MANAJEMEN PELABUHAN
Kapal di Dermaga
Administrasi Pelabuhan
Legalisasi Ekspor
Bea Cukai
Eksportir
Angkutan Pedalamam
Ekspedisi
Angkutan Pendalaman
Pembongkran Muatan
Bea cukai
Kapal Di Dermaga
Pengelola Pelabuhan
(Port Authority)
Suatu lembaga negara atau wilayah/kota, publik atau swasta, yang bertanggung jawab atas tugas-tugas pembangunan, administrasi, dan jika diperlukan termasuk operasi fasilitas pelabuhan. Tujuan :
Mengupayakan pengembalian seluruh biaya pelabuhan Menarik investasi dari luar Mendorong inovasi Membangkitkan cash-flow internal untuk penggantian dan pengembangan infrastruktur Berkompetisi sesuai hukum pasar Membatasi subsidi silang Menghindarkan kehilangan aset
Peran Pemerintah
Wewenang Pemerintahan :
Menyetujui proposal investasi Menetapkan sasaran finansial pelabuhan Regulasi tarif dan biaya Kebijakan tenaga kerja Menentukan prinsip lisensi Fasilitasi pengumpulan data dan penelitian Legal advice terhadap pengelola pelabuhan
Peran Paralel :
Regulasi pelayaran dan operasi pelabuhan Pengendalian operasi kelautan Pemasaran dan promosi pelabuhan Perencanaan strategis
Fungsi Tipikal Administrasi Maritim Keselamatan kapal Keselamatan lalu lintas dan lingkungan Bantuan navigasi Pendidikan dan pelatihan kemaritiman
Port Functions
Infrastructure landlord Regulator of economic activities and operations Planning for future development Marketing and promotion of port services Operation of nautical services Supplier of cargo-handling and storage services Provider of ancillary facilities
3. Operating Port
Sistem pengelolaan pelabuhan di mana semua fasilitas (infrastruktur dan suprastruktur) pelabuhan serta peralatan bongkar muat, dan semua kegiatan operasional, dimiliki dan diselenggarakan oleh pengelola pelabuhan sendiri atau disebut Service Port. Contoh yang sangat berhasil dalam menerapkan dan mengembangkan sistem operating port ini adalah Singapura dan Felixstowe (Inggris) dan beberapa pelabuhan lainnya di Inggris.
(ADB, 2000, Developing Best Practices for Promoting Private Sector Investment in Infrastructures : PORT)
Kekurangan
harus disediakan oleh penyelenggara pelabuhan tidak besar. Tidak terjadