Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

Herpes simpleks merupakan penyakit yang diakibatkan karena virus. Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe I (HSV-I) atau Herpes Simpleks tipe 2 (HSV-2). Kontak langsung dengan penderita melalui air liur merupakan ara utama dalam penyebaran penyakit ini. Studi seroepidemiologi mengindikasikan bah!a prevalen HSV berhubungan langsung dengan usia dan status sosial ekonomi. Herpes simpleks Virus " biasanya ditemukan di atas pinggang sedangkan Herpes Simpleks Virus 2 biasanya ditemukan pada daerah genital. HSV #uga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya yang akan menyebabkan $eonatal Herpes.% &engenai penyakit Herpes Simpleks tipe II akan dibahas lebih lan#ut oleh kelompok kami dalam makalah ini berserta dengan kasus yang telah diberikan.

BAB II LAPORAN KASUS S'SI " Seorang laki ( laki 2) tahun sudah menikah* peker#aan supir busmalam datang berobat ke poliklinik kulit dan kelamin +S +asa Sayang dengan keluhan le et ke il ( ke il ber#umlah % buah yang disertai rasa gatal pada bagian kemaluannya. S'SI II ,ari hasil anamnesis di dapatkan bah!a sebelm ter#adi le et ( le et tersebut didahului dengan gelembung ( gelembung ke il yang gatal. ,iketahui pula bah!a keadaan seperti ini sudah berulang kali ter#adi.

BAB III PEMBAHASAN KASUS

A. ANAMNESIS 1. Identitas Pasien $ama 0mur Peker#aan .anggal lahir 2lamat Status 2gama - .n. / - 2) tahun - Supir 1is malam --- &enikah --

2. Keluhan utama: 3e et ke il-ke il ber#umlah % buah yang disertai rasa gatal pada bagian kemaluannya

. Keluhan tam!ahan: 3e et didahului dengan gelembung-gelembung ke il yang gatal dan keluhan tersebut sudah berulangkali ter#adi

". Ri#a$at %en$a&it se&a'an( Se#ak kapan keluhan-keluhan tersebut dirasakan4

2pakah gatal disertai dengan nyeri4 1agaimana dengan si5at gatalnya4 Hanya gatal ringan atau sangat gatal4

2pakah gatal sering kambuh ditempat yang sama atau berbeda4 2pakah yang pertama kali dirasakan* gatal ataukah le et terlebih dulu4 (#ika gatal terlebih dulu kemungkinan le et bisa dikarenakan karena sering menggaruk pada daerah yang gatal) 2pakah terdapat demam4 2pakah timbul ge#ala konstitusi (anoreksia* penurunan berat badan* nyeri kepala)4 2pakah ada rasa nyeri saat berkemih4 2pakah ada pen etus lainnya yang menyebabkan ge#ala yang sama4

). Ri#a$at %en$a&it dahulu 2pakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama4

*. Ri#a$at %en$a&it &elua'(a 2pakah ada anggota keluarga (istri) yang memiliki ri!ayat penyakit yang sama4

+. Ri#a$at &e!iasaan 2pakah pasien pernah melakukan hubungan seksual se ara orogenital4 (herpes yang terdapat di daerah genital kadang-kadang disebabkan oleh HVS tipe " yang terdapat di daerah mulut) 2pakah pasien pernah melakukan hubungan seksual selain dengan pasangan (istri)4 2pakah sering mengalami stres psikis4 (memi u timbulnya herpes karena stres bisa menurunkan daya tahan tubuh)

,. Ri#a$at %ema&aian -!at 6 2pakah pernah mendapatkan terapi sebelumnya4 7enis obat apa sa#a yang digunakan4

