108694007
S1 AKUNTANSI 2010 A
SITI MARYAM
108694029
S1 AKUNTANSI 2010 A
108694035
S1 AKUNTANSI 2010 A
JOGI FAHRISAL R.
108694036
S1 AKUNTANSI 2010 A
PRADNYA PARAMITA AB
108694067
S1 AKUNTANSI 2010 B
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
NOVEMBER 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta kerunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang Faktor-Faktor Keperilakuan pada
Penganggaran Modal. Diharapkan proposal ini dapat memberikan informasi
tentang mata kuliah Akuntansi keperilakuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami. Amin
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER`............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I - PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II - PEMBAHASAN.................................................................................. 3
Faktor-Faktor Keperilakuan............................................................. 3
Tampilan Rasional.............................................................................. 4
Saran-Saran Perbaikan...................................................................... 5
BAB III - PENUTUP...........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manajer keuangan dan akuntan manajemen terlihat secara mendalam pada
penyusunan anggaran operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun
dalam pelaporan kinerja setelahnya.
Contoh-contoh dari anggaran operasional meliputi anggaran penjualan,
anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya produksi, dan seterusnya, dimana
penekanan pada perbandingan antara hasil aktual dan anggaran untuk
pengendalian, perencanaan, dan koordinasi seluruh tujuan, yang seluruhnya
didasarkan pada jangka pendek.
Manajer keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses
penyusunan jenis lain dari anggaran, yaitu anggaran modal (capital budgeting).
Karena keterlibatan ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari berbagai
faktor, khususnya factor-faktor modal dan pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FAKTOR-FAKTOR KEPERILAKUAN
Definisi Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat didefinisikan sebagai proses pengalokasian
dana untuk rancangan pembelian jangka-panjang. Keputusan Penganggaran
model dibuat sebagai kebutuhan yang timbul dan relatif melibatkan sejumlah
uang, periode komitmen dana yang lama, dan ketidakpastian disebabkan oleh
lamanya waktu yang dilibatkan dan sulitnya dalam menaksir variabel
keputusan (jumlah arus kas, pemilihan waktu dan lain sebagainya).
Keputusan
penganggaran
modal
yang
salah
mengakibatkan
potensial,
penaksiran
arus
kas
untuk setiap
rancangan,
objektif
sepenuhnya,
tetapi
sangat
tidak
mungkin.
Sifat
tidak
bijaksana
untuk
mengevaluasi
dan
perhitungan
dalam
memprediksi
keputusan
data
dengan
grafik
peningkatan
kinerja,
seringkali
disebut
kurva
pembelajaran. Kurva ini berbeda untuk situasi yang berbeda, sehingga ini
penting yang digunakan dalam penganggaran modal dengan hati-hati
menaksir kurva pembelajaran dari personil yang terlibat dalam sebuah
rancangan.
3) Masalah Mengukur Kinerja Manajer Jangka-Pendek dan JangkaPanjang
Aspek keprilakuan lain dari prosedur pemilihan rancangan adalah
metode peninjauan kinerja yang tidak konsisten dengan metode pemilihan
atau
kegagalan
dari
suatu
rancangan
khusus.
yang
disebabkan
oleh
Identifikasi-Diri
dengan
Rancangan
Dalam beberapa kasus, bagaimanapun, manajer mungkin tinggal di
dalam posisi mereka tanpa dipromosikan atau ditransfer. Ini mungkin
menyebabkan kesulitan jika manajer mengidentifikasi-diri dengan
rancangan yang mereka susun dan mulai. Karena rancangan secara normal
diidentifikasi dengan orang atau divisi khusus, seseorang cenderung
menjadi melibatkan-diri dengan rancangan masa lalu yang dipilih dan bisa
dari
rancangan
sebelum
sebelumnya
terkenal
manajer
B. TAMPILAN RASIONAL
Dalam meninjau faktor-faktor ini, juga dicatat bahwa terdapat masalahmasalah yang ditimbulkan oleh kesulitan dalam mengidentifikasikan dan
memilih proyek modal dan kebutuhan akan kreativitas dan penilaian manusia.
Kesimpulannya,
seseorang
dapat
mengatakan
bahwa
proses
dari
estimasi
data
yang
digunakan,
melainkan
juga
usaha
untuk
akhir
dari
masa
proyek
modal
tersebut
dan
sebaiknya
1) Permasalahan Faktor A
10
2) Permasalahan Faktor B
Bagaimanapun, perusahaan tidak tampil menghubungkan hubungan
antara pengganti dan kesuksesan rancangan. Ini ditunjukkan dalam Jacobsen
yang berhubungan ditunjuk oleh Direktur John Searight dan respon dari
pimpinan. Rancangan menurut dugaan orang tidak sukses karena pesaing
menyewa setengah dari staf yang terampil. Selanjutnya, beberapa orang
yang baik kehilangan upaya untuk membuat kerja rancangan.
11
Rekomendasi B
Bagian dari proses pertimbangan rancangan oleh badan pengurus
harus berkenaan secara eksplisit dengan korespondensi antara orang dan
kesuksesan rancangan. Mereka akan meminta suatu analisis dari sensitivitas
laba yang diproyeksikan pada berbagai skenario dalam pergantian personil.
3) Permasalahan Faktor C
Ada suatu ketidakkonsitenan antara cara rancangan dipilih (laba
diproyeksikan untuk rancangan) dan cara manajer devisi dievaluasi (laba
divisional). Karena rancangan digabungkan ke dalam divisi, ada suatu
kehilangan dalam identitas. Kecuali bagi rancangan Jacobsen yang
sebelumnya ada dalam kasus ini, akuntabilitas rancangan tampak hilang
bagi sebagian besar rancangan.
Rekomendasi C
Badan pengurus harus mendesak pada sebuah program setelah
tinjauan implementasi. Ini merupakan alat yang sangat berguna untuk
menghubungkan yang dijanjikan oleh pemberi proposal dengan kinerja
nyata mereka pada proyek.
12
BAB III
PENUTUP
Manajer keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses
penyusunan jenis lain dari anggaran, yaitu anggaran modal (capital budgeting).
Karena keterlibatan ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari berbagai
faktor, khususnya factor-faktor modal dan pengambilan keputusan.
Seseorang dapat mengatakan bahwa proses penyusunan anggaran memiliki
tampak muka rasionalitas, terutama ketika model matematis yang rumit
digunakan. Model matematis tersebut memberikan atmosfir kepastian, logika, dan
ilmu pengetahuan. Tetapi, yang mendasari proses pengambilan keputusan adalah
faktir-faktor keperilakuan yang disebutkan dalam bab ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aries, Ivan dan Imam Ghozali. 2006. Akuntansi Keperilakuan. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.
Stepphen,dkk. 2009 , Organizational Behavior 13 th edition, ( Terjemahan
Diana Angelina) Pearson Eduction Inc. Jakarta: Salemba Empat.
14
15