Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 1

RESUME LOGGING DAN CORING


OLEH DENY FATRYANTO NIM : 1001071

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN 2014

No 1

Jenis Log Caliper

Spontaneous Potential (SP)

Gamma Ray

Density

Sonic

Prinsip Dasar Menggambarkan keadaan dinding lubang bor yang dapat dilihat dari defleksi kurva yang dinyatakan dalam satuan inch. Pada batuan yang kompak dan keras, defleksi kurva relative lebih Kecil Merekam beda potensial antara dua elektroda yang dicatat dalam satuan millivolt, beda potensial yang tercatat sebagai fungsi dari tahanan jenis air formasi. Kurva akan berupa garis lurus pada batuan berupa serpih (shale baseline), untuk batuan yang porous dan permeable akan ditunjukkan dengan defleksi kurva. Defleksi kurva disebabkan oleh aliran listrik di dalam lumpur, penyebab utamanya adalah dua kelompok elektromotif di dalam formasi yaitu komponen elektrokimia dan elektrokinetik. Hanya bisa dilakukan pada lubang bor dengan lumpur pemboran yang bersifat konduktif (non oil base mud) dan pada lubang bor yang telah di-casing. Merekam intensitas radiasi sinar gamma alamiah (yang berasal dari tiga unsur radioaktif Uranium, Thorium dan Potassium) yang dipancarkan oleh batuan. Sinar gamma mampu menembus batuan dan akan dideteksi oleh detector sintilasi yang pancarannya dicatat di permukaan sebagai kurva sinar gamma yang dinyatakan dalam jumlah pulsa per satuan waktu (GAPI). Defleksi kurva relatif besar pada batuan yang berukuran halus karena unsure-unsur radioaktif cenderung terkonsentrasi pada batuan jenis ini. Defleksi kurva relatif kecil pada batuan berukuran butir kasar (batupasir, batugamping). Mengukur besarnya densitas elektron suatu lapisan batuan (bulk density). Disebut juga Formation Density Compensated (FDC), dengan menggunakan bahan radioaktif sinar gamma energy menengah seperti Cobalt-60 dan Cesium-137. Terdiri dari dua jenis detector yang dibedakan berdasarkan jarak kemampuan mendeteksi sinar gamma (Long spaces detector dan Short spaces detector), dengan adanya dua detector ini maka dapat dilakukan koreksi terhadap pengaruh ketebalan batuan, berat dan komposisi mudcake. Masuknya sinar gamma ke dalam batuan akan menyebabkan benturan antara sinar gamma dengan electron sehingga terjadi pengurangan energy pada sinar gamma tersebut. Sisa sinar gamma ini direkam oleh detector sinar gamma, semakin lemah energy yang diterima detector maka semakin banyak jumlah electron yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut yang berarti semakin padat butiran penyusun batuan per satuan volume yang menjadi indikasi densitas batuan. Dinding lubang bor yang tidak rata akan mempengaruhi keakuratan data. Merekam gelombang suara yang merambat melalui lapisan batuan, yang direkam dalam bentuk interval transit time (t). Harga t sangat tergantung pada jenis batuan dan porositasnya, adanya beberapa set transmitter receiver akan mengurangi kesalahan

Kegunaan Mendapatkan gambaran kondisi dinding lubang bor.

Membedakan jenis litologi yang permeable. Menentukan batas lapisan batuan. Menentukan harga tahanan jenis air formasi (Rw) lapisan batuan yang tidak terinvasi

Menentukan jenis litologi. Menentukan batas formasi. Menentukan kandungan lempung suatu formasi berdasarkan kandungan mineral-mineral radioaktif dalam batuan.

Menentuka porositas dan densitas batuan. Menentukan zona gas (gas bearing). Mengidentifikasi adanya mineral evaporit. Mengetahui kandungan shale pada suatu reservoir.

Menentukan jenis litologi. Mengetahui zona over pressure. Mengetahui keterdapatan hidrokarbon.

Photo Electric Factor (PEF)

Resistivity

Neutron

yang mungkin terjadi akibat kemiringan sonde maupun karena adanya perubahan ukuran lubang bor. Ukuran lubang bor yang besar, kehadiran hidrokarbon pada batuan yang tidak kompak dan keterdapatan serpih ataupun lempung dapat menyebabkan harga t menjadi lebih besar. Merekam kemampuan suatu formasi dalam mengasorbsi sinar gamma energy rendah (barn/electron). Faktor penyerapan fotolistrik (Pe) merupakan karakteristik utama dari matrik batuan, Pe tidak tergantung pada harga porositas dan kadar fluida di dalam formasi Pe dapat menggambarkan litologi formasi sebab besarnya harga Pe tergantung pada nomor atom medium yang mengasorbsi sinar gamma. Mengukur kemampuan lapisan batuan untuk menghantarkan listrik, semakin besar daya hantar listrik suatu lapisan batuan maka semakin kecil tahanan jenisnya. Daya hantar listrik merupakan fungsi dari pori batuan dan jenis fluida yang telah mengisi pori-pori batuan. Batuan yang porinya terisi oleh fluida berupa hidrokarbon mempunyai nilai tahanan jenis lebih besar karena hidrokarbon cenderung lebih bersifat non konduktif dibandingkan dengan air. Pada prinsipnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu log induksi (banyak digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon) dan log elektroda. Macam-macam Resistivity Log yang digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon : 1. Induction Electric Log Mengukur daya hantar listrik yang dibangkitkan oleh coil, terdiri dari transmitter coil dan receiver coil. Sangat baik apabila lumpur pemboran yang digunakan non konduktif (oil base mud). Harga defleksi kurva merupakan harga tahanan jenis batuan yang sesungguhnya (Rt). Mempunyai kemampuan deteksi yang cukup dalam mencapai zona tak terinvasi sehingga pengaruh zona invasi dapat dikurangi. 2. Dual Induction Focused Log Termasuk log induksi modern yang memiliki coil tambahan, sehingga dapat menghilangkan pengaruh lapisan batuan yang berada di atas maupun di bawah lapisan yang diukur. Dapat membaca deep resistivity (RILD), medium resistivity (RILM) dan shallow resistivity (RXO). Sangat baik digunakan pada batuan yang terinvasi sangat dalam oleh mud filtrate. 3. Micro Spherical Focused Log (MSFL) Kemampuan deteksi sangat dangkal, maka tahanan jenis yang terekam adalah tahanan jenis zona terinvasi. Kelebihannya adalah kemampuan untuk meminimalkan pengaruh mudcake pada pembacaannya. Mengukur konsentrasi ion atom hydrogen yang ada di dalam batuan. Pancaran netron ke dalam formasi batuan akan mengakibatkan tumbukan antara partikel netron dengan atom hydrogen yang ada di dalam batuan, tumbukan ini akan menyebabkan pengurangan energy netron dan juga kecepatan geraknya (terjadi karena massa atom netron sama dengan massa atom hydrogen). Hilangnya energy netron akan direkan dalam kurva, besarnya porositas

Mengidentifikasi batuan secara kualitatif. Evaluasi tambahan mengenai lempung. Mengenal mineral berat di dalam formasi. Mendeteksi rekahan dengan bantuan lumpur barit.

Membedakan batuan yang mengandung fluida air dan hidrokarbon. Menentukan porositas dan permeabilitas lapisan batuan.

Menentukan porositas dari batuan. Menentukan jenis fluida yang ada di dalam batuan. Menentukan batas kontak antar fluida (OWC, OGC, GOC)

batuan sama dengan jumlah netron yang hilang karena atom hydrogen terkonsentrasi di pada pori yang terisi fluida (air atau minyak). Pada pori yang terisi gas, kurva akan lebih rendah dari yang seharusnya (gas effect) yang terjadi karena konsentrasi hydrogen dalam gas lebih kecil dibandingkan pada minyak atau air. Ada dua macam log netron yang dikenal modern karena dapat mengurangi pengaruh dari ketidakaturan ukuran lubang bor, yaitu Sidewall Neutron Log (SNL) dan Compensated Neutron Log (CNL).

Litologi

1.Batu Pasir

2. Batulempung dan serpih

3. Batupasir lempungan

4. Batugamping

Fluida

1.

Air

2.

