Anda di halaman 1dari 10

ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus)

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : Laila Andini : B1J012053 : III :1 : Sumartika Yimastria

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2013

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cavia porcellus merupakan mamalia tetrapoda yaitu mamalia yang memiliki empat ekstrimitas liberae. Truncus dipisahkan dari columna vertebralis, cervicalis, dan dibagi atas thorax, abdomen, dorsum, glutea, dan pirenium yaitu daerah sempit antara lubang anus dan urogenitalia. Truncus bagian belakang terdapat cauda dan anus yang terletak di sebelah ventral dari basis cauda. Cranial urogenitalis bagian bawah pada Cavia porcellus jantan terdapat penis dengan scrotum yang berisi testis, sedangkan pada Cavia porcellus betina terdapat vulva sebagai celah yang dibatasi oleh labia minora dan labia mayora (Manter and Miller, 1959). Cavia porcellus merupakan hewan pentadactyl (memiliki jari-jari yang bercakar), lengan bawah dapat pronasi dan suprinasi. Hewan ini tidak berekor dan glandula mammae untuk menyusui anaknya. Uterusnya bertipe duplex, merupakan tipe yang paling primitif dimana bagian kanan dan kiri uterus terpisah oleh adanya vagina pada hewan betina (Radiopoetro, 1986). Cavia porcellus mempunyai badan pendek, kuat dengan kaki dan telinga yang pendek. Marmut biasanya tinggal di lubang - lubang dalam tanah atau dalam sarang diantara rumput tinggi. Hidupnya membentuk kelompok kecil tetapi juga kadang membentuk kelompok besar. Badan marmut gemuk, pendek, mudah menyimpan panas dengan baik pada suhu rendah daripada suhu tinggi (Hadikastowo, 1984).

Cavia porcellus merupakan hewan rodentia yang tidak berekor (rudiment), dan berjari-jari cakar (pentadactyl). Hewan ini mempunyai satu incisivus pada tiap bedah rahang, berbentuk padat, dan dapat tumbuh terus, tidak ada dentes canini, serta jumlah dentes premolars dan dentes molars ialah variabel. Lengan bawah dapat berpronasi dan bersupinasi (Radiopoetro, 1977). Cavia porcellus digunakan dalam praktikum adalah untuk mewakili class mamalia. Cavia porcellus dipilih karena selain mudah didapat, juga tidak berbahaya. Cavia porcellus mempunyai organ-organ penyusun yang lengkap dan jelas sehingga mudah diamati struktur tubuhnya.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan I kali ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi marmut (Cavia porcellus).

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, dan gunting bedah. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah seekor marmut (Cavia porcellus), tissue dan kloroform.

B. Metode

Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Marmut (Cavia porcellus) dilemahkan terlebih dahulu dengan menggunakan kloroform. 2. 3. Rambut bagian ventral dibasahi agar tidak mengganggu saat pembedahan. Kulit dipotong dengan gunting mulai dari posterior menuju anterior mengikuti garis median ventral badan sampai ujung mandibula. 4. Kulit dibuka ke samping hingga terlihat otot-otot daerah thorax dan abdomen. 5. Selaput tipis yang sudah sudah tidak diperlukan dipotong, untuk mengamati organ-organ sebelah dalam pada leher.

B. Pembahasan

Klasifikasi Cavia porcellus menurut Radiopoetro (1986) adalah sebagai berikut: Phylum Sub phylum Classis Ordo Familia Genus Species : Chordata : Vertebrata : Mamalia : Rodentia : Cavidae : Cavia : Cavia porcellus

Cavia porcellus mempunyai tubuh yang terdiri atas caput, cervix, dan truncus. Caput tersusun atas cavum oris yang dibatasi oleh labium superior (bibir atas) dan labium inferior (bibir bawah) dan terdapat celah pada bagian tengahnya serta di atas labium superior terdapat vibrisae (rambut-rambut peraba).Truncus dipisahkan dari caput columna vertebralis cervicalis dan dibagi menjadi beberapa daerah yaitu thorax, abdomen, dorsum, glutea, dan pirenium yaitu daerah sempit antara lubang anus dengan urogenitalis (Jasin, 1989). Rambut pada Cavia porcellus menutupi hampir seluruh tubuh kecuali telapak kaki, kuku, glans penis, hubungan mukocutaneus dan puting susu pada beberapa spesies. Kuku bersifat lentur, menghasilkan bentuk keratin oleh folikel rambut. Folikel rambut terbentuk dari pertumbuhan ectoderm ke mesoderm embrio di bawahnya. Pertumbuhan ke bawah pada epitel terbentuk saluran dari

sel-sel sekitarnya berdiferensiasi menjadi beberapa lapis atau selubung yang mengelilingi akar rambut (Dellman et al, 1992). Sistem pencernaan Cavia porcellus terdiri dari cavum oris, oesophagus, gastrum, duodenum, jejunum, illeum, caecum, colon, dan rectum. Menurut Radiopoetro (1977), sistem pencernaan marmut terdiri dari rima oris, di dalam rima oris bermuara kelenjar saliva, diantaranya yang terbesar adalah glandula parotis. Marmut mempunyai pencernaan khusus yang dibantu oleh bakteri dan protozoa karena jenis makananya berupa tunbuhan yang mengandung selulosa yang sulit dicerna. Gastrum mempunyai kelenjar yang menghasilkan HCl dan pepsin, gastrum terdiri dari tiga bagian yaitu pars cardiac, fundus, pars pylorica. Intestinum terdiri dari duodenum, jejunum, illeum, dan colon. Selain pancreas, terdapat kelenjar pencernaan yang lain yaitu hepar. Hepar merupakan penghasil empedu yang disimpan dalam vesica felea. Mamalia merupakan hewan yang dapat hidup di berbagai habitat. Mamalia memiliki tubuh yang terdiri dari tiga bagian yaitu caput, cervix, dan truncus. Gigi mamalia dapat berdiferensiasi yang diduga berasal dari reptil sinadom. Mamalia melakukan respirasi melalui paru-paru yang mengandung banyak bagian kecilkecil. Paru-paru berada di ruang pleural. Mamalia mempunyai dua fragmen muscular, pada larinknya terdapat pita suara, mempunyai jantung dengan empat ruang yang terbagi secara sempurna yaitu dua serambi dan dua bilik. Lubang genitalia dan anus terpisah, baik pada jantan maupun betina. Mamalia juga mempunyai organ intronitten (Brotowijoyo, 1990). Mamalia tubuhnya tertutupi oleh rambut. Kelenjar mamae dipunyai oleh hewan betina yang tumbuh baik untuk menyusui anaknya. Anggota gerak depan

dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang. Pada kulinya terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak (Brotoatmojo, 1990). Mamalia dibedakan atas caput, truncus dan cauda. Caput dihubungkan dengan truncus oleh leher, rongga thoraic dan carvum pericardi. Skeleton humanium dapat dibagi dalam skeleton trunci, cingulum membri inferioris dan skeleton membri liberi (Radiopoetro, 1986). Mamalia bernafas dengan paru-paru yang terdapat dalam rongga dada. Percabangan paru-paru mengalami percabangan lagi sehingga percabangan terkecil tidak lagi diperkuat oleh cincin tulang rawan, tetapi berakhir pada ujung buntu yang disebut alveolus. Alveolus berfungsi untuk memperluas permukaan paru-paru, sehingga memperbesar kemungkinan pertukaran udara oleh kapilerkapiler pada dinding alveolus (Manter dan Miller, 1959). Sistem ekskresi pada marmut (Cavia porcellus) terdiri dari sepasang ren dan menempel pada dinding dorsal rongga perut di daerah pinggang. Sistem ini terjadi dari metanephros. Mulai dari ren berjalan ureter yang bermuara ke dalam vesica urinaria. Vesica urinaria terdapat di dalam cavum pelvis, dari vesica urinaria berjalan satu urethra yang bermuara keluar (Radiopoetro, 1986). Menurut Pratiwi (1996), sistem genitalia jantan yaitu berupa testis, testis pada marmut berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal. Saluran reproduksi pada marmut berupa tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididymis. Epididymis terletak di

sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu ke arah posterior korpus dan kauds yang berbatasan dengan duktus defferens. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus defferens, dan vesikula seminalis. Sistem genitalia betina yaitu berupa ovarium, ovarium pada marmut berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis. Mamalia yang lain duktus muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopii) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Cavia porcellus mempunyai tubuh yang terdiri atas caput, cervix, dan truncus. 2. Sistem pencernaan Cavia porcellus terdiri dari cavum oris, oesophagus, gastrum, duodenum, jejunum, illeum, caecum, colon, dan rectum. 3. Mamalia memiliki tubuh yang terdiri dari tiga bagian yaitu caput, cervix, dan truncus. Mamalia tubuhnya tertutupi oleh rambut. Mamalia bernafas dengan paru-paru yang terdapat dalam rongga dada. 4. Sistem ekskresi Cavia porcellus terdiri dari sepasang ren, dari ren berjalan ke ureter yang bermuara ke dalam vesica urinaria. 5. Sistem genitalia Cavia porcellus jantan terdiri dari kelenjar adrenal, ginjal, ureter, vesica urinaria, testis, epididymis, corpus adiposum, vas defferens, urethra. 6. Sistem genitalia Cavia porcellus betina terdiri dari kelenjar adrenal, ginjal, tuba falopii, oviduct, ureter, uterus, vesica urinaria, urethra.

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta. Dellman, H. D. dan Ester, M. B. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hadikastowo. 1984. Zoologi Umum. Alumni, Bandung. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya. Manter, H. W. and Miller. 1989. Introduction of Zoology. Harpen and Row Publisher, New York. Pratiwi, D. A. 1996. Biologi 2. Erlangga, Jakarta Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai