Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENILAIAN

A. Tujuan Pendidikan
Pendidikan merupakan kegiatan manusia yang paling utama yang berkaitan dengan tujuan, pola
kerja sumber dan orang. Agar pendidikan itu dapat mencapai tujuannya maka diperlukan
pengaturan atau upaya tentu seperti penetapan tujuan yang akan dicapai, pola kerja yang
produktif pemanfaatan sumber yang efisien dan kerja sama orang-orang yang terpadu. Upaya
tersebut dapat diberi batasan sebagai administrasi pendidikan. Jelas bahwa setiap orang yang
terlibat dalam pendidikan seharusnya memahami sekaligus mahir dalam administrasi pendidikan
sehingga pemuatannya dalam itu tidak sia-sia bahkan sebaliknya menjadi lebih produktif.
Apalagi bagi guru yang merupakan ujung tombak upaya pendidikan.
Dalam pendidikan itu terdapat dua jenis proses, yaitu proses pendidikan dan non pendidikan.
Proses pendidikan sering juga disebut proses teknis sedangkan non pendidikan sering disebut
non teknis. Seperti perencanaan penilaian pelaksanaan pengajaran dan kurikulum, bahwa proses
pendidikan adalah pengembangan kepribadian manusia agar seluruh aspek ini terlaksana secara
harmonis dan sempurna di samping seluruh potensi manusia dapat terpadu untuk mencapai suatu
tujuan yang merupakan pangkal segala usaha, konsep tingkah laku dan getar perasaan hati.
Sehubungan dengan tujuan pendidikan ini, Abdurahman An-Nahluwi menyatakan bahwa dalam
kehidupan manusia yang telah baligh, berakal dan sadar, biasanya berpikir dan mengarah kepada
suatu tujuan tertentu yang hendak dicapainya di balik perbuatannya itu. Sebagai contoh
dikemukakan perbuatan seorang pelajar yang giat belajar sepanjang tahun ajaran agar dapat lulus
di dalam ujian mendapat ijazah, kemudian mencapai kedudukan tertentu dalam masyarakat atau
gaji yang menghidupinya.
Hasil yang dicapai oleh pelajar itu mungkin sesuai dengan tujuan, mungkin tidak, mungkin pula
hanya merealisasikan sebagai dari tujuan itu. Oleh sebab itu, hasil dan pendorog bukanlah tujuan.
Hasil adalah apa yang dicapai oleh mansia dan lahir dari
tingkah laku, baik sesudah merealisasikan tujuan atau sebelumnya. Tujuan ialah apa yang dicapai
oleh manusia, diletakkan sebagai pusat perhatian dan demi merealisasikannyalah dia menilai
tingkah lakunya. Tujuan mengarahkan kepada aktifitas, dorongan untuk bekerja, dan membantu
mencapai keberhasilan.
Mengacu pada uraian di atas dapatlah dinyatakan bahwa fungsi tujuan pendidikan itu adalah
pengarah, pendorong dan pemberi fasilitas terhadap proses. Dengan kata lain, tujuan mendahului
proses yang dirancang untuk mencapai tujuan tersebut, hasil tidak akan ada sebelum proses
dilaksanakan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tujan bersifat potensi dan hasil adalah
aktual. Potensi mengandung arti mempunyai kemampuan untuk dicapai atau berkembang. Aktual
adalah berwujud dari aksi atau tindakan.
Tujuan itu berada pada setiap tindakan sistem seperti dari tingkat nasional sampai dengan tingkat
kelas. Susunan sistem tujuan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut: Tujuan nasional,
tujuan internasional atau lembaga/satuan pendidikan, tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran,
dan terakhir tujuan instruksional atau tujuan pengajaran tujuan pendidikan yang dicantumkan
dalam UU No. 2 tentang SPN merupakan tujuan pendidikan nasional (SPN) sedangkan tujuan
institusional akan dapat dalam lembaga-lembaga atau satuan-satuan pendidikan yang
mengembangkan tugas pelaksanaan dan pencapaian (TPN). Tujuan yang berhubungan dengan
kurikulum adalah tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran. Dan tujuan instruksional adalah
tujuan yang berhubungan dengan pengajaran yang terdiri dari tujuan pengajaran umum dan
khusus. Dalam kerangka administrasi tujuan instruksional khusus sebagai penjabaran dari tujuan
pengajaran umum, itu menjadi hak, kewajiban dan wewenang guru untuk merumuskan,
menetapkan, melaksanakan dan mempertanggung jawabkan. Dalam kerangka etika, di sinilah
letak otonomi profesi keguruan, secara garis besar pemikiran dan penetapan tujuan pendidikan
itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Tujuan nasional dan ditetapkan oleh DPR/MPR dan Presiden (PP) (UU. NO. 2 Th 1989 pasal 4
Bab II).
- Tujuan institusional ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) sesuai dengan jenjang yang
termasuk jalur pendidikan sekolah, seperti PP No. 28, 29 dan 30 tahun 1990, masing-masing
untuk jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi.
- Tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran dan tujuan pengajaran umum dirumuskan dalam
kurikulum sekolah-sekolah yang bersangkutan dan ditetapkan oleh menteri-menteri yang
bersangkutan.
- Tujuan pengajaran khusus dirumuskan dan ditetapkan oleh guru yang bersangkutan.
Dengan demikian itu diharapkan tujuan pendidikan nasional itu dapat terlaksana dan tercapai
secara efektif. Artinya hasil pendidikan secara aktual itu diharapkan sama dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan secara nasional. Susunan sistem tujuan tersebut juga memberikan
kemungkinan penyesuaian administrasi yang sepadan dengan kepentingan dan ciri-ciri tingkat
tujuan.
Untuk memperluas wawasan tentang tujuan di tingkat lembaga atau institusi dan juga sebagai
haluan dalam mengelola suatu lembaga pendidikan, berikut ini dikemukakan beberapa jenis
tujuan lain yang mempunyai hubungan dengan pendidikan. Mauritt Johnson mengatakan
lembaga pendidikan sering menerima atau diberi fungsi yang tidak langsung bersifat pendidik.
Oleh karena itu tujuan pengajaran pada dasarnya terdiri dari tujuan pendidikan dan tujuan non
pendidikan, ini merupakan tujuan yang tidak tercapai melalui belajar mengajar. Namun demikian
tercapai tujuan ini akan meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Pada umumnya tujuan
non pendidikan lebih bersifat administrative, instrumental dan kemasyarakatan. Sebagai contoh
tujuan masyarakat adalah; Pemerataan kesempatan pendidikan, mengurangi tingkat kenakalan
remaja dan kriminal, membina fisik anak-anak, memenuhi kebutuhan tenaga kerja terlatih,
memperbaiki kebugaran jasmani anak-anak, memadukan sumber budaya masyarakat,
menghambat laju pengangguran.
Selain itu terdapat juga tujuan jenis lainnya. Yaitu tujuan instrumental, tujuan ini semata-mata
untuk memperlancar proses pendidikan. Membina iklim suasana belajar. Tetapi suasana tersebut
tidak menunjukan hakikat hasil belajar termasuk pada tujuan jenis ini antara lain: Penggunaan
material elektronik canggih – memperbaiki penataran tenaga edukatif – memperluas dan
mempermodern komplek sekolah – meningkatkan efisiensi pengelolaan sekolah – memperluas
program – program sekolah.
Adapun keterlibatan administrasi sebagai tugas administrasi adalah mengupayakan agar tujuan
pendidikan itu tercapai, secara agak rinci tugas dan kewajiban administrasi sehubungan dengan
tujuan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Berusaha agar tujuan pendidikan tampil secara formal dengan jalan meneruskan, menyeleksi,
menjabarkan menetapkan tujuan pendidikan yang akan di capai sesuai dengan lembaga atau
organisasi pendidikan yang bersangkutan secara formal.
2. Mengyebarluaskan dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu kepada anggota lembaga,
sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan dan pendorong kerja kepada anggotanya.
3. Memilih, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan proses berupa tindakan, kegiatan dan pola
kerja yang diperhitungkan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Berkaitan dengan hal ini, perlu diusahakan agar proses untuk mencapai tujuan non
pendidikan. Di dalam praktek kegiatan yang bersifat kemasyarakatan. Administrasi atau
nonteknis justru sering terlalu banyak sehingga kegiatan edukatif menjadi terlalaikan. Dengan
kata lain dapat dinyatakan bahwa kegiatan yang non pendidikan atau non edukatif yang tidak
seimbang dengan kegiatan pendidikan akan menurunkan mutu pendidikan itu sendiri.
4. Mengawasi pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan memantau, memeriksa dan
mengendalikan setiap kegiatan dan tindakan pada setiap proses sistem. Upaya ini sering
dikaitkan dengan pengawasan melekat ataupun pengendalian mutu pendidikan. Pada dasarnya
pengawas ini lebih menekankan kepada usaha mengembalikan proses yang menyimpang pada
hukum dan tahap perkembangan interaksinya dan hukum – hukum untuk mewujudkan
kesempurnaan, kebaikan serta kebagagiaan seperti yang diberlakukan Allah SWT.
5. Menilai yang telah dicapai dan proses yang sedang atau akan dilakukan mengupayakan agar
informasi tentang hasil dan proses itu menjadi umpan balik yang dapat memperbaiki proses dan
hasil selanjutnya.
Adapun tujuan pendidikan dalam Islam dapat disederhanakan menjadi dua:
a. Membetuk kepribadian Islam
b. Membekali masyarakat dengan berbagai sains dan pengetahuan yang berkaitan dengan ihwal
kehidupan mereka.
Kedua tujuan tersebut terlihat jelas dalam aktivitas Rasul SAW ketika mendidik kaum muslimin,
baik di Mekah, sebelum hijrah maupun di Madinah, pasca hijrah. Beliau mendidik setiap orang
dengan berorientasi agar memiliki kepribadian Islam yang agung dengan aqliyyah dan nafsiyyah
Islam yang tinggi, mengajar berbagai hukum Islam yang dapat menyelesaikan setiap
problematika kehidupan. Mengajarkan nilai-nilai luhur seperti mencari keridlaan Allah SWT,
kemuliaan, tanggung jawab memberi risalah isla, menghafal Al-Qur'an dan sebagainya Rasul
juga membolehkan mereka belajar apa saja yang mereka butuhkan seperti seni berdagang,
bertani dan industri.
Muhammad Syafei mendidirkan Indonesiche Nederlandche School (INS) di Kayu Tanam dengan
tujuan:
a. Mendidik anak supaya berfikir rasional yaitu lurus dan dengan kesadaran
b. Membentuk anak menjadi manusia yang berwatak
c. Membiasakan anak didik bekerja beraturan dan berinisiatif
d. Menanamkan perasaan persatuan (kemasyarakatan)
e. Mendidik anak supaya berani berdiri di atas kaki sendiri.
Pada jaman kemerdekaan tujuan pendidikan adalah untuk menanamkan jiwa patriotisme
selanjutnya dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 4 tahun 1950, UU No 12 tahun 1954,
Keputusan Presiden RI No 15 tahun 1965 yang menentukan tujuan pendidikan di Indonesia
sesuai dengan perkembangan jaman politik pada masa itu.
Dengan hasil orde baru menegakan demokrasi pancasila di bumi Indonesia maka tujuan
pedidikan di tinjau kembali pada setiap sidang MPRS dan MPR. Dengan kata lain sejak tahun
1966 wakil rakyat telah merumuskan tujuan pendidikan tersebut.
1. TAP MPRS No XXXI/MPRS/1966, Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia pancasila
sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.
adapun isinya pendidikan adalah:
a. Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
b. Membina / perkembangan fisik yang kuat dan sehat.
2. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan
didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia
pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya,
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung
jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai
sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.
3. TAP MPR No I MPR/1988. tujuan pendidikan adalah berdasarkan pancasila, bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang budiman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, berdisiplin bekerja keras,
tanggung, tanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah
air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial sejalan dengan itu
dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menimbulkan rasa percaya diri sendiri serta
sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif.
4. TAP MPR No 2 MPR/1993 tujuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berbudi
pekerti yang luhur, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani
pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal rasa cinta tanah
air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan serta kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan iklim berat dan
mengajar dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat terus
dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif dan keinginan untuk maju.
Dalam rumus tujuan pendidikan yang disebutkan di atas dirancang tujuan serta jenjang
persekolahan (pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi ) jenjang pendidikan dasar sesuai dengan UU sistim Pendidikan nasional No II tahun 1989
terdiri dari Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Tujuan setiap jenjang bisa
disebut tujuan institusional inilah dikembangkan tujuan kurikulum setiap jenis sekolah pada
suatu jenjang.
1. Tujuan pendidikan pra sekolah bertujuan untuk membantu meletakan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik
dengan lingkungan dan untuk mempertumbuh serta memperkembang selanjutnya.
2. Tujuan pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat, warga negara dan anggota
umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
3. Tujuan pendidikan menengah bertujuan
a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan
timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitarnya
4. Tujuan pendidikan tinggi
a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berkemampuan akademi dan atau
profesional yang dapat menerapkan mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian.
b. Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional
Dari rumus tujuan pendidikan institusional di atas dapat disimak bahwa tujuan ini semua
merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan instruksional nasional dalam arti dirumuskan lebih
khusus, disesuaikan perkembangan peserta didik kepada institusinya dan lebih operasional.

B. Tujuan Penilain
a. Berdasarkan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya dengan
mendeskripsikan kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan
dengan siswa yang lain.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah yakni seberapa jauh
kefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan, keberhasilan pendidikan dan pengajaran penting artinya mengingat peranannya
sebagai upaya memanusiakan atau membudayakan manusia dalam hal ini para siswa agar
menjadi manusia yang berkualitas dalam aspek intelektual sosial, emosional, moral dan
keterampilan
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan
dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya. Kegagalan para
siswa dalam hasil belajar yang dicapai hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri
siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pengajaran yang diberikan
kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan progaram tersebut. Misalnya
kekurangan tempat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dan alat Bantu
pengajaran.
d. Memberikan jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak – pihak yang
berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua
siswa. Dalam mempertanggung jawabkan hasil-hasil yang telah dicapai, sekolah memberikan
laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran serta
kendala yang dihadapinya. Laporan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, misalnya
Kanwil Depdikbud, melalui petugas yang menanganinya. Sedangkan pertanggung jawaban
kepada masyarakat dan orang tua siswa disampaikan melalui laporan kemajuan belajar siswa
(rapor) pada setiap akhir program, semester dan catur wulan.

KESIMPULAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional


Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (Pasal 4 undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional)

B. Tujuan Pendidikan Pada Jenjang Dan Satuan Pendidikan Dasar


Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembankan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota
umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (Pasal 3
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar)
Pendidikan dasar yang diselenggarakan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar “Baca – Tulis – Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk
mengikuti pendidikan di SLTP.
Pendidikan dasar yang diselenggarakan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) bertujuan
untuk memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di Sekolah Dasar yang bermanfaat bagi siswa
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara
sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan menengah.

Anda mungkin juga menyukai