BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, hal
berbagai golongan yang berbeda, mulai dari golongan ekonomi kelas tinggi
Berwawasan Kesehatan” pada 1 Maret 1999 oleh presiden RI, yang salah satu
Tahun 2010” dan diperkuat oleh perubahan amandemen UUD 1945, TAP MPR
No.3 th 2000 dan Tap MPR No. VI tahun 2002, membuktikan kuatnya kepedulian
menyebabkan tingginya tarif rumah sakit yang tidak mampu ditanggung oleh
masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit
menyebabkan LOS (length of stay/ lama tinggal di RS) menjadi semakin panjang
yang harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir di semua
bangsal perawatan.
Di sisi lain rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan untuk
bedah, pemulangan pasien lebih awal, yang merupakan trend untuk peningkatan
mutu pelayanan (Setyawati, 2004). Selain itu kasus penyakit terminal yang tidak
efektif dan tidak efisien di rawat di Rumah Sakit diharapkan untuk mengikuti
perawatan di rumah.
pelayanan keperawatan yang holistic (menyeluruh) bio, psiko, sosio, dan cultural
Pelayanan yang bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian
diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga, sehingga klien tetap memiliki
2
3
kesehatan.
jembatan antara rumah sakit dan masyarakat dalam sektor kesehatan harus
berperan aktif dalam ikut mendukung program pembangunan di masa yang akan
datang, namun dengan tidak mengabaikan aspek sosial dan menjaga martabat
moral etika sesuai dengan etika ketimuran yang ada dimasyarakat. Berdasarkan
pertimbangan yang ada sudah selayaknya terbentuk suatu jasa pelayanan yang
bersifat sosial sekaligus ekonomis yaitu dengan adanya jasa pelayanan home
health care. Oleh karena itu jasa pelayanan kesehatan yang bersifat sosial tetapi
tetap memperhatikan nilai ekonomis maka perlu disusun dalam suatu perencanaan
baik.
Hasil penelitian Rini dan Alin (2008) pada pasien pasca stroke menyatakan
mereka membutuhkan program pelayanan home care yang dilakukan oleh home
care agency karena pihak keluarga kurang mampu melaksanakan perawatan dan
rehabilitasi pasca stroke secara mandiri di rumah selain juga karena keterbatasan
waktu yang ada. Adapun penelitian Megawati (2004) pada pasien yang sedang
mengikuti home care di rumah sakit, mereka setuju adanya home care dengan
setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke
Sulawesi Selatan stroke urutan 9 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Rumusan masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
4
5
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan bahan
bacaan bagi peneliti selanjutnya, Selain itu hasil penelitian ini diharapkan
Manfaat praktis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak terkait
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari hasil belajar itu didapatkannya kemampuan baru yang berlaku untuk
waktu yang relative lama. Perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari
Stuart pada tahun 1968 (dikutip oleh Herawani, dkk 2002) juga
kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya terencana untuk mengubah
6
7
dirinya untuk menjadi lebih sehat dengan menghindari kebiasaan yang buruk
Oleh karena itu, dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
dkk 2002).
tingkah laku yang menguntungkan kesehatan atau norma yang sesuai dengan
hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
8
9
kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran
Rehabilitasi (Rehabilitation)
10
11
rumah (visiting nurse) pada tahun 1859, setelah istrinya meninggal dan
penyakit menular sampai dengan awal abad ke-19, perawatan bagi orang sakit
berbagai kota besar dan kecil, sampai akhirnya di awal tahun 1980-an
memberikan perawatan pada klien, tetapi juga merupakan cara yang paling
murah.
Sharing experience tentang Home Based Carre dan Primary Health care
dimasing masing negara. Permasalahan dinegara berkembang hampir sama
yaitu communicable disease dan kurangnya sumber daya baik tenaga perawat
dalam melaksanakan Home Based care dengan aspek legal yang kuat dalam
praktek.
http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=print&sid=247.
Date: Monday, 13 July 2009 (16:18:22) WIT. Durban, South Afrika, 26 Juni -
4 Juli 2009.
www.homecare@griyakami.com.
12
13
Sakit hanya menyediakan tenaga medis) saja. Sedangkan alat kesehatan yang
dalam hal ini mengunjungi klien, bukan klien yang datang ke tenaga
bahwa klien dan keluarga yang tidak dalam kondisi gawat darurat, untuk tetap
oleh perawat.
Tujuan Dasar :
Pasien lebih dekat dengan keluarganya sehingga menciptakan rasa aman dan
diabaikan.
sakit.
14
15
Pasien Homecare
Penderita lanjut usia (lansia) yang tidak dirawat di Rumah Sakit tapi masih
Palsy (CP), dll. Bagi orangtua yang sibuk bekerja, biasanya mereka
sitter, ada baiknya anak juga dilatih oleh therapist khusus tumbuh
jika perlu.
Pasien pasca rawat inap dari Rumah Sakit yang mempunyai kondisi berat
dengan nyeri kronik seperti pasien stroke, hepatitis kronis, gagal ginjal,
kanker stadium lanjut namun atas permintaan keluarga pasien itu dibawa
Pasien yang dinyatakan oleh ahli medis bahwa penyakitnya parah dan secara
pasien dirawat di rumah agar dekat dengan keluarganya. Selain itu untuk
pasien. (www.homecare@griyakami.com)
cara:
Perawat menolong melahirkan dan merawat ibu-ibu baru sebelum dan setelah
persalinan
Perawat menolong orang yang sakit dan terluka untuk menjadi lebih baik,
Perawat meberi penkes pada pasien dan keluarga, menjelaskan apa yang dapat
16
17
Perawat menolong pasien dan keluarganya untuk menentukan rumah sakit dan
pelayanan kesehatan yang terbaik, home care, rehabilitasi, terapi fisik dan
lain-lain
disiplin yang lain, dan menyelia tenaga pembantu keperawatan. Ners generalis
yang dimaksud yakni perawat dengan latar belakang pendidikan ners dan
konsultasi dari ners generalis dan tenaga kesehatan lain terkait keperawatan di
rumah.
Hak-hak klien dalam pelayanan “home health care”
Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini klien
mempunyai hak untuk diberi tahu secara tertulis tentang pengaturan, jenis
dilakukan
lainnya
Dalam hal “privacy”, klien mempunyai hak untuk dijaga kerahasiaan kondisi
18
19
Dalam hal finansial, klien mempunyai hak untuk diberi informasi tentang
jelas.
pasien mengenai kondisi pasien, perawatan pasien mulai dari menjaga kebersihan,
pemberian nutrisi hingga cara menanggulangi rasa nyeri yang terjadi pada pasien.
Jadi pihak keluarga tidak panik jika pasien mendadak mengalami rasa nyeri,
dokter atau segera bawa pasien ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit terdekat.
www.homecare@griyakami.com
Definisi stroke
susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan
oleh yang lain dari itu. Misbach (2009). Sroke pembunuh No.3 di Indonesia.
http://www.medicastore.com/stroke/index.php. `
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah
http://www.medicastore.com/stroke/index.php.
berupa defisit neurologi, fokal dan global, yang berlangsung 24 jam atau
Gejala Stroke
Gangguan sensibilitas (merasa nyeri, rasa terbakar, mati rasa, perasaan geli-
geli, seperti ditusuk-tusuk) di daerah wajah serta lengan dan tungkai sesisi.
Kelumpuhan dari tingkat ringan sampai total pada lengan dan tungkai sesisi.
20
21
Gangguan gerak bola mata, dapat berupa mata melirik kearah satu sisi,
Gangguan emosional
Gangguan menelan
Mulut perot
Gangguan komunikasi
Ulkus dekubitus.
Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya densitas mineral pada tulang.
Hal ini mungkin karena kepribadian penderita atau karena umur tua.
25% menderita depresi mayor pada fase akut dan 31% menderita depresi
pemulihan yang tidak wajar, tidak kooperatif saat rehabilitasi dan keadaan
emosi yang tidak stabil. Keadaan ini lebih sering pada hemiparesis
kiri.
Komplikasi muskuloskeletal
22
23
menyebabkan beban emosi dan fisik yang besar pada pendamping. Oleh
karena itu edukasi dan konseling terhadap pendamping merupakan hal yang
penting.
