Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 Anamnesis Identitas pasien Nama Usia Jenis kelamin Nama orang tua Ayah Ibu No. RM : ny. X : 123xxx : tn. M S : An. R :7 tahun : laki-laki
Allo anamanesis dengan ibu pasien, kamis 28 maret 2013 pukul 10.00 Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang : nyeri abdomen, seluruh kuadran, sejak 2 hari yang lalu : Demam sejak 2 hari lalu, demam terutama saat malam
hari. OS merasa pusing dan mual. Ibu OS juga mengaku bahwa anaknya muntah, pada muntah terdapat cacing.kemarin muntah 4x (air), pagi ini muntah 3x (ada cacing). OS merasa lemas. Belum BAB sejak 2 hari terakhir. BAK lancar. Riwayat penyakit dahulu puskesmas lalu sembuh Riwayat penyakit keluarga Riwayat pengobatan Riwayat alergi Riwayat psikososial : dikeluarga tidak ada yang sakit seperti ini : belum pernah berobat : tidak ada : sering main didepan rumah, sering jajan sembarangan : Pernah sakit seperti ini, 2 tahun lalu. Pernah diobati ke
dan sering lupa mencuci tangan sebelum makan. Makan sehari 3 kali.
Riwayat kehamilan Riwayat imunisasi Riwayat tumbuh kembang 1.2 Pemeriksaan fisik Keadaan umum: sakit ringan Kesadaran : kompos mentis Tanda vital Status antropometri Kepala Mata Hidung Telinga Mulut Leher Thorax Abdomen Ekstremitas atas Ekstremitas bawah 1.3 Resume
: tidak dilakukan pemeriksaan : tidak dilakukan pemeriksaan : normocepal : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak dilakukan pemeriksaan : tidak dilakukan pemeriksaan : tidak dilakukan pemeriksaan : tidak dilakukan pemeriksaan : tidak dilakukan pemeriksaan
Pasien datang dengan keluhan nyeri abdomen di seluruh kuadran sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh pusing, mual dan lemas. Menurut ibu pasien, anaknya muntah dan terdapat cacing pada muntahnya. Belum BAB sejak 2 hari terakhir. Pasien sering main di depan rumah, sering jajan sembarangan dan sering lupa mencuci tangan sebelum ia makan.
1.4
I.5
Rencana penatalaksanaan PCT No III 3dd 1/3 Pyrantel no II 1dd 1 (malam) Antasida no III 3dd 1/3 a.c B6 no V 1dd
BAB II DASAR TEORI DEFINISI Askariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides. ETIOLOGI Penyakit ini disebabkan oleh infestasi cacing Ascaris lumbricoides atau cacing gelang. Ascaris limbricoides adalah cacing bulat yang besar dan hidup dalam usus halus manusia. Cacing ini terutama tumbuh dan berkembang pada penduduk didaerah yang beriklim panas dan lembab dengan sanitasi yang buruk. EPIDEMIOLOGI Di Indonesia prevarensi askariasis tinggi terutama pada anak. Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja disekitar halaman rumah,dibawah pohon, ditempat mencuci dan ditempat pembuangan sampah. PATOGENESIS Cacing betina dewasa mengeluarkan telur yang kemudian akan menjadi matang dan infektif, dengan tumbuhnya larva pada telurnya dalam waktu 2-3 minggu. Infeksi pada manusia terjadi jika larva cacing ini mengkontaminasi makanan dan minuman. Di dalam usus halus larva cacing akan keluar menembus dinding usus halus dan kemudian menuju pembuluh darah dan limfe menuju paru. Setelah itu larva cacing ini akan bermigrasi ke bronkus, faring dan kemudian turun ke esofagus dan usus halus. Lama perjalanan ini sampai menjadi bentuk cacing dewasa 6-75 hari. Panjang cacing dewasa 20-40 cm dan hidup didalam usus halus manusia untuk bertahun-tahun lamanya. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2 bulan MANIFESTASI KLINIS Gejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan larva. Selama bermigrasi larva dapat menimbulkan gejala bila merusak kapiler atau dinding alveolus paru. Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya perdarahan, penggumpalan sel leukosit dan eksudat, yang akan menghasilkan konsolidasi paru dengan gejala panas, batuk, batuk darah,
sesak nafas dan pneumonitis askaris. Pada foto toraks tampak infiltrat yang mirip pneumonia viral yang menghilang dalam waktu 3 minggu. Keadaan ini disebut sindrom loeffler. Pada pemeriksaan darah akan didapatkan eosinofilia. Larva cacing ini dapat menyebar dan menyerang organ lain seperti otak, ginjal, mata, sumsum tulang belakang, dan kulit. Dalam jumlah yang sedikit cacing dewasa tidak akan menimbulkan gejala. Kadang-kadang penderita mengalami gejala usus ringan seperti mual, nafsu makan menurun, diare atau konstipasi. Bila infestasi tersebut berat dapat menyebabkan cacing-cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus). Cacing dewasa dapat juga menyebabkan gangguan nutrisi terutama pada anak-anak. Cacing ini dapat mengadakan sumbatan pada saluran empedu, pankreas, divertikel dan usus buntu. Selain hal tersebut, cacing ini juga dapat menimbulkan gejala alergi seperti urtikaria, gatal-gatal dan eosinofilia. Cacing dewasa dapat keluar melalui mulut dengan perantaran batuk, muntah atau langsung keluar melalui hidung. LANGKAH DIAGNOSTIK Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya telur Ascaris lumbricoides dalam tinja atau keluarnya cacing dewasa lewat muntah atau tinja pasien. Pemeriksaan laboraturium selama fase pulmonal akan ditemukan eosinofilia. PENATALAKSANAAN 1. Piperazin merupakan obat pilihan utama, diberikan dengan dosis sebagai berikut: Berat badan 0-15 kg: 1 gr sekali sehari selama 2 hari berturut-turut Berat badan 15-25 kg: 2 gr sekali sehari selama 2 hari berturut-turut Berat badan 25-50 kg: 3 gr sekali sehari selama 2 hari berturut-turut Berat badan lebih dari 50 kg: 3 gr sekali sehari selama 2 hari berturut-turut
2. Heksilresorsinol obat ini baik untuk infestasi askareslumricoides dalam usus. Obat ini diberikan setelah pasien dipuasakan terlebih dahulu baru kemudian diberikan 1 gr Heksilresorsinol sekaligus disusul dengan pemberian laksans sebanyak 30 gr MgSO4, yang diulangi lagi 3 jam kemudian untuk tujuan mengeluarkan cacing. Bila diperlukan pengobatan ini dapat diulangin 3 hari kemudian.
3. Pirantel pamoat obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis 10 mg/kg berat badan, maksimal 1 gr. Efeksamping obat ini adalah merasa mual, mencret,pusing, ruam kulit dan demam. 4. Levamisol obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis tunggal 150 mg. 5. Albendazol obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis tunggal 400 mg. 6. Mebendazol obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis tunggal 100 mg 2x sehari selama 3 hari.
BAB III ANALISA III.1 III.2 III.3 Dasar diagnosa berdasarkan anamnesis yang dikeluhkan pasien Alasan rencana penatalaksanaan berdasarkan keluhan dan anamnesis dari pasein Komplikasi dan prognosis Komplikasi selama larva sedang bermigrasi dapat menyebabkan terjadinya reaksi alergik yang berat dan pneumonitis dan bahkan dapat menyebabkan terjadinya pneumonia. Prognosis selama tidak terjadi obstruksi oleh cacing dewasa yang bermigrasi, prognosis baik. Tanpa pengobatan, infeksi cacing ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 1,5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA Buku ajar ilmu penyakit dalam FKUI Jawetz, melnick &Adelberg.mikrobiologi kedokteran. 2007. EGC
LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN dan KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA