Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK

A. Pengertian Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK/COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan PPOK adalah asma bronchitis, bronchitis kronis, dan emfisema ( omantri, !""#). Asma Bronchial adalah suatu gangguan pada saluran bronchial dengan ciri bronkospasme periodik ( omantri, !""#). Bronchitis Kronis adalah gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mukus yang berlebihan dalam bronkus dan dimanifestasikan dalam bentuk batuk kronis serta membentuk sputum selama $ bulan dalam setahun, minimal ! tahun berturut%turut (&uta''in, !""(). Em isema !ar" merupakan gangguan pengembangan paru%paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru%paru disertai detruksi )aringan ( omantri, !""#). B. KLASI#IKASI Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai berikut* +. ,ronkitis kronik ,ronkitis merupakan definisi klinis batuk%batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang%kuranganya $ bulan dalam satu tahun dan ter)adi paling sedikit selama ! tahun berturut%turut. !. -mfisema paru -mfisema paru merupakan suatu definisi anatomik, yaitu suatu perubahan anatomik paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran

udara bagian distal bronkus terminalis, yang disertai kerusakan dinding al.eolus. $. /sma /sma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensiti.itas cabang%cabang trakeobronkial terhadap pelbagai )enis rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran%saluran napas secara periodic dan re.ersible akibat bronkospasme. 0. ,ronkiektasis ,ronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronik yan mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus, aspirasi benda asing, muntahan, atau benda%benda dari saluran pernapasan atas, dan tekanan terhadap tumor, pembuluh darah yang berdilatasi dan pembesaran nodus limfe. $. Etiologi -tiologi penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini dikaitkan dengan faktor%faktor risiko yang terdapat pada penderita antara lain* +. &erokok sigaret yang berlangsung lama !. Polusi udara $. 1nfeksi peru berulang 0. 2mur 3. 4enis kelamin 5. 6as #. Defisiensi alfa%+ antitripsin (. Defisiensi anti oksidan Pengaruh dari masing%masing faktor risiko terhadap ter)adinya PPOK adalah saling memperkuat dan faktor merokok dianggap yang paling dominan.

D. Pato isiologi%Path&a' 7ungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan elastisitas )aringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lan)ut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernapas. 7ungsi paru%paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni )umlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru%paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru% paru. ,erkurangnya fungsi paru%paru )uga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi .entilasi paru. 7aktor%faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan )uga menimbulkan kerusakan apda dinding bronkiolus terminalis. /kibat dari kerusakan akan ter)adi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis), yang mengalami penutupan atau obstruksi a8al fase ekspirasi. 2dara yang mudah masuk ke al.eoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak ter)ebak dalam al.eolus dan ter)adilah penumpukan udara (air trapping). 9al inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya. /danya obstruksi pada a8al ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan peman)angan fase ekspirasi. 7ungsi%fungsi paru* .entilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan mengalami gangguan (,rannon, et al, +::$).

Path&a' Pen'a(it !ar" O)str"(si Kroni( 7aktor predisposisi -dema, spasme bronkus, peningkatan secret bronkiolus Obstruksi bronkiolus a8al fase ekspirasi 2dara terperangkap dalam al.eolus PaO! rendah PaCO! tinggi <angguan metabolisme )aringan &etabolisme anaerob Produksi /;P menurun Defisit energi 6isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh esak napas, napas pendek

,ersihan )alan napas tidak efektif

uplai O! )aringan rendah Kompensasi kardio.askular 9ipoksemia 9ipertensi pulmonal

<angguan pertukaran gas

1nsufisiensi/g agal napas

Pola napas tidak efektif

<agal )antung kanan

=elah, lemah

1ntoleransi akti.itas

<angguan pola tidur

Kurang pera8atan diri

*+"ta,in- .//01

E. Tan2a 2an 3e4ala ;anda dan ge)ala akan mengarah pada dua tipe pokok* +. &empunyai gambaran klinik dominant kearah bronchitis kronis (blue bloater). !. &empunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers). ;anda dan ge)alanya adalah sebagai berikut* +. Kelemahan badan !. ,atuk $. 0. esak napas esak napas saat akti.itas dan napas berbunyi