B. HIPO.ESIS MASALAH ,ari keluhan pasien yang didapat melalui anamnesis dan rekam medis pasien* maka kami berhipotesis sebagai berikut Masalah ". 3e et ke il-ke il Hi%-tesis 0lkus &ole (terdapat lesi multipel di daerah genital. &ula-mula kelainan kulit berupa papul8 vesiko pustul8 pe ah men#adi ulkus) 0lkus berukuran ke il * lunak pada perabaan* tidak terdapat indurasi* berbentuk a!an* pinggir tidak rata* bergaung* dikelilingi halo yang eritematosa dan nyeri pada perabaan. 0lkus durum Sering terdapat pada penderita si5ilis* papul lentikular* permukaan erosi8 ulkus* lesi berbentuk bulat* soliter* #aringan granulasi merah. 3im5ogranuloma Venerium .erdapat erosi* papul miliar* vesikel* pustul* dan ulkus* umumnya soliter dan epat hilang* berlokasi di genitalia eksterna terutama di sulkus koronarius Herpes simpleks Vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa* berisi airan #ernih8 seropurulenn* dapat men#adi kusta dan mengalami ulserasi dangkal* tidak terdapat indurasi. Herpes simpleks

2. 9elembung-gelembung ke il yang gatal %. Keluhan ter#adi berulang kali

Herpes simpleks Virus Herpes Simpleks pada ganglion dorsalis yang dalam keadaan tidak akti5 dengan mekanisme pa u (trauma

5isik atau trauma psikis) dapat men#adi akti5 dan men apai kulit hingga menimbulkan ge#ala klinis. 9e#ala klinis yang timbul lebih ringan daripada in5eksi primer. In5eksi rekuren dapat timbul pada tempat yang sama (lo o) atau tempat lain:disekitarnya (non lo o) /. PEMERIKSAAN 0ISIK Status 1ene'alis Keadaan 0mum Kesadaran - .idak diketahui - ;ompos mentis

.anda Vital .ekanan ,arah $adi Suhu Perna5asan 1erat 1adan .inggi 1adan Keadaan 9i<i - .idak diketahui - .idak diketahui - .idak diketahui - .idak diketahui - .idak diketahui - .idak diketahui - .idak diketahui

Kepala +ambut &ata Hidung .elinga &ulut - .idak diperiksa - .idak diperiksa - .idak diperiksa - .idak diperiksa - .idak diperiksa
6

9igi 9eligi - .idak diperiksa .enggorok - .idak diperiksa 3eher - .idak diperiksa

.hora= 7antung Paru - .idak diperiksa - .idak diperiksa

2bdomen Hepar 3ien - .idak diperiksa - .idak diperiksa

Status De'mat-l-(is Pada pasien ditemukan kelainan kulit berupa-

Status ,ermatologis pada pasien 3okasi Penyebaran 1entuk 0kuran 1atas '5loresensi 3ain-lain - genitalia (lokasi spesi5ik tidak diketahui) - lokalisasi -- ke il (ukuran spesi5ik tidak diketahui) -- vesikel ke il dan ulkus ke il sebanyak % buah - disertai rasa gatal

Status De'mat-l-(is $an( diha'a%&an: H'+P'S SI&P3'/ (HSV II) 3>K2SI 9enitalia eksterna 03K0S &>33' Permukaan mukosa preputium* sulkus koronarius* 5renulum penis* dan batang penis ,apat timbul #uga pada uretra* skrotum* perineum* atau anus &ultiple* ke il berbentuk a!an Ke il (tidak spesi5ik) .idak diketahui 2!al berupa papul lalu men#adi vesiko-pustul* pe ah men#adi ulkus (ke il*lunak* bergaung* ditutupi #aringan nekrotik).

P'$?'12+2$ 1'$.0K 0K0+2$ 12.2S '@3>+'S'$SI

.idak diketahui .idak spesi5ik .idak spesi5ik .idak diketahui Vesikel berisi airan #ernih kemudian men#adi seropurulen* eritematosa* dapat men#adi krusta dan kadang mengalami ulserasi.

32I$-32I$

,isertai ge#ala sistemik ,asar ulkus berupa #aringan (demam* malese* dan granulasi* mudah berdarah* anoreksia)* nyeri* gatal* rasa perabaan terasa nyeri. panas* dan dapat ditemukan pembesaran K91 regional.

D. PEMERIKSAAN PENUN2AN1 ". .es virologi % a. .es viral se ara &ultu' dibuat dengan mengambil sampel airan dari lesi atau kultur sedini mungkin* idealnya dalam % hari pertama dari penampakan lesi. Virus* #ika ada* akan bereproduksi dalam sampel airan ini namun mungkin berlangsung selama " - "A hari untuk melakukannya. 7ika in5eksi parah* teknologi pengu#ian dapat mempersingkat masa ini sampai 2B #am* tapi memper epat #angka !aktu selama tes ini dapat membuat hasil kurang akurat. Kultur virus sangat akurat #ika lesi masih dalam tahap le et #elas* tetapi mereka tidak beker#a sebagai ulserasi yang lama baik untuk luka* lesi yang kambuh* atau latensi. Pada tahap ini virus mungkin tidak ukup akti5 untuk
8

mereproduksi ukup untuk menghasilkan sebuah kultur yang terlihat. b. P-l$me'ase 3hain 'ea3ti-n 4P/R5 .es #auh lebih akurat daripada kultur virus* dan ;,; merekomendasikan tes ini untuk mendeteksi airan herpes. P;+ dapat membuat transkripsi virus ,$2 sehingga bahkan se#umlah ke il ,$2 dalam sampel dapat dideteksi. P;+ #auh lebih mahal daripada kultur virus dan tidak disetu#ui @,2 untuk pengu#ian spesimen kelamin. $amun* karena P;+ sangat akurat* banyak laboratorium telah menggunakannya untuk pengu#ian herpes. . Per obaan .6an3& den(an %e#a'naan 1iemsa7 pengu#ian ini menggunakan teknik gores (s raping) dari lesi herpes. Hasil goresan diperiksa se ara mikroskopis untuk melihat virus. .emuan spesi5ik sel raksasa(sel datia) " dengan banyak nuklei atau partikel yang berbeda yang memba!a virus (badan inklusi intranuklear)" mengindikasikan in5eksi herpes. .es virus herpes simple= dan herpes <oster. 2. Pemeriksaan sediaan hapus. ,iambil dari tepi ulkus yang tergaung* dibuat pe!arnaan 9ram* 0nna-Pappenhein* Eright * atau 9iemsa. ,itemukan basil berkelompok atau berderet seperti rantai.2 epat dengan keakuratan )A - CAD * $amun* tidak dapat membedakan antara #enis

Pada kasus ini yang digunakan hanya pemeriksaan sediaan hapus sedangkan untuk pemeriksaan seperti imuno5louresens* biopsi* autoinkilasi tidak dian#urkan karena mengingat kondisi ekonomi pasien.

E. DIA1NOSIS He'%es sim%le&s ti%e II Kami memilih diagnosis pasti herpes simpleks karena pada pasien ini terdaapat % lesi yang pada a!alnya berupa vesikel-vesikel yang pe ah. Kami menduga bah!a telah ter#adi erosi* sebagaimana pada herpes simpleks di#umpai vesikel yang berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa* berisi airan #ernih dan kemudian men#adi seropurulen* dapat men#adi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi yang dangkal dan biasanya sembuh pada sikatrik. Pada herpes simpleks #uga terdapat 5ase rekurens* sebagaimana pasien ini telah berulang kali mengalami penyakit seperti ini
9

dan #uga pada pasien ini tidak ditemukan keluhan ge#ala sistemik* pada 5ase rekurens herpes simpleks* ge#ala sistemik yg dialami ringan. Selain itu 5aktor pemi u rekurens #uga terdapat pada pasien ini* yaitu kurang tidur dan hubungan seksual karena pasien ini sudah menikah. 0. PA.O0ISIOLO1I
HERPES SIMPLEKS HSV II Invasi m!kosa # $esi k!lit !si membran sel

Infeksi primer

HSV II invasi sel host dan berkembang biak

%enghan&!rkan sel host dan mele'askan virion

*r!'si 'a'!ler dengan gatal+ 'egal , 'egal+'embent!kan vesikel

In"eksi sel sekitar

(elen)ar lim"e regional

Fase laten

%as!k sel , sel sensoris

lim"odeno'ati

-ermigrasi se'an)ang akson

bersemb!n.i 10

/anglion radi0 dorsalis

aktor 'en&et!s
Infeksi rekuren

PADA KASUS Peker#aan - supir bus &232&

1eaktivasi vir!s

,iduga melakukan hubungan seks di luar pernikahan

Vesikel ke il yang gatal

.ertular Herpes Simple= melalui hubungan se=

0lkus ke il diduga disebabkan oleh garukan pada vesikel yang terbentuk terlebih dahulu

