Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Penerimaan Bahan Baku Penerimaan bahan baku merupakan langkah awal dari rangkaian proses produksi pabrik dan proses ini akan menentukan kualitas bahan baku yang dihasilkan. Bahan baku yang masuk ke pabrik harus sesuai dengan rencana operasional yang meliputi aspek kuantitas, kualitas dan jadwal pengiriman. Oleh karena itu, penerimaan bahan baku harus didampingi oleh petugas pengawasan mutu agar segera dapat dilakukan pengujian fisik dan kimia pada bahan tersebut. Barang yang diterima dan memenuhi syarat selanjutnya akan diatur oleh bagian penggudangan. Tanggal penerimaan bahan baku dan kualitas bahan merupakan bahan pertimbangan dalam penyimpanan bahan, karena mengingat daya tahan bahan sangat terbatas. Manajemen penyimpanan yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan pada bahan dan sudah dapat dipastikan dapat menurunkan kualitas produk akhir. Penerimaan berhubungan dengan kegiatan mendapatkan semua bahan atau barang yang telah dipesan. Kegiatan ini meliputi hal-hal berikut ini: Menurunkan bahan baku dari alat pengangkut. Membongkar peti kemas pengiriman. Menangani, memeriksa dan menilai kualitas bahan. Memeriksa dokumen pengiriman. Mencatat dan menyimpan faktur penerimaan. Menandai/mencatat kekurangan, kerusakan bahan yang diterima. Mengarsipkan semua dokumen penerimaan dan catatan mengenai bahan. Mengirimkan bahan baku ke tempat pemakaian/produksi.

Tempat diperlukan dalam proses penerimaan karena alasan sebagai berikut: Untuk menyimpan sementara barang yang diperiksa yang belum diketahui secara pasti kualitasnya. Untuk tempat kerja tenaga inspeksi.

Pada gudang penyimpanan bahan baku ransum, pergunakan Pallet/ papan kayu sebagai alas karung bahan pakan, letaknya jangan menempel tembok, beri jarak minimal 30cm. Tinggi pallet 10 cm dari lantai dan ketebalan papan minimal 3cm. Tata letak karung pakan ini usahakan tidak menghambat jalur aliran udara. Makanya harus di beri ruang buat jalan dan aliran udara selebar minimal 1 meter, di samping juga buat memudahkan pengambilan bahan pakan. Ketinggian penumpukan karung bahan pakan 5 sap saja, jika mau di tumpuk lagi maka di atasnya perlu di beri pallet lagi , baru di tumpuk 5 sap lagi ke atas. Dibuat berderet deret menyesuaikan dengan luas gudang. Prinsip first in first out ( FIFO ), harus benar benar di perhatikan, barang yang lebih dulu masuk maka dia juga harus terlebih dahulu keluar. Agar tidak terjadi barang datang duluan malah keluarnya belakangan ini bisa mengakibatkan kualitas nutrisi bahan pakan di kuatirkan sudah menurun. Suhu dan kelembaban dalam gudang adalah 30-34 derajat celcius dengan kelembaban jangan lebih dari 70%. Karung sak pakan hanya boleh di pakai 1 kali saja, tidak boleh di pakai berulang, di kuatirkan bibit jamur telah menempel pada karung yang bisa mempercepat cemaran jamur. Usahakan karung stock bahan pakan tidak terkena sinar matahari secara langsung, air hujan, dan tidak di campur dengan benda yang mengeluarkan bau dalam satu ruangan, seperti peptisida. Kontrol lama penyimpanan ransum pakan yang sudah di mix dalam bentuk mash, crumble ataupun pellet dalam gudang adalah 21-30 hari. Jika melewati masa 21-30 hari maka pakan akan mengalami degradasi kualitas mutu pakan. Usahakan untuk menyimpan pakan tidak lebih dari 14 hari. Hambatan penyimpanan dalam gudang : Kualitas bahan baku, bahan yang berasal dari tempat yang berlainan memiliki kualitas nilai nutrisi yang juga berbeda beda. Kesuburan tanah, pemupukan dan cara pengolahan masa tanam serta metode saat panen sangat berpengaruh. Tingkat kekeringan bahan pasca panen saat akan di simpan harus di kisaran 10-12%, tingkat kekeringan 16% masih memungkinkan tumbuhnya jamur.