3. &engi atau 8hee>e 5. -kspirasi yang meman)ang #. ,entuk dada tong (,arrel Chest) pada penyakit lan)ut. (. Penggunaan otot bantu pernapasan :. uara napas melemah +". Kadang ditemukan pernapasan paradoksal ++. -dema kaki, asites dan )ari tabuh. #. Kom!li(asi 9ipertensi paru yang menyebabkan kor pulmonalise pneumotoraks

3. Pemeri(saan Pen"n4ang Pemeriksaan penun)ang yang diperlukan adalah sebagai berikut* +. Pemeriksaan radiologis Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan* a. ;ubular shado8s atau farm lines terlihat bayangan garis%garis yang parallel, keluar dari hilus menu)u apeks paru. ,ayangan tersebut adalah bayangan bronkus yang menebal. b. Corak paru yang bertambah Pada emfisema paru terdapat ! bentuk kelainan foto dada yaitu*

a. <ambaran defisiensi arteri, ter)adi o.erinflasi, pulmonary oligoemia dan bula. Keadaan ini lebih sering terdapat pada emfisema panlobular dan pink puffer. b. Corakan paru yang bertambah. !. Pemeriksaan faal paru Pada bronchitis kronik terdapat ?-P+ dan K? yang menurun, ?6 yang bertambah dan K;P yang normal. Pada emfisema paru terdapat penurunan ?-P+, K?, dan K/-& (kecepatan arum ekspirasi maksimal) atau &-76 (ma@imal e@piratory flo8 rate), kenaikan K67 dan ?6, sedangkan K;P bertambah atau normal. Keadaan diatas lebih )elas pada stadium lan)ut, sedang pada stadium dini perubahan hanya pada saluran napas kecil (small air8ays). Pada emfisema kapasitas difusi menurun karena permukaan al.eoli untuk difusi berkurang. $. /nalisis gas darah Pada bronchitis PaCO! naik, saturasi hemoglobin menurun, timbul sianosis, ter)adi .asokonstriksi .askuler paru dan penambahan eritropoesis. 9ipoksia yang kronik merangsang pembentukan eritropoetin sehingga menimbulkan polisitemia. Pada kondisi umur 33%5" tahun polisitemia menyebabkan )antung kanan harus beker)a lebih berat dan merupakan salah satu penyebab payah )antung kanan. 0. Pemeriksaan -K< Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock 8ise )antung. ,ila sudah terdapat kor pulmonal terdapat de.iasi aksis kekanan dan P pulmonal pada hantaran 11, 111, dan a?7. ?oltase A6 rendah Di ?+ rasio 6/ lebih dari + dan ?5 rasio 6/ kurang dari +. ering terdapat 6,,, inkomplet. 3. Kultur sputum, untuk mengetahui petogen penyebab infeksi. 5. =aboratorium darah lengkap H. Penatala(sanaan ;u)uan penatalaksanaan PPOK adalah*

+. &emeperbaiki kemampuan penderita mengatasiu ge)ala tidak hanya pada fase akut, tetapi )uga fase kronik. !. &emperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan akti.itas harian. $. &engurangi la)u progresi.itas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih a8al. Penatalaksanaan PPOK pada usia lan)ut adalah sebagai berikut* +. &eniadakan faktor etiologi/presipitasi, misalnya segera menghentikan merokok, menghindari polusi udara. !. &embersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara. $. &emberantas infeksi dengan antimikroba. /pabila tidak ada infeksi antimikroba tidak perlu diberikan. Pemberian antimikroba harus tepat sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil u)i sensiti.itas atau pengobatan empirik. 0. &engatasi bronkospasme dengan obat%obat bronkodilator. Penggunaan kortikosteroid untuk mengatasi proses inflamasi (bronkospasme) masih contro.ersial. 3. Pengobatan simtomatik. 5. Penanganan terhadap komplikasi%komplikasi yang timbul. #. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan aliran lambat + B ! liter/menit. (. ;indakan rehabilitasi yang meliputi* a. b. c. d. e. 7isioterapi, terutama bertu)uan untuk membantu pengeluaran secret bronkus. =atihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernapasan yang paling efektif. =atihan dengan beban oalh raga tertentu, dengan tu)uan untuk memulihkan kesegaran )asmani. Vocational guidance, yaitu usaha yang dilakukan terhadap penderita dapat kembali menger)akan peker)aan semula. Pengelolaan psikosial, terutama ditu)ukan untuk penyesuaian diri penderita dengan penyakit yang dideritanya.