+ekurensi (berulang kali)

1. DIA1NOSIS BANDIN1 Ul&us m-le 0lkus mole memiliki lesi multiple* #arng soliter* biasanya pada daerah genital. &ulamula kelainan kulit berupa papul. Kemudian men#adi vesiko-pustul pada tempat inoklusi* epat pe ah men#adi ulkus. 9e#ala sistemik #arang timbul. ,iagnosis banding tersebut dapaat disingkirkan karena pada pasien ini terdapat gelembung atau vesikel bukan papul.

H. PENA.ALAKSANAAN .e'a%i n-nmedi&ament-sa ". &en#aga kebersihan lo al

11

2.

&enghindari trauma atau 5aktor pen etus. @aktor pen etus dapat berupa trauma 5isik (in5eksi* kurang tidur* hubungan seksual yang berlebihan)* trauma psikis (gangguan emosional)* dan dapat pula timul akibat #enis makanan dan minuman yang merangsang.B

.e'a%i medi&ament-sa Sampai saat ini belum ada terapi yang memberikan penyembuhan radikal* artinya tidak ada pengobatan yang dapat men egah episode rekurens se ara tuntas.

Pen(-!atan L-&al: ". Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topi al berupa salap:krim yang mengadung preparat idoksuridin (stoxil, viruguent, virunguent- P) dengan ara aplikasi yang sering dengan interval bebrapa #am. Penggunaan idoksuridin mengobati lesi herpes simpleks se ara lokal sebesar )D sampai BAD dalam dimethyl sulpho=ide sangat berman5aat. $amun* pengobatan ini memiliki beberapa e5ek samping* di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat* maserasi kulit dapat #uga ter#adi. F)G 2. >bat antivirus topikal (salep* ream)* misalnya asiklovir ream* dioleskan ) kali sehari atau setiap B #am* selama )-"A hari. F18

Pen(-!atan sistemi& ". Pengobatan oral berupa preparat asiklovir tampaknya memberikan hasil yang lebih baik* penyakit berlangsung lebih singkat dan massa rekurensnya lebih pan#ang. ,osisnya )=2AA mg sehari selama ) hari. F18 2. Pengobatan parenteral dengan asiklovir terutama ditu#ukan kepada penyakit yang lebih berat atau #ika timbul komplikasi pada alat dalam. 1egitu pula dengan preparat adenine arabisonid (vitarabin).

12

I. KOMPLIKASI o >rang de!asa yang sehat* virus herpes tidak akan menyebabkan komplikasi yang buruk selain ruam pada kulit. 1agi mereka yang ada mempunyai sistem daya tahan yang lemah (pengidap HIV dan 2I,S) akan mengalami #angkitan herpes yang lebih buruk dan lama. o +isiko untuk mendapat penyakit ba!aan kelamin termasuk HIV adalah tinggi bagi orang yang ada herpes genital o Suami yang menularkan pada pasangannya berdampak buruk karena akan mngakibatkan istrinya mengidap penyakit yang sama* #ika mereka mempunyai anak * anak tersebut akan mendapat komplikasi kerusakan otak* kebutaan sampai kematian. 2. PRO1NOSIS o 2d vitam - bonam ( pengobatan dini dan tepat memberi prognosis yang baik) o 2d 5un tionam - dubia ad bonam (karena belom ter#adi komplikasi* tidak mengakibatkan in5ertilitas dan hanya 5rekuensi oitus yang berkurang o 2d sanationam - dubia ad malam ( karena #ika rekurens lebih sering dan masa penyakit lebih lama * penyakit pun akan sering kambuh dengan menimbulkan ge#ala ge#ala yang sama) o 2d osmeti um - bonam ( karena dengan pengobatan yang tepat* luka luka tersebut akan menghilang dan tidak menimbulkan sikatrik)

