Anda di halaman 1dari 13

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Persamaan diferensial dapat dibedakan menjadi dua macam tergantung pada jumlah
variabel bebas. Apabila persamaan tersebut mengandung hanya satu variabel bebas,
persamaan disebut dengan persamaan diferensial parsial. Derajat (order) dari persamaan
ditentukan oleh derajat tertinggi dari turunannya.
Sebagai contoh persamaan diferensial biasa di baah ini adalah berorder satu, karena
turunan tertingginya adalah turunan pertama.
! + y
dx
dy
x

Sedang persamaan diferensial biasa berorder dua mengandung turunan kedua sebagai
turunan tertingginya, seperti bentuk di baah ini"
# $ !
$
$
+ + y
dy
dx
dx
y d
%ontoh persamaan diferensial parsial dengan variabel bebas x dan t adalah"
$
$
x
y
t
y

Penyelesaian persamaan diferensial adalah suatu fungsi yang memenuhi persamaan


diferensial dan juga memenuhi kondisi aal yang diberikan pada persamaan tersebut. Di
dalam penyelesaian persamaan diferensial secara analitis, biasanya dicari penyelesaian
umum yang mengandung konstanta sembarang dan kemudian mengevaluasi konstanta
tersebut sedemikian sehingga hasilnya sesuai dengan kondisi aal. &etode penyelesaian
persamaan diferensial secara analitis terbatas pada persamaan'persamaan dengan bentuk
tertentu, dan biasanya hanya untuk menyelesaikan persamaan linier dengan koefisien
konstan.
&isalkan suatu persamaan diferensial biasa berorder satu, sebagai berikut"
y
dx
dy

((.))
Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah"
*
e C y ((.$)
yang memberikan banyak fungsi untuk berbagai nilai koefisien C. +ambar (.),
menunjukkan beberapa kemungkinan dari penyelesaian persamaan ((.$), yang tergantung
pada nilai C.
,ntuk mendapatkan penyelesaian tunggal diperlukan informasi tambahan, misalnya nilai y
(x) dan atau turunannya pada nilai x tertentu. ,ntuk persamaan order n biasanya diperlukan
n kondisi untuk mendapatkan penyelesaian tunggal y (x). Apabila semua n kondisi
diberikan pada nilai x yang sama (misalnya x
#
), maka permasalahan disebut dengan
problem nilai aal. Apabila dilibatkan lebih dari satu nilai x, permasalahan disebut dengan
problem nilai batas. &isalnya persamaan ((.)), disertai kondisi aal yaitu x - #, nilai y - )
atau"
) ) # ( x y
((.!)
Substitusikan persamaan ((.!) ke dalam persamaan ((.$) memberikan"
#
) e C
atau
C - )
Dengan demikian penyelesaian tunggal yang memenuhi persamaan"
y
dx
dy

) ) # ( x y
adalah"
*
e y
Gambar 8.1. Penyelesaian persamaan
y
dx
dy

&etode penyelesaian numerik tidak ada batasan mengenai bentuk persamaan diferensial.
Penyelesaian berupa tabel nilai'nilai numerik dari fungsi untuk berbagai variabel bebas.
Penyelesaian suatu persamaan diferensial dilakukan pada titik'titik yang ditentukan secara
berurutan. ,ntuk mendapatkan hasil yang lebih teliti maka jarak (interval) antara titik'titik
yang berurutan tersebut dibuat semakin kecil.
Penyelesaian persamaan ((.)) dan persamaan ((.!) adalah mencari nilai y sebagai fungsi
dari x. Persamaan diferensial memberikan kemiringan kurve pada setiap titik sebagai
fungsi x dan y. .itungan dimulai dari nilai aal yang diketahui, misalnya di titik (x
#
, y
#
).
/emudian dihitung kemiringan kurve (garis singgung) di titik tersebut. 0erdasar nilai y
#
di
titik x
#
dan kemiringan fungsi di titik'titik tersebut dapat dihitung nilai y
)
di titik x
)
yang
berjarak x dari x
#
. Selanjutnya titik (x
)
, y
)
) yang telah diperoleh tersebut digunakan untuk
menghitung nilai y
$
di titik x
$
yang berjarak x dari x
)
. Prosedur hitungan tersebut diulangi
lagi untuk mendapatkan nilai y selanjutnya, seperti pada +ambar (.$.
Gambar 8.2. Penyelesaian numerik persamaan diferensial
8.1 Metode Satu Langkah
Akan diselesaikan persamaan diferensial biasa dengan bentuk sebagai berikut"
) , ( y x f
dx
dy

Persamaan tersebut dapat didekati dengan bentuk berikut"


) , (
1
1
i ) i
i ) i
y x f
x x
y y
x
y
dx
dy


+
+

atau
) )( , (
i ) i i ) i
x x y x f y y +
+ +
atau
x y y 1 2
i ) i
+
+ ((.3)
dengan adalah perkiraan kemiringan yang digunakan untuk ekstrapolasi dari nilai y
i
ke y
i 4 )
yang berjarak x yaitu selisih antara x - x
i 4 )
x
i
.
Persamaan diatas dapat digunakan untuk menghitung langkah nilai y secara bertahap.
Semua metode satu langkah dapat ditulis dalam bentuk umum tersebut. Perbedaan dari
beberapa metode yang ada adalah didalam cara mengestimasi kemiringan .
8.2 Metode Euler
&etode 5uler adalah salah satu dari metode satu langkah yang paling sederhana. Di
banding dengan beberapa metode lainnya, metode ini paling kurang teliti. 6amun
demikian metode ini perlu dipelajari mengingat kesederhanaannya dan mudah
pemahamannya sehingga memudahkan dalam mempelajari metode lain yang lebih
teliti.
&etode 5uler dapat diturunkan dari Deret 7aylor"
...
8 $
1
8 )
1
$
9 9
i
9
i i ) i
+ + +
+
x
y
x
y y y

Apabila nilai x kecil, maka suku yang mengandung pangkat lebih tinggi dari $ adalah
sangat kecil dan dapat diabaikan, sehingga persamaan diatas dapat ditulis menjadi"
x y y y 1
9
i i ) i
+
+
((.:)
Dengan membandingkan persamaan ((.3) dan persamaan ((.:) dapat disimpulkan
baha pada metode 5uler, kemiringan -
9
i
y - f (x
i
, y
i
), sehingga persamaan ((.:)
dapat ditulis menjadi"
x y x f y y 1 ) , (
i i i ) i
+
+ ((.;)
dengan i - ), $, !, < Persamaan ((.;) adalah metode 5uler, nilai y
i 4 )
diprediksi dengan
menggunakan kemiringan fungsi (sama dengan turunan pertama) di titik x
i
untuk
diekstrapolasikan secara linier pada jarak sepanjang pias x. +ambar (.!, adalah
penjelasan secara grafis dari metode 5uler.
Gambar 8.3. Metode Euler
%ontoh soal"
Selesaikan persamaan di baah ini"
. ) ) # (
. : , ( $# )$ $ ) , (
$ !

+ +
y
x x x y x f
dx
dy
dari x - # sampai x - 3 dengan panjang langkah x - #,: dan x - #,$:.
Penyelesaian
Penyelesaian eksak dari persamaan diatas adalah"
. ) : , ( )# 3 : , #
$ ! 3
+ + + x x x x y
Penyelesaian numerik dilakukan secara bertahap pada beberapa titik yang berurutan.
Dengan menggunakan persamaan ((.;), dihitung nilai y
i 4 )
yang berjarak x - #,: dari
titik aal yaitu x - #. ,ntuk i - # maka persamaan ((.;), menjadi"
x y x f y y + ) , (
# # # )
Dari kondisi aal, pada x - # nilai fungsi y (#) - ), sehingga"
. : , # ) ) = # ( ) # ( ) : , # ( f y y +
/emiringan garis di titik (x
#
= y
#
) adalah"
. : , ( : , ( ) # ( $# ) # ( )$ ) # ( $ ) ) = # (
$ !
+ + f
dx
dy
sehingga"
. $: , : ) : , # ( : , ( ) ) : , # ( + y
6ilai eksak pada titik x - #,: adalah"
. $)(>: , ! ) ) : , # ( : , ( ) : , # ( )# ) : , # ( 3 ) : , # ( : , # ) : , # (
$ ! 3
+ + + y
?adi kesalahan dengan metode 5uler adalah"
. @ ) , ;! @ )##
$)(>: , !
$: , : $)(>: , !
t


Pada langkah berikutnya, yaitu untuk i - ), persamaan ((.;) menjadi"
[ ] . (>: , : : , # : , ( ) : , # ( $# ) : , # ( )$ ) : , # ( $ $: , :
: , # ) $: , : = : , # ( ) : , # ( ) # , ) (
1 ) , (
$ !
) ) ) $
+ + +
+
+
f y y
x y x f y y
.itungan dilanjutkan dengan prosedur diatas dan hasilnya diberikan dalam 7abel (.),
,ntuk x - #,$:, hitungan dilakukan dengan prosedur diatas dan hasilnya juga
diberikan dalam 7abel (.). Dalam contoh tersebut dengan nilai x berbeda, dapat
disimpulkan baha penggunaan x yang lebih kecil akan memberikan hasil yang lebih
teliti. 7etapi konsekuensinya aktu hitungan menjadi lebih lama.
8.3 !esalahan Metode Euler
Penyelesaian numerik dari persamaan diferensial biasa menyebabkan terjadinya dua
tipe kesalahan, yaitu"
)) /esalahan pemotongan, yang disebabkan oleh cara penyelesaian yang digunakan
untuk perkiraan nilai y,
$) /esalahan pembulatan, yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah angka (digit)
yang digunakan dalam hitungan.
/esalahan pemotongan terdiri dari dua bagian. Pertama adalah kesalahan pemotongan
lokal yang terjadi dari pemakaian suatu metode pada satu langkah. /edua adalah
kesalahan pemotongan menyebar yang ditimbulkan dari perkiraan yang dihasilkan pada
langkah'langkah berikutnya. +abungan dari kedua kesalahan tersebut dikenal dengan
kesalahan pemotongan global.
0esar dan sifat kesalahan pemotongan pada metode 5uler dapat dijelaskan dari deret
7aylor.
,ntuk itu dipandang persamaan diferensial berbentuk"
) , ( 9 y x f y
((.>)
dengan
dx
dy
y 9
, sedang x dan y adalah variabel bebas dan tak bebas.
Penyelesaian dari persamaan tersebut dapat diperkiraan dengan deret 7aylor"
n
8
1
...
8 $
1
8 )
1
n
n
i
$
9 9
i
9
i i ) i
R
n
x
y
x
y
x
y y y + + + + +
+ ((.()
Apabila persamaan ((.>) disubstitusikan ke persamaan ((.(), akan menghasilkan"
n
!
i i
$
i i i i i ) i
...
8 !
1
) , ( 9 9
8 $
1
) , ( 9
8 )
1
) , ( R
x
y x f
x
y x f
x
y x f y y + + + + +
+ ((.A)
7abel (.). .asil hitungan dengan metode 5uler
x y
eksak
x " #$% x " #$2%
y
perk

t
&'( y
perk

t
&'(
#,##
#,$:
#,:#
#,>:
),##
),$:
),:#
),>:
$,##
$,$:
$,:#
$,>:
!,##
!,$:
!,:#
!,>:
3,##
),#####
$,:;#::
!,$)(>:
!,$>A!#
!,#####
$,:A)(#
$,$)(>:
),AA(#:
$,#####
$,$3(#:
$,>)(>:
!,!3)(#
3,#####
3,:$A!#
3,>)(>:
3,!)#::
!,#####
),#####
:,$:###
:,(>:##
:,)$:##
3,:####
3,>:###
:,(>:##
>,)$:##
>,#####
'
;!,))
A:,(!
)!#,AA
)$:,##
>3,>)
3;,((
:#,AA
)!!,!!
),#####
!,)$:##
3,)>A;A
3,3A$)A
3,!3!>:
!,A;(>:
!,::3;A
!,$3$)A
!,)$:##
!,$:###
!,;)>)A
3,)>A;A
3,(3!>:
:,3;(>:
:,(;>)A
:,(#3;A
:,#####
'
$$,#3
$A,(:
!;,AA
33,>A
:!,)!
;#,$)
;$,$>
:;,$:
33,:>
!!,#:
$:,#>
$),#A
$#,>3
$3,!3
!3,;;
;;,;>
Perbandingan antara persamaan ((.;) dan persamaan ((.A) menunjukkan baha metode
5uler hanya memperhitungkan dua suku pertama dari ruas kanan persamaan ((.A).
/esalahan yang terjadi dari metode 5uler adalah karena tidak memperhitungkan suku'
suku terakhir dari persamaan ((.A) yaitu sebesar"
n
!
i i
$
i i t
...
8 !
1
) , ( 9 9
8 $
1
) , ( 9 R
x
y x f
x
y x f + + +
((.)#)
dengan
t
adalah kesalahan pemotongan lokal eksak. ,ntuk x yang sangat kecil,
kesalahan seperti yang diberikan oleh persamaan ((.)#), adalah berkurang dengan
bertambahnya order (order yang lebih tinggi). Dengan demikian suku yang
mengandung pangkat lebih besar dari dua dapat diabaikan, sehingga persamaan ((.)#)
menjadi"
8 $
1
) , ( 9
$
i i a
x
y x f
((.)))
dengan
a
adalah perkiraan kesalahan pemotongan lokal.
%ontoh soal"
.itung kesalahan yang terjadi dari penggunaan metode 5uler dalam contoh
sebelumnya pada langkah pertama.
Penyelesaian
/esalahan eksak dihitung dengan persamaan ((.)#). Bleh karena persamaan yang
diselesaikan adalah polinomial order ! maka kesalahan yang diperhitungkan hanya
sampai suku ke tiga, karena turunan keempat dari persamaan pangkat tiga adalah nol,
sehingga persamaan ((.)#) menjadi"
8 3
1
) , ( 9 9 9
8 !
1
) , ( 9 9
8 $
1
) , ( 9
3
i i
!
i i
$
i i t
x
y x f
x
y x f
x
y x f + +
Pada langkah pertama berarti x
)
- #, sehingga nilai turunan pertama, kedua dan ketiga
adalah"
. )$ ) , ( 9 9 9
. $3 $3 ) # ( )$ $3 )$ ) , ( 9 9
. $# $# ) # ( $3 ) # ( ; ) $# ( $3 ; ) , ( 9
i i
i i
$ $
i i

