Anda di halaman 1dari 23

ABSTRAK

Praktikum resonansi gas ini merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda yang memiliki frekuensi yang sama. Hal ini dibuktikan ikut bergetranya piston ketika melewati kumparan yang diberi arus listrik karena adanya induksi magnet. Prosedur percobaan yang dilakukan mengggunakan 2 piston, yaitu : piston 1 dan piston 2 serta gabungan dari piston 1 dan piston 3. Sehingga diperoleh amplitudi yang maksimum saat mendekati kumparan dengan frekuensi tertentu. Setelah mendapatkan keseluruhan data, maka diperoleh perbandingan panas jenis Cp dan Cv yang lebih besar ketika tabung tutup-tutup karena tidak adanya pengaruh luar. Nilai KSR besar ketika menggunakan tabung tutup-tutup.

Kata kunci : resonansi, frekuensi, piston.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalor jenis molar pada tekanan konstan (Cp) didefinisikan sebagai jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu mol zat sebesar 1 K pada tekanan tetap. Sedangkan kalor jenis molar pada volume konstan (Cv) dinyatakan sebagai jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu mol zat sebesar 1 K pada volume tetap. Pada keadaan volum konstan, seluruh kalor yang diberikan digunakan untuk meningkatkan suhu gas [1]. Besarnya rasio kalor jenis Cp dan Cv untuk gas tertentu dapat ditentukan melalui proses resonansi elastis gas. Untuk membuat gas Pada keadaan volum konstan, seluruh kalor yang diberikan digunakan untuk meningkatkan suhu gas. Besarnya rasio kalor jenis Cp dan Cv untuk gas tertentu dapat ditentukan melalui proses resonansi elastis gas. Untuk membuat gas resonansi dapat dilakukan dengan menggunakan kolom udara yang dilengkapi dengan piston magnetik yang digerakkan secara periodik oleh medan magnet. Dengan piston ini gas ditekan dan dimuaikan secara periodik dalam keadaan adiabatis . sehingga medan magnet yang sesuai akan terjadi peristiwa resonansi. gas ( konstanta ). 1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian dari kalor jenis Cp dan Cv serta perbedaannya. 2. Bagaimana menentukan perbandingan panas jenis Cp dan Cv gas (konstanta ). 3. Bagiamana proses resonansi bisa terjadi. 4. Perbedaan osilasi yang harmonis harmonik. 1.3 Tujuan Percobaan Menentukan perbandingan panas jenis Cp dan Cv gas (konstanta ). Dengan menggunakan frekuensi getaran piston dalam

tabung, maka dapat ditentukkan konstanta perbandingan panas jenis Cp dan Cv

BAB II TEORI DASAR

2.1 Pengertian Resonansi Peristiwa resonansi merupakan peristiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengan nilai frekuensi tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetar dengan frekuensi tertentu pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama. Peristiwa ini dapat diamati dengan menggunakan kolom udara. Kolom udara dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang sebagian diisi air, sehingga dapat mengatur panjang kolom udara dengan menaik-turunkan permukaan air pada tabung. Sistem fisis sumber adalah audio generator yang dapat menghasilkan gelombang bunyi dengan nilai frekuensi bervariasi, sedangkan sistem fisis yang ikut bergetar adalah molekul-molekul udara yang berada dalam kolom udara yang bergetar karena variasi tekanan. Gelombang yang terbentuk dalam kolom udara merupakan gelombang bunyi berdiri. Peristiwa resonansi terjadi saat frekuensi sumber nilainya sama dengan frekuensi gelombang bunyi pada kolom udara yang dicirikan dengan terdengarnya bunyi yang paling nyaring (amplitudo maksimum). [2] 2.2 Osilator Harmonik Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Jenis Gerak Harmonik Sederhana Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.

Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.

Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhana: Gerak harmonik pada bandul Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan dian di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

Gerak harmonik pada pegas Gerak vertikal pada pegas Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang). [4]

2.3 Kalor Jenis Gas Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat

dirubah-rubah sesuai dengan kehendak kita. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai bermacammacam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis yaitu : - Kapasitas panas pada volume konstan (Cv) - Kapasitas panas pada tekanan konstan (Cp) Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada kapasitas panas gas ideal pada volume konstan (Cp>Cv), dan selisihnya sebesar konstanta gas umum (universal) yaitu : R = 8,317 J/mol 0K.

Cp Cv = R ...................... 1 Cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan. Cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan. Berdasarkan teori kinetik gas kita dapat menghitung panas jenis gas ideal, sebagai berikut: [3] a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :

............................. 2 b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa :

...............................3 2.4 Menentukan Nilai Dengan Metode Ruchhardt


Percobaan resonansi gas menggunakan gas sebagai objeknya. Gas tersebut

ditempatkan dalam bejana besar bervolum V. Pada bejana itu dipasang tabung gelas dengan lubang berpenampang serta berluas. Masukkan bola logam bermassa m ke dalam lubang yang tepat menutup lubang tetapi masih dapat bergerak bebas sehingga berlaku sebagai piston. Kemudian gas agak tertekan oleh bola baja yang ada dalam kedudukan kesetimbangan, tekanan gas sedikit lebih besar daripada tekanan atmosfer Po. Jadi, dengan mengabaikan gesekan, maka: P = Po + mg/A ........................................ 4 Ketika bola ditekan sedikit ke bawah, kemudian dilepaskan maka bola logam tersebut akan bergetar dengan perioda T. Gesekan pada bola akan menyebabkan osilasi bola logam berhenti. Misalkan simpangan bola dari

kedudukan setimbang pada setiap saat adalah y. Nilai y (+) positif bila bola di atas kedudukan setimbang dan nilai y negatif (-) bila terletak dibawah kedudukan setimbangnya.

y Kedudukan setimbang

Y positif =0 Y negatif

volume setimbang = V Tekanan Setimbang = P P = Po +mg/A

Gambar: bejana sebagai wadah menampung gas Jika simpangan positif (+) kecil akan menyebabkan pertambahan volume yang sangat kecil dibandingkan dengan volume setimbang V, sehingga dapat dinyatakan sebagai dV, dengan : dV = yA .............................................. 5 kemudian dengan cara yang sama, simpangan positif (+) kecil menimbulkan penurunan tekanan yang sangat kecil dibandingkan dengan tekanan setimbang P, sehingga dapat dinyatakan sebagai dP, dimana dP merupakan kuantitas yang negatif. Gaya resultan (F) yang bereaksi pada bola, sama dengan AxdP jika mengabaikan gesekan : dP = F/A .............................................. 6 Perhatikan jika y bernilai positif, dP negatif, sehingga F menjadi negatif, jadi dapat disimpulkan bahwa F merupakan gaya pemulih. Karena getaran yang ditimbulkan oleh bola logam cukup cepat, maka perubahan yang terjadi pada P dan V berlangsung secara adiabat. Karena

perubahannya sangat kecil, keadaan yang dilalui gas dianggap mendekati keadaan setimbang sehingga dianggap perubahan P dan V menunjukan proses adiabat kuasi-statik hampiran, sehingga dapat ditulis : P V = tetap .................................................... 7

P V-1 dV + V dP = 0. ............................ .....8 Subtitusikan dV dan dP, diperoleh : F = - P A2 y / A ............................................9 Dari persamaan ini dapat dikatakan bahwa gaya pemulih F berbanding lurus dengan simpangan dan arahnya berlawanan, ini merupakan hukum Hooke. Hal ini merupakan syarat untuk terjadinya gerak harmonis sederhana, dengan perioda T sebagai berikut :

T 2
atau,

m F/y

................................... 10

T 2
dan

mV , ...................................... 11 PA2

4 2 mV = 2 2 , ............................................ 12 A PT

atau dengan rumus: =


4 2 mVf PA 2
2

dimana f = 1/T ............. 13

Metode Rchhardt yang digunakan mengandung galat yang timbul karena ada tiga anggapan penyederhanaan bahwa : (1) Gasnya ideal (2) Tidak ada gesekan (3) Perubahan volumnya berlangsung sama sekali secara adiabat. Diperkirakan anggapan yang kedua menimbulkan galat yang terbesar, yang mencapai 3 persen. Peredaman gesekan yang besar dalam metode Rchhardt yang biasa, dapat dihindarkan dengan menggunakan tabung gelas yang sedikit tirus dengan garis tengah yang lebih besar dibagian atas. Aliran gas yang lambat mempertahankan getaran tunak bola disekitar titik setimbangnya. [5]

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan Beserta Fungsi 1 Tabung gas berskala dilengkapi pemegang tabung, kran pembuka/penutup tabung dan statif. Fungsi : sebagai sistem alat percobaan / sebagai sandaran tabung. 2 Piston magnetik. Fungsi: sebagai alat untuk memberikan tekanan atau pemampatan terhadap gas di dalam tabung gelas. 3 Kumparan dan pegangannya. Fungsi: menimbulkan fluks dan medan magnet pada sistem. 4 Osilator RC. Fungsi: alat yang bergetar yang memiliki ketetapan dan kestabilan frekuensi. 5 Amperemeter dan kabel-kabel penghubung. Fungsi: alat untuk menghitung arus listrik. 6 Pembersih tabung dan iston magnetik. Fungsi: alat untuk membersihkan tabung. 7 Beberapa jenis gas dan peralatan untuk memasukkan gas ke dalam tabung. Fungsi: sebagai gas yang digunakan untuk percobaan. 3.2 Prosedur Percobaan 1 Susunan peralatan

Keterangan gambar : 1) Tabung gelas berskala 2) Piston magnetik 3) Kumparan dan pemegangnya 4) Keran pembuka/penutup tabung 5) Pemegang tabung dan karet penutup tabung 6) Amperemeter 7) Osilator RC 8) Tombol pengatur frekuensi 2 Persiapan a. Bersihkan tabung gelas dan piston magnetik menggunakan peralatan yang tersedia. b. Bersihkan kran pembuka/penutup tabung dan olesi dengan silikon gel sehingga mudah diputar. c. Rangkaikan peralatan percobaan sesuai gambar (1). (mintalah asisten untuk memeriksa rangkaian terlebih dahulu) 3 Pengamatan dan Pengukuran A. Tabung Vertikal a. Masukkan satu buah piston magnetik ke dalam tabung dengan hati-hati (posisi kedua kran pembuka/penutup tabung dalam kondisi terbuka). b. Posisikan piston magnetik pada skala 70, menggunakan alat pendorong, kemudian tutuplah kedua kran tersebut.

c. Letakkan kumparan sedemikian hingga ujung bawah piston bersesuaian dengan ujung atas kumparan. d. Hidupkan osilator RC, dan aturlah frekuensinya sehingga diperoleh osilasi dengan amplitudo yang maksimum. Catatlah harga frekuensi tersebut. e. Lakukan langkah a,b,c dan d untuk variasi posisi piston yang berbeda (paling sedikit 6 variasi). f. Lakukan paling tidak 3 kali percobaan untuk masing-masing volume. g. Lakukan percobaan b s/d f dengan jumlah piston yang berbeda. B. Tabung Horizontal Lakukan tahapan-tahapan seperti pada tabung vertikal tetapi kali ini tabung diletakkan secara horizontal.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan


Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 I 30,3 28,1 27,4 22,4 20,8 20,9 20,5 19,4 21,9 22,8 23,9

Piston 1 buka-tutup
Buka Tutup Frekuensi (x 102) II III rata-rata 25,9 29,8 28,66667 27,6 27,9 27,86667 26,1 23,3 25,6 22,9 22,9 22,73333 22,1 21,5 21,46667 20,5 20,5 20,63333 20,2 21,6 20,76667 20,8 19,9 20,03333 21,6 21,2 21,56667 21,8 21,6 22,06667 23,3 23,4 23,53333 I 0,4 0,6 0,6 1,2 1,2 1,4 2,2 1,2 1,4 1,4 1,2 Amplitudo (cm) II III rata-rata 0,4 0,4 0,4 0,6 0,6 0,6 0,6 1 0,733333 1 1 1,066667 0,8 1,2 1,066667 1,6 1,6 1,533333 1,8 1,6 1,866667 1,6 1,6 1,466667 1,4 1,4 1,4 1,2 1,2 1,266667 1,2 1 1,133333

Piston 1 tutup-tutup
Tutup Tutup I 33,7 27,8 25,5 22,9 21,8 21,7 20,3 20,8 21,3 27 23,2 II Frekuensi (x 102) III rata-rata 34,4 29,4 25,6 22,5 22,4 20,6 20,4 20,3 20,7 21,2 22,7 35,2 28,76667 25,73333 22,8 22 21,3 20,4 20,8 20,96667 23,6 23 I 0,4 1,8 1 2 2,2 1,8 2,2 2,4 2,2 1,2 1,4 II Amplitudo (cm) III rata-rata 0,5 1,2 1 1,8 1,6 1,8 2,2 2 2 1,4 1,4 0,433333 1,466667 0,933333 1,933333 1,933333 1,8 2,2 2,2 2,066667 1,333333 1,4

Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20

37,5 29,1 26,1 23 21,8 21,6 20,5 21,3 20,9 22,6 23,1

0,4 1,4 0,8 2 2 1,8 2,2 2,2 2 1,4 1,4


Volume (ml)

Piston 3 buka-tutup
Buka Tutup I 27,6 26,4 26,1 22,1 20,1 19,7 20,7 20,6 19,3 22 22 Frekuensi (x 102) II III rata-rata 22,5 14,8 21,63333 27,1 27,6 27,03333 25,6 21,8 24,5 21,2 22,1 21,8 19,1 21,4 20,2 19,9 19,8 19,8 19,9 20,4 20,33333 20,3 21,4 20,76667 20,5 22,2 20,66667 22,2 20,9 21,7 23,6 23,3 22,96667 I 0,2 0,4 0,4 0,8 0,6 1 1,2 1 1 1 1 Amplitudo (cm) II III rata-rata 0,2 0,2 0,2 0,4 0,4 0,4 0,4 0,6 0,466667 0,8 0,8 0,8 0,6 0,8 0,666667 1 1 1 1 1,2 1,133333 1,4 1,4 1,266667 1 1,2 1,066667 1 1 1 1 1,2 1,066667

70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20

Piston 3 tutup-tutup
Tutup Tutup I 34,9 26,4 26,3 21,8 23,2 21,6 20,8 19,7 20,2 21,2 22,2 Frekuensi (x 102) II III rata-rata 29,2 28,7 24,2 23,2 23,6 21,8 19,9 20,5 20,8 21,3 22,4 31,4 27,1 20,8 22,9 20,6 19,4 20 19,7 21,5 20,8 22,4 31,83333 27,4 23,76667 22,63333 22,46667 20,93333 20,23333 19,96667 20,83333 21,1 22,33333 I 0,3 0,6 0,6 1 0,4 1 1,4 1,2 1,2 1,2 1 Amplitudo (cm) II III rata-rata 0,3 0,6 0,8 0,8 0,8 1,2 1,6 2 2 1,2 1 0,3 0,8 0,6 0,8 0,8 1 1,6 1,2 1,8 1 1 0,3 0,666667 0,666667 0,866667 0,666667 1,066667 1,533333 1,466667 1,666667 1,133333 1

Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20

Piston 1&3
Buka-tutup frekuensi (x 102) 24,9 21,6 17,8 17 Amplitudo (cm) 0,2 0,4 0,6 0,6 tutup-tutup Amplitudo frekuensi (x 102) (cm) 28,3 0,2 21,1 0,6 17,2 0,8 16,2 1,4

