Anda di halaman 1dari 5

OTITIS MEDIA Otitis media ialah peradangan sebagian atau selururh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum

mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagia atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (= otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media efusi (OME). Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis, yaitu otitis media supuratif akut ( otitis media akut = OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). Begitu pula otitis media serosa terbagia menjadi otitis media serosa akut (barotrauma = aerotitis) dan otitis media kronis. Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika, otitis media yang lain ialah otitis media adhesiva. OTITIS MEDIA AKUT (OMA) Telinga tengah bisanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba kedalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim dan antibodi. Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini terganggu. Sumbatan tuba Eusctachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telingah juga terganggu, sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran napas atas. Pada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran napas, makin besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan agak horisontal letaknya. Patologi Kuman penyebab utama OMA ialah bakteri plogenik, seperti strptokokus hemolitikus, stafilokokus aureus, pneumokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga hemofillus influenza, esheria coli, streptococcus anhemoliticus, proteus vulgaris dan pseudomonas aurugenosa.

Hemofillus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia di bawah 5 tahun. STADIUM OMA Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium: (1). Stadium oklusi tuba Eustachius, (2). Stadium hiperemis, (3). Stadium supurasi (4). Stadium perforasi dan (5). Stadium resolusi. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran memberan timpani yang diamati melalui liang telinga luar.

Stadium oklusi tuba Eustachius Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telingah tengah, karena adanya absorpsi udara kadang-kadang memberan timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruhpucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan oleh virus atau alergi. Stadium hiperemis (stadum presupurasi) Pada Stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di memberan timpani atau seluruh memberan timpani tampak hiperemi serta edem. Sekret yang telah tebentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat. Stadium supurasi Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan memberan timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila terkena nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat terjadi tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena- vena kecil dan nekrosis pada mukosadan submukosa. Nekrosis ini pada memberan timpani terliahat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan. Ditempat ini akan terjadi ruptur.

Bila tidak di lakukan insisi memberan timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar memberan timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang bagian luar. Dengan melakuakan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, maka lubang tampak ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali. Stadium perforasi Karena beberapa sebab seperti terlabatnya pemberian antibiotik atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur memberan timpani dan nanah mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang terjadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini di sebut dengan otitis media akut stadium perforasi. Stadium resolusi Bila memberan timpani tetap utuh, maka keadaan memberan timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi walaupun tanpa pengobatan .OMA berubah menjadi OMAK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa bila sekert menetap dia kavum timpani tanpa terjadi perforasi. Gejala klinik OMA Gejala klinik OMA tergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri didalam telinga, keluhan di samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, disamping rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,50 C (pada satdium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejangkejang dan terkadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur meberan timpani, maka sekret mangalirke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.

Terapi

Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustachius , sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan obat tetes hidung. HCL efedrin 0.5% dalam larutan fisiologik (anak < 12 tahun) atau HCL efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk yang berumur di atas 12 tahun dan pada orang dewasa. Disamping itu sumber infeksi harus diobati. Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi. Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringitomi. Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuscular agar didapatkan konsentrasi yang adekuat didalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung, gangguan pendengran sebagai gejala sisa, dan kekambuhan. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin. Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/BB per hari, dibagi 4 dosis, atau amoksilin 40 mg/BB/hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/BB/hari. Pada stadium supurasi disamping diberikan antibiotika, idealnya harus disertai dengan miringitomi.bila membrane timpani masih utuh. Dengan miringitomi gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan rupture dapat dihindari. Pada stadium perforasi sering terlihat secret banyak keluar kadang terlihat keluarnya secret secara berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat. Biasanya secret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari. Pada stadium resolusi, maka membrane timpani berangsur normal kembali, secret tidak ada lagi dan perforasi membrane timpani menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak secret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi di membrane timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya edem mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan secret masih tetep banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis.

Bila OMA berlanjut dengan keluarnya secret dari telinga tengah lebih dari 3 minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Bila perforasi menetap dan secret tetap keluar lebih dari satu setangan bulan atau dua bulan, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif kronis (OMSK).

Komplikasi
Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses subperiosteal sampai komplikasi yang berat ( meningitis dan abses otak). Sekarang setelah ada antibiotika, semua jenis komplikasi itu biasanya didapatkan sebagai komplikasi dari OMSK.

Anda mungkin juga menyukai