Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama Npm Prodi Kelompok Hari/jam Tanggal Ko-Ass Dosen Objek Praktikum

: M Inggit Fauzi : E1C013042 : Peternakan :1 : Rabu / 08.00-10.00 : 6 November 2013 : - Al-Arbi - Irma Hartati : Drs. Syafnil, M.Si : CARA-CARA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN

Laboratorium Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu 2013

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya. Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan . Obat-obatan bisanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen. Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer Dalam praktikum ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan dengan konsentrasi sesuai yang diperluakan, lalu diharapkan praktikan juga mampu membuat larutan dengan pengenceran dengan berbagai konsentrasi. 1.2 Tujuan Praktikum 1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan. 2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Campuran Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996). Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas gas, gas padat, cair cair, cair padat, dan padat padat (Syukri, 1999) B. Larutan Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004) Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999). Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut(Khopkar, 2003).

Contoh larutan biner Zat terlarut Gas Gas Gas Cair Cair Padat Padat Pelarut Gas Cair Padat Cair Padat Padat Cair Contoh Udara, semua campuran gas Karbondioksida dalam air Hydrogen dalam platina Alcohol dalam air Raksa dalam tembaga Perak dalam platina Garam dalam air

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).

C. Konsentrasi Larutan Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004). Satuan konsentrasi Nama Persen berat Persen volume Persen berat volume Parts per million Parts per billion Fraksi mol Formal Molal Normal Mili ekuivalen Osmolar Molar Lambang Satuan Fisika % w/w % v/v % w/v Ppm Ppb Satuan kimia X F M N m Eq Osm M (Achmad, 2001)

BAB III Metodologi 3.1 Alat dan Bahan 1. Pipet ukur 2. Pipet gondok 3. Neraca analitik 4. Botol semprot 5. Kaca arloji 6. Labu ukur 7. Bola hisap 8. Sikat tabung reaksi 9. Corong

10. H2SO4 11. NaCl 12. NaOH 13. Etanol 14. KIO3 15. HCll 16. Asam oksanat 17. Urea

3.2 Cara Kerja 1. Membuat Larutan NaCl 1% Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam Labu Ukur 50 ml, sampai tanda batas. 2. Membuat Larutan Etanol 5% Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen. 3. Membuat Larytan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol ) Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas. 4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 ( Mr. 98 gram/mol ) Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas. Labu Ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira sampai volume 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya ditambah lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk pembuatan larutan asam kuat dan basa kuat yang lain. 5. Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol ) Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml, sampai tanda batas. 6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol ) Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. 7. Membuat Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40 gram/mol ) Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

8. Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) dalam Urea ( Mr.urea 60 gram/mol ) Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

BAB IV Hasil Pengamatan 4. 1 Hasil Pengamatan 1. Membuat Larutan NaCl 1% Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquads di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas. 2. Membuat Larutan Etanol 5% Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolu(=100%) dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas. 3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol ) Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades sampai tanda batas. 4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 ( Mr. 98 gram/mol ) Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. 5. Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol ) Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas. 6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol ) Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. 7. Membuat Larutan 1 N NaOH( Mr, 40 gram/mol ) Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas. 8. Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) ( Mr.urea 60 gram/mol ) Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

BAB V Pembahasan 1. Membuat Larutan NaCl 1% Dalam membuat larutan NaCl 1% kita memerlukan rumus persen berat per volume (%W/V) yaitu menyatakan jumlah garam zat terlarut dalam 100 mL larutan. Sedangkan yang di ketahui dari soal adalah %W/V dan ml larutan jadi kita harus mencari gram zat terlarut jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut : % W/V = gram zat terlarut x 100 % ml larutan 1% = gram zat terlarut x100% 50 ml 100 gram = 50 = 50 / 100 = 0,5 gram 2. Membuat Larutan Etanol 5% Dalam membuat larutan Etanol 5% kita memerlukan rumus persen volum (%V/V) yaitu menyatakan volume zat terlarut dalam 100% ml larutan. Sedangkan yang di ketahui adalah %V/V dan ml larutan jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut : % V/V = ml zat terlarut x 100% ml larutan 5% = ml zat terlarut x 100% 50 100 ml = 250 ml = 2,5 ml 3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 Dalam membuat larutan KIO3 0,01 M kita memerlukan rumus molaritas (M) yaitu menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan. Sedangkan yang di ketahui adalah M, Mr zat terlarut dan liter larutan jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut : M= gram zat terlarut Mr zat terlarut x liter larutan 0,01 M = gram terlarut 214 x 0,05 l gram = 0,107 gram 4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 Dalam membuat larutan H2SO4 0,1 M kita memerlukan rumus molaritas (M) yaitu menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut : 0,5 x 1,303 = 0,6515 gram M = 0,6515 = 0.6515 = 0,13 gram 98 x 0,05 4,9

5. Membuat Larutan 0,1 N HCl Dalam membuat larutan HCl 0,1 N kita memerlukan rumus normalitas yaitu menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut : N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek ) Ek = Gram zat terlarut volume larutan BE BE = Mr / n 37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram = 36,5 / 1 = 36,5 Ek = 0,15355 gram = 0,0042 N = 0,0042 = 0,08 N 36,5 0,05 6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat Dalam membuat larutan asam oksanat 0,1 N kita memerlukan rumus normalitas (N) yaitu menyatakan banyaknnya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut : BE = 126 / 2 = 63 EK = 0,3151 / 63 = 0,005 N = 0,005 / 0,05 = 0,1 7. Membuat Larutan 1 N NaOH Dalam membuat larutan asam oksanat 0,1 N kita memerlukan rumus normalitas (N) yaitu menyatakan banyaknnya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut : BE = 40 / 10 = 4 Ek = 0,2 / 4 = 0,05 N = 0,05 / 0,05 = 1 8. Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea Dalam membuat larutan 1000 ppm N2 dalam urea kita memerlukan rumus part per million (ppm) yaitu satuan yang mirip dengan persenn beratatau gram zat terlarut per 100 gram larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut : ppm = 0,1086 x 106 = 50 gram ppm = 2172 / gram

BAB VI Penutup 6.1 Kesimpulan 1. Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih. 2. Ada dua unsur Larutan, yaitu solvent dan solut 3. Konsentrasi larutan adalah : Perbandingan jumlah zat terlarut dalam larutan Perbandingan jumlah zat terlarut dalam pelarut 4. Berbagai Cara menyatakan konsentrasi larutan,diantaranya : Persen Volume Persen Massa Part per Million atau Part per Billion Fraksi Mol Molaritas Molalitas Normalitas 6.2 Saran Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum, agar bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada kekurangan.

BAB VII Jawaban Pertanyaan 1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air. Dik : Mr. H2SO4 98 gram / mol Mr. air ( H2O ) 18 gram / mol BJ H2SO4 1,303 gram / ml BJ Air 1 gram / ml Konsentrasi H2SO4 100 % a) Persen Berat = masa zat terlarut x 100% = 80 x 100% Massa pelarut = 120 = 8000 / 120 = 66,66 % b) Molalitas ( m ) = mol zat terlarut = 98 gram / mol kg pelarut = 0,12 kg = 816,67 mol / 1000 gram c) Molaritas ( M ) = mol zat terlarut Liter larutan V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l M = 98 mol = 540,27 mol / l 0,18139 l d) Fraksi Mol zat terlarut Mol terlarut = 0,816 Mol pelarut = 6,67 X = jumlah mol terlarut = 0,816 = 0,109 jumlah mol larutan 7,48 X = Jumlah mol pelarut = 6,67 = 0,89 jumlah mol larutan 7,48 2. Lengkapi tabel dibawah ini !! Zat Terlarut NaNO3 NaNO3 KBr KBr Gram Zat Terlarut 25 C. 31,28 gram 91 G. 49,98 gram Mol Zat Terlarut A. 0,29 D. 0, 368 E. 0,76 mol 0,42 Volume Larutan B. 0,241 L 16 liter 450 ml H. = 0, 233 l L Molaritas

1,2 0,023 F. 1,699 mol / l 1,8

Penjelasann : A. Mol zat terlarut = massa / Mr = 25 / 85 = 0,29 B. M = mol zat terlarut Liter larutan 1,2 = 0,29....... liter larutan Liter larutan = 0,29 / 1,2 = 0,241 L = 241, 167 ml C. Mol = massa zat terlarut Mr 0,368 = massa terlarut / 85 massa terlarut = 31,28 gram D. M = mol zat terlarut Liter larutan 0,023 = mol / 16 mol = 0,368 E. Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr = 91 / 119 = 0,76 mol F. M = Mol zat terlarut Liter larutan = 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / L G. Mol zat terlarut = gram zat terlarut Mr 0,42= Gram terlarut / 119 gram terlarut = 49,98 gram H. M = mol zat terlarut Liter larutan 1,8 = 0,42 / liter larutan liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l

DAFTAR PUSTAKA Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru : Universitas Lambung Mangkurat. Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitasn Indonesia Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai