Anda di halaman 1dari 5

2.1. Status Gizi 2.1.1.

Definisi Status gizi anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur ( Suharjo, 1996). Indikator status gizi adalah tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh seperti indikator pertumbuhan fisik dilihat dari ukuran tubuh melalui penilaian antropometri (berat badan, tinggi badan, dan umur) (suyatno, undip) 2.1.2. Faktor yang mempengaruhi status gizi (nak nanyo papajul dulu, perlu ato idak) 2.1.3. Penilaian status gizi Berdasarkan buku gizi supariasa 2001, yang dikutip oleh suyatno dalam blognya, penilaian status gizi ada 2 cara, secara langsung dan tidak langsung. A. Penilaian status gizi secara langsung: 1. 2. 3. 4. Antropometri Klinis Biokimia Biofisik

B. Penilaian status gizi secara tidak langsung: 1. 2. Survei konsumsi pangan Data statistik vital dan faktor ekologi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan antropometri sebagai penilaian status gizi. Karena antropometri adalah indikator penilaian umum untuk melihat keseimbangan asupan gizi dan pemakaian energi. Antropometri secara definisi adalah pengukuran dimensi tubuh manusia dalam hal ini dimensi tulang, otot dan jaringan lemak. Pengukuran antropometri pada anak umumnya meliputi berat badan,

panjang atau tinggi badan, dan lingkar kepala (dari lahir sampai umur 3 tahun) (hendarto & Sjarif 2011). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 variabel, yaitu: a. Umur. Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya

kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004). b. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini

dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990). c. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan

dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan

menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).

Tabel Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS No 1 Indeks dipakai BB/U yang Batas Pengelompokan < -3 SD - 3 s/d <-2 SD - 2 s/d +2 SD > +2 SD 2 TB/U < -3 SD - 3 s/d <-2 SD - 2 s/d +2 SD > +2 SD 3 BB/TB < -3 SD - 3 s/d <-2 SD - 2 s/d +2 SD > +2 SD Sumber : Depkes RI 2004. Sebutan Status Gizi Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anakanak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished),

sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

Tabel Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS) No Indeks yang digunakan BB/U TB/U BB/TB Interpretasi

Rendah Rendah Rendah

Rendah Tinggi Normal Normal Tinggi Rendah Tinggi Rendah Normal

Normal Rendah Rendah Normal Rendah Tinggi Normal Tinggi Tinggi

Normal, dulu kurang gizi Sekarang kurang ++ Sekarang kurang + Normal Sekarang kurang Sekarang lebih, dulu kurang Tinggi, normal Obese Sekarang lebih, belum obese

Normal Normal Normal

Tinggi Tinggi Tinggi

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) : Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan

menggunakan rumus :

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Suyatno undip

Suharjo 1996 Suharjo, 1996, Gizi dan Pangan, Kanisius, Yogyakarta

Abunain Djumadias, 1990, Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Statu Gizi, Puslitbang Gizi Bogor.

Depkes, RI, 2004, Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta

Nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik (hendarto & Sjarif 2011)

Anda mungkin juga menyukai