Anda di halaman 1dari 2

PENGENALAN

Sejarah kritikan sastera telah bermula sekitar tahun 300 sebelum Masihi sejajar dengan perkembangan tradisi penciptaan karya seni sastera dalam zaman Yunani. Kritikan menjadi asas yang berkonsepkan tindak balas khalayak secara kritis terhadap fenomena-fenomena dan gejala-gejala sastera yang terdapat dalam karya atau kesannya ke atas pihak yang lain. Jelasnya, kritikan sastera tidak muncul dengan seadanya, tetapi dengan pemikiran kritis dan analilis manusia maka timbullah konsep, prinsip mengenai teori-teori tertentu. Terdapat pelbagai jenis teori yang boleh digunakan antaranya ialah Teori Marxisme, Pascastrukturalis, Psikoanalisis, Semiotik, Femenisme, dan Kritikan Baru. TEORI MARXISME Marxisme adalah sebuah pahaman yang berunsurkan pandangan-pandangan daripada Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme merangkumi materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial. Marxisme juga merupakan paradigma yang menolak pandangan realis dan liberalis mengenai konsep konflik dan kerjasama. Bagi kaum marxis, realisme dan liberalisme adalah ideologi egois yang diperkenalkan oleh elit ekonomi untuk membela dan membenarkan ketidaksetaraan global yang terjadi. Elemen utama teori marxis adalah berkaitan dengan kelas-kelas dalam masyarakat karena menurut kaum marxis, kehidupan manusia tidak akan jauh dari konflik antara kelas. Kelas yang terbentuk dalam masyarakat terdiri atas kelas borjuis (memiliki alat-alat produksi) dan kelas proletar (memiliki kekuatan kerja yang dijual kepada borjuis). Teori marxisme memiliki kontribusi yang tidak begitu besar terhadap ilmu hubungan internasional. Marxisme juga memberikan landasan dasar dan sistematis untuk memahami ketidakadilan dunia. Marxisme berfokus pada masalah pembangunan, isu ketidaksetaraan, eksploitasi ketergantungan ekonomi, dan ketidakadilan (Wardhani, 2013). Teori marxis lebih fokus kepada cara-cara untuk mengubah masyarakat dalam negeri dibandingkan dengan mengembangkan teori yang sistematis dari politik internasional. Selain itu, sosialisme

secara sederhana adalah sebuah sistem organisasi sosial di mana harta benda dan pendapatan menjadi objek utama dalam sosial. Hal ini juga difahami sebagai sebuah gerakan politik yang bertujuan menempatkan sistem dalam kehidupan manusia. Marxisme juga merupakan sebuah ideologi dan teori sosial ekonomi yang memandang sosialisme sendiri sebagai sebuah transisi perubahan dari kapitalisme menuju komunisme.

Marx yang merupakan tokoh terpenting dalam sosialisme selalu menyerukan sebuah revolusi untuk menggulingkan kapitalisme. Di sinilah yang membezakan antara Marx dengan para pemikir sosialis yang lain. Tokoh sosialis lain mengajar bagaimana memahami dunia atau realiti, tetapi Marx menawarkan sosialisme yang bersifat analisis ilmiah terhadap perkembangan sejarah yang akan memberi kehancuran kapitalisme menuju sosialisme di mana perubahan atau perkembangan sejarah tersebut berdasarkan penelitian syarat-syarat objektif perkembangan masyarakat. TEORI PASCASTRUKTURALIS Teori pascastrukturalis ini dianggap merupakan kesan lanjutan daripada teori strukturalisme pada tahun 1960. Kemunculan teori pascastrukturalis ini boleh dikatakan untuk mengejek teori-teori strukturalisme yang hanya berfokus kepada karya sastera dan mengabaikan prinsip-prinsip lain yang juga mempengaruhi kesusasteraan dunia. Teori strukturalisme mulai ditinggalkan dan digantikan dengan teori pascastrukturalis yang menolak serta ingin melepaskan diri dari belenggu struktural. Teori pascastrukturalisme berupaya untuk memberikan teori sastera yang tidak hanya bergantung kepada struktur karya sastera, tetapi juga kepada struktur ekstrinsik dan hubungan sastera dengan lingkungannya. Beberapa teori strukturalisme adalah formalisme Rusia, New Criticism, strukturalisme dinamik, strukturalisme genetik, naratologi, dan semiotika. Sedangkan teori pascastrukturalisme adalah postmodernisme, postkolonialisme, dekonstruksi, resepsi sastra, intertekstual, feminisme sastera, dan teori-teori naratologi pascastrukturalis. Teori

pascastrukturalisme ini merupakan antara teori yang dapat digunakan untuk menganalisis sastera klasik mahupun modern. Hal ini karena setiap teori-teori sastera dapat digunakan untuk memahami objek yang berbeza.

Anda mungkin juga menyukai