Anda di halaman 1dari 7

Eiffel ..

you're who I'm thinkin of

I always knew you were the best the coolest girl I know so prettier than all the rest the star of my show so many times I wished youd be the one for me but never knew youd get like this girl what you do to me youre who Im thinkin of girl you aint my runner up and no matter what youre always number one

Rachel tersenyum setelah mendengarkan sebagian lagu itu ..Favourite Girl, yah salah satu yang dipopulerkan oleh Justin Bieber. Rachel bukanlah fans Justin Bieber, ia juga tidak hafal apa saja lagu yang dipopulerkan oleh Justin Bieber. Tapi ia tahu lagu itu karena Adam, yaa .Adam. Adam adalah teman baiknya, sahabatnya hmmm atau lebih dari sekedar itu? Rachel sendiri tidak tahu. Sedang apa Adam sekarang ya? Jika bisa bertanya, ia ingin sekali bertanya setiap hari, setiap jam bahkan mungkin setiap menit. Ia ingin tahu apa saja yang Adam lakukan. Ah seandainya saja masih bisa. Mungkin sekarang Adam sedang bersenang-senang disana. Bersenang-senang dengan para bidadari. Tertawa lepas dengan para bidadari. Hmmm apa disana Adam juga memikirkannya? Seandainya boleh berharap sekali lagi, Rachel ingin Adam selalu memikirkannya. ..Lima tahun yang lalu, youre my special little lady ..the one that makes me crazy ..of all the girls Ive ever known ..its you, its you .. my favorite, my favorite girl

Mainkan lagu yang lain dong, dam. Kenapa lagu itu terus sih? Adam hanya tersenyum memandang Rachel. Ia terus memainkan laguFavourite Girl milik Justin Bieber itu. you take my breath away with everything you say, I just wanna be with you, my baby my baby Adaaaaam pleaseeee.. Aku bosan, bisakan kamu mainkan lagu yang lain? Rachel mulai terlihat kesal. Adam tertawa melihat Rachel mulai kesal. Dasar tidak romantis, lagu ini kan bagus. Coba deh sekali-sekali kamu benarbenar mendengarkan saat aku memainkannya. Pokoknya, aku maunya kamu mainkan lagu yang lain. Aku tidak mauuu week dasar pesek tidak romantis. Adam meledek Rachel sambil berlari tertawa-tawa meninggalkan Rachel. Cowok menyebalkan, apa susahnya sih memainkan lagu yang lain. Rachel menggerutu sambil bangkit berusaha berlari mengejar Adam yang sudah berlari terlebih dahulu meninggalkannya. Adaaaaammmmmmm tunggguuuuu akuuuu Peseeekk buruan sini kalau bisa mengejarkuuuu hahahahahaha . Dam, kamu yakin mau memainkan lagu itu? Yakin dong, semua pasti terkagum-kagum melihatku menyanyikan lagu itu. Kata Adam sambil memasukkan gitar ke dalam tasnya. Pede banget sih kamu, dam. Kenapa tidak lagu yang lain sih? Superman-nya Five for Fighting mungkin, atau Because of You ? Atau lagu-lagu romantisnya Adera? Glenn Fredly? Sandy Sandoro? Eh atau lagunya Cakra yang sekarang lagi booming, itu tuh yang judulnya Harus Terpisah. Atau lagu-lagunya One Direction tuh dam, kan keren-keren lagunya. Emmm atau Noah juga boleh dam, separuuuh akuuu dirimuuuuu. Kan romantis daaam.

Adam terus saja menyibukkan diri tanpa mempedulikan ocehan Rachel. Youre my special little lady, the one that makes me crazy, of all the girls Ive ever known . Adam langsung menoleh ke arah Rachel. Hahh ..tu kan, giliran aku nyanyiin Favourite Girl, kamu langsung noleh ke aku. ucap Rachel sambil cemberut. Katanya kamu tidak suka lagu itu? Kok hafal? tanya Adam sambil tersenyum. Siapa bilang aku hafal, setiap hari kamu pasti memainkan lagu itu. Aku hanya tahu sedikit liriknya. Rachel menjawab sambil masih cemberut. Hahaha syukurlah, paling tidak kamu mulai hafal lirik lagu itu walaupun sedikit. Kok syukurlah? Adam memandang Rachel kemudian bertanya, Kamu belum mengerti maksudku? Rachel hanya menggeleng. Jadi selama ini kamu benar-benar belum mengerti maksudku? tanyanya lagi. Rachel kembali menggeleng. Adam tersenyum, tapi terlihat ada sedikit kekecewaan di raut mukanya. Heh pesek, besok kalau aku tampil. Kamu harus bawain aku bunga. Kenapa harus bawain kamu bunga? Ya pokoknya harus bawain aku bunga. Ih, kok maksa! Pokoknya harus. Ucap Adam. Kamu mau pulang tidak? Ayo pulang. Ucap Adam lagi sambil beranjak pergi. Eh aku ikut pulang daaaam. Sambil berlari menyusul Adam. Setelah berhasil menyamai langkah Adam, ia pun bertanya lagi. Dam, maksud kamu tadi apa sih? Kenapa syukurlah? Apa yang belum aku mengerti? Terus kenapa besok aku harus bawain kamu bunga?

Besok juga kamu akan tahu. Adam tersenyum sambil menggandeng Rachel. Mereka berjalan bersama menuju ke arah parkiran. Sebenarnya apa ya maksud Adam? .. Rachel tiba lebih dulu di acara promnite sekolahnya. Malam itu cuaca sangat mendung, bahkan mulai gerimis. Adam mana ya, duh padahal mulai hujan, kenapa dia belum datang, dia kan harus siap-siap untuk perform. ucap Rachel dalam hati. Tak lama hujan turun dengan sangat deras. Adam tak kunjung datang, Rachel mulai bertambah khawatir. Rik, Riko. Kamu baru datang? Lihat Adam tidak? Rachel bertanya pada salah satu temannya. Iya chel, hujannya deras sekali. Jalanan macet. Apalagi sepertinya tadi ada kecelakaan di jalan setelah keluar tol itu. Memangnya Adam belum datang? Kok bisa? Bukannya sebentar lagi dia perform? Iya Rik, aku juga heran kok Adam belum datang. Aku khawatir terjadi apa-apa padanya. kriiiiiinnngggg .kriiiiinnngggg .kriiiiinngggg (suara handphone bordering) Ya halo? Betul saya Rachel. Apa?! Adam?! Rachel menjatuhkan handphonenya. Pandangannya mulai kabur. Ia pun pingsan. Rachel, ini ditemukan di mobil Adam. Ini untukmu. Ada nama kamu di atas kotak itu. kata Mama Adam pada Rachel sambil masih menangis tersedu-sedu. Terima kasih tante. Tante sekeluarga yang sabar ya, ikhlas tante. Adam pasti sudah tenang disana. Rachel mulai menangis, tapi ia berusaha menenangkan orang tua Adam. Iya Chel, Adam pasti sudah tenang disana. Maafkan Adam ya kalau pernah ada salah. Mama Adam memeluk Rachel. Mereka berdua sama-sama menangis karena kehilangan orang yang sama-sama mereka sayangi.

. Rachel memandang keluar jendela, ia memandang ke arah Menara Eiffel yang samar-samar terlihat dari jendela apartment-nya. Sambil tersenyum, ia memandang kotak musik di tangannya. Ia putar kotak musik itu, mengalun melodi lagu Favourite Girl milik Justin Bieber. Yaa. Adam telah tiada. Ia pergi meninggalkan Rachel tanpa sempat berpamitan. Kotak musik itulah salam terakhir dari Adam. Menurut cerita kedua orang tua Adam, malam itu Adam berpamitan, ia bilang akan menghadiri acara promnite sekolahnya. Sambil bercanda, Adam juga bilang ke mamanya, kalau malam itu ia akan melamar Rachel. Orang tuanya tidak menganggap serius perkataan Adam, tapi ternyata malam itu Adam telah mempersiapkan semuanya. Usai kecelakaan itu, ditemukan kotak musik dengan sebuah cincin di dalam mobil yang membawa Adam kecelakaan. Malam itu memang hujan turun sangat deras, jalanan juga pastinya sangat licin. Menurut saksi mata yang melihat, sebelum kecelakaan terjadi, Adam memang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi, begitu keluar dari tol. Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja mobilnya oleng dan menabrak pembatas jalan. Saat dibawa ke rumah sakit, Adam memang masih sadar, pihak rumah sakit pun sempat memberikan pertolongan pertama. Namun, takdir siapa yang tahu, Tuhan lah yang menentukan nasib hamba-hambanya. Pihak rumah sakit telah memberikan pertolongan semaksimal mungkin, namun nyawa Adam tetap tidak tertolong. Esok harinya, Adam langsung dimakamkan. Itulah untuk terakhir kalinya Rachel melihat sosok Adam. Namun telah membeku. Padahal sehari sebelumnya ia masih melihat tawa Adam, ia masih bercanda dengan Adam, ia masih bergandengan tangan dengan Adam. Usai pemakaman, Rachel benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Ia kosong. Kosong tanpa Adam. Sampai suatu hari ia membicarakan tentang tawaran kedua orang tuanya yang ingin menyekolahkannya di luar negeri. Rachel berubah pikiran. Sebelumnya ia langsung menolak tawaran kedua orang tuanya, karena ia memang telah diterima di salah satu perguruan tinggi ternama di Jakarta. Ia dan Adam sama-sama diterima di perguruan tinggi tersebut,

walaupun berbeda jurusan. Ia dan Adam telah berjanji untuk terus bersamasama. Namun sepeninggal Adam, semangat Rachel untuk tetap bersekolah di Jakarta pun hilang. Untuk itulah ia memutuskan untuk menerima tawaran kedua orang tuanya. Dengan bersekolah di luar negeri ia yakin bisa mendapatkan suasana baru. Ia akan mencoba untuk bangkit lagi. Ia memang tidak bisa melupakan Adam begitu saja, namun setidaknya ia harus terus hidup, jalan hidupnya masih panjang, biarlah Adam tetap dihatinya. Tapi ia tetap butuh tempat lain untuk bernafas. Di luar sana masih banyak kesempatan yang bisa ia raih. Dan akhirnya, disinilah ia sekarang, Paris. Kota teromantis di dunia. Kota cantik yang dikenal orang sebagai pusat seni modern dunia. Kota para fashionista dunia. Rachel memang ingin mengambil kuliah jurusan fashion design, untuk itu ia memutuskan untuk kuliah di Paris, untung saja kedua orang tuanya langsung menyetujuinya. Sudah hampir lima tahun Rachel berada di Paris, sambil kuliah, kini Rachel pun magang di sebuah butik yang cukup ternama di kota romantis tersebut. Kesibukannya sehari-hari membantunya untuk setidaknya sedikit melupakan kesedihan hatinya. Rachel berjanji dalam hatinya, ia akan bangkit. Ia tidak akan terus menerus menangisi kepergian Adam. Ia telah berjanji dalam hatinya, ia akan menjadi seorang fashion designer yang bisa dibanggakan. Ia akan membuat bangga orang-orang disekitarnya, ia akan membuat bangga Adam. Ia akan membuat Adam tersenyum bangga melihatnya dari atas sana. Malam itu sepulang dari magang, Rachel menyempatkan diri untuk berjalanjalan di Avenue des Champs-Elysees. Jalanan mewah yang dipenuhi caf dan pertokoan brand-brand kelas atas. Setelah puas berjalan-jalan, Rachel memutuskan membeli minuman hangat dan duduk-duduk di taman sekitar menara Eiffel. Sambil memandang Menara Eiffel dari dekat, lampu-lampu di Menara Eiffel telah dinyalakan. Sangat indah dan romantis, seandainya kini Adam ada di sampingnya. Ia masih saja mengharapkan .. jreeenng jreeenngg jrreeeng (suara orang bermain gitar) . my prize possession one and only, adore ya girl i want ya..the one I cant live without thats you thats you.. youre my special little lady..

Rachel langsung menengok ke kanan. Adam .. ucapnya lirih. Dia melihat seorang laki-laki yang tengah duduk tak jauh dari tempatnya duduk, memakai topi berwarna biru dan sedang memainkan gitar. Sedikit kecewa memang. Namun sambil tetap memandangi laki-laki itu, Rachel ikut bernyanyi, lirih the one that makes me crazy, of all the girls Ive ever known, its you, its you, my favorite, my favorite, my favorite, my favorite girl, my favorite girl Sebenarnya aku hafal sekali lagumu itu dam END.

Anda mungkin juga menyukai