13

BAB I9 .IN2AUAN PUS.AKA HERPES SIMPLEKS :18 DE0INISI In5eksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes hominis) tipe I atau II yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan* sedangkan in5eksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. SINONIM Fever blister* old sore* herpes 5ebrilis* herpes labialis* herpes progenitalis (genitalis). EPIDEMIOLO1I Penyakit ini tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria maupun !anita dengan 5rekuensi yang tidak berbeda.In5eksii primer oleh virus herpes simpleks (VHS) tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak* sedangkan in5eksi VHS tipe II biasanya ter#adi pada dekade II atau III dan berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual. E.IOLO1I VHS tipe I dan II merupakan virus herpes hominis yang merupakan virus ,$2. Pembagian tipe I dan II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur* antigeni marker* dan lokasi klinis (tempat predileksi).
14

9ambar "- Partikel HSV-2

1E2ALA KLINIS In5eksi VHS ini berlangsung dalam % tingkat". In5eksi primer 2. @ase laten %. In5eksi rekurens IN0EKSI PRIMER .empat predileksi VHS tipe I di daerah pinggang ke atas terutama di daerah mulut dan hidung* biasanya dimulai pada usia anak-anak. Inokulasi dapat ter#adi se ara kebetulan* misalnya kontak kulit dengan pera!at* dokter gigi atau pada orang yang sering menggigit #ari (herpeti Ehitlo!). Virus ini #uga sebagai penyebab herpes ense5alitis. In5eksi primer oleh HSV tipe II mempunyai predileksi di daerah pinggang ke ba!ah* terutama di daerah genital* #uga dapat menyebabkan herpes meningitis dan in5eksi neonatus. ,aerah predileksi ini sering ka au karena adanya ara hubungan seksual seperti orogenital* sehingga herpes yang terdapat di daerah genital kadang-kadang disebabkan oleh VSH tipe I sedangkan di daerah mulut dan rongga mulut dapat disebabkan oleh VSH tipe II. Kelainan klinis yang di#umpai berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa* berisi airan #ernih dankemudian men#adi seropurulen* dapat men#adi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi yang dangkal* biasanya sembuh tanpa sikatriks. Pada perabaan tidak terdapat indurasi. Kadang-kadang dapat timbul in5eksi sekunder aehingga memberi gambaran yang tidak #elas. 0mumnya didapati pada orang yang

15

kekurangan antibodi virus herpes simpleks. Pada !anita ada laporan yang mengatakan bah!a HAD in5eksi VHS pada genitalia eksterna disertai in5eksi pada serviks. 0ASE LA.EN @ase ini berarti pada penderita tidak ditemukan ge#ala klinis* tetapi VSH dapat ditemukan dalam keadaan tidak akti5 pada ganglion dorsalis. IN0EKSI REKURENS In5eksi ini berarti VHS pada ganglion dorsalis yang dalam keadaan tidak akti5* dengan mekanisme pa u men#adi akti5 dan men aai kulit sehingga menimbulkan ge#ala klinis. &ekanisme pa u itu dapat berupa trauma 5isik (demam* in5eksi* kurang tidur* hubungan seksual)* trauma psikis (gangguan emosional* menstruasi)* dan dapat pula timbul akibat #enis makanan dan minuman yang merangsang. 9e#ala klinis yang timbul lebih ringan daripada in5eksi primer dan berlangsung kirakira C sampai "A hari. Sering ditemukan ge#ala prodromal lokal sebelum timbul vesikel berupa rasa panas* gatal* dan nyeri. In5eksi rekurens ini dapat timbul pada tempat yang sama (lo o) atau tempat lain: tempat disekitarnya (non lo o). PEMERIKSAAN PEMBAN.U DIA1NOSIS Virus herpes ini dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak. Pada keadaan tidak ada lesi dapat diperiksa antibodi VHS. Pada per obaan .<an k dengan pe!arnaan 9iemsa dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear. DIA1NOSIS BANDIN1 Herpes simpleks di daerah sekitar mulut dan hidung harus dibedakan dengan impetigo vesikobulosa. Pada daerah genitalia harus dibedakan dengan ulkus durum* ulkus mole* dan ulkus mikstum* maupun ulkus yang mendahului penyakit granuloma benereum. PENA.ALAKSANAAN Saampai saat ini belum ada terapi yang memberikan penyembuhan radikal* artinya tidak ada pengobatan yang dapat men egah episode rekurens se ara tuntas. Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap:krim yang mengandung preparat idoksuridin dennngan ara aplikasi* yang sering dengan interval beberapa #am. Preparat asiklovir (zivorax) yang dipakai se ara topikal tampaknya memberikan masa depan yang lebih erah.
16

2siklovir ini ara ker#anya mengganggu replikasi ,$2 virus. Klinis hanya berman5aat bila penyakit sedang akti5. 7ika timbul ulserasi dapat dilakukan kompres. Pengobatan oral berupa preparat asiklovir tampaknya memberikan hasil yang lebih baik* penyakit berlangsung lebih singkat dan masa rekurens lebih pan#ang. ,osisnya 2=2AA mg selama ) hari. Pengobatan parenteral dengan asiklovir terutama ditu#ukan kepada penyakit yang lebih berat ataua #ika timbul komplikasi pada alat dalam. 1egitupula denagan preparat adenin arabinosid (vitarabim). Inter5eron sebuah preparat glikoprotein yang dapat menghambat reproduksi virus #uga dapat dipakai se ara parenteral. 0ntuk men egah rekurens* ma am-ma am usaha yang dilakukan dengan tu#uan meningkatkan imunitas selular* misalnya pemberian preparat lupidon H (untuk VHS tipe I) dan lupidon 9 (untuk VHS tipe II) dalam satu seri pengobatan. Pemberian levamisol dan isoprinosisn atau asiklovir se ara berkala menurut beberapa penyidik memeberikan hasil yang baik. '5ek levamisol dan isoprinosin ialah sebagai imunostimulator. Pemberianvaksinasi a ar sampai sekarang tidak dianut lagi. HERPES 1ENI.ALIS PADA KEHAMILAN 1ila pada kehamilan timbul herpes genitalis* perlu mendapat perhatian yang serius* karena melalui plasenta virus dapat sampai ke sirkulasi 5etal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada #anin. In5eksi neonatal mempunyai angka mortalitas IAD* separuh dari yang hidup* menderita a ar neurogenik atau kelainan pada mata. Kelainan yang timbul pada bayi dapat berupa ense5alitis* keratokon#ungtivitis* atau hepatitisJ di samping itu dapat #uga timbul lesi pada kulit beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus se ara seksio ;aesaria* bila pada saat melahirkan sang ibu menderita in5eksi ini. .indakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pe ah atau paling lambat enam #am setelah ketuban pe ah. ,i 2merika Serikat 5rekuensi herpes neonatal adalah " per C)AA kelahiran hidup. 1ila transmisi ter#adi pada trimester I enderung ter#adi abortusJ sedangkan bila pada trimester II* ter#adi prematuritas. Selain itu dapat ter#adi transmisi pada saat intrapartum. PRO1NOSIS Selama pen egahan rekurens masih banyak merupakan problem* hal tersebut se ara psikologik akan memberatkan penderita. Pengobatan se ara dini dan tepat memberi prognosi yang lebih baik* yakni masa penyakit berlangsung lebih singkat dan rekurens #arang.

17

Pada orang dengan gangguan imunitas* misalnya pada penyakit-penyakit dengan tumor sistem retikuloendotelial* pengobatan imunosupresan yang lama atau 5isik yang sangat lemah* menyebabkan in5eksi ini dapat menyebar ke alat-alat dalam dan dapat 5atal. Prognosis akan lebih baik seriring dengan meningkatnya usia seperti pada orang de!asa.

ULKUS MOLE ,e5inisi 0lkus mole adalah penyakit in5eksi pada alat kelamin yang akut* setempat* disebabkan oleh Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducreyi) dengan ge#ala klinis yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi* dan sering disertai pernanahan kelen#ar getah bening regional. 9e#ala Klinis &asa inkubasi berkisar antara "-"B hari* pada umumnya kurang dari C hari. 3esi kebanyakan multiple* #arang soliter* biasanya pada daerah ekstragenital. &ula-mula kelainan kulit berupa papul* kemudian men#adi vesiko-pustul pada tempat inokulasi* epat pe ah men#adi ulkus. 0lkus - ke il* lunak pada perabaan* tidak terdapat indurasi* berbentuk a!an* pinggir tidak rata* sering bergaung dan dikelilingi halo yang eritematosa. 0lkus sering tertutup #aringan nekrotik* dasar ulkus berupa #aringan granulasi yang mudah berdarah* dan pada perabaan terasa nyeri. .empat predileksi pada laki-laki ialah permukaan mukosa preputium* sul us oronaries* 5renulum penis* dan batang penis. 9e#ala sistemik #arang timbul* kalau ada hanya demam sedikit atau malaise ringan. 7enis-#enis 1entuk Klinis 0lkus molle 5olikularis .imbul pada 5olikel rambut* pada permukaannya menyerupai 5olikulitis yang disebabkan oleh o us* tetapi epat dapat men#adi ulkus. ,apat timbul pada vulva dan pada daerah berambut di sekitar genitalia dan sangat super5i ial Dwarf chancroid 3esi sangat ke il menyerupai erosi pada herpes genitalis* tetapi dasarnya tidak teratur dan tepi berdarah ransient chancroid

18

3esi ke il* sembuh dalam beberapa hari* tetapi 2-% minggu kemudian diikuti timbulnya bubo yang meradang pada daerah inguinal. 9ambaran ini menyerupai lim5ogranuloma venereum !apular chancroid ,imulai dengan ulkus yang kemudian menimbul terutama pada tepinya. 9ambarannya menyerupai kondiloma lata pada si5ilis stadium II "iant chancroid &ula-mula timbul ulkus ke il* tetapi meluas dengan epat dan menutupi satu daerah. Seting mengikuti abses inguinal yang pe ah* dan dapat meluas ke daerah suprapubis bahkan daerah paha dengan autoinokulasi !hadegenic chancroid 3esi ke il men#adi besar dan destrukti5 dengan #arigan nekrotik yang luas. 9enitalia eksterna dapat han ur .ipe serpiginosa 3esi membesar karena perluasan atau autoinokulasi dari lesi pertama ke daerah lipat paha atau paha. 0lkus #arang menyembuh* dapat menetap berbulan-bulan atau bertahun-tahun 1ubo Si5atnya unilateral* eritematosa* membesar* dan nyeri. .imbul beberapa hari sampai 2 minggu setelah lesi primer. Komplikasi #$ %ixed chancre Kalau disertai si5ilis stadium I. &ula-mula lesi khas ulkus mole* terapi setelah ")-2A hari men#adi mani5est* terutama #ika diobati dengan sul5onamide. 2. 2bses kelen#ar inguinal 1ila tidak diobati dapat meme ah menimbulkan sinus yang kemudian men#adi ulkus. 0lkus kemudian membesar membentuk giant chancroid$ %. @imosis dan para5imosis Kalau lesi mengenai preputium. B. @istula uretra

19

.imbulnya karena ulkus pada glans penis yang bersi5at destrukti5. ,apat mengakibatkan nyeri saat miksi dan dapat men#adi striktura uretra. ). In5eksi ampuran ,apat disertai in5eksi organisme Vin ent sehingga ulkus makin parah dan disertai destrukti5 I. @istel re tovagina ,iagnosis a. Pemeriksaan sediaan hapus 1ahan pemeriksaan diambil dari tepi ulkus yang tergaung* dibuat hapusan pada gelas atas* dibuat pe!arnaan 9ram* 0nna-Pappenhein* Eright atau 9iemsa. ,itemukan basil berkelompok atau berderet seperti rantai b. 1iakan kuman . .eknik immuno5lores ense d. 1iopsy e. .es kulit ito-+eenstierna Sudah #arang digunakan karena tidak spesi5ik 5. 2utoinokulasi 1ahan diambil dari lesi yang tersangka* diinokulasikan pada kulit yang sehat. ;ara ini sekarang #arang digunakan lagi karena dapat menimbulkan ulkus molle di tempat lain. ,iagnosis 1anding Herpes 9enitalis Si5ilis Stadium I 3im5ogranuloma venerium 9ranuloma Inguinale

Pengobatan I. Sistemik a) Sul5onamide

20

&isal* sul5adia<ine atau sul5atia<ol* diberikan dengan dosis pertama 2-B gram dilan#utkan " gram tiap B #am sampai sembuh sempurna (kurang lebih "B hari) b) Streptomisin ,isuntikkan tiap hari "gram selama C-"B hari ) Penisilin Sedikit e5ekti5* terutama diberikan #ika terdapat organism Vin ent d) .etrasiklin atau >ksitetrasiklin ,osis B=)AA mg:hari selama "A-2A hari e) 'ritromisin ,iberikan B=)AA mg sehari* selama seminggu 5) Kuinolon Sipro5lo=a in atau >5lo=a in J ukup dosis tunggal BAA mg g) Kanamisin ,isuntikkanI& 2=)AA mg selama I-"B hari h) Kloram5enikol '5ekti5 terhadap H$ dureyi* tetapi toksis sehingga tidak digunakan lagi II. 3okal 3esi dini yang ke il dapat sembuh setelah diberi $a;l 5isiologis. 7angan diberikan antisepti karena dapat mengganggu pemeriksaan mikrosopis lapangan gelap untuk kemungkinan si5ilis stadium I

21

BAB 9 KESIMPULAN

Pada kasus diatas dapat* pasien didiagnosis ker#a menderita Herper Simpleks yang di sebabkan oleh HSV tipe II yang biasanya menyerang daerah umbilikus ke ba!ah. 0ntuk membuktikan diagnosis pada kasus ini yang digunakan hanya pemeriksaan sediaan hapus sedangkan untuk pemeriksaan seperti imuno5louresens* biopsi* autoinkilasi tidak dian#urkan karena mengingat kondisi ekonomi pasien. Pada penatalaksanaan* yang dapat diberikan adalah edukasi kepada pasien agar dilakukan dengan pemakaian kondom bagi pasangan suami istri dan #angan berhubungan se=ual selain dengan pasangan. . Prognosis pada kasus pengobatan dini dan tepat memberi prognosis yang baik karena belom ter#adi komplikasi* tidak mengakibatkan in5ertilitas dan hanya 5rekuensi oitus yang berkurang. 7ika rekurens lebih sering dan masa penyakit lebih lama * penyakit pun akan sering kambuh dengan menimbulkan ge#ala ge#ala yang sama dan dengan pengobatan yang tepat* luka luka tersebut akan menghilang dan tidak menimbulkan sikatrik.

22

BAB 9I DA0.AR PUS.AKA

". Handoko +P. Herpes Simpleks. In - ,#uanda 2* Ham<ah &* 2isah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. )th ed. 7akarta- 1alai Penerbit @K0IJ 2AAH. p. %H"-% 2. 7udanarso 7. 0lkus &ole. In - ,#uanda 2* Ham<ah &* 2isah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. )th ed. 7akarta- 1alai Penerbit @K0IJ 2AAH. p. B2A. %. 2lonemisery. Herpes Simpleks. 0pdated #uni 2A"A. 2vailable at- htt%:;;&esmas< uns-ed.!l-(s%-t.3-m;2=1=;=*;he'%es<sim%le>.html . 2 essed &ay %A 2A"" B. Si'e(a' RS.He'%es sim%le&s. In : Atlas !e'#a'na sa'i%ati %en$a&it &ulit. Edisi .2a&a'ta: Pene'!it !u&u &ed-&te'an E1/?1@@*.%. @2<@ . ). Betadine Aa(inal d-u3he As id->u'id-ne mela#an he'%es7 Ethi3al di(est semiBu'nal Ca'masi D &ed-&te'an. N-.22 .h III. De3 2==). % 1). 6. Herpes Simple=-,iagnosis. 0niversity o5 &aryland &edi al;entre.http-::!!!.umm.edu:patiented:arti les:ho!KseriousKherpesKsimple=K AAAA)2K).htm. ,iakses tanggal "A &aret 2A"".

23

Anda mungkin juga menyukai