+ +
+ + +
y x f
x y x f
x x y x f
Dengan demikian kesalahan yang terjadi untuk x - #,: adalah"
. #!)$: , $
$3
) : , # (
)$
;
) : , # (
$3
$
) : , # (
$#
3 ! $
t
+
Sedang x - #,$: kesalahannya adalah"
. :;33:!)$: , #
$3
) $: , # (
)$
;
) $: , # (
$3
$
) $: , # (
$#
3 ! $
t
+
Dengan menggunakan x - #,$: kesalahan yang terjadi lebih kecil dibanding dengan
penggunaan x - #,:. /esalahan tersebut terjadi pada langkah pertama, dan akan
merambat pada langkah'langkah berikutnya, karena nilai perkiraan pada langkah
pertama (yang mempunyai kesalahan) digunakan sebagai dasar hitungan pada langkah
selanjutnya.
%ontoh"
). : +

xy
t
y
x
y
(Persamaan Differensial Parsial)
$. # !
$
$
$

,
_

+ x
dx
dy
dx
y d
dx
dy
(Persamaan Differensial 0iasa)
Definisi Brder" Brder suatu PD0 adalah order tertinggi dari turunan dalam persamaan
# ) ,...., C , 9 , (
) (

n
y y y x F . %ontoh no.$ adalah
persamaan differensial biasa order dua.
Definisi Dinieritas dan .omogenitas" Persamaan differensial biasa order n dikatakan linier
bila dapat dinyatakan dalam bentuk. (A linear differential equation is any differential
equation that can be written in the following form.)
) ( ) ( 9 ) ( ...... ) ( ) (
)
) ) (
)
) (
#
x F y x a y x a y x a y x a
n n
n n
+ + + +

dengan
# ) (
#
x a
.
). ?ika tidak dapat dinyatakan dalam bentuk di atas dikatakan tidak linier.
$. ?ika koefisien
) ( ),....., ( ), (
) #
x a x a x a
n
konstan maka disebut persamaan differensial
linier dengan koefisien konstan, jika tidak disebut persamaan differensial linier dengan
koefisien variable.
!. ?ika
# ) ( x F
, maka disebut persamaan differensial linier homogen, jika
# ) ( <> x F

disebut tidak homogen.
Solusi (Penyelesaian) PD0.
Definisi" 7injau suatu PD0
# ,..., , ,
1
]
1

n
n
dx
y d
dx
dy
y x F
dengan F fungsi real dengan (n4$) argumen
n
n
dx
y d
dx
dy
y x ,...., , , .
). ?ika
f
adalah fungsi real yang terdefinisi untuk semua x dalam interval real I dan
mempunyai derivative ke'n untuk semua I x . Eungsi
f
disebut solusi eksplisit PD0
di atas pada I jika memenuhi
[ ] ) ( ),..., ( 9 ), ( ,
) (
x f x f x f x F
n
terdefinisi untuk semua I x , dan
[ ] # ) ( ),..., ( 9 ), ( ,
) (
x f x f x f x F
n
untuk semua I x
$. Suatu relasi
# ) , ( y x g
disebut solusi implisit dari PD0 di atas jika
g
dapat
ditransformasi ke minimal satu fungsi
f
dengan variable I x sedemikian sehingga
f
merupakan solusi eksplisit dari PD0 pada interval tersebut.
!. /edua penyelesaian yaitu penyelesaian implicit dan penyelesaian eksplisit biasanya
secara singkat disebut penyelesaian PD0.
Secara umum kedua solusi tersebut masih dikategorikan lagi dalam tiga jenis solusi yaitu"
). Solusi ,mum (Penyelesaian ,mum)" solusi PD0 yang masih mengandung konstanta
misalnya c atau C . %ontoh"
! 9 y
mempunyai penyelesaian umum
C x y + !
.
$. Solusi /hususFPartikulir (Penyelesaian /hususFPartikulir)" solusi yang tidak
mengandung konstanta karena adanya syarat aal pada suatu PD0. %ontoh"
! 9 y

dengan syarat
) ) # ( y
, maka penyelesaian khususnya adalah
) ! + x y
!. Solusi Singular (Penyelesaian Singular)" solusi yang tidak diperoleh dari hasil
mensubstitusikan suatu nilai pada konstanta pada solusi umumnya. %ontoh"
$
C Cx y +
adalah solusi umum dari PD0 y xy y + 9 ) 9 (
$
, namun demikian disisi lain
PD0 tersebut mempunyai penyelesaian singular
$
3
)
x y .
&etode Penyelesaian.
&etoda yang digunakan untuk mencari solusi (menyelesaiakan) Persamaan Differensial
antara lain"
). &etoda Analitik" &etoda ini dapat menghasilkan dua bentuk solusi yaitu bentuk
eksplisit dan implicit yang dicari melalui teknik deduktif analogis dengan
menggunakan konsep'konsep matematik. /elebihannya dapat mengetahui bentuk
fungsi solusinya namun tidak cukup fleksibel untuk masalah'masalah yang komplek.
Dengan komputer dapat diselesaikan dengan softare &A7DA0 atau &APD5G
Prosedur dalam &A7DA0 ditulis sebagai berikut"
$. &etoda /ualitatif" Solusi ini hanya dapat memberikan gambaran secara geometris
bagaimana visualisasi dari solusi PD0. Dengan mengamati pola grafik gradien HfieldI
(direction field) maka dapat diestimasi solusi PD0 itu. /eunggulannya dapat
memahami secara mudah kelakuan solusi suatu PD0 namun fungsi asli dari solusinya
tidak diketahui dan juga kurang fleksibel untuk kasus yang komplek
!. &etoda 6umerik. Pada saat sekarang metoda ini merupa'kan metoda yang fleksibel.
&etoda ini berkembang sesuai dengan perkembangan computer, dan dapat
menyelesaikan PD0 dari level yang mudah sampai pada level yang kompleks.
&eskipun fungsi tidak solusi tidak diketahui secara eksplisit maupun implicit namun
data yang diberikan dapat divisualisir dalam bentuk grafik sehingga dapat dianalisis
dengan baik. &etoda ini berdasarkan prinsip'prinsip pendekatan (aproksimasi)
sehingga solusi yang diperoleh adalah solusi hampiran (solusi pendekatan).
'Menggunakan fungsi dsolve
))dsolve&*+y " 3,y - 1$ y&#("1.(
Pada kuliah ini hanya akan dibicarakan metode analitik yang dikhususkan untuk
menyelesaikan Persamaan Differensial 0iasa. &etoda numerik diberikan pada mata kuliah
yang lain.
Persamaan Differensial Brder satu (First Order DEs)
). Jariabel terpisah (!e"arable differential equations) dan variabel tidak terpisah tapi
mudah dipisahkan
0entuk"
# ) ( ) ( + dx x # dy y $
, dan
# ) ( ) ( ) ( ) (
) $ $ )
+ dx x # y $ dy x # y $
,ntuk menyelesaikannya, integralkan.
C x F y F dx x # dy y $ + +

) ( ) ( # ) ( ) (
$ )

+ #
) (
) (
) (
) (
$
)
$
)
dx
x #
x #
dy
y $
y $
%ontoh"



0 dx x 6 dy y 0 dx x 6 dy y x y 6
dx
dy
1.
2 2 2
P, PD"
c 3x
y
1
2

c x y c ln y ln x ln 0
y
dy
x
dx
0
dx
dy
y
x
1 2. + + +
0 dx x y 2 dy dx x y 2 dy x y 2 y' 3.

