Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring bertambahnya penduduk, maka semakin tinggi kebutuhan tiap individu.

Maka dari itu, mulai banyak industri-industri yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan tiap manusia. Banyaknya industri membuat berkurangnya lingkungan yang bersih, karena yang kita tahu industri tidak hanya menghasilkan suatu produk jadi yang bisa kita manfaatkan, namun industri juga menghasilkan produk sampingan yang tidak bisa kita manfaatkan atau yang lebih sering kita sebut dengan limbah. Dengan adanya produksi limbah, maka perlu adanya pengolahan sebelum limbah bisa masuk ke dalam lingkungan. Karena sebagian besar limbah hasil proses produksi tidak bisa langsung di degradasi oleh lingkungan sekitar seperti badan air, tanah maupun udara. Hal ini bisa mengakibatkan pencemaran bagi lingkungan. Pencemaran bisa diakibatkan karena pengolahan limbah yang tidak efektif ataupun unsur kesengajaan dari tangan yang tidak bertanggungjawab, karena biaya yang harus dikeluarkan untuk pengolahan limbah suatu industri tergolong mahal. Apalagi pada kasus ini, limbah yang diangkat adalah limbah dari hasil proses pertambangan emas yang tergolong logam berat dari hasil proses produksi dan limbah industri pengalengan ikan yang limbahnya tergolong organik serta beberapa logam berat lainnya. Sehingga diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk mengolah limbahnya. Oleh karena itu, perlu ada pengawasan khusus pada kedua industri tersebut agar limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan khususnya badan air yaitu danau. Pengawasan bisa dilakukan dengan melihat sampel air danau yang menjadi aliran pembuangan limbah kedua industri. Perlu adanya pengambilan sampel yang baik dan benar agar bisa diketahui bahwa danau tersebut tercemar oleh limbah dari kedua industri atau tidak. I.2. Rumusan Masalah Adapun dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu : 1. Bagaimana menentukan titik sampling pada aliran air sungai yang berakhir pada danau ?

2. Apakah karakteristik limbah yang dihasilkan dari industri tambang emas dan pengalengan ikan ? 3. Bagaimana metode pengambilan dan pengawetan sampel air danau yang dialiri industri tambang emas dan pengalengan ikan ? I.3. Tujuan Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah : 1. Untuk memenuhi tugas pertama mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan. 2. Untuk mengerti dan memahami cara pengambilan sampling air danau pada industri pertambangan emas dan pengalengan ikan. I.4. Manfaat Dari latar belakang dan rumusan masalah yang ada dapat kita lihat manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah : 1. Memahami dan dapat menentukan titik sampling pada aliran air sungai yang berakhir pada danau. 2. Mengetahui dan mengerti karakteristik limbah yang dihasilkan dari industri tambang emas dan pengalengan ikan. 3. Mengerti metode pengambilan dan pengawetan sampel air danau yang dialiri industri tambang emas dan pengalengan ikan.

BAB II PEMBAHASAN II.1. Penentuan Titik Sampling Air danau merupakan aliran akhir dari air sungai, sehingga jika menentukan titik sampling harus diawali dari aliran air sungai yang kemudian masuk ke danau untuk melihat tingkat pencemaran dari limbah industri yang ada disekitarnya. 1. Lokasi pengambilan contoh Lokasi pengambilan contoh di air permukaan dapat berasal dari daerah pengaliran sungai dan danau/waduk, dengan penjelasan sebagai berikut 1) Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai (DPS), berdasarkan pada: Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit pencemaran. Sumber air tercernar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber pencemar industri tambang emas dan pengalengan ikan. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemanfaatan sumber air tersebut.

Gambar 1.Diagram lokasi pengambilan contoh air sungai 2) Pemantauan kualitas air pada danau/waduk berdasarkan pada : Tempat masuknya sungai ke danau/waduk ; Di tengah danau/waduk ;

Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan ; Tempat keluarnya air danau/waduk

Gambar 2. Diagram lokasi pengambilan contoh air danau Keterangan : 1. Tempat masuknya anak sungai ke danau 2. Kualitas air danau pada umumnya 3. Penyediaan air untuk kota 4. Tempat keluarnya air danau 2. Menentukan titik pengambilan contoh Titik pengambilan contoh di danau/waduk dengan ketentuan 1) Danau/waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, contoh diambil pada dua titik di permukaan dan di dasar danau/waduk 2) Danau/waduk dengan kedalaman antara 10 - 30 m, contoh diambil pada tiga titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin dan di dasar danau/waduk 3) Danau/waduk dengan kedalaman antara 30 - 100 m, contoh diambil pada empat titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin (metalimnion), di atas lapisan hipolimnion dan di dasar danau/ waduk 4) Danau/waduk yang kedalamannya lebih dari 100 m, titik pengambilan contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan.

Gambar 3. Titik pengambilan contoh air danau II.2. Karakteristik Limbah Industri Tambang Emas dan Pengalengan Ikan

II.3.

Metode Pengambilan dan Pengawetan Sampel Air Danau

1. Pengambilan sampel air danau Pengambilan contoh untuk pemeriksaan oksigen terlarut Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Cara langsung; tahapan pengambilan contoh dengan cara langsung sebagai berikut : Siapkan botol KOB yang bersih dan mempunyai volume 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah ; Celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botoll searah dengan aliran air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan menggunakan sifon; Isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara selama pengisian, kemudian botol ditutup ; Contoh siap untuk dianalisis.

2. Dengan alat khusus; tahapan pengambilan contoh dengan cara alat khusus scbagai berikut : Siapkan botol KOB yang bersih dan mempunyai volume 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah ; Masukkan botol ke dalam alat khusus (lihat Gambar 3) ;

Gambar 3. Alat pengambil contoh gas terlarut tipe casella (termasuk oksigen terlarut) 2. Pengawetan sampel air danau Tabel 1. Cara pengawetan dan penyimpanan contoh uji air danau Keperluan Contoh (mL) Tambahkan Total Sianida P,G 500 NaOH hingga pH>12, pendinginan Minyak dan Lemak COD G bermulut lebar dan dikalibrasi P,G 100 1.000 Tambahkan H2SO4 hingga pH<2, didinginkan Analisa 7 hari 28 hari 28 hari 28 hari 24 jam Pengawetan Penyimpanan Maksimum yang dianjurkan 14 hari (jika terdapat sulfida didalam contoh) Penyimpanan Maksimum menurut EPA

Penetapan

Tempat Penyimpanan

secepatnya atau tambahkan H2SO4 hingga pH<2, didinginkan

Oksigen terlarut Segera dianalisis Dengan Elektroda G, botol KOB 300 dilapangan 0,25 jam

Titrasi dapat Metoda Winker ditunda setelah contoh diasamkan pH P,G Segera dianalisis Tambahkan Organik-N P,G 200 H2SO4 hingga pH<2, didinginkan Khlorida P,G 100 Tanpa diawetkan Disaring segera Logam terlarut dan P.G 250 menambahkan HNO3 hingga pH<2 Logam secara umum Untuk logamlogam terlarut contoh air segera disaring, P(A),G(A) Kromium VI 300 ditambah HNO3 hingga pH<2 6 bulan 6 bulan 6 bulan Tidak terbatas 7 hari 28 hari 2 jam 2 jam 8 jam 8 jam

Didinginkan Air raksa 500

24 jam

1 hari

ditambah HNO3 hingga pH<2 didinginkan Keterangan: Didinginkan pada suhu 4C 2C P G(A) P(A) : platik (polietilen atau sejenisnya) : gelas dicuci dengan 1+1 HNO3 : plastik dicuci dengan 1+1 HNO3

28 hari

28 hari

1. Penyaringan Penyaringan contoh dilakukan untuk pemeriksaan parameter terlarut sebagai herikut 1) Contoh yang akan disaring diukur volumenya sesuai dengan keperluan ; 2) Masukkan kedalam alat penyaring yang telah dilengkapi kertas saring yang mempunyai ukuran pori 0,45 m dan saring sampai selesai ; 3) Air saringan ditampung ke dalam wadah yang telah disiapkan sesuai dengan keperluan. 2. Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan minyak dan lemak Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut : 1) diukur 1 L contoh dengan gelas ukur; 2) ditambahkan 5 mL asam khlorida (HCl 1:1), sampai pH < 2; 3) dimasukkan ke dalam labu ekstrak; 4) gelas ukur tadi dibilas secara hati-hati dengan 30 mL pelarut organik (jenis pelarut organik disesuaikan dengan metode pemeriksaaan yang digunakan), dan masukkan ke dalam labu ekstrak ; 5) dikocok kuat-kuat sclama 2 mcnit dan bila tcrjadi emulsi yang stabil (tidak terjadi 6) pemisahan fase yang jelas), dikocok lagi selama 5-10 menit; 7) dibiarkan sampai tcrjadi pemisahan fase; 8) fase organiknya dikeluarkan melalui corong yang berisi kertas saring dan Na2SO4 ke dalam wadah contoh khusus; 9) dimasukkan lagi 30 mL pelarut organik ke dalam labu ekstrak; 10) ulangi langkah (5) sampai (8) 2 kali lagi;

Anda mungkin juga menyukai