No. Uraian Hak Milik Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai
1. Pengertian Hak Milik adalah hak turun- Hak Guna Usaha adalah hak Hak Guna Bangunan adalah Hak Pakai adalah hak untuk
temurun , terkuat dan terpenuh untuk mengusahakan tanah hak untuk mendirikan dan menggunakan dan/atau
yang dapat dipunyai orang atas yang dikuasai langsung oleh mempunyai bangunan- memungut hasil dari tanah yang
tanah, dengan mengingat negara dalam jangka waktu bangunan atas tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
ketentuan dalam pasal 6 paling lama 25 tahun. bukan miliknya sendiri, dengan atau tanah milik orang lain,
Undang-Undang Nomor 5 jangka waktu paling lama 30 yang memberi wewenang dan
Tahun 1960 , bahwa “semua tahun. kewajiban yang ditentukan
hak tanah mempunyai fungsi dalam keputusan pemberiannya
sosial”. oleh pejabat yang berwenang
memberikannya atau dalam
Sifat-sifat hak milik yang Hak Guna Usaha merupakan Tidak mengenai tanah perjanjian dengan pemilik
membedakannya dengan hak- hak khusus untuk pertanian, oleh karena itu dapat tanahnya, yang bukan
hak lainnya adalah hak yang mengusahakan tanah yang diberikan atas tanah yang perjanjian sewa-menyewa atau
“terkuat dan terpenuh”, bukan miliknya sendiri guna dikuasai langsung oleh negara perjanjian pengolahan tanah,
maksudnya untuk perusahaan, pertanian, maupun tanah milik seseorang. segala sesuatu asal tidak
menunjukkan bahwa diantara perikanan dan peternakan. bertentangan dengan jiwa dan
hak-hak atas tanah yang ketentuan-ketentuan No. 5
dipunyai orang, hak miliklah Tahun 1960.
yang paling kuat dan penuh.
Hak Pakai diberikan selama
jangka waktu yang tertentu atau
selama tanahnya dipergunakan
untuk keperluan yang tertentu;
2. Pengalihan Hak milik dapat beralih dan Hak guna usaha dapat beralih Hak guna bangunan dapat 1. Sepanjang mengenai tanah
dialihkan kepada pihak lain. dan dialihkan kepada pihak beralih dan dialihkan kepada yang dikuasai langsung
lain. pihak lain. oleh Negara maka hak
pakai hanya dapat dialihkan
Peralihan Hak Guna Usaha Peralihan Hak Guna Bangunan kepada pihak lain dengan
terjadi karena: terjadi karena: izin pejabat yang
a. jual beli; a. jual beli; berwenang;
b. tukar menukar; b. tukar menukar;
c. penyertaan dalam modal; c. penyertaan dalam modal; 2. Hak pakai atas tanah milik
d. hibah; d. hibah; hanya dapat dialihkan
e. pewarisan. e. pewarisan. kepada pihak lain, jika hal
itu dimungkinkan dalam
perjanjian yang
bersangkutan.
3. Kepemilikan/subyek 1. Hanya dapat dimiliki oleh 1. Dapat dimiliki oleh WNI; 1. Dapat dimiliki oleh WNI; 1. Dapat dimiliki oleh WNI;
WNI;
2. Badan-badan hukum yang 2. Badan Hukum yang 2. Badan Hukum yang 2. Orang asing yang
dapat mempunyai hak milik didirikan menurut hukum didirikan menurut hukum berkedudukan di Indonesia;
dan syarat-syaratnya Indonesia dan Indonesia dan
ditetapkan oleh berkedudukan di Indonesia. berkedudukan di Indonesia. 3. Badan hukum yang
pemerintah; didirikan menurut hukum
Indonesia dan
3. Orang-orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
sesudah berlakunya
Undang-Undang Nomor 5 4. Badan hukum asing yang
Tahun 1960 ini mempunyai perwakilan di
memperoleh hak milik Indonesia;
6. Badan-badan keagama-an
dan sosial;
4. Timbulnya Hak Terjadinya hak milik menurut Terjadinya hak guna usaha 1. Mengenai tanah yang Terjadinya hak pakai karena
hukum adat diatur dengan karena penetapan Pemerintah. dikuasai oleh Negara; pemberian oleh pejabat yang
Peraturan Pemerintah, selain karena penetapan berwenang memberikan atau
itu bisa terjadi karena Pemerintah. dalam perjanjian dengan pemilik
Penetapan Pemerintah atau tanah.
ketentuan Undang-Undang. 2. Mengenai tanah milik;
karena perjanjian otentik
antara pemilik tanah yang
bersangkutan dengan
pihak yang akan
memperoleh hak guna
bangunan itu, yang
bermaksud menimbulkan
hak tersebut.
5. Bukti Pemegang Hak • Hak milik, demikian pula • Hak guna usaha, termasuk • Hak guna bangunan, • Hak Pakai Hak Pakai atas
setiap peralihan, hapusnya syarat-syarat pemberiannya, termasuk syarat-syarat tanah Negara dan atas
dan pembebannya dengan demikian juga setiap pemberiannya, demikian tanah Hak Pengelolaan
hak-hak lain harus peralihan dan penghapusan juga setiap peralihan dan wajib didaftar dalam buku
didaftarkan menurut hak tersebut harus penghapusan hak tersebut tanah pada Kantor
ketentuan-ketentuan yang didaftarkan menurut harus didaftarkan menurut Pertanahan.
dimaksud dalam Pasal 19 ketentuan-ketentuan yang ketentuan-ketentuan yang
6. Pembebanan Hak Hak milik dapat dijadikan Hak guna usaha dapat Hak guna bangunan dapat Hak Pakai atas tanah Negara
jaminan utang dengan dibebani dijadikan jaminan utang dijadikan jaminan utang dan atas tanah Hak
hak tanggungan. dengan dibebani hak dengan dibebani hak Pengelolaan dapat dijadikan
tanggungan. tanggungan. jaminan utang dengan dibebani
Hak Tanggungan.
7. Syarat tanah yang dapat tidak diatur Tanah yang dapat diberikan Tanah yang dapat diberikan Tanah yang dapat diberikan hak
diberikan hak dengan hak guna usaha dengan hak guna bangunan pakai adalah:
(berdasarkan Peraturan adalah: adalah: 1. Tanah negara;
Pemerintah Nomor 40 1. Tanah negara; 1. Tanah negara; 2. Tanah hak pengelolaan;
Tahun 1996) 2. Tanah negara yang 2. Tanah hak pengelolaan; 3. Tanah hak milik.
merupakan kawasan hutan, 3. Tanah hak milik.
setelah tanah yang
bersangkutan dikeluarkan
dari statusnya sebagai
kawasan hutan;
3. Tanah yang telah dikuasai
dengan hak tertentu sesuai
ketentuan yang berlaku,
setelah terselesaikannya
pelepasan hak tersebut
sesuai dengan tata cara
8. Kewajiban Pemegang tidak diatur 1. Membayar uang 1. Membayar uang 1. Membayar uang
pemasukan kepada pemasukan yang jumlah pemasukan yang jumlah
Negara; dan cara pembayarannya dan cara pembayarannya
2. Melaksanakan usaha ditetapkan dalam ditetapkan dalam
pertanian, perkebunan, keputusan pemberian keputusan pemberian
perikanan dan/atau haknya; haknya, perjanjian
peternakan sesuai 2. Menggunakan tanah sesuai penggunaan tanah Hak
peruntukan dan dengan peruntukannya dan Pengelolaan atau dalam
persyaratan sebagaimana persyaratan sebagaimana perjanjian pemberian Hak
ditetapkan dalam ditetapkan dalam Pakai atas tanah Hak Milik;
keputusan pemberian keputusan dan perjanjian 2. Menggunakan tanah sesuai
haknya; pemberiannya; dengan peruntukannya dan
3. Mengusahakan sendiri 3. memelihara dengan baik persyaratan sebagaimana
tanah Hak Guna Usaha tanah dan bangunan yang ditetapkan dalam
dengan baik sesuai dengan ada di atasnya serta keputusan pemberiannya,
kelayakan usaha menjaga kelestarian atau perjanjian
berdasarkan kriteria yang lingkungan hidup; penggunaan tanah Hak
ditetapkan oleh instansi 4. Menyerahkan kembali Pengelolaan atau
teknis; tanah yang diberikan perjanjian pemberian Hak
4. Membangun dan dengan Hak Guna Pakai atas tanah Hak Milik;
memelihara prasarana Bangunan kepada Negara, 3. Memelihara dengan baik
lingkungan dan fasilitas pemegang Hak tanah dan bangunan yang
tanah yang ada dalam Pengelolaan atau ada di atasnya serta
lingkungan areal Hak Guna pemegang Hak Milik menjaga kelestarian
Usaha; sesudah Hak Guna lingkungan hidup;
5. Memelihara kesuburan Bangunan itu hapus; 4. Menyerahkan kembali
tanah, mencegah 5. Menyerahkan sertipikat Hak tanah yang diberikan
kerusakan sumber daya Guna Bangunan yang telah dengan Hak Pakai kepada
alam dan menjaga hapus kepada Kepala Negara, pemegang Hak
kelestarian kemampuan Kantor Pertanahan; Pengelolaan atau
lingkungan hidup sesuai 6. Jika tanah Hak Guna pemegang Hak Milik
10. Pemberian hak tidak diatur Hak Guna Usaha diberikan 1. Hak Guna Bangunan atas 1. Hak Pakai atas tanah
(berdasarkan Peraturan dengan keputusan pemberian tanah Negara diberikan Negara diberikan dengan
Pemerintah Nomor 40 hak oleh Menteri atau pejabat dengan keputusan keputusan pemberian hak
Tahun 1996) yang ditunjuk. pemberian hak oleh oleh Menteri atau pejabat
Menteri atau pejabat yang yang ditunjuk.
ditunjuk.
Catatan :
• Hak Pakai atas tanah
Negara dan atas tanah Hak
Pengelolaan terjadi sejak
didaftar oleh Kantor
Pertanahan dalam buku
tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
11. Jangka waktu tidak diatur Hak guna usaha diberikan Hak guna bangunan diberikan 1. Hak Pakai atas tanah
(berdasarkan Peraturan untuk jangka waktu paling lama untuk jangka waktu paling lama Negara dan atas tanah Hak
Pemerintah Nomor 40 35 tahun dan dapat 30 tahun dan dapat Pengelolaan diberikan untuk
Tahun 1996) diperpanjang paling lama 25 diperpanjang paling lama 20 jangka waktu paling lama 25
tahun. tahun. tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka
waktu paling lama 20 tahun
atau diberikan untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan
selama tanahnya
dipergunakan untuk
keperluan tertentu;
“Hak Guna Usaha dapat “Hak Guna Bangunan dapat “Hak Pakai dapat diberikan
diberikan dengan jumlah 95 diberikan dengan jumlah 80 dengan jumlah 70 (tujuh
(sembilan puluh lima) tahun (delapan puluh) tahun dengan puluh) tahun dengan cara
dengan cara dapat diberikan cara dapat diberikan dan dapat diberikan dan
dan diperpanjang di muka diperpanjang di muka diperpanjang di muka
sekaligus selama 60 (enam sekaligus selama 50 (lima sekaligus selama 45 (empat
puluh) tahun dan dapat puluh) tahun dan dapat puluh lima) tahun dan dapat
diperbarui selama 35 (tiga diperbarui selama 30 (tiga diperbarui selama 25 (dua
puluh lima) tahun”. puluh) tahun”. puluh lima) tahun”.
12. Hapusnya Hak Hak milik hapus bila: Hak guna usaha hapus karena: Hak guna bangunan hapus Hak pakai hapus karena:
1. Tanahnya jatuh kepada 1. Jangka waktunya berakhir karena: 1. Berakhirnya jangka waktu
negara, 2. Dihentikan sebelum jangka 1. Jangka waktunya berakhir; sebagaimana ditetapkan
a. karena pencabutan waktunya berakhir karena 2. Dihentikan sebelum jangka dalam keputusan
hak berdasarkan Pasal sesuatu syarat tidak waktunya berakhir karena pemberian atau
18; dipenuhi; sesuatu syarat tidak perpanjangannya atau
b. karena penyerahan 3. Dilepaskan oleh pemegang dipenuhi; dalam perjanjian
dengan sukarela oleh haknya sebelum jangka 3. Dilepaskan oleh pemegang pemberiannya;
pemiliknya; waktunya berakhir; haknya sebelum jangka 2. Dibatalkan oleh pejabat
c. karena ditelantarkan; 4. Dicabut untuk kepentingan waktunya berakhir; yang berwenang,
d. karena ketentuan pasal umum; 4. Dicabut untuk kepentingan pemegang Hak
*) ND : Dengan berlakunya UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, maka ketentuan yang mengatur mengenai Jangka Waktu berlakunya Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan, dan Hak Pakai sebagaimana diatur dalam UU Pokok Agraria dan PP No. 40 Tahun 1996 mengenai HGU, HGB, dan Hak Pakai dikesampingkan, dan
mengacu pada peraturan yang terbaru (berlaku asas Lex posteriori derogat lege priori).