Ni Luh Nyoman Sherina Devi Ida Ayu Ratih Manuari Ni Nyoman Kristiana Dewi
A. METODE SAINTIFIK DAN RISET AKUNTANSI Keberadaan teori sangat bermanfaat dalam kehidupan, sebab teori dapat menjelaskan hubungan ataupun memprediksi fenomena. Teori mengandung sekumpulan dasar pikiran yang biasa disebut asumsi atau dalil. Dasar pikiran ini harus jelas atau dibangun sehingga dapat diuji dengan kesimpulan statistik dimana dalam kasus biasa disebut hipotesis. Pada akhirnya, sebuah teori akan mengandung sekelompok konklusi atau kesimpulan yang berasal dari premis. Kesimpulan dapat ditentukan baik secara deduksi maupun induksi. Dua Tipe Penalaran Logis Penalaran Deduktif Bergerak dari hal umum ke khusus Aksioma-aksioma yang Penalaran Induktif Bergerak dari hal khusus ke umum
mungkin digunakan untuk menurunkan simpulan tentang populasi berbagai autran akuntansi Limited used to-date More frequently used to-date
Riset Akuntansi Positif Pada awalnya, penelitian induktif mengabaikan mengapa akuntansi alternatif tertentu dipilih. Riset akuntansi positif memfokuskan pada pemahaman mengapa akuntansi alternatif dipilih, mendeskripsikan what is, tidak berkata apa yang seharusnya Teori Normatif dan Deskriptif Selain diklasifikasikan menjadi deduktif dan induktif, teori dapat diklassifikasikan normatif dan deskriptif. Teori Normatif (preskriptif) menjelaskan bagaimana suatu hal seharusnya (how they are should be), dan bukan bagaimana mereka sebenarnya (how they are), sistem Deduktif pada umumnya normatif. Teori Deskriptif menceritakan bagaimana suatu hal (tell us how things are), dan bukan bagaimana seharusnya mereka (not how they should be), sistem Induktif pada umumnya deskriptif.
Dalam model yang berbeda riset induktif dalam akuntansi dapat membantu menerangkan hubungan dan fenomena yang sedang berlangsung pada lingkungan bisnis. Riset ini pada gilirannya bermanfaat dalam proses pengambilan kebijakan dimana metode deduktif membantu memutuskan aturan yang telah ditentukan. Karenanya menjadi jelas bahwa metode induktif dan deduktif dapat digunakan bersama dan bukan metode yang saling eksklusif meskipun tidak mungkin menjaga riset induktif agar menjadi bebas nilai (valuefree). B. AKUNTANSI: SENI ATAU SAINS? Selama ini, literatur-literatur akuntansi mengembangkan suatu debat berkepanjangan menyangkut pertanyaan mengenai apakah akuntansi merupakan sebuah ilmu (sains). Mereka yang berpendapat bahwa akuntansi adalah seni atau keahlian menyarankan agar keahlian akuntansi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pedagang yang baik harus diajarkan dan memerlukan adanya pendekatan legalistik terhadap akuntansi. Para pendukung akuntansi adalah ilmu yang sebaliknya menyarankan agar mengajarkan model pengukuran akuntansi untuk dapat memberikan pandangan yang lebih konseptual kepada para mahasiswa akuntansi mengenai apa yang hendak dilakukan oleh akuntansi akrual konvensional dalam memenuhi sasaran umum guna melayani kebutuhan para penggunanya dan untuk menumbuhkan pemikiran-pemikiran kritis di bidang akunatansi dan perubahan-perubahan dinamis yang terjadi di dalamnya. Bagaimana akuntansi itu diajarkan, apakah sebagai keahlian ataupun sebagai ilmu, akan mempengaruhi cara pandang terhadap bidang studi ini dan kesiapan dari para siswa yang memilih untuk mengambil akuntansi sebagai jurusan utamanya hingga nanti pada akhirnya ia akan turut bergabung dalam profesi akuntansi. Teori baik dalam segi normatif maupun positif dan ilmu akuntansi yang ditempatkan di awal dan tidak hanya di belakang kurikulum akan dapat membantu para siswa dalam memahami akuntansi secara lebih baik untuk lebih siap terhadap perubahan-perubahan dalam praktik, hingga sampai kepada pengambilan kebijakan yang llebih baik. Argument yang disebutkan terakhir tadi sangat sesuai dengan pandangan yang dikenal luas saat ini bahwa akuntansi adalah suatu ilmu sosial yang lengkap. Argumentasi ini dijabarkan dengan sangat tepat oleh Mautz sebagai berikut:
Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok sosial; akuntansi berkepentingan dalam transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas hubungan sosial; akuntansi 2
menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti bagi orang-orang yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang memiliki implikasi sosial; akuntansi pada hakikatnya bersifat mental. Menurut dasar pedoman-pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial.