Minyak

Defleksi kurva gamma ray log relative lebih rendah dibanding dengan serpih atau batulempung. Defleksi kurva SP log akan berkembang negative dan positif terhadap shale baseline (defleksi positif bila pori batuan terisi air tawar (Rw < Rmf), defleksi negative bila pori batuan terisi air asin atau hidrokarbon (Rw > Rmf)). Defleksi kurva neutron log dan density log relative lebih kecil dibanding deflesi kurva pada serpih atau batulempung. Defleksi kurva sonic log relative lebih kecil dibandingkan dengan kurva pada serpih. Defleksi kurva gamma ray log relative lebih besar dibanding dengan batupasir dan batupasir serpihan, merupakan defleksi kurva yang terbesar. Defleksi kurva SP log berupa garis lurus (shale baseline). Defleksi kurva neutron log dan density log lebih besar dibanding batupasir dan batupasir serpihan. Defleksi kurva sonic log lebih besar dibanding batupasir dan batupasir serpihan. Defleksi kurva gamma ray log relative lebih besar dari batupasir tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan serpih. Defleksi kurva neutron log dan density log lebih besar dibanding batupasir tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan serpih. Defleksi kurva sonic log lebih besar dibanding batupasir tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan serpih. Defleksi kurva gamma ray log relative lebih kecil dan biasanya lebih kecil dibandingkan dengan batupasir. Defleksi kurva resistivity log lebih besar dibandingkan dengan batupasir dan serpih. Defleksi kurva density log lebih besar (ideal di 2.71) daripada batupasir. Khas untuk limestone, (pada kondisi normal (tidak ada pengaruh fluid) density neutron akan berhimpit. Notes (basic principal untuk density di buat limestone) Defleksi kurva sonic log relative lebih kecil dan biasanya lebih kecil dibandingkan dengan batupasir. Defleksi kurva resistivity log relative lebih kecil dibandingkan dengan minyak dan gas. Bentuk separasi kurva neutron log dan density log relative tidak beraturan dan sempit, terkadang kedudukan kurva neutron log berada di sebelah kanan dan kurva density log berada di sebelah kiri ataupun sebaliknya. Defleksi kurva resistivity log relative lebih besar daripada air tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan gas dimana kedudukan kurva MSFL berada di sebelah kiri dan kurva ILD di sebelah kanan. Defleksi kurva neutron log dan density log saling mendekat atau separasinya relative sempit dengan kedudukan kurva neutron log di sebelah kanan dan kurva density log

3.

Gas

berada di sebelah kiri. Defleksi kurva resistivity log sangat menonjol dan relative lebih besar dibandingkan dengan fluida minyak atau air dimana separasi kurva MSFL dan ILD relative renggang dengan kedudukan kurva MSFL di sebelah kiri dan kurva ILD di sebelah kanan. Separasi kurva neutron log dan density log relative renggang dibandingkan dengan separasi fluida minyak dengan kedudukan kurva neutron log di sebelah kanan dan kurva density log di sebelah kiri.

LOGGING
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb. Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima sinyal) diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu sinyal (gelombang suara, arus listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam formasi dan juga material dinding sumur. Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke unit di permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi berbagai macam grafik dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang dinamakan log. Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produksi nanti. Logging dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging While Drilling. Wireline log sendiri merupakan perekaman dengan menggunakan kabel setelah pengeboran dilaksanakan dan pipa pengeboran telah di angkat. Sedangkan LoggingWhile-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas kertas. LWD pada dasarnya berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma ray) sedini mungkin pada saat pemboran.