(http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page/Health_Medical/?
kid=26964)
Defenisi rehabilitas
ketika bagian dari otak sudah rusak. Misalnya, keterampilan ini dapat
ahli bahwa unsur paling penting dalam setiap program rehabilitasi diarahkan
secara seksama, terfokus baik, dilakukan berulang – dengan jenis latihan yang
sama oleh semua orang ketika mereka belajar keterampilan baru, seperti
sakit setelah kondisi kesehatan pasien telah stabil, sering dilakukan dalam
independen karena banyak pasien yang lumpuh atau melemah secara serius.
Pasien akan diminta untuk sering mengubah posisi saat berbaring di tempat
tidur dan untuk terlibat aktif atau pasif dalam range of motion, untuk
berulang kali, sedangkan latihan "aktif" adalah latihan yang dilakukan oleh
pasien tanpa bantuan fisik dari perawat / therapist.) Dapat dimulai dari Pasien
berpindah dari atas dan duduk, pindah antara tempat tidur dan kursi untuk
latihan yang lebih progresif/ lebih rumit dan membutuhkan perawat untuk
pasien mulai menggunakan alat bantu dalam latihan stroke. Mulai dari latihan
setelah stroke.
24
25
mana otak yang sudah rusak. Secara umum, stroke dapat menyebabkan lima
menuju objek.
rasa sakit, suhu, atau posisi. Defisit sensory juga dapat mengganggu
salah satu anggota tubuh sendiri. Beberapa pasien stroke mengalami sakit,
atau rasa yang aneh sensations geli atau dalam lumpuh atau melemah,
pasien stroke.
bahasa yang diucapkan dan ditulis. Hal ini diakibatkan adanya cedera atas
26
27
parah, disebut anomic atau amnesic aphasia, terjadi ketika hanya ada
tersebut sering terjadi anomic aphasia dengan ciri lupa kata-kata, seperti
makna, mempelajari tugas baru, atau terlibat dalam kegiatan mental yang
kompleks.
untuk menanggapi obyek atau stimuli indrawi terletak di satu sisi tubuh.
yang terlibat dalam tugas yang rumit dan untuk melaksanakan langkah-
langkah dalam urutan yang benar. Pasien dengan stroke apraxia mungkin
juga ada masalah, lain dan Apraxia nampaknya disebabkan oleh gangguan
Gangguan emosi
Banyak orang yang hidup dengan stroke yang merasa takut, gelisah,
kekecewaan, amarah, kesedihan, dan rasa duka mereka terhadap fisik dan
kesehatan mental.
Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu.
28
29
aktivitas sosial.
latihan tersebut juga dapat membantu mempelajari cara baru untuk melakukan
pasca stroke mungkin berupa belajar mandi, berpakaian, atau makan hanya
stroke.
tersebut. Kunci sukses yang paling penting program rehabilitasi stroke adalah
latihan yang terfokus dan sering. Pepatah yang mengatakan "latihan membuat
http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page/Health_Medical/?
kid=26964
individu. Pasien stroke dapat berpartisipasi dalam tingkat terapi yang intensif
beberapa jam per minggu. Namun, menjalani perawatan di rumah orang yang
Rehabilitation Fact Sheet", NINDS. October 2008. NIH Publication No. 08-
melakukan :
30
31
Dapat berdikari dalam merawat dirinya sendiri maupun dalam mencari nafkah
Dapat berdikari dalam merawat dirinya sendiri maupun dalam mencari nafkah
Dapat ambulasi dan merawat dirinya dengan atau tanpa alat bantu.
Untuk ambulasi memerlukan kursi roda dan bantuan untuk merawat dirinya.
kerusakan perseptual/kognitif.
Tujuan :
Intervensi:
kompleksitifitas instruksi.
32
33
pada individu.
“normal”.
Mengikuti cara tersebut merupakan suatu hal yang penting pada kemajuan
pemulihan/pencegahan komplikasi.
kegiatan berpikir.
berfikir.
menguhubungi perawat.
Rasional : lingkungan rumah mungkin memerlukan evaluasi dan
Hasil penelitian Rini dan Alin (2008) pada pasien pasca stroke menyatakan
mereka membutuhkan program pelayanan home care yang dilakukan oleh home
care agency karena pihak keluarga kurang mampu melaksanakan perawatan dan
rehabilitasi pasca stroke secara mandiri di rumah selain juga karena keterbatasan
waktu yang ada. Adapun penelitian Megawati (2004) pada pasien yang sedang
mengikuti home care di rumah sakit, mereka setuju adanya home care dengan
34
Rehabilitasi Penderita Post Stroke
Pendidikan Kesehatan
Pengetahuan
Kebiasaan/ praktek
Rehabilitasi
sikap kelumpuhan atau masalah pengendalian gerakan (motor control).
35
Rehabilitasi gangguan sensory & nyeri
Rehabilitasi masalah dengan dengan bahasa (aphasia)
Rehabilitasi masalah dengan pikiran dan memori
Rehabilitasi gangguan emosi
BAB III
Kerangka Konsep
Hipotesis
36
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian :
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Pre-
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir juli sampai akhir agustus 2009 di
Watampone.
Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita stroke yang pernah
berobat di RSUD Tenriawaru yang bertempat tinggal dalam wilayah Kec. Tanete
Riattang Barat.
Penelitian ini menggunakan Consecutive sampling adalah semua subjek
Kriteria Inklusi
Kriteria Ekslusi
Besar Sampel
kecil atau lebih kecil dari 10.000 dapat mempergunakan formula sebagai
berikut:
38
39
Keterangan rumus:
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan
Alur Penelitian
Variable Penelitian
Identifikasi variable
(Setiadi 2007). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel kendali adalah
Pendidikan Kesehatan
40
41
Editing
Koding
Tabulasi
ke dalam ke dalam suatu tabel menurut item-item yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Analisa Data
Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokkan ke dalam
Analisa Univariat
tendensi sentral atau grafik serta persentase dari tiap variabel yang diteliti.
Analisa Bivariat
independen dan variabel dependen yang diuji dengan uji statistik t-test
Masalah Etika
Etika penelitian ini bertujuan untuk melindungi subjek antara lain dengan
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang
judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila subjek menolak, maka peneliti
42
43
responden, tetapi pada lembar tersebut diberikan kode dan nama initial.
Confidentiality (Kerahasiaan)
44
45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN :
Abstrak :
Kata Kunci :
LAPORAN PENELITIAN
PENDAHULUAN
Laporan penelitian ilmiah harus didasarkan pada fakta maupun data nyata, bukan
fakta atau data yang dibuat-buat dan bukan pula didasarkan pada khayalan si peneliti.
Laporan penelitian yang tidak didasarkan pada fakta dan data nyata (laporan palsu)
yang berarti pula tidak jujur terhadap diri sendiri maupun terhadap Sang Pencipta
Berdasarkan pemikiran ini, maka peneliti atau siapa saja yang melakukan penelitian
dan kemudian menulis laporan penelitian harus mulai dengan sifat jujur dan beritikad
Tanpa sifat-sifat (jiwa bersih, jujur, beritikad baik) maka hasil penelitian tidak dapat
Meskipun penelitian harus dimulai dengan sifat-sifat dan tujuan mulia, akan tetapi
tidak ada kekuatan hukum yang dapat memberikan atau menjatuhkan sanksi kepada
para peneliti yang menyeleweng. Yang ada adalah etik penelitian maupun etik
penulisan. Para peneliti diharapkan mematuhi kedua etik tersebut sehingga martabat
oleh setiap orang. Meskipun kerangka laporan berbeda-beda sesuai dengan jenis
46
47
judul penelitian.
lembar persetujuan.
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi.
Daftar tabel.
Daftar gambar.
Bab II : Tinjauan pustaka, yang diakhiri dengan hasil penelitian yang terkait.
Bab III : Kerangka konseptual (Kerangka konsep, variabel dan definisi operasional,
analisis multivariat
Bab VII : kesimpulan dan saran (Kesimpulan, dan saran). Kesimpulan memberikan
jawaban terhadap hipotesis yang ada atau bila tidak memiliki hipotesis diarahkan
untuk memberikan jawaban terhadap tujuan penelitian. Sedangkan saran dibuat untuk
menjawab manfaat penelitian. Sebaiknya untyuk saran yang terkait dengan penelitian
selanjutnya agar lebih dipertegas apa yang perlu dilanjutkan yang terkait dengan
penelitian sebelumnya.
Daftar pustaka.
Lampiran
Butir-butir tersebut harus ditulis dengan cermat (baik, teliti, dan benar) dan tetap
48