Tumbuhnya jamur penghasil racun Mikotoksin, factor pemicunya adalah kelembaban dan tingkat kadar air di kisaran 16%. Jenis jenis Mikotoksin : Jamur Aspergillus Flavus, A Paransiticus, menghasilkan racun mikotoksin bernama Aflatoksin, biasanya tumbuh pada bahan pakan jagung, biji kapuk, kacang kedelei. Jamur Aspergillus Ochraceus, A Nigri, A Verrucosum menghasilkan racun mikotoksin Ochratoxin A, biasanya tumbuh pada bahan pakan gandum, barley, oats, jagung. Jamur Fusarium Graminearum, F Culmorum, menghasilkan racun Trichothecenes, biasanya pada bahan pakan jagung gandum, barley. Jamur Fusarium Graminearum, menghasiklan racun mikotoksin yang bernama Zearalenone, pada bahan pakan jagung, gandum, barlry, rumput. Jamur Fusarium Verticilloides, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama Fumonisin, pada bahan pakan jagung. Jamur Fusarium Miniliformin, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama Moniliformin, pada bahan pakan jagung. Jamur Penicillium Roqueforti, menghasilkan racun mikotoksin yang bernama PR Toxin, Patulin, biasanya pada bahan pakan silase, rumput

PEMBERIAN BAHAN PENGHAMBAT JAMUR Mold Inhibitors asam organic, asam propionate, sering kali di gunakan sebagai penghambat jamur. Bahan pakan sudah terkontaminasi jamur, harus di buang. Penambahan Toxin Binder, pengikat mikotoksin, pada ransum pakan seperti Zeolit, Bentonit, Hydrate Sodium Calcium Aluminosillicate ( HSCAS ), atau antioksidant seperti Butyrated Hidroxy Toluene BHT, vitamin E dan selenium.

2.2 Pengawasan mutu (quality control) Pakan merupakan salah satu faktor penting dan strategis dalam menentukan tingkat produksi dan produktivitas ternak, sebab pakan menempati 70% dari keseluruhan biaya produksi dan sebagai salah satu faktor penting, bahan pakan harus tetap dijaga dan dijamin mutunya sehingga mampu mendukung kebijakan pemerintah dibidang peningkatan produksi dan produktivitas ternak di wilayah/daerah. Mutu pakan adalah kesesuaian pakan terhadap dipenuhinya persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau persyaratan Teknis Minimal (PTM) yang ditetapkan dalam peraturan dan perundangan-undangan. Oleh karena itu diperlukan adanya pengawasan mutu pakan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi pembuat dan peredaran bahan baku pakan dan pakan oleh petugas dengan tujuan agar pakan yang dibuat dan diedarkan memenuhi standar mutu yang telah sesuai yang ditetapkan. Faktor faktor yang mempengaruhi mutu bahan baku pakan antara lain : Kebutuhan zat-zat gizi, kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap zat nutrisi pakan (serat kasar, energi, protein, lemak, vitamin dan mineral). Jumlah kebutuhan nutrisi setiap hari tergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya maka, setiap ekor ternak berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula. Bahan pakan dan kandungan gizi, setiap bahan baku pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja di berikan kepada ternak maupun diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi dengan konsentrasinya sangat bervariasi yang tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Tipe pakan mempunyai ciri khusus sesuai dengan komposisi yang diperlukan dan kandungan gizinya, apakah merupakan pakan komplit, pakan bijian, atau pakan suplemen yang disusun terutama sebagai sumber protein, energi, lemak, vitamin dan mineral, Konsumsi pakan ternak ruminansia dan non ruminansia mengkonsumsi pakan dalam jumlah terbatas, sesuai kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Sejalan dengan

pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkan, konsumsi pakannya akan meningkat pula dan ternak akan makan dalam jumlah tertentu. Ketersediaan bahan pakan yang mudah diperoleh serta tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan menjadi pertimbangan utama dalam proses pembuatan pakan. Bahan pakan lokal menjadi prioritas karena diharapkan dapat bersaing dengan bahan pakan lainnya yang berasal dari luar. Ketersediaan bahan pakan yang mudah diperoleh serta tersedia dalam jumlah yang cukup, Bahan pakan lokal menjadi prioritas karena diharapkan dapat bersaing dengan bahan pakan lainnya yang berasal dari luar. Bahan baku yang digunakan sebaiknya tersedia dalam jumlah cukup di daerah tersebut paling tidak, mudah didapatkan dengan tranportasi yang mudah dan murah. Yang diutamakan menggunakan bahan pakan yang relatif murah dan tidak mudah melonjak harga karena persaingan (competitive) dengan kebutuhan manusia. Keamanan pakan, bahan baku pakan yang dipilih untuk konsumsi ternak harus diperhatikan aspek keamanan pakan, karena pakan yang baik dan bermutu tinggi akan meningkatkan produktifitas ternak dan kesejahteraan hewan, Penggunaan senyawa fisik, kimia, biologi pada pakan tidak boleh membahayakan kesehatan ternak dan konsumen produk ternak . Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu bahan baku pakan dalam pelaksanaan pengawasan mutu bahan baku pakan meliputi kebutuhan zat gizi yang terkandung dalam bahan pakan dan kandungan gizinya, tipe pakan, konsumsi pakan, ketersediaan bahan pakan, harga bahan baku pakan, keamanan pakan. Selanjutnya faktor eksternal dan internal juga mempengaruhi komsumsi pakan ternak adalah meliputi temperatur lingkungan, palatabilitas pakan, selera makan, status fisiologi, konsentrasi nutrisi, bentuk pakan, bobot tubuh, dan produksi.

2.3 Proses Produksi pakan Prosesing pada bahan baku sangat penting karena dapat memberikan keuntungan atau bahkan mengakibatkan kerugian jika misalnya terjadi kerusakan fisik maupun kimia yang tidak dikehendaki. Beberapa contoh yang lazim dilaksanakan misalnya : Chopping (pemotongan ukuran) Membantu proses pengeringan utamanya bila dilakukan pada umbi-umbian, dapat dilakukan dengan alat pemotong (arit, pisau dan sejenisnya). Chopping akan mengurangi sisa pakan yang mungkin terbuang percuma terutama pada hijauan/ rumput, dan dapat menigkatkan konsumsi serta nilai kecernaannya. Drying (pengeringan) Tujuannya adalah mengurangi kadar air bahan pakan sehingga kadar airnya kurang dari 12%. Pengeringan yang baik akan menghindari bahan pakan rusak karena terjadinya pembusukan oleh mikroorganisme, berkembangnya jamur atau terjadinya kerusakan fisik yang lainnya. Penggilingan (grinding) Akan memperkecil ukuran partikel pakan, meningkatkan kecernaan khususnya bagi butiran yang bijinya keras. Partikel yang lebih kecil akan memperluas permukaan sehingga kecernaan lebih meningkat., mengakibatkan laju aliran pakan dalam saluran pencernaan meningka. Penggilingan juga penting apabila bahan itu akan dicampur dengan bahan lain, pencampurannya akan homogeny. Perendaman (soaking) Terutama untuk bijian yang keras sehingga mudah dicerna. Perendaman akan memudahkan pakan untuk dikunyah sehingga akan meningkatkan kecernaan.

Anda mungkin juga menyukai