Volume (ml) 70 65 60 55

50 45 40 35 30 25 20

15,1 15,6 14,2 14,7 15,2 16,3 15,9

0,8 1,2 1,4 1,6 1,6 1,4 1,2

19,1 15,5 14,1 14,8 15,4 16,5 16,3

2 1,8 1,8 2,6 1,8 1,2 1,4

4.2 Pengolahan Data Percobaan 1. Piston 1 Menghitung nilai frekuensi rata-rata

Misalkan: untuk volume = 70 ml, f1 = 30,3; f2= 25,9; f3= 29,8

Menghitung periode T

Misalkan : f rata-rata untuk volume 70 ml = 28,66667

Menghitung Menggunakan rumus : untuk volume 70 ml buka tutup, massa piston = 8,8520,004 g; p = 1,027x105 Pa; T= 0,034884 s ; r = 0,6925 cm, maka:

Menghitung nilai KSR

Misalkan untuk volume 70 ml pada buka tutup, rata-rata = 3,9039204

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh data seperti tabel di bawah ini untuk piston 1 buka-tutup dengan tutup-tutup:
Buka Tutup I 30,3 28,1 27,4 22,4 20,8 20,9 20,5 19,4 21,9 22,8 II 25,9 27,6 26,1 22,9 22,1 20,5 20,2 20,8 21,6 21,8 Frekuensi (x 102) III rata-rata 29,8 27,9 23,3 22,9 21,5 20,5 21,6 19,9 21,2 21,6 28,66667 27,86667 25,6 22,73333 21,46667 20,63333 20,76667 20,03333 21,56667 22,06667 23,53333 f^2 821,7778 776,5511 655,36 516,8044 460,8178 425,7344 431,2544 401,3344 465,1211 486,9378 553,8178 T 0,034884 0,035885 0,039063 0,043988 0,046584 0,048465 0,048154 0,049917 0,046368 0,045317 0,042493 8,623911183 7,567200552 5,894989326 4,261286865 3,454228568 2,872123725 2,586100613 2,105844607 2,091891468 1,825010301 1,660537663 rata-rata KSR

Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25

3,9039204

178,057

20 23,9 23,3 23,4

Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35

Tutup Tutup I 33,7 27,8 25,5 22,9 21,8 21,7 20,3 20,8 II 37,5 29,1 26,1 23 21,8 21,6 20,5 21,3 Frekuensi (x 102) III rata-rata 34,4 29,4 25,6 22,5 22,4 20,6 20,4 20,3 35,2 28,76667 25,73333 22,8 22 21,3 20,4 20,8 f^2 1239,04 827,5211 662,2044 519,84 484 453,69 416,16 432,64 T 0,028409 0,034762 0,03886 0,04386 0,045455 0,046948 0,04902 0,048077 13,00274989 8,063884165 5,956555376 4,286316396 3,627999412 3,060719727 2,49558386 2,270108194 rata-rata KSR

4,4013278

213,4849

30 21,3 20,9 20,7 25 27 22,6 21,2 20 23,2 23,1 22,7

20,96667 23,6 23

439,6011 556,96 529

0,047695 0,042373 0,043478

1,97711476 2,087448918 1,586125363

Grafik hubungan frekuensi dengan volume tabung Grafik Hubungan Kuadrat Frekuensi Terhadap Volume Tabung Pada Piston 1
1400

Kuadrat Frekuensi (Hz)

1200 1000 800 600 400 200 0 0 20

y tt = 10,077x + 142,95 R = 0,4658

Buka-Tutup Tutup-Tutup y bt = 6,0536x + 272,64 R = 0,4847 40 Volume (ml) 60 80

2. Piston 3 Menghitung nilai frekuensi rata-rata

Misalkan: untuk volume = 70 ml, f1 = 27,6; f2= 22,5; f3= 14,8

Menghitung periode T

Misalkan : f rata-rata untuk volume 70 ml = 21,6333

Menghitung Menggunakan rumus : untuk volume 70 ml buka tutup, massa piston = 8,9180,006 g; p = 1,027x105 Pa; T= 0,034884 s ; r = 0,6925 cm, maka:

Menghitung nilai KSR

Misalkan untuk volume 70 ml pada buka tutup, rata-rata = 3,9039204

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh data seperti tabel di bawah ini untuk piston 3 buka-tutup dengan tutup-tutup:
Buka Tutup I 27,6 26,4 26,1 22,1 20,1 19,7 20,7 20,6 19,3 22 II 22,5 27,1 25,6 21,2 19,1 19,9 19,9 20,3 20,5 22,2 Frekuensi (x 102) III rata-rata 14,8 27,6 21,8 22,1 21,4 19,8 20,4 21,4 22,2 20,9 21,63333 27,03333 24,5 21,8 20,2 19,8 20,33333 20,76667 20,66667 21,7 22,96667 f^2 468,0011 730,8011 600,25 475,24 408,04 392,04 413,4444 431,2544 427,1111 470,89 527,4678 T 0,046225 0,036991 0,040816 0,045872 0,049505 0,050505 0,04918 0,048154 0,048387 0,046083 0,043541 4,947922 7,174481 5,439529 3,947786 3,081418 2,664531 2,497785 2,27971 1,935263 1,778023 1,593323 rata-rata KSR

Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20

3,3945246

141,7753

22 23,6 23,3

Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25

Tutup Tutup I 34,9 26,4 26,3 21,8 23,2 21,6 20,8 19,7 20,2 21,2 II 29,2 28,7 24,2 23,2 23,6 21,8 19,9 20,5 20,8 21,3 Frekuensi (x 102) III rata-rata 31,4 27,1 20,8 22,9 20,6 19,4 20 19,7 21,5 20,8 31,83333 27,4 23,76667 22,63333 22,46667 20,93333 20,23333 19,96667 20,83333 21,1 22,33333 f^2 1013,361 750,76 564,8544 512,2678 504,7511 438,2044 409,3878 398,6678 434,0278 445,21 498,7778 T 0,031414 0,036496 0,042076 0,044183 0,04451 0,047771 0,049423 0,050083 0,048 0,047393 0,044776 10,71372 7,370423 5,118771 4,255373 3,811757 2,978291 2,473277 2,107449 1,966603 1,681058 1,506659 rata-rata KSR

3,998489

184,7927

20 22,2 22,4 22,4

Grafik hubungan frekuensi dengan volume tabung Grafik Hubungan Kuadrat Frekuensi Terhadap Volume Tabung Pada Piston 3
1200 Kuadrat Frekuensi (Hz) 1000 800 600 400 200 0 0 20 40 Volume (ml) 60 80 y bt = 2,4442x + 375,88 R = 0,1611 Buka-Tutup Tutup-Tutup y tt = 8,2003x + 173,74 R = 0,5433

3. Piston 1&3 Menghitung periode T

Misalkan : f rata-rata untuk volume 70 ml = 24,9

Menghitung

Menggunakan rumus : untuk volume 70 ml buka tutup, massa piston = 17,7700,01 g; p = 1,027x105 Pa; T= 0,034884 s ; r = 0,6925 cm, maka:

Menghitung nilai KSR

Misalkan untuk volume 70 ml pada buka tutup, rata-rata = 3,9039204

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh data seperti tabel di bawah ini untuk piston 1&3 buka-tutup dengan tutup-tutup:
Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 Buka-tutup frekuensi (x 102) 24,9 21,6 17,8 17 15,1 15,6 14,2 14,7 15,2 16,3 15,9 f^2 T 620,01 0,040160643 466,56 0,046296296 316,84 0,056179775 289 0,058823529 228,01 0,066225166 243,36 0,064102564 201,64 0,070422535 216,09 0,068027211 231,04 0,065789474 265,69 0,061349693 252,81 0,062893082 13,06154644 9,126803989 5,72122621 4,783638988 3,431008259 3,295790329 2,427361977 2,276148425 2,085961532 1,999001325 1,521675713 rata-rata KSR

4,520923926

222,0031286

Volume (ml) 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20

tutup-tutup frekuensi (x 102) 28,3 21,1 17,2 16,2 19,1 15,5 14,1 14,8 15,4 16,5 16,3 f^2 T 800,89 0,035335689 445,21 0,047393365 295,84 0,058139535 262,44 0,061728395 364,81 0,052356021 240,25 0,064516129 198,81 0,070921986 219,04 0,067567568 237,16 0,064935065 272,25 0,060606061 265,69 0,061349693 16,87208582 8,709157244 5,34202614 4,344007668 5,489522929 3,253672036 2,393294161 2,307221764 2,1412164 2,048357525 1,59920106 rata-rata KSR

4,954523886

252,8863166

Grafik hubungan frekuensi dengan volume tabung Grafik Hubungan Kuadrat Frekuensi Terhadap Volume Tabung Pada Piston 1 dan Piston 3
900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0 20

Kuadrat Frekuensi (Hz)

y tt = 6,9031x + 16,853 R = 0,4434

Buka-tutup tutup-tutup y bt = 5,5801x + 51,717 R = 0,523 40 Volume (ml) 60 80

4.3 Analisa Percobaan Pada percobaan tantang resonansi gas ini digunakan 2 buah piston, yaitu piston 1 dan piston 3 yang memiliki massa yang berbeda. Massa piston 1 = 8,8520,004 g dan massa piston 3 = 8,9180,006 g. Masing-masing piston dilakukan 2 pengamatan, ketika tabung buka-tutup dan tutup-tutup tiap volume tabung berkisar 70 20 ml dengan kelipatan kelipatan 5. Dan penggabungan piston 1 dan piston 3, sehingga massanya pun dijumlahkan.

Prosedur percobaan yang dilakukan adalah menggunakan 2 metode yaitu buka-tutup dan tutup-tutup pada tabung, sehingga di analisa besaran KSR tiap piston. Sehingga nilai amplitudo maksimum didapat ketika piston mendekati kumparan dan metode tutup-tutup menghasilkan amplitudo yang besar dibandingkan buka-tutup karena tidak ada pengaruh dari luar yang mengganggu. Pada piston 1, diperoleh hasil pengamatan bahwa semakin besar volume tabung semakin besar jumlah perbandingan panas jenis Cp dan Cv dengan menngunakan persamaan:

Semakin kecil volume tabung semakin besar volume tabung:

Ketika buka-tutup dengan tutup-tutup, lebih tinggi nilai perbandingan ketika tabung tutup-tutup, karena ketika tabung tutup-tutup maka resonansi yang terjadi semakin besar karena tidak ada energi yang keluar tabung, dan amplitudo maksimun terjadi ketika piston mendekati kumparan. Hal ini bisa dilihat pada piston 1. buka tutup nilainya 8,623911183 sedangkan ketika tutup-tutup nilainya 13,00274989. Nilai KSR nya pun 178,057 % untuk buka-tutup, dan tutup-tutup 213,4849. Untuk praktikum menggunakan piston 3 dan gabungan piston 1 dengan piston 3 juga memiliki nilai lebih besar ketika tabung tutup-tutup, hal ini karena frekuensi yang diperoeh juga besar. Sehingga semakin jauh piaton dari kumparan, semakin kecil amplitudonya karena adanya hubungan antar kumparan dengan piston dima terdapatnya induksi magnet.

BAB V SIMPULAN
5.1 Simpulan Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum resonansi gas ini adalah untuk menghitung perbandingan panas jenis Cp dengan Cv gas ()digunakan persamaan sebagai berikut:

Dimana,

m = massa piston (kg) V = volume tabung (L) P = tekanan udara (Pa) T = periode (s) r = jari-jari tabung (m)

5.2 Saran Praktikum resonansi gas ini membutuhkan ketelitian yang tajam untuk melihat amplitudo maksimum dan frekuensinya. Serta kesabaran dalam melakukan percobaan ketika menaikkan dan menurunkan piston di tiap volume. Data yang diperoleh harus sesuai dengan prosedur dan perhitungan sehingga mendapatkan data yang tepat atau valid.

DAFTAR PUSTAKA [1] Efrizon, Umar. 2008. Buku Pintar Fisika. Media posindo: Jakarta [2] Modul praktikum fisika, FMIPA, UPI [3] Khumaedah, khasanah. Bahan Ajar Termodinamika. (Jurnal) [4] Nisyadiaries.2012. Osilator Harmonik Sederhana. (jurnal) [5] http://www.scribd.com/doc/32826920/Resonansi-Gas (anonim)

Anda mungkin juga menyukai