I. Peng(a4ian Pengka)ian mencakup informasi tentang ge)ala%ge)ala terakhir dan manifestasi penyakit sebelumnya. ,erikut ini beberapa pedoman pertanyaan untuk mendapatkan data ri8ayat kesehatan dari proses penyakit* +. udah berapa lama pasien mengalami kesulitan pernapasanC !. /pakah akti.itas meningkatkan dispneaC $. ,erapa )auh batasan pasien terhadap toleransi akti.itasC 0. Kapan pasien mengeluh paling letih dan sesak napasC 3. /pakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruhC 5. 6i8ayat merokokC #. Obat yang dipakai setiap hariC (. Obat yang dipakai pada serangan akutC :. /pa yang diketahui pasien tentang kondisi dan penyakitnyaC Data tambahan yang dikumpulkan melalui obser.asi dan pemeriksaan sebagai berikut* +. 7rekuensi nadi dan pernapasan pasienC !. /pakah pernapasan sama tanpa upayaC $. /pakah ada kontraksi otot%otot abdomen selama inspirasiC 0. /pakah ada penggunaan otot%otot aksesori pernapasan selama pernapasanC 3. ,arrel chestC 5. /pakah tampak sianosisC #. /pakah ada batukC (. /pakah ada edema periferC :. /pakah .ena leher tampak membesarC +". /pa 8arna, )umlah dan konsistensi sputum pasienC ++. ,agaimana status sensorium pasienC +!. /pakah terdapat peningkatan stuporC KegelisahanC Palpasi*

+. Palpasi pengurangan pengembangan dadaC !. /dakah fremitus taktil menurunC Perkusi* +. /dakah hiperesonansi pada perkusiC !. Diafragma bergerak hanya sedikitC /uskultasi* +. /dakah suara 8hee>ing yang nyaringC !. /dakah suara ronkhiC $. ?okal fremitus nomal atau menurunC 5. Diagnosa Ke!era&atan Diagnosa kepera8atan utama pasien mencakup berikut ini* +. ,ersihan )alan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal. !. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mucus, bronkokontriksi dan iritan )alan napas. $. <angguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan .entilasi perfusi 0. 1ntoleransi akti.itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen. 3. 6isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. 5. <anggua pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, pengaturan posisi. #. Kurang pera8atan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi .entilasi dan oksigenasi. (. /nsietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap kematian, keperluan yang tidak terpenuhi.

:. Koping indi.idu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi, tingkat akti.itas rendah dan ketidakmampuan untuk beker)a. +". Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber informasi. &asalah kolaboratif/Potensial komplikasi yang dapat ter)adi termasuk* <agal/insufisiensi pernapasan +. 9ipoksemia !. /telektasis $. Pneumonia 0. Pneumotoraks 3. 9ipertensi paru 5. <agal )antung kanan K. Inter6ensi Ke!era&atan +. ,ersihan )alan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan produksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal. ;u)uan* Pencapaian bersihan )alan napas klien 1nter.ensi kepera8atan* a. b. c. d. e. ,eri pasien 5 sampai ( gelas cairan/hari kecuali terdapat kor pulmonal. /)arkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmatik dan batuk. ,antu dalam pemberian tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau 1PP, =akukan drainage postural dengan perkusi dan .ibrasi pada pagi hari dan malam hari sesuai yang diharuskan. 1nstruksikan pasien untuk menghindari iritan seperti asap rokok, aerosol, suhu yang ekstrim, dan asap.

f.

/)arkan tentang tanda%tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera* peningkatan sputum, perubahan 8arna sputum, kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak didada, keletihan.

g. h.

,eriakn antibiotik sesuai yang diharuskan. ,erikan dorongan pada pasien untuk melakukan imunisasi terhadap influenzae dan streptococcus pneumoniae.

!. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mukus, bronkokontriksi dan iritan )alan napas. ;u)uan* Perbaikan pola pernapasan klien 1nter.ensi* a. b. /)arkan klien latihan bernapas diafragmatik dan pernapasan bibir dirapatkan. ,erikan dorongan untuk menyelingi akti.itas dengan periode istirahat. ,iarkan pasien membuat keputusan tentang pera8atannya berdasarkan tingkat toleransi pasien. c. ,erikan dorongan penggunaan latihan otot%otot pernapasan )ika diharuskan. $. <angguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan .entilasi perfusi ;u)uan* Perbaikan dalam pertukaran gas 1nter.ensi kepera8atan* a. Deteksi bronkospasme saat auskultasi . b. Pantau klien terhadap dispnea dan hipoksia. c. ,eriakn obat%obatan bronkodialtor dan kortikosteroid dengan tepat dan 8aspada kemungkinan efek sampingnya. d. ,erikan terapi aerosol sebelum 8aktu makan, untuk membantu mengencerkan sekresi sehingga .entilasi paru mengalami perbaikan. e. Pantau pemberian oksigen.

0. 1ntoleransi akti.itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.

;u)uan* &emperlihatkan kema)uan pada tingkat yang lebih tinggi dari akti.itas yang mungkin. 1nter.ensi kepera8atan* a. b. c. Ka)i respon indi.idu terhadap akti.itasD nadi, tekanan darah, pernapasan. 2kur tanda%tanda .ital segera setelah akti.itas, istirahatkan klien selama $ menit kemudian ukur lagi tanda%tanda .ital. Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan treadmill dan exercycle, ber)alan atau latihan lainnya yang sesuai, seperti ber)alan perlahan. d. e. f. g. h. Ka)i tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan rencana latihan berdasarkan pada status fungsi dasar. arankan konsultasi dengan ahli terapi fisik untuk menentukan program latihan spesifik terhadap kemampuan pasien. ediakan oksigen sebagaiman diperlukan sebelum dan selama men)alankan akti.itas untuk ber)aga%)aga. ;ingkatkan akti.itas secara bertahapD klien yang sedang atau tirah baring lama mulai melakukan rentang gerak sedikitnya ! kali sehari. ;ingkatkan toleransi terhadap akti.itas dengan mendorong klien melakukan akti.itas lebih lambat, atau 8aktu yang lebih singkat, dengan istirahat yang lebih banyak atau dengan banyak bantuan. i. ecara bertahap tingkatkan toleransi latihan dengan meningkatkan 8aktu diluar tempat tidur sampai +3 menit tiap hari sebanyak $ kali sehari.

3. 6isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, kelamahan, efek samping obat, produksi sputum dan anoreksia, mual muntah. ;u)uan* Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi. 1nter.ensi kepera8atan* a. b. c. d. e. f. g. posisi. ;u)uan* Kebutuhan tidur terpenuhi 1nter.ensi kepera8atan* a. b. c. d. e. ,antu klien latihan relaksasi ditempat tidur. =akukan pengusapan punggung saat hendak tidur dan an)urkan keluarga untuk melakukan tindakan tersebut. /tur posisi yang nyaman men)elang tidur, biasanya posisi high fo8ler. =akukan pen)ad8alan 8aktu tidur yang sesuai dengan kebiasaan pasien. ,erikan makanan ringan men)elang tidur )ika klien bersedia. #. Kurang pera8atan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi .entilasi dan oksigenasi. ;u)uan* Ka)i kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat dera)at kesulitan makan. -.aluasi berat badan dan ukuran tubuh. /uskultasi bunyi usus ,erikan pera8atan oral sering, buang sekret. Dorong periode istirahat 1 )am sebelum dan sesudah makan. Pesankan diet lunak, porsi kecil sering, tidak perlu dikunyah lama. 9indari makanan yang diperkirakan dapat menghasilkan gas. ;imbang berat badan tiap hari sesuai indikasi.

5. <angguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan, pengaturan

Kemandirian dalam akti.itas pera8atan diri 1nter.ensi* a. b. /)arkan mengkoordinasikan pernapasan diafragmatik dengan akti.itas seperti ber)alan, mandi, membungkuk, atau menaiki tangga. Dorong klien untuk mandi, berpakaian, dan ber)alan dalam )arak dekat, istirahat sesuai kebutuhan untuk menghindari keletihan dan dispnea berlebihan. ,ahas tindakan penghematan energi. c. /)arkan tentang postural drainage bila memungkinkan. (. /nsietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap kematian, keperluan yang tidak terpenuhi. ;u)uan* Klien tidak ter)adi kecemasan 1nter.ensi kepera8atan* a. b. c. ,antu klien untuk menceritakan kecemasan dan ketakutannya pada pera8at. 4angan tinggalkan pasien sendirian selama mengalami sesak. 4elaskan kepada keluarga pentingnya mendampingi klien saat mengalami sesak. :. Koping indi.idu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi, tingkat akti.itas rendah dan ketidakmampuan untuk beker)a. ;u)uan* Pencapaian tingkat koping yang optimal. 1nter.ensi kepera8atan* a. b. c. d. e. &engadopsi sikap yang penuh harapan dan memberikan semangat yang ditu)ukan pada pasien. Dorong akti.itas sampai tingkat toleransi ge)ala /)arkan teknik relaksasi atau berikan rekaman untuk relaksasi bagi pasien. Daftarkan pasien pada program rehabilitasi pulmonari bila tersedia. ;ingkatkan harga diri klien.

f.

6encanakan terapi kelompok untuk menghilangkan kekesalan yang sangat menumpuk.

+". Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber informasi. ;u)uan* Klien meningkat pengetahuannya. 1nter.ensi kepera8atan* a. b. ,antu pasien mengerti tentang tu)uan )angka pan)ang dan )angka pendekD a)arkan pasien tentang penyakit dan pera8atannya. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok. ,erikan informasi tentang sumber%sumber kelompok.

DA#TAR PUSTAKA Carpenito, =ynda 4uall (+::#) ,uku aku Diagnosa Kepera8atan, alih bahasa* Easmin /sih, edisi 5, 4akarta* -<C Darmo)oD &artono (+:::) Buku Ajar Geriatri (Ilmu 4akarta* ,alai penerbit 7K21 Doenges, &arilynn -. (+:::) %encana Asu!an epera&atan' (edoman untuk (erencanaan dan (endokumentasian (asien, alih bahasa* 1 &ade Kariasa, Fi &ade umar8ati, edisi $, 4akarta* -<C =ong ,arbara C. (+::5) (era&atan medical Beda! )uatu pendekatan (roses kepera&atan, alih bahasa* Eayasan 1katan /lumni Pendidikan Kepera8atan Pad)a)aran ,andung, ,andung. Fugroho, Gah)udi (!""") Kepera8atan <erontik, edisi !, 4akarta* -<C Perhimpunan Dokter 7K21 Price yl.ia /nderson (+::#) (atofisiologi onsep linis (roses,(roses (enyakit, alih bahasa* Peter /nugerah, ,uku Kedua, edisi 0, 4akarta* -<C melt>er, u>anne C. (!""+) Buku Ajar epera&atan -edikal Beda! Brunner . )uddart!, alih bahasa* /gung Galuyo (et. al.), .ol. +, edisi (, 4akarta* -<C pesialis Penyakit Dalam 1ndonesia (!""+) Buku Ajar Ilmu (enyakit *alam +ilid II, edisi ketiga, 4akarta* balai Penerbit ese!atan "sia #anjut)$

Anda mungkin juga menyukai