,3 34,5 17,2 100,0 34,5 48,3 17,2 100,0 27,6 72,4 100,0

Ibu yang menjadi responden ditanya mengenai rencana pilihan tenaga penolong persalinan yang akan datang. Sebagian besar ibu menjawab untuk memilih Bidan sebagai penolong persalinan. Alasan memilih Bidan sebagai penolong persalinan terutama karena ibu menganggap Bidan lebih ahli. Sedangkan sebagian yang memilih dukun kampung sebagai penolong persalinan terutama karena dirasa lebih nyaman. Beberapa ibu beralasan nyaman karena dukun kampung memiliki kebiasaan mengurut selama proses pertolongan persalinan. Selain itu muncul juga beberapa alasan memilih dukun kampung karena ketakutan dengan tindakan medis seperti disuntik, dijahit atau dirujuk ke RS.

Tabel x.x Rencana pemilihan tenaga persalinan Variabel Bebas Rencana Penolong Persalinan Bidan Dukun kampung Bidan dan dukun kampung Frekuensi (n=29) 19 3 7 Persentase (%) 65,5 10,3 24,1

Total 29 100,0 Alasan memilih bidan (pilihan dapat lebih dari satu) Nyaman 16 55,2 Ahli 18 62,1 Murah 7 24,1 Kebiasaan keluarga 2 6,9 Alasan memilih dukun kampung (pilihan dapat lebih dari satu) Nyaman 14 48,3 Ahli 5 17,2 Murah 5 17,2 Kebiasaan keluarga 12 41,4 Hambatan bekerjasama dengan Nakes Tidak selalu ada 3 10,3 Tidak ada hambatan 26 89,7 Total 29 100,0 6. Sumber biaya kesehatan Sebagian besar ibu mendapat biaya kesehatan dari jaminan pemerintah. Ada beberapa yang tidak mengetahui adanya biaya jaminan kesehatan dari pemerintah sehingga terbiasa menggunakan dana sendiri. Selain itu bagi ibu yang memiliki jaminan asuransi swasta biasanya didapat dari jaminan perusahaan tempat ibu atau keluarganya bekerja.

Tabel x.x Sumber biaya kesehata Persentase (%) Sumber Biaya Kesehatan (pilihan dapat lebih dari satu) Sendiri 13 44,8 Asuransi swasta 3 10,3 Jaminan pemerintah 17 58,6 Variabel Bebas Frekuensi (n=29)

BAB V DISKUSI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai