Anda di halaman 1dari 4

Filsafat Socrates Ilmu pengetahun pada era Yunani kuno mengalami kemunduran serta tanggung jawab m anusia yang

melemah karena pengaruh negatif para filosof aliran sofisme. Berawal dari hal itu muncul keprihatinan moral dari para filosof yang selanjutnya memb angun pondasi falsafahnya sehingga kembali kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan. Berbagai pandangan filosof Yunani merupakan motivasi kuat untuk mem bangkitan kembali ilmu pengetahuan yang telah semakin lemah dan dangkal oleh pen garuh filsafat kaum sofis yang merelativitaskan segala sesuatu. Meskipun ada tokoh-tokoh sebelumnya, filosof pada zaman Yunani kuno berawal dari socrates, dia dilahirkan di Athena pada tahun 470 S.M. Socrates dikenal sebagai orang yang berbudi luhur mempunyai kearifan dan kebijaksanaan. Masa Socrates be rtepatan dengan masa kaum sofis. Oleh karena itu pokok pembahasan filsafat Socra tes hampir sama dengan pokok pembahasan kaum sofis bahkan ada orang yang memasuk kan Socrates kedalam golongan kaum sofis. Tetapi ini tidak benar, karena ada per bedaan yang nyata antara pendapat Socrates dan pendapat kaum sofis itu. Pada saat itu Socrates belum sampai pada suatu sistem filosofi, yang memberikan nama klasik kepada filosofi itu. Dia baru membuka jalan dan baru mencari kebenar an dan dia belum sampai menegakkan suatu sistem pandangan. Tujuannya terbatas hi ngga mencari dasar yang baru dan kuat bagi kebenaran dan moral. Sistem ajaran fi lsafat kuno baru dibangun oleh Plato dan Aristoteles, berdasarkan ajaran Socrate s tentang pengetahuan dan etika serta filosofi alam yang berkembang sebelum Socr ates. BIOGRAFI SOCRATES Socrates dilahirkan di Athena ( 470 S.M ). Dia bukan keturunan bangsawan atau o rang berkedudukan tinggi. Melainkan anak dari seorang pemahat bernama Sophronisc us dan ibunya seorang bidan bernama Phaenarete. Setelah ayahnya meninggal dunia, Socrates manggantikannya sebagai pemahat. Tetapi akhirnya dia berhenti dari pek erjaan itu dan bekerja dalam lapangan filsafat dengan dibelanjai oleh seorang pe nduduk Athena yang kaya. Di masa mudanya Socrates mendapat pendidikan normal dibidang sains, musik dan gi mnastik. Semua ini merupakan subjek pelajaran yang berlaku umum dalam priode Yun ani kuno. Dia dikenal juga sebagai pematung dan beberapa karyanya pernah ditampi lkan disalah satu tempat di jalan menuju ke Acropolis di Athena. Socrates mempunyai kepribadian yang sabar, rendah hati, yang selalu menyatakan d irinya bodoh. Meskipun dia orang yang berilmu, tapi dia dalam memilih orang yang jadi istri bukan dari golongan orang baik-baik dan pandai. Socrates Xantippe me nikah dan memiliki tiga orang anak: Lamprocles, Sophroniscos dan Menexene. Selam a hidupnya dia mengambil bagian pada tiga kampanye militer: pada awal perang Pel oponesis, antara 432-429 SM, di 424 SM dalam pertempuran di Delion dan di 422 da lam ekspedisi Amphipolis. Masa Socrates bertepatan dengan masa kaum sofis. Karena itu pokok pembahasan fil safat Socrates hampir sama dengan pokok pembahasan kaum sofis. Tetapi ada perbed aan yang nyata antara pendapat Socrates dan pendapat kaum sofis itu. Dengan seku at tenaga Socrates menentang ajaran para sofis. Dia membela yang benar dan yang baik sebagai nilai obyektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang. Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupakan contoh istimewa dan selak u filosof yang jujur juga berani. Karena populernya, Socrates yang tidak pernah bergambar, tergambar wajahnya dengan sejelas-jelasnya di muka tua dan muda berba gai keturunan. Dari gambarnya yang tergambar dalam jiwa setiap orang itu kemudia n orang membuat patungnya yang serupa sekali dengan wajahnya yang sebenarnya. Pada tahun 399 M, usia 37 tahun dia diadili di pengadilan Athena dan dituntut hu kuman mati dengan tuduhan dia telah meracuni pikiran-pikiran kaum muda dengan aj aran-ajarannya serta ketidak percayaannya pada ketuhanan (dewa-dewa), oleh para penuntutnya : Meletos, Anytos, dan Lycon. Socrates menolak Lysias, pengacara dan membela dirinya. Dia telah tinggal di penjara selama 30 hari dan selama waktu i ni menerima kunjungan dari teman-temannya. Mereka mengusulkan dia rencana melari kan diri, tetapi Socrates menolaknya. Tidak sedikitpun Socrates takut dengan huk uman yang diterimanya, bahkan seorang temannya, muridnya maupun tentara yunani s

aat itu, meminta Socrates untuk menarik kata-kata dan pemikirannya. Namun ternya ta Socrates justru memilih mati daripada mengkhianati kebenaran yang sudah diyak ininya karena Bagi Socrates, mati dalam keyakninan lebih bernilai daripada mengo rbankan keyakninan itu sendiri. Socrates berdedikasi jam terakhir hidupnya untuk percakapan dengan teman-temannya pada tema keabadian jiwa. Dia telah mandi dan sebelum matahari terbenam ia minum cangkir dengan racun dan kata-kata terakhirny a adalah: Criton, aku berutang Asclepios satu ayam, jangan lupa untuk memberikann ya . Socrates meninggal pada tanggal 7 Mei 399 SM. PEMIKIRAN SOCRATES Bagi Socrates, filosifi bukanlah isi, bukan hasil, dan bukan juga ajaran yang be rdasarkan dogma yang tidak bisa dibantah, melainkan fungsi yang hidup. Filosofin ya mencari kebenaran, dia tidak mengajarkan, melainkan membantu mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang. Oleh karena itu, metodenya disebut maieutik ; menguraikan. Dalam mencari kebenaran, Socrates menggunakan hobinya, yakni sela lu bertanya. Dia bertanya sana-sini, kemudian dipahaminya dengan baik apa yang t elah dia pertanyakan. Maka jalan yang ditempuhnya dengan metode induksi dan defi nisi. Induksi menjadi dasar definisi. Induksi yang dimaksud socrates adalah deng an membandingkan secara kritis. Tentu yang dibandingkan adalah hasil dari pertan yaan-pertanyaan yang telah dia kumpulkan. Menurut Socrates, orang yang berpenget ahuan dengan sendirinya berbudi baik. Apabila budi adalah tahu, berdasarkan timb angan yang benar, maka jahatnya dari orang yang tidak mengetahui karena tidak me mpunyai pertimbangan atau penglihatan yang benar. Namun jika kita melihat pada e ra sekarang, ternyata tidak hanya yang tidak tahu saja yang jahat, yang tahu pun bisa lebih jahat dari yang tidak tahu karena mereka bisa memanipulasi dan menca ri-cari celah dari apa yang telah dia ketahui. Justru kejahatan dari orang-orang yang berpengetahuan inilah yang lebih berbahaya. Socrates juga berbicara tentang keadilan, menurutnya keadilan adalah melaksanaka n apa yang menjadi fungsi/pekerjaan sendiri sebaik-baiknya tanpa mencampuri fung si/pekerjaan orang lain (the practice of minding one s own business). Keadilan aka n terwujud jika melakukannya secara baik, apapun sesuai dengan kempampuan dengan cara teamwork dan serasi dibawah pengarahan yang paling bijaksana (Filsuf). Fun gsi tiap pihak dalam masyarakat adalah dapat melakukan sendiri, sesuatu yang dap at dilaksanakan secara lebih baik daripada mengerjakan hal lain. Dan tiap hal ya ng dikerjakan mengandung kebajikan (virtue). Terkait dengan pembahasan sebelumnya, Bartens menjelaskan ajaran Socrates sebaga i berikut ini. Ajaran itu dutujukan untuk menentang ajaran relativisme sofis. Di a ingin menegakkan sains dan agama. Kalau dipandang sepintas lalu, Socrates tida klah banyak berbeda dengan orang-orang sofis. Sama dengan orang sofis, Socrates memulai filsafatnya dengan bertolak dari pengalaman sehari-hari. Akan tetapi, ad a perbedaan yang amat penting antara orang sofis dan Socrates. Socrates tidak me nyetujui kaum sofis. Menurut pendapat Socrates ada kebenaran obyektif, yang tidak bergantung pada say a atau pada kita. Ini memang pusat permasalahan yang dihadapi oleh Socrates. Unt uk membuktikan adanya kebenaran obyektif, Socrates menggunakan metode tertentu. Metode itu bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan percakapan. Dia me nganalisis pendapat-pendapat. Setiap orang mempunyai pendapat mengenai salah dan tidak salah, misalnya dia bertanya kepada negarawan, hakim, tukang, pedagang, d sb. Menurut Xenophon, dia bertanya tentang salah dan tidak salah, adil dan tidak adil, berani dan pengecut dll. Socrates selalu menganggap jawaban pertama sebag ai hipotesis, dan dengan jawaban -jawaban lebih lanjut dan menarik kensekuensi-k onsekuensi yang dapat disimpulkan dari jawaban-jawaban tersebut. Jika ternyata h ipotesis pertama tidak dapat dipertahankan, karena menghasilkan konsekuensi yang mustahil, maka hipotesis itu diganti dengan hipotesis lain, lalu hipotesis kedu a ini diselidiki dengan jawaban-jawaban lain, dan begitulah seterusnya. Sering t erjadi percakapan itu berakhir dengan aporia ( kebingungan ). Akan tetapi, tidak jarang dialog itu menghasilkan suatu definisi yang dianggap berguna. Metode yan g biasa digunakan Socrates biasanya disebut dialektika yang berarti bercakap- ca kap atau berdialog. Metode Socrates dinamakan diaelektika karena dialog mempunyai

peranan penting didalamnya. Bagi Socrates pada waktu itu penemuan definisi bukan lah hal yang kecil maknanya, penemuan inilah yang akan dihantamkannya kepada rel atifisme kaum sofis. Orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya, tid ak ada pengetahuan yang bersifat umum. Dengan definisi itu Socrates dapat membuk tikan kepada orang sofis bahwa pengatahuan yang umum ada, yaitu definisi itu. Ja di, orang sofis tidak seluruhnya benar, yang benar ialah sebagian pengetahuan be rsifat umum dan sebagian bersifat khusus, yang khusus itulah pengetahuan yang ke benaranya relatif. Socrates mengungkapkan bahwa memang ada pengetahuan yang umum , itulah definisi. Dengan mengajukan definisi itu Socrates telah dapat menghentikan laju dominasi r elatifisme kaum sofis. Jadi, kita bukan hidup tanpa pegangan, kebenaran sains da n agama dapat dipegang bersama sebagainya, diperselisihkan sebagainya. Dan orang Athena mulai kembali memegang kaidah sains dan kaidah agama mereka. Konsepnya tentang roh, terkenal tidak tentu ( indeterminate ) dan berpandangan t erbuka ( openminded ), jelas- jelas tidak agamis dan terlihat tidak mengandalkan doktrin-doktrin metafisik atau teologis. Juga tidak melibatkan komitmen-komitme n naturalistik atau fisik apapun, seperti pandangan tradisional bahwa roh adalah nafas yang menghidupkan. Sebenarnya juga tidak jelas bahwa ia sedang mencari ke sepakatan bagi pendapatnya bahwa telah mengetahui dirinya sendiri. Oleh sebab it u haruslah dia mengenal dirinya lebih dulu. Maka dijadikanlah diri manusia oleh Socrates jadi sasaran filsafat, dengan mempelajari substan dan sifat sifat diri itu. Dengan demikian menurut Socrates filsafat hendaklah berdasarkan kemanusiaan , atau dengan lain perkataan, hendaklah berdasarkan akhlak dan budi pekerti. Socrates diakhir akhir hidupnya banyak memperkatakan tentang akhirat dan hidup y ang abadi kelak dibelakang hari. Dia mempercayai adanya akhirat, dan hidup yang abadi dibelakang hari itu, begitu juga tentang kekalnya roh. Socrates berpendapa t bahwa roh itu telah ada sebelum manusia, dalam keadaan yang tidak kita ketahui . Kendatipun roh itu telah bertali dengan tubuh manusia, tetapi diwaktu manusia itu mati, roh itu kembali kepada asalnya semula. Sedangkan tentang mengenal diri Socrates menjadikan pedoman seperti pada pepatah yang berbunyi : kenalilah diri mu dengan dirimu sendiri ( Gnothisauton ). Pepatah ini dijadikan oleh Socrates j adi pokok filsafatnya. Socrates berkata : manusia hendaknya mengenaldiri dengan dirinya sendiri, jangan membahas yang diluar diri, hanya kembalilah kepada diri. Manusia selama ini mencari pengetahuan diluar diri. Kadang kadang dicarinya pen getahuan itu didalam bumi, kadang kadang diatas langit, kadang kadang didalam ai r, kadang kadang diudara. Alangkah baiknya kalau kita mencari pengetahuan itu pa da diri sendiri. Dia memang tidak mengetahui dirinya, maka seharusnya dirinya it ulah yang lebih dahulu dipelajarinya, nanti kalau dia telah selesai dari mempela jari dirinya, barulah dia berkisar mempelajari yang lain. Dan dia tidak akan sel esai selama lamanya dari mempelajari dirinya. Karena pada dirinya itu akan didap atnya segala sesuatu, dalam dirinya itu tersimpul alam yang luas ini. Menurut filsafat Socrates segala sesuatu kejadian yang terjadi di alam adalah ka rena adanya akal yang mengatur yang tidak lalai dan tidak tidur. Akal yang menga tur itu adalah Tuhan yang pemurah. Dia bukan benda, hanya wujud yang rohani sema ta mata. Pendapat Socrates tentang Tuhan lebih dekat kepada akidah tauhid. Dia m enasehatkan supaya orang menjaga perintah perintah agama, jangan menyembah berha la dan mempersekutukan Tuhan. Tujuan filosofis Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lama nya. Di sini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan bahw a semuanya relative dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yang skept is. Socrates berpendapat, bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari. Dalam mencari kebenaran itu, ia tidak mencari sendiri, melainkan setiap kali ber dua dengan orang lain, dengan jalan Tanya jawab. Orang ke dua itu tidak dipandan gnya sebagai lawannya, melainkan sebagai kawan yang diajak bersama-sama mencari kebenaran. Kebenaran harus lahir dari jiwa kawan berdialog itu sendiri. Dia tida k mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang itu. Oleh sebab itu metodenya disebut Maieutik, menguraikan.

PENUTUP Socrates hidup kira-kira pada tahun 470-399 SM. Dia orang yang taat beragama, me yakini dasar dasar pengetahua. Socrates adalah orang pertama pada masa Yunani k uno yang berusaha membangun fondasi falsafahnya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang pada masa itu melemah karena pengaruh negatif kaum Sofis. Menurut sejarah, dia berpendapat bahwa yang benar secara obj ektif itu ada, itu dapat di pegang. Kebenaran yang relative juga ada. Dia berusa ha mengajak pemuda-pemuda Athena untuk mempercayai adanya kebenaran obyektif, ya ng dapat dipegang. Dia mengajak pemuda-pemuda itu kembali mempercayai agama mer eka dengan menggunakan metodedialetika, dengan bercakap-cakap ke sana ke mari da n berhasil membuktikan adanya kebenaran yang obyektif. Definisi atau pengertian umum merupakan penemuan Socrates yang terpenting. Ringkasnya, dia berhasil menya darkan pemuda Athena bahwa ada kebenaran yang umum dan dapat dipegang, dan agama harus dianut kembali. Akan tetapi, hasil ini harus ditebus dengan hukuman mati dengan meminum racun, berdasarkan keputusan pengadilan Athena atas tuduhan telah merusak moral dan tidak mengakui adanya Dewa-dewa oleh Meletos, Anytos, dan Lyc on. Sedangkan hikmah yang dapat kita ambil dari pemikiran Socrates adalah diterapkan ya Etika dalam dunia pendidikan maupun dalam budaya Indonesia. Karena Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat se cara umum SARAN Pembahasan Socrates dalam makalah yang penulis susun sangat terbatas. Oleh karen a itu, pembaca hendaknya mecari referensi yang lain untuk melengkapi informasi t entang Riwayat dan Jalan fikiran Socrates. Dan Penulis senantiasa menunggu saran dari para pembaca, terutama dari Dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu yang tujuannya untuk perbaikan penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Yuana, Kumara Ari.2010. The Greatest Philosophers. Yogyakarta: Andi Offset http://gentongedukasi.blogspot.com/2012/01/tokoh-tokoh-pemikir-dalam-filsafat.ht ml. Armhando Togatorov, http://www.armhando.com/2012/02/10-tokoh-filosof-dunia-pada -zaman.html http://ahnafiabadi.blogspot.com/2010/05/normal-0-false-false-false_29.html http://filsafat.kompasiana.com/2012/04/13/pola-pemikiran-socrates-plato-dan-aris toteles/ http://socratesngulak.blogspot.com/2010/03/jalan-pemikiran-socrates.html http://socratesngulak.blogspot.com/2010/03/socrates-biografi.html http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2090598-biografi-socrates/#ixzz2 9SuEyBd5 http://filsafat.kompasiana.com/2010/07/30/socrates-470-399-sm/

Anda mungkin juga menyukai