c x y ln 0 dx x 2
y
dy
0 dx x 2
y
dy
2
0 dx 4) - x 4 x (3 - dy 4) - y (2
dx 4) x 4 x (3 dy 4) y (2
4 y 2
4 x 4 x 3
dx
dy
4.
2
2
2

+
+

c x) 4 x 2 (x y) 4 (y : PD PU
2 3 2
+
?ika persamaan tersebut diberi syarat baha y()) - !, maka syarat ini disubstitusikan
ke P, PD untuk mendapatkan nilai c.
2 c c 4(1)} ) 2(1 {(1) 4(3) (3)
2 3 2
+
?adi Penyelesaian /husus PD"
0 2 x) 4 x 2 (x y 4 y
2 3 2
+ +
0 dx 4) x (2 dy e 4) (2x e
dx
dy
5.
y y




c x) 4 (x e 0 dx 4) x (2 dy e
2 y y
2 r(1) untu !
"
r
d"
dr
6.
2

c " ln
r
1
0 d"
"
1
dr
r
1
0 d"
"
1
dr
r
1
2 2


Substitusi syarat r()) - $ diperoleh c - ')F$
Sehingga penyelesaian PD"
" ln
2
1
1
r

) t (1
c#$(y)
e e
dt
dy
) t (1 $ec(y) e
dt
dy
%.
2
t y
2 t y
+ +


+ +
+


c dt ) t (1 e dy c#$(y) e
dt ) t (1 e dy c#$(y) e
2 t y -
2 t y
c 3) 2t (t e c#$(y)} {$&n(y)
2
e
2 t
y
+ + +

Substitusi syarat diperoleh"


2
5
c =
Sehingga penyelesaian khusus PD"
2
5
3) 2t (t e c#$(y)} {$&n(y)
2
e
2 t
y
+ + +

dy y $&n x c#$ dx y c#$ $ec x '.


2


0 dy $ec y y t( dx x $ec 0 dy
y c#$
y $&n
dx
x c#$
$ec x
2
2

c $ec y x t(
0
x 1
dx
y 1
dy
0 dx y 1 dy ) x (1 ).
2 2
2 2

+


+

c x arct( y arc$&n 0
x 1
dx
y 1
dy
2 2

0
a x
dx
y
dy
0 dx y )dy a (x 10.
2 2
2 2

a x
a x
c y c ln
a x
a x
ln
2a
1
y ln
2a
+


$. Jariabel tercampur dan tidak mudah dipisahkan.
a). 0entuk" )
x
y
*(
dx
dy
= ,ntuk bentuk ini diambil
substitusi
dx
d+
x +
dx
dy
x
y
dx
dy
x
dx
d+
x
y
+
2
+


%ontoh"
0 y x 4 x y y' 1.
2 2
+ +
=
0agi kedua ruas dengan
2
x
sehingga PD jadi berbentuk"
0 )
x
y
( 4 y'
x
y
2
+ + = dengan substitusi
x
y
+ diperoleh
0 d+ x + 4)dx + (2 0 + 4 )
dx
d+
x +(+
2 2
+ + + + +
c 4) + (2 x
c ln x ln 4 + 2 ln
4
1
0
4 + 2
d+ +
x
dx
4
1
2
2
2
+
+ +
+
+
Penyelesaian ,mum PD" c 4}
x
y
{2 x
4
1
2
2
+
b). 0entuk" *(x y)
dx
dy
= untuk bentuk ini dapat diambil substitusi * y - u -K * dy
4 y d* - du
%ontoh"
0 dy x xy) (1 dx y xy) (1 2. + +

0 dy) x dx xy(y d(xy)
0 dy) x dx xy(y dy x dx y
+
+ +

0 )
y
x
d( y
xy
d(xy)
0 }
y
xdy ydx
{ y
xy
d(xy)
2
2
2
+

+
Ambil substitusi *y - u dan
+
u
y +
y
x
2

Sehingga PD menjadi"
c ln
u
1
+ ln 0
+
d+
u
du
0 d+
+
u
u
du
2
+ +
1,xy 1,u
e c y x e c +
/0G1S
M1/EM1/2!1 /E!32! 1 &4(
31M1 /5MM6 P7131/1 P13812/13
32M 1#11211#98
:1!;807 /E!32! MES23

Anda mungkin juga menyukai