Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENATAAN KAMERA
PROGRAM DOKUMENTER
RAGAM MAKNA
“DIBALIK KERIS”
Oleh :
SUGITO
NIM. 04148110
Proposal Karya Tugas Akhir sebagai Penata Kamera pada Program Dokumenter
dengan judul “Ragam Makna” yang disusun oleh :
SUGITO
NIM 04148110
S-1 Televisi dan Film
Mengetahui,
Ketua Jurusan Seni Media Rekam Dosen Pembimbing TA
Mengetahui,
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain
batasannya begitu cair: berita, fiksi, propaganda, bujukan (iklan), hiburan, dan
hakikatnya melakukan penetrasi yang lebih besar terhadap kehidupan kita dari
pada ideologi-ideologi konvensional yang kita kenal selama ini. Hanya saja
media massa. Isi pesan ini adalah isi berbagai program yang disiarkan atau
ditayangkan. Fungsi televisi sebagai salah satu media informasi dan hiburan
saat ini bisa dikatakan telah melekat dan memenuhi keinginan masyarakat.
Penggabungan kedua fungsi tersebut dalam satu program dan format acara
telah ditampilkan di berbagai tayangan acara televisi. Artinya bahwa saat ini
tayangan ini bisa dikategorikan sebagai soft news yang kemasanya dibuat
sebagai liputan yang menghibur. Contoh lain empat mata yang rating acaranya
tayangan hiburan, acara ini juga tidak terlepas dari informasi yang dibutuhkan
masyarakat.
Masih berkait dengan sifat dan fungsi dari televisi, sebuah program
adanya wacana dan pendapat tersebut, sebagai media informasi televisi sudah
seharusnya mulai berbenah diri untuk dapat menempatkan peranya dalam dua
posisi, yaitu sebagai "industri budaya" dan sebagai "institusi bisnis". Artinya
duduk didepan layar televisi, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
tontonan yang disaksikan dapat menjadi tuntunan. Satu hal yang perlu
identitas dan jati diri bangsa ke generasi berikutnya, sehingga dapat membantu
menerimanya, dan tentunya harus sesuai dengan kaidah norma, tata tertib dan
berbagai stasiun televisi. Saat ini informasi dan hiburan bisa kita nikmati
dalam satu program acara yang tayang di layar televisi. Berdasar hal tersebut,
muncul sebuah ide gagasan untuk membuat sebuah program dokumenter yang
penegetahuan serta menghibur pemirsa dengan cara yang berbeda dengan cara
pemirsa untuk sepakat dengan ide pembuat program melalui suara narrator
terhadap sebuah tema sehingga gaya dokumenter ini menjadi sangat personal.
1 Ilisa Barbash, Cross-Cultural Filmaking, Berkeley, University of California Press, 1997, Hal 17
6
yang nyata (sesuai fakta). Gaya Impressionistik gaya ini tidak bersifat
sebuah tema, sehingga gaya ini tidak tepat ketika digunakan untuk membuat
Dipilihnya keris sebagai tema pada karya ini, karena keris merupakan
salah satu karya seni budaya adiluhung yang bernilai tinggi. Keris yang
dihargai dan mampu memukau masyarakat dunia. Keris juga diakui sebagai
dengan kegunaannya yang berkembang dari masa ke masa. Fungsi keris dapat
Sudah sejak lama pembuatan keris menjadi teka-teki bagi orang awam.
Hal itu terjadi karena pengetahuan itu diperlakukan sebagai kawruh ingkang
sinengker (ilmu yang harus dirahasiakan). Biasanya hanya keluarga dekat para
contoh, berikut ini kutipan dari buku Sejarah Empu karya Pangeran Wijil III
Pada umumnya orang Jawa pada awal abad ke-21 ini sedang berubah
itu, sikap dan cara hidupnya pun dalam beberapa aspek sudah mengacu ke
cara berpikir modern. Dalam perkerisan sikap peralihan tersebut, antara lain,
tampak bahwa sebagian orang Jawa masih tetap membudayakan keris itu
sebagai kelengkapan busana adat atau pusaka, tetapi sebagian lain sudah mulai
yang masih percaya pada tuah atau isi dari sebilah keris atau yang lebih sering
kita sebut dengan mitos. Hal inilah yang mendasari sebuah karya dokumenter
ini dibuat dengan maksud sebagai bahan pengetahuan kepada masyarakat dan
tidak ada tujuan untuk menjerumuskan ke dalam hal yang merusak akidah
anggapan dari berbagai kalangan masyarakat mengenai keris, yang jelas keris
paling tepat dalam pembuatan karya ini. Dengan gaya expository pemirsa
hanya diajak untuk sepakat dengan ide pembuat program. Selain itu, variasi
obyek dan seorang penata kamera akan lebih leluasa dalam mengambil dan
memilih gambar yang baik. Sehingga akan tercapai suatu karya audiovisual
program dokumenter yang baik dan dapat dinikmati oleh pemirsa televisi.
A. Tujuan
tetapi lebih dari itu sebagai referensi dan pengetahuan bagi pemirsa
B. Manfaat
acara beserta crew-crew pembuat lainya untuk referensi program yang akan
yaitu OASIS yang tayang di Metro TV. Sebagai acuan penyaji dalam hal isi
Program acara lain yang menjadi acuan antara lain Metro Realita,
sebagai acuan penyaji dalam hal pengambilan gambar, angle camera, ukuran
Fajar Nugroho, Cara Pinter Bikin Film Dokumenter (2007). Buku ini
Selain itu, buku juga menjadi motivator untuk membuat karya dokumenter,
karena buku ini berisi contoh langkah demi langkah yang ditulis berdasarkan
Ksatria Kerajaan.
tahapan yang harus dijalani dalam produksi dokumenter. Buku ini sangat
berguna sebgai pijakan dan referensi awal dalam proses pembuatan karya
film dokumenter.
Acara Televisi (2004). Buku yang memuat tentang dasar-dasar produksi acara
televisi mulai dari pengelolaan produksi program dari pra produksi sampai
12
dengan pasca produksi serta tata pelaksanaan produksi yang berisi tugas dan
teknik-teknik yang digunakan dalam proses produksi, lebih khusus dalam hal
dasar tentang bahasa-bahasa film yang akan selalu digunakan secara universal,
Buku yang wajib dipunyai oleh penata kamera maupun kameramen. Bagi
penyaji buku ini sangat penting digunakan karena kamera yang digunakan
oleh penyaji adalah kamera digital video sehingga system yang terdapat pada
Ulasan tentang kamera film yang sangat lengkap dan mudah dipahami, disertai
John Jackman, Lighting for Digital Video & Televison (2003), jenis
dan sifat pencahayaan baik studio maupun outdoor dibahas secara detail.
Roy Thompson, Grammar of The Shot (2000) buku ini sebagai acuan
Buku ini membantu penulis dalam mengorek informasi masalah keris mulai
dari sejarah, mistis, pperlengkapan keris, perlakuan keris, dll. Atau bias
dikatakan buku ini merupakan sumber informasi dari dalam hal dunia
manfaat-tuah-misteri (2005). Seluk beluk keris, misteri keris dan mitos keris
dan berbagai hal yang berkait dengan dunia perkerisan dipelajari dari buku ini.
benda-benda seni yang berasal dari konteks berfikir kolektif pra modern
http://kuliahbroadcast.wordpress.com/2008/07/15/sinematografi-part- 1/ ---
copy : 16 Oktober 2008_15.40 ---
kamera (shutter speed, filter, lensa, dll.) dan teknik pengambilan gambar yamg
http://www.blogger.com/postedit.g?
blogID=6975135000296667498&postID=7395475807809985542 (komentar)
---copy : 16 Oktober 2008_15.40 ---
maksud dan motivasi tertentu. Pasti ada pesan yang ingin disampaikan oleh si
http://misteridigital.wordpress.com/2007/09/17/riset-dalam-film-dokumenter/
17 09 2007 --- copy : 16 Oktober 2008_15.40 ---
Halaman website ini menjadi sumber data tulis dalam pembuatan film
dokumenter ini, khususnya dalam hal riset awal sebelum mulai produksi
Langkah dan metode riset sebagai satu rangkaian kerja dalam pembuatan
karya fil dokumenter dijelaskan secara rinci pada halaman website ini
Tentang Komposisi gambar, Framing gambar dan Penataan kamera pada film
documenter.
berbagai hal tentang keris dan hal apa yang baik untuk diambil sebagai insert
fil documenter.
15
ini adalah :
1. Penggalian Ide.
menetapkan konsep visual, riset dalam hal ini termasuk juga menetapkan
2. Perencanaan.
budgeting.
3. Persiapan
16
langsung juga merupakan tanggung jawab dan satu rangkain tugas dari piñata
karya ini, baik dari sisi ukuran gambar, pencahayaan, pewarnaan maupun
pilihan obyeknya, sehingga diharapkan sajian ini akan dapat dinikmati dengan
baik. Pengambilan gambar harus benar dan pasti, harus menggunakan elemen
shot tersebut karena, satu saja elemen tersebut terlewatkan maka gambar bisa
dikatakan gagal.
besar pengambilan gambar banyak yang di luar ruangan, maka harus dihindari
kamera yang lamban sangat tidak menguntungkan. Variasi dari obyek yang
direkam lebih menentukan, sehingga harus dibuat stock shot yang banyak dan
bervariasi.
17
play maybe divided into scenes and acts, or an orchestral piece devided Into
parts and bars, a film or TV programme is devided up into scene and shot”
hanyalah bagian dasar dari sebuah film dan program televisi. Shot dapat
dari sebuah proses produksi, namun mempunyai arti yang sangat penting.
Untuk mendukung peran dan makna shot, maka Thompson membedah shot
menjadi beberapa elemen antara lain yang disebut sebagai “The Element of
the Shot”.
pengambilan gambar.
motivasi, jadi shot yang dibuat sangat bergantung pada objek yang dituju.
berbicara dengan sendirinya. Ada empat bagian yang perlu diperhatikan yaitu
gambar), Subject or object (subyek atau obyek gambar), dan Colour (warna).
Keempat bagian ini akan menyatu dalam komposisi shot yang akan dibangun,
bila ada satu saja bagian yang hilang maka shot sudah bisa dikatakan gagal.
18
gambar akan memberikan kekuatan dari sebuah shot itu sendiri karena
dan asisten kamera mewujudkan apa yang menjadi gagasan seorang sutradara
melalui naskah atau treatmen yang telah disiapkan, agar makna yang akan
Tahap Post Produksi yang dilakukan seorang editor tetaplah berdasar pada
Editing off line dalam program ini dibuat dua tahap. Yang pertama
menyusun gambar documenter dulu untuk insert dan yang kedua menyusun
program. Setelah urutan kasar (rought cut) selesai kemudian trimming untuk
2. Editing on line
sempurna.
3. Mixing
19
disesuaikan dengan level-level tertentu. Level suara antar shot juga harus
sama.
4. Mastering
Setelah semuanya fix saatnya perekaman dari media editing ke media kaset
Episode : Keris
Format : Dokumenter
Durasi : 24 menit
dinamis.
V. JADWAL PELAKSANAAN
21
Time Schedule
Daftar Pustaka
Daniel Arijon
1975 Grammar of the Film Language, Focal Press, Oxford
Fajar Nugroho
2007 Cara Pinter Bikin Film Dokumenter
Fred Wibowo
1997 Dasar-dasar Produksi Program Televisi
22
Haryono Haryoguritno,
2006 Keris Jawa “antara mistik dan nalar”
John Jackman
2003 Lighting For Digital Video & Televison
Peter Ward,
2000 Digital Video Camerawork, Focal Press, Oxford
Roy Thompson
2000 Grammar of The Shot, Focal Press, Oxford
http://www.blogger.com/postedit.g?
blogID=6975135000296667498&postID=7395475807809985542 ---copy : 16
http://kuliahbroadcast.wordpress.com/2008/07/15/sinematografi-part-1/
http://misteridigital.wordpress.com/2007/09/17/riset-dalam-film-dokumenter/ 17