Pandangan terhadap akuntansi sebagai suatu ilmu sosial telah meresap ke dalam atmosfer lingkungan akademik dan riset mengenai akuntansi, menimbulkan terjadinya perpecahan dalam bidang profesi ini. Terdapat cukup banyak bukti yang menunjukkan telah terjadi perpecahan di antara komunitas praktisi dan akademisi akuntansi, yang khususnya dikarakteristikkan oleh kurangnya minat dan perhatian yang sama. Hal ini dibuktikan oleh respons yang diberikan terhadap survey AICPA atas para anggota institusi di bidang pendidikan berikut ini: 1. Masalah terpenting yang dihadapi oleh CPA dalam bidang pendidikan adalah adanya kenyataan bahwa bidang akademi telah terpisah terlalu jauh dari profesi akuntansi. 2. Riset akuntansi yang saat ini kebanyakan dijalankan tidak relevan sama sekali dengan akuntansi di dunia nyata. 3. Para pengajar seringkali kurang berinteraksi dengan para praktisi. Sterling (1975 and 1979) menegaskan bahwa istilah seni sangat tergantung pada interpretasi personal praktisi. Sedangkan sains tergantung pada prosedur-prosedur pengukuran khusus yang ketat. Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat kepada seni daripada ilmu jika melihat bagaimana akuntan mendefinisikan masalah. Misalnya dalam kasus depresiasi, sebuah kesepakatan adanya ruang gerak yang luas tersedia dalam pengukuran kita dalam menyeleksi metode penyusutan dan memutuskan jumlah tahun masa manfaat dan nilai sisa. Hasilnya, objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah berjuang keras untuk mengadakan prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang bermakna secara ekonomi. Sebagaimana replacement cost atau NRV dari aset atau elemen lain yang diukur. Namun demikian, akuntansi sebagian besar berkaitan dengan unsur manusia, yang kurang terkendali daripada fenomena fisik yang diukur dalam ilmu alam (sains). Karenanya, kita bisa memperkirakan akuntansi, bersama dengan ekonomi dan ilmu-ilmu sosial lainnya, adalah kurang akurat dalam pengukuran dan prediksi dibandingkan dengan ilmu alam.
C. ARAH RISET AKUNTANSI Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau arahan riset akuntansi. Pendekatan-pendekatan ini mewakili perubahan yang signifikan melampaui riset normatif murni pada generasi yang lalu. Pendekatan Model-Keputusan (The Decision-Model Approach) Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Dari sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan pada entry value, exit value dan discounted cash flows yang memenuhi syarat berkemungkinan bermanfaat. Pendekatan ini tidak menyatakan informasi yang diinginkan pengguna melainkan lebih berkonsentrasi pada informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu. Orientasinya adalah normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini adalah pembuat keputusan yang perlu diingatkan bagaimana menggunakan informasi jika mereka tidak familiar dengan informasi tersebut. Riset Pasar Modal (Capital Market Research) Sebuah jumlah yang signifikan dari riset empirik/induktif memperlihatkan harga saham perusahaan publik bereaksi dengan cepat dan dalam keadaan tidak bias terhadap informasi baru. Karenanya harga pasar diasumsikan dapat merefleksikan secara utuh semua informasi yang tersedia untuk publik. Proposisi ini secara prinsip dari disiplin keuangan diketahui sebagai efficient market hypothesis atau hipotesis pasar efisien. Ketika informasi secara cepat direfleksikan dalam harga sekuritas, maka ada permintaan untuk meningkatkan pengungkapan akuntansi. Riset Keperilakuan (Behavioral Research) Perhatian utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna informasi akuntansi membuat keputusan dan informasi apa yang mereka perlukan. Pendekatannya adalah deskriptif, sedangkan pendekatan decision model adalah normatif. Kebanyakan penelitian ini menggunakan subyek situasi percobaan yang terkendalikan dengan seksama. Banyak studi telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara model keputusan normatif dengan proses keputusan aktual dari pengguna (users). Riset lain menemukan adanya tendensi untuk menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan untuk tujuan pengambilan keputusan manajerial.
4
Teori Agensi (Agency Theory sering disebut Contracting Theory) Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah topik penting dalam riset akuntansi saat ini. Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan merupakan contoh yang istimewa dari riset perilaku walaupun akar teori keagenan pada keuangan dan ekonomi lebih dari psikologi dan sosiologi. Asumsi yang mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi konflik antara kepentingannya dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang penting dari teori adalah titik persimpangan antara banyak tipe kontrak di antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah. Hasilnya teori keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan pemantauan dan pelaksanaan di antara kelompok yang beragam. Pada teori ini, individu bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik bagi mereka, perusahaan merupakan titik pertemuan (intersection) berbagai tipe hubungan kontraktual antara manajemen, pemilik, kreditur, dan pemerintah. Berkaitan dengan biaya pengawasan dan penguatan hubungan antara berbagai kelompok riset informasi ekonomi, memfokuskan pada biaya untuk menghasilkan informasi akuntansi. Informasi Ekonomi Akuntan menjadi meningkat kesadarannya terhadap cost dan benefit dalam menghasilkan informasi akuntansi. Riset informasi ekonomi biasanya dasarnya adalah analitis/deduktif. Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan dan analisa situasi dalam analisanya. Hal ini karena pembagian resiko antara prinsip dan agen adalah koneksi dekat dengan isu apakah keduanya memiliki informasi yang penuh atau apakah akan terjadi informasi yang timpang pada saat salah satu terpisah (biasanya agen) memiliki informasi yang lebih banyak dari yang lain. Tujuan dari analisa teori informasi adalah menentukan bagaimana rancangan kontrak dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif dan pembagian resiko. Riset juga memperlihatkan pentingnya fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja manajemen relatif penting untuk menentukan insentif dan reward manajemen). Riset Critical Accounting Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara perusahaan dan konstituen sosial seperti buruh, konsumen dan masyarakat umum. Hal ini secara langsung diperhatikan secara aktif dalam peran sosial akuntan. Critical Accounting merupakan perpaduan gabungan dua area dari akuntansi yang dikembangkan sejak 1960-an yaitu: akuntansi kepentingan publik
5
dan akuntansi sosial. Akuntansi kepentingan publik melakukan pekerjaaan bebas dari pajak dan nasehat keuangan pada individu, kelompok dan usaha kecil yang tidak mampu membayar jasa tersebut. Akuntansi sosial menyinggung usaha menjelaskan pengukuran untuk mengambil dari perusahaan beban eksternal, seperti polusi yang menimbulkan kerusakan pada masyarakat. Riset Critical Accounting meyakini bahwa akuntansi harus lebih ditekankan untuk mencoba menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat. Saeni, Asrini Ali. 2013. Teori dan Penelitian Akuntansi. Akses
Wolk, Harry. I., Michael G, Tearney., James. L. Dodd, 2001. Accounting Theory : A Conceptual and Institutional Approach, Fifth Edition. South Western Collage Publishing, Cincinnati, Ohio.