3.1. Jenis-Jenis Logging Berdasarkan kemampuan, kegunaan, dan prinsip kerja maka jenis logging ini dibagi menjadi log listrik, log radioaktif, log sonic, dan log caliper. 3.1.1. Log Listrik Log listrik merupakan suatu plot antara sifat-sifat listrik lapisan yang ditembus lubang bor dengan kedalaman. Sifat-sifat ini diukur dengan berbagai variasi konfigurasi elektrode yang diturunkan ke dalam lubang bor. Untuk batuan yang pori-porinya terisi mineral-mineral air asin atau clay maka akan menghantarkan listrik dan mempunyai resistivity yang rendah dibandingkan dengan pori-pori yang terisi minyak, gas maupun air tawar. Oleh karena itu lumpur pemboran yang banyak mengandung garam akan bersifat konduktif dan sebaliknya. Pada umumnya log listrik dapat dibedakan menjadi dua jenis: Spontaneous Potensial Log (SP Log) Resistivity Log 3.1.1.1. Spontaneous Potensial Log (SP Log) Kurva spontaneous potensial (SP) merupakan hasil pencatatan alat logging karena adanya perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak dalam lubang sumur dengan elektroda tetap di permukaan terhadap kedalaman lubang sumur. Spontaneous potensial ini merupakan sirkuit sederhana yang terdiri dari dua buah elektroda dan sebuah galvanometer. Sebuah elektroda (M) diturunkan kedalam lubang sumur dan elektroda yang lain (N) ditanamkan di permukaan. Disamping itu masih juga terdapat sebuah baterai dan sebuah potensiometer untuk mengatur potensial diantara kedua elektroda tersebut. Bentuk defleksi positif ataupun negatif terjadi karena adanya perbedaan salinitas antara kandungan dalam batuan dengan lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya hubungan antara arus listrik dengan gaya-gaya elektromagnetik (elektrokimia dan elektrokinetik) dalam batuan. SP log berguna untuk mendeteksi lapisan-lapisan yang porous dan permeabel,

menentukan batas-batas lapisan, menentukan harga tahanan air formasi (Rw) dan dapat juga untuk korelasi batuan dari beberapa sumur di dekatnya. Defleksi kurva SP selalu dibaca dari shale base line yang mana bentuk dan besar defleksi tersebut dapat dipengaruhi oleh ketebalan lapisan batuan formasi, tahanan lapisan batuan, tahanan shale dalam lapisan batuan, diameter lubang bor, dan invasi air filtrat lumpur. Satuan ukuran dalam spontaneous potensial adalah millivolt (mv). 3.1.1.2. Resistivity Log (Log Tahanan Jenis) Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif, salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan.

3.1.2. Log Radioaktif Log radioaktif dapat digunakan pada sumur yang dicasing (cased hole) maupun yang tidak dicasing (open hole). Keuntungan dari log radioaktif ini dibandingkan dengan log listrik adalah tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan lubang bor dan jenis lumpur. Dari tujuan pengukuran, Log Radioaktif dapat dibedakan menjadi: alat pengukur lithologi seperti Gamma Ray Log, alat pengukur porositas seperti Neutron Log dan Density Log. Hasil pengukuran alat porositas dapat digunakan pula untuk mengidentifikasi lithologi dengan hasil yang memadai.

3.1.2.1. Gamma Ray Log Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh ionisasi yang terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi dengan gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi yang ditempatkan pada sonde. Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas sinar gamma yang bersangkutan. Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi yang bersih (clean formasi) biasanya mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali lapisan tersebut mengandung

mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang mengandung garam-garam potassium yang terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar gamma akan tinggi. Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat digunakan untuk membedakan jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi. Selain itu pada formasi shaly sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kadar kandungan clay yang dapat berkaitan dengan penilaian produktif suatu lapisan berdasarkan intrepretasi data logging. 3.1.2.2. Neutron Log Neutron Log direncanakan untuk menentukan porositas total batuan tanpa melihat atau memandang apakah pori-pori diisi oleh hidrokarbon maupun air formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali hidrokarbon. Neutron merupakan partikel netral yang mempunyai massa sama dengan atom hidrogen.

Prinsip kerja dari neutron log adalah sebagai berikut, energi tinggi dari neutron dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radioaktif yang ditempatkan didalam sonde logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek sekitar 10-18 inch dari detektor gamma ray. Pada operasi logging, neutron meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi, tetapi dengan cepat akan berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen didalam formasi. Semua inti-inti elemen turut serta dalam pengurangan energi ini, tetapi yang paling dominan adalah atom dengan massa atom yang sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah energi neutron banyak berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar didalam formasi tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan silikon. Inti-inti ini akan terangsang untuk memancarkan sinar gamma. Kemudian detektor sinar gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut. Bila kerapatan dialam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung air, minyak dan gas atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan diperlambat pada jarak yang sangat dekat dengan sumber dan akibatnya hanya sedikit radiasi sinar gamma yang direkam oleh detektor. Hal ini yang menjadi dasar hubungan antara jumlah sinar gamma per detik dengan porositas. Hubungan ini menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per detik cukup tinggi maka porositasnya rendah.

Terdapat beberapa jenis neutron log yang dapat digunakan, yaitu: Thermal neutron log, digunakan secara optimal untuk formasi non shaly yang mengandung liquid dengan porositas antara 1 % 10 %. Sidewall neutron porosity log (SNP), yang mempunyai kondisi optimum pada formasi non shaly yang mengandung liquid dengan porositas kurang dari 30%. Compensated neutron log (CNL), merupakan pengembangan dari kedua alat sebelumnya. 3.1.2.3. Density Log Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan mengukur density bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama-sama dengan neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (h) dan membantu didalam evaluasi lapisan shaly.

Prinsip kerja density log adalah dengan jalan memancarkan sinar gamma dari sumber radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding lubang bor. Pada saat sinar gamma menembus batuan, sinar tersebut akan bertumbukkan dengan elektron pada batuan tersebut, yang mengakibatkan sinar gamma akan kehilangan sebagian dari energinya dan yang sebagian lagi akan dipantulkan kembali, yang kemudian akan ditangkap oleh detektor yang diletakkan diatas sumber radiasi. Intensitas sinar gamma yang dipantulkan tergantung dari densitas batuan formasi.

Sinar gamma yang menyebar dan mencapai detektor dihitung dan akan menunjukkan besarnya densitas batuan formasi. Formasi dengan densitas tinggi akan menghasilkan jumlah elektron yang rendah pada detektor. Densitas elektron merupakan hal yang penting disini, hal ini disebabkan yang diukur adalah densitas elektron, yaitu jumlah elektron per cm3. Densitas elektron akan berhubungan dengan densitas batuan sebenarnya, b yang besarnya tergantung pada densitas matrik, porositas dan densitas fluida yang mengisi pori-porinya. Kondisi penggunaan untuk density log adalah pada formasi dengan densitas rendah dimana tidak ada pembatasan penggunaan lumpur bor tetapi tidak dapat digunakan pada lubang bor yang sudah di casing. Kurva density log hanya terpengaruh sedikit oleh salinitas maupun ukuran lubang bor.

3.1.3. Sonic Log Log ini merupakan jenis log yang digunakan untuk mengukur porositas, selain density log dan neutron log dengan cara mengukur interval transite time (t), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara untuk merambat didalam batuan formasi sejauh 1 ft. Peralatan sonic log menggunakan sebuah transmitter (pemancar gelombang suara) dan dua buah receiver (penerima). Jarak antar keduanya adalah 1 ft. Bila pada transmitter dipancarkan gelombang suara, maka gelombang tersebut akan merambat kedalam batuan formasi dengan kecepatan tertentu yang akan tergantung pada sifat elastisitas batuan, kandungan fluida, porositas dan tekanan formasi. Kemudian gelombang ini akan terpantul kembali menuju lubang bor dan akan diterima oleh kedua receiver. Selisih waktu penerimaan ini direkam oleh log dengan satuan microsecond per feet (sec/ft) yang dapat dikonversikan dari kecepatan rambat gelombang suara dalan ft/sec. Interval transite time (t) suatu batuan formasi tergantung dari lithologi dan porositasnya. Sehingga bila lithologinya diketahui maka tinggal tergantung pada porositasnya. Selain digunakan untuk menentukan porositas batuan, Sonic log juga dapat digunakan sebagai indentifikasi lithologi. 3.1.4. Caliper Log Caliper log merupakan suatu kurva yang memberikan gambaran kondisi (diameter) dan lithologi terhadap kedalaman lubang bor. Untuk menyesuaikan dengan kondisi lubang bor, peralatan caliper log dilengkapi dengan pegas yang dapat mengembang secara fleksibel. Ujung paling bawah dari pegas tersebut dihubungkan dengan rod. Posisi rod ini tergantung pada kompresi dari spring dan ukuran lubang bor. Manfaat caliper log sangat banyak, yang paling utama adalah untuk menghitung volume lubang bor guna menentukan volume semen pada operasi cementing, selain itu dapat berguna untuk pemilihan bagian gauge yang tepat untuk setting packer (misalnya operasi DST), interpretasi log listrik akan mengalami kesalahan apabila asumsi ukuran lubang bor sebanding dengan ukuran pahat (bit) oleh karena itu perlu diketahui ukuran lubang bor dengan sebenarnya, perhitungan kecepatan lumpur di annulus yang berhubungan dengan

pengangkatan cutting, untuk korelasi lithologi karena caliper log dapat membedakan lapisan permeabel dengan lapisan consolidated.

CORING

Coring adalah proses pengambilan sample atau contoh batuan dari dalam lubang bor. Core analisis merupakan tahapan analisa setelah contoh batuan bawah permukaan (core) diperoleh. Tujuan dari Coring adalah untuk mengidentifikasi karakteristik batuan bawah permukaan yang diwakili oleh core yang diambil. Hasil analisa akan mendiskripsikan sifatsifat petrofisik yang akan digunakan dalam karakterisasi reservoir. Proses coring terbagi menjadi dua metode, yaitu : 1. Bottom Hole Coring Coring yang dilakukan bersamaan dengan proses pemboran, sampel diambil pada dasar lubang. Bottom Hole Coring terbagi menjadi 2, yaitu : a. Conventional Coring Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan core bit biasa (rotary core bit) atau Diamond bit. Ukuran core : diameter : 3 5 inchi Panjang : 30 70 ft Keuntungan yang didapat melalui metode conventional coring antara lain : Ukuran diameter core besar hampir seperti ukuran lubang bor Persentasi perolehan core formasi tinggi Dapat digunakan pada sebagian besar formasi

Tidak membutuhkan peralatan pemboran tambahan di permukaan. Kelemahan metode ini adalah pada pentingnya proses pencabutan drill pipe untuk menjaga kondisi core setelah tiap core dipotong. Kelebihan metode diamond coring antara lain umur bit lebih panjang, kemungkinan pemotongan sampai 90 ft core setiap running, persentase perolehan core tinggi, diameter core besar, dan dapat disesuaikan untuk berbagai formasi. Kelemahan metode ini antara lain adalah mahalnya bit dan core barrel, membutuhkan kondisi operasi yang layak dalam penggunaan metode ini, setiap akan mengambil core dari core barrel dilakukan round trip, dan membutuhkan operator yang mengetahui operasional diamond coring.

b. Wire Line Coring Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan kabel. Tidak perlu mencabut rangkain pipa bor pada saat mengambil core dari core barel. Ukuran core : diameter : 11/8 2 inchi Panjang : 10 20 ft Kelemahan metode ini antara lain penggunaan metode ini terbatas pada formasi lunak, persentase perolehan core rendah, diameter core lebih kecil dari pada metode conventional.

2.

Side Wall Coring Coring dilakukan pada saat pemboran telah terlewati. Sampel diambil pada dinding lubang bor pada kedalaman tertentu yang dipilih berdasarkan log lithologi dan hasil analisa cutting. Pada metode ini, sampel batuan (core) diambil dari dinding sumur yang telah dibor terlebih dahulu pada kedalaman yang ditentukan. Pengambilan core dilakukan saat pemboran dihentikan sementara, dengan cara menurunkan peralatan core, yang dilengkapi dengan peluru yang berlubang (sebagai tempat core) dan diikatkan pada kawat baja (wireline).

Peluru-peluru tersebut dioperasikan secara elektris dari permukaan dan dapat ditembakkan secara simultan baik bersamasama atau sendirisendiri. Dengan menembusnya peluru ke dalam dinding lubang bor maka core akan terpotong dan terlepas dari formasi. Dengan adanya kabel baja yang berhubungan dengan peluru, maka peralatan sidewall coring beserta core dapat diangkat ke permukaan. Ukuran core yang didapat dengan cara ini mempunyai diameter 1 3/16 inci dan panjangnya hanya 2 inci. Keuntungan dari metode sidewall coring adalah mendapatkan sampel pada kedalaman berapa pun setelah lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.

Daftar Pustaka Rahma Roemaf , Instrumentasi Perekaman Lubang Bor , 2012 diakses pada 17 maret 2014 http://adungrahma.blogspot.com/2012/05/instrumentasi-perekaman-lubang-bor.html Kelompok 7, Tugas Mata Kuliah Penilaian formasi , STT Migas.,Balikpapan,2012

Anda mungkin juga menyukai