Anda di halaman 1dari 12

INDUSTRY UREA

Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologis. Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanah harus subur, yaitu memiliki sifat fisis, kimia, dan biologi yang baik. Sifat fisis menyangkut kegemburan, porositas, dan daya serap. Sifat kimia mennyangkut pH serta ketersedian unsurunsur hara. Sedangkan sifat biologis menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam tanah. Seperti makhluk hidup yang lain, tumbuhan memerlukan nutrisi baik zat organik maupun zat anorganik. Nutrisi organik diperoleh melalui proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik semuanya diperoleh melalui akar dari dalam tanah dalam bentuk zat-zat terlarut berupa kation dan anion yang mampu masuk ke dalam pembuluh xilem akar. Tumbuhan memiliki zat-zat penyusun yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Zat tersebut terdiri atas: 1. Unsur-unsur esensial, yaitu unsur-unsur yang mutlak diperlukan oleh segala macam tumbuhan (16 unsur). Unsur- unsur ini disebut unsur hara makro dan mikro. Unsur-unsur makro (diperlukan dalam jumlah banyak) yaitu C, H O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Sedangkan unsur-unsur mikro (zat hara tambahan) yaitu Fe, Mn, Cu, Mo, Co, Zn, dan B. 2. Unsur-unsur non esensial, yaitu unsur tambahan yang hanya diperlukan oleh jenis tumbuhan tertentu, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Antara lain Na, Cl, Al, Si. Pemakaian pupuk bertujuan untuk menambahkan unsur-unsur yang diperlukan bagi tumbuhan untuk dapat tumbuh subur. Untuk mengetahui unsur tersebut, berikut ini akan dijelaskan sumber dan fungsi unsur hara tersebut. Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) diserap tumbuhan dari udara dan air dalam bentuk CO2 dan H2O. Ketiga unsur ini merupakan unsur dasar penyusun senyawa organik dalam tumbuhan, seperti karbohidrat, protein dan lemak. Kekurangan unsur tersebut mengakibatkan tumbuhan layu, mengering dan mati. Nitrogen (N) diserap oleh akar dalam bentuk ion nitrat NO3- atau ion ammonium NH4+ yang berasal dari penguraian sisa-sisa organisme serta senyawa nitrogen hasil fiksasi nitrogen oleh bakteri dan petir. Nitrogen berfungsi untuk bahan sntesis asam amino, protein, asam nukleat, klorofil, merangsang pertumbuhan vegatatif, membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau karena mengandung butir hijau yang penting dalam proses fotosntesis dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Kekurangan unsur Nitrogen menyebabkan warna daun menjadi hijau muda dan akhirnya kuning (menyebabkan klorosis), pertumbuhan lambat dan tanaman menjadi kerdil dan buah masak sebelum waktunya. Sebaliknya, kelebihan Nitrogen dapat menghambat pembungaan dan pembuahan. Phosphor (P) diserap oleh akar dalam bentuk ion HPO42- atau ion H2PO4- yang berasal dari sisa-sisa organisme. Sebenarnya, di alam terdapat banyak batuan fosfat berupa senyawa Ca3(PO4)2, tetapi sukar larut dalam air sehingga tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Phosphor berfungsi memacu pertumbuhan akar pada benih dan tumbuhan muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah atau biji, serta berguna pada pembentuan asam nukleat (inti sel), fosfolopid (lemak), dan protein dan koenzim. Kekurangan Phosphor menyebabkan
1|Page

pertumbuhan terhambat, daun mudah rontok, pembentukan buah dan biji jelek, dan terjadi nekrosis atau kematian sel. Kalium (K) diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion K+ yang berasal dari berbagai mineral seperti ortoklas (KSiO8) dan lesit (KSiO6). Kalium berfungsi sebagai katalisator dalam pembentukan karbohidrat (fotosintesis) dan protein, memperkokoh tubuh tumbuhan dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama. Kekurangan Kalium menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, serta daun menjadi kuning dan timbul noda-noda berupa bercak merah cokelat dan akhirnya terjadi nekrosis (kematian) dari daun. Kalsium (Ca) diserap oleh akar dalam bentuk ion Ca2+ yang berasal dari mineral seperti Kalsit (CaCO3). Kalsium berfungsi untuk mengeraskan batang serta merangsang pembentukan bijibijian. Kekurangan kalsium menyebabkan proses pembelahan sel terhambat, daun keriput dan tanaman lemah. Magnesium (Mg) diserap oleh akar dalam bentuk ion Mg2+ yang berasal dari berbagai mineral seperti Dolomit (MgCO3.CaCO3). Magnesium berfungsi untuk pembentukan klorofil, kekurangan magnesium menyebabkan klorosis, daun menguning dan timbul bercak merah walaupun sirip dan tulang daun tetap hijau. Belerang diserap oleh akar tanaman sebagai ion sulfat (SO42+) yang berasal dari Gips (CaSO4) dan Barit (BaSO4). Belarang berfungsi sebagai penyusun protein dan membantu pembentukan klorofil sehingga warna daun menjadi lebih hijau. Kekurangan belerang menyebabkan daun menjadi kuning, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Ferum (Fe) diserap oleh akar dalam bentuk ion Fe3+ atau ion Fe2+. Besi berfungsi sebagai unsur penting pada pembentukan klorofil, kekurangan zat besi menyebabkan klorosis hingga tanaman mengalami kematian. Mangan (Mn) diserap oleh akar sebagai ion Mn2+. Mangan dapat membantu proses pembentukan klorofil dan enzim pada pernapasan. Kekurangan mangan menyebabkan klorosis pada tulang daun. Tembaga (Cu) diserap sebagai ion Cu+ dan ion Cu2+. Tembaga berguna dalam reaksi redoks (enzim biosintesis redoks). Kekurangan tembaga menyebabkan kusutnya ujung daun dan akhirnya gugur. Molibdenum (Mo) diserap akar dalam bentuk ion MoO42-. Molibdenum berfungsi sebagai pengikat nitrogen yang esensial (reduksi nitrat), kekurangan unsur ini menyebabkan pertumbuhan terganggu. Sebaliknya jika kelebihan akan menyebabkan keracunan. Klorin (Cl) diserap oleh akar sebagai ion Cl-. Klorin berfungsi sebagai aktivator fotosintesis, kekurangan klorin menyebabkan fotosintesis terganggu. Seng (Zn) diserap dalam bentuk ion Zn2+. Seng berfungsi mengaktifkan beberapa enzim dan berperan dalam proses pembentukan indol asetat, kekurangan seng menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Boron (B) diserap sebagai ion H2BO3-. Boron berfungsi dalam pembentukan jaringan tumbuhan, kekurangan boron menyebabkan terganggunya pertumbuhan meristem pembuluh angkut. Kekurangan unsur-unsur hara tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan akan terganggu atau tidak sempurna.

2|Page

Jenis-jenis Pupuk Berdasarkan proses terjadinya, pupuk dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. Pupuk Alami Pupuk alami berasal dari tumbuhan atau kotoran hewan yang terurai dengan sendirinya di dalam tanah. Terbentuknya pupuk alami akan meningkatkan sifat alami tanah karena menambah unsur-unsur zat hara dan mineral dalam tanah. Pupuk alam dibedakan menjadi pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos. 2. Pupuk Buatan Pupuk buatan adalah semua jenis pupuk yang dibuat atau disintesis oleh tangan manusia di dalam pabrik atau industri, pupuk buatan dapat dikatakan sebagai pupuk anorganik karena disusun atas senyawa-senyawa anorganik yang mengandung unsur hara tertentu berkadar tinggi. Berdasarkan unsur hara yang dikandungnya, pupuk buatan digolongkan menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal, merupakan pupuk yang tersusun atas satu jenis unsur hara. Contah Pupuk nitrogen yang terdapat pada Tabel 1. yang menunjukkan jenis pupuk nitrogen beserta kadarnya: Tabel.1 Jenis Pupuk Nitrogen dan Prosentase kadarnya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Pupuk Urea ZA Amonium nitrat ASN (Aminium Sulfat Nitrat) Sendawa chili Amonium klorida Rumus Kimia CO(NH)2 (NH4)2SO4 NH4NO3 (NH4)3SO4NO 3 NaNO3 NH4Cl Kadar Nitrogen 45-46% 20,5-21% 35% 23-26% 15% 20%

Proses penyerapan pupuk oleh Tanaman Secara umum proses penyerapan unsur-unsur hara berupa ion-ion logam yang terlarut dalam air dilakukan oleh akar melalui pembuluh xylem. Proses penyerapan tersebut berupa reaksi penukaran ion, seperti halnya tanaman yang kekurangan amonium diberi pupuk ZA (NH4)SO4 akan menyerap ion NH4+ dan melepaskan H+ melalui mekanisme osmosis. Jika tumbuhan kekurangan fosfor maka tanaman akan menyerap ion PO43- dan melepaskan OH-. Reaksi pertukaran ion ini terjadi karena adanya tekanan osmosis antara tanaman dan tanah dan dipengaruhi juga oleh gaya kohesi antara molekul H2O yang sangat kuat. Hal ini menyebabkan unsur hara yang terlarut dalam tanah dapat terserap oleh tumbuhan. Setelah unsur hara berada dalam tubuh tumbuhan, maka unsur hara tersebut disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan melalui pembuluh kapiler. Tumbuhan akan memproses semua unsur hara menghasilkan uap air dan gas oksigen murni yang dikeluarkan oleh tumbuhan tersebut. Berikut ini gambaran
3|Page

mengenai proses penyerapan pupuk oleh tanaman. Terdapat berbagai Jenis industri pupuk, pada tulisan terbatas ini hanya akan diuraikansatu jenis industri yaitu industri pupuk urea.

Urea
Urea merupakan bahan sintesa organik pertama yang dibuat dari bahan anorganik. Ditemukan pertama kali oleh Roelle pada tahun 1773 dalam urine. Proses pembuatan urea secara komersial yang dipakai saat ini menggunakan prinsip penemuan Bassarow, yaitu dehidrasi amonium karbamat pada suhu dan tekanan tinggi. Amonium karbamat dihasilkan dari reaksi antara amonium NH3 dan CO2 Sifat fisik dan kimia urea Urea adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus molekul NH2CONH2. Di dalam air, urea akan terhidrolisa menjadi ammonium karbamat (NH2COONH4) dan selanjutnya ammonium karbamat akan terdekomposisi menjadi ammonia dan karbondioksida. Urea berbentuk serbuk putih, tidak berbau atau mengeluarkan bau ammonia, tidak berwarna, dan tidak berasa. Pada suhu 132.6oC dan tekanan atmosfer, urea dapat terurai menjadi biuret NH(CONH2)2 yang merupakan hasil samping yang tidak dikehendaki dalam pembuatan urea. Sebab kandungan biuret lebih dari 2% lbmol dalam pupuk akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Tabel sifat fisik dan kimia urea Titik Leleh Indeks Refraksi, Spesific Gravity, Bentuk Kristalin Energi Bebas Pembentukkan Panas Pembentukkan Panas Larutan, dalam air Panas Kristalisasi 70% Densitas Bulk Larutan Urea 132,7C 1,484; 1,602 1,355 Tetragonal, prisma -42,120 kal/g mol (25C) 60 kal/g 58 kal/g -110 kal/g 0,74 g/cm2

Sumber : Perry, 1984 Beberapa sifat fisika ynag lain, sebegai berikut: a. Densitas : 1247 kg/m3 : 48.16 m3/kmol
4|Page

b. Berat molekul

c.

Viskositas kinematik

: 2.42 x 10-6m2/s : 135.2 J/mol.K : 66.3 x 10-3 N/m

d. Kapasitas panas e. Tegangan Permukaan

Manfaat dan kegunan urea Lebih dari 90% penggunaan urea adalah sebagai pupuk penyubur tanah, selain itu, urea juga digunakan dalam pembuatan urea formaldehid resin untuk memproduksi melamin, untuk nutrisi pertumbuhan ternak dan sebagian kecil untuk farmasi dan industri petroleum. INDUSTRI UREA Urea diproduksi dengan mereaksikan amonia dan karbon dioksida dalam autoklaf untuk membentuk amonium karbamat. Suhu operasi 1350C dan tekanan 35 atm, reaksi kimia adalah reaksi endotermis sehingga amonia dipertahankan lebih untuk menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan urea. Produksi Urea terdiri dari dua reaksi utama. 1. Pembentukan amonium karbamat 2. Dehidrasi amonium karbamat untuk menghasilkan urea cair

Digram Alir Proses Pembuatan Urea

5|Page

Sintesa urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan tinggi. Sintesa ini dilaksanakan untuk pertama kalinya oleh BASF pada tahun 1941 dengan bahan baku karbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3). Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang dipasok dari Pabrik Amoniak. Proses pembuatan urea di bagi menjadi 6 Unit 1. Sintesa Unit 2. Purifikasi Unit 3. Kristaliser Unit 4. Prilling Unit 5. Recovery Unit 6. Proses Kondensat Treatment Unit 1. Sintesa Unit Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa dengan mereaksikan NH3 cair dan gas CO2 didalam Urea Reactor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi proses sintesa adalah 175 Kg/cm2. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2. Ammonium karbamat yang tidak bereaksi perlu dipisahkan. Metode pengembalian ammonium karbamat pada proses sintesa adalah sebagai berikut:
6|Page

a. Ones trough urea process Karbamat yang tidak terdekmomposisi di konversi menjadi gas NH3 dan CO2 dengan menggunakan panas yng dihasilkan reaktor sintesis dengan tekanan rendah. Gas NH3 dan CO2 dipisahkan dari larutan urea dan diutilisasi untuk memproduksi garam ammonia lewat absorbsi NH3 dengan larutan nitrat atau sulfat sebagai absorben. b. Solution recycle urea process Gas NH3 dan CO2diambil dari campuran keluaran reaktor sintesis urea di bagian dekomposisi bartahap dengan tekanan yang divariasikan didalam air dan didaur ulang kembali ke reaktor lain untk membentuk larutan ammonia dari ammonium karbamat. Dari beberapa proses ini, terdapat dua proses lama yang masih tetap digunakan, yaitu: UTI (Urea Technologies Inc.)

Ammonia, Recycle Carbamat dan 60% CO2 sebagai feed dimasukkan melalui bagian atas reaktor dengan tekanan 210 bar. Amonium carbamat terbentuk di dalam reaktor yang dilengkapi dengan coil dan keluar lewat bagian bawah dengan aliran yang berputar. Bahan yang keluar reaktor didinginkan kemudian gas dilepaskan dan masuk dekomposer. Sebelum masuk dekomposer, gas ini dicampurkan dengan 40% CO2 didalam separator dan diembunkan dalam heat recovery. Gabungan dari gas tersebut diembunkan kembali sehingga terbentuk aliran carbamat recycle. Larutan karbamat hasil evaporasi mempunyai konsentrasi 86-88% sebelum kemudian di granulasi pada proses prilling. Proses UTI hanya digunakan pada skala kecil dan medium.

Proses Mitsui Toatsu Coorporation (MTC) Conventional

Process of Toyo Engineering Coorporation Pada proses total recycle seluruh ammonia dan CO2 yang tidak terkonversi dikembalikan lagi ke reaktor. Proses ini bergantung pada suplai NH3 dan CO2. c. Interval Carbamat recycle urea process Karbamat yang tidak bereaksi dan amonia berlebih dilucuti dari aliran keluar reaktor sintesa urea melalui gas panas CO2 atau NH3 pada tekanan reaktor dan dikondensasikan kembali ke reaktor melalui aliran yang menggunakan gaya gravitasi untuk recovery. Pengeluaran reaktor dan recycle amonium carbamat pada umumnya berupa larutan dengan konsentrasi 70-75% lb mol dan diproses lebih lanjut menjadi padatan. Terdapat 2 cara untuk mengubah urea menjadi padatan, yaitu: a) Evaporasi

7|Page

Evaporasi air dilakukan pada tekanan vakum, atau dengan tekanan rendah menggunakan udara panas sebagai pengering atau atmosferic air sweep evaporation dengan penurunan tekanan dan pemanasan steam, maka cairan akan terpisah dari uap. Tetapi hal ini akan mempercepat pembentukan biuret yang rata-rata mencapai 0,4 % lb mol. Proses evaporasi ini hanya digunakan pada proses pembuatan urea untuk fertilizer b) Kristalisasi

Hasil dari aliran ini lebih murni dan lebih bagus untuk keperluan industri. 75 % larutan urea diumpankan ke vacum crystalizer, beroperasi pada 72,5 mmHg absolut dan 60oC, uap air dikondensasikan dengan pendingin vakum slurry yang keluar dari dasar crystalizer mengandung 30 % kristal urea diumpankan ke centrifuge sehingga kristal urea terpisah dan dicuci dengan air lalu dikeringkan, kemudian dinaikkan ke prilling tower dan dilelehkan. Lelehan urea ini mengandung 0,3 % biuret dan 0,2 % moisture. Lelehan urea didistribusikan kebawah prilling tower dan berupa butiran seragam yang dikirim ke unit pengantongan. Sedangkan urea yang mempunyai ukuran yang lebih besar dari yang diinginkan di recycle dengan cara melarutkan dalam dissolving tank untuk direcycle ke mother liquor tank Berdasarkan prinsip recyclenya, proses total recycle dapat dibagi menjadi 5 yaitu: a. Hot Gas Mixture Recycle

Pada proses ini campuran karbondioksida, ammonia, dan air ditekan dalam beberapa tahap hingga mencapai 20-130 atm, kemudian dikondensasikan dan dikembalikan ke reaktor. b. Separated Gas Recycle

Pada proses ini karbondioksida dipisahkan dari ammonia dan ditekan secara terpisah sebelum dikembalikan ke reaktor. Keuntungan proses ini adalah konversinya tidak berkurang karena air tidak ikut di recycle dan dapat menghindari masalah korosi (Larutan Carbamat). c. Slurry Recycle

Proses ini jarang dilakukan karena sulit dalam merecovery energi dan mahalnya biaya untuk make up. Pada proses ini ammonia dan karbondioksida dipisahkan dari larutan urea yang keluar dari reaktor kemudian dikondensasikan agar terbentuk amonium karbamat. Kristal ini dipompakan dari reaktor dalam bentuk suspensi minyak. d. Carbamat Solution Recycle

Proses ini melibatkan dekomposisi carbamat pada 2 atau 3 tahap penurunan tekanan. Pada tiap tahap, gas yang dilepaskan (karbondioksida dan amonia) diabsorpsi oleh larutan hasil kondensasi tahap sebelumnya dan larutan yang dihasilkan dikembalikan ke reaktor.

8|Page

e.

Stripping

Perbedaan mendasar proses ini dengan keempat proses lainnya yaitu dengan cara merecovery amonium carbamat yang tidak terkonversi dari larutan urea yang keluar reaktor. Pada proses ini larutan karbamat di stripping dari larutan urea pada tekanan yang sama dengan tekanan reaktor. Gas hasil stripping dikondensasikan dan dikembalikan ke reaktor.

2.

Purifikasi Unit Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2 langkah penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/cm2 dan 22,2 Kg/cm2. Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan urea dikirim ke bagian Kristaliser. Kristaliser Unit Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum, kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP Absorber dari Recovery.

3.

4. Prilling Unit Kristal urea keluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor. 5. Recovery Unit Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil kembali dengan 2 langkah absorbsi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.

6. Proses Kondensat Treatment Unit Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristalliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di Stripper dan Hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke bagian purifikasiuntuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.

9|Page

Prinsip Pembuatan Urea Sintesa urea berlangsung dalam dua bagian. Selama bagian reaksi pertama berlangsung, dari amoniak dan karbon dioksida akan terbentuk amonium karbamat. Reaksi ini bersifat eksoterm. 2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH4 (s) H = -159,7 kJ Pada bagian kedua, dari amonium karbamat terbentuk urea dan air. Reaksi ini bersifat endoterm. NH2COONH4 (s) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) H = 41,43 kJ Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut: 2NH3 (g) + CO2 (g) NH2CONH2 (aq) + H2O (l) H = -118,27 kJ Kedua bagian reaksi berlangsung dalam fase cair pada interval temperatur mulai 170-190C dan pada tekanan 130 sampai 200 bar. Reaksi keseluruhan adalah eksoterm. Panas reaksi diambil dalam sistem dengan jalan pembuatan uap air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang menentukan kecepatan reaksi dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih lambat dari pada reaksi bagian pertama. Kwalitas Urea yang dihasilkan : Nitrogen 46,2 % berat (minimum) Air 0,3 % berat (minimum) Biuret 0,5 % berat (minimum) Besi 1 ppm berat (maksimum) NH3 bebas 150 ppm berat (maksimum) Abu 15 ppm berat (maksimum)

Proses Kimia Pembuatan Amoniak dan Urea Pada proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor (150 atmosfir) yaitu dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu : Tingkat Pertama Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut: Cn H2n + nH2O CH4 + H2O ---> ---> NCO + CO + (2n+1)H2 3H2 panas panas

Tingkat Kedua Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen (N)

2 CH4

+ 3 O2

---> 12 N2
10 | P a g e

2 CO

+ 4 H2O

---> 12 N2

lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk mengubah CO menjadi CO2 CO + H2O ---> CO2 + H2

CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2 CO3 K2 CO3 + CO2 + H2O ---> KHCO3

larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea. Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali CO CO2 + 3H2 + 4H2 ---> ---> CH4 + H2O CH4 + 2H2O

Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan 150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak. N2 + 3H2 ---> 2NH3

Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer. 2NH3 amoniak + CO2 karbon dioksida ---> NH2COONH4 ammonium karbamat ---> NH2 CONH2 + H2O - Q + Q

NH2COONH4

Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu 25 menit. Proses selanjutnya adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea, biuret, ammonium karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan penurunan tekanan, dan temperatur 120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium karbamat akan terurai menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%. Untuk mendapatkan konsentrasi urea yang lebih tinggi maka dilakukan pemekatan dengan cara: 1. Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir mutlak), sehingga larutan menjadi jenuh dan mengkristal. 2. Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge 3. Penyaringan kristal dengan udara panas
11 | P a g e

Untuk mendapatkan urea dalam bentuk butiran kecil, keras, padat maka kristal urea dipanaskan kembali sampai meleleh dan urea cair lalu disemprotkan melalui nozzle-nozzle kecil dari bagian atas menara pembutir (prilling tower). Sementara tetesan urea yang jatuh melalui nozzle tersebut, dihembuskan udara dingin ke atas sehingga tetesan urea akan membeku dan menjadi butir urea yang keras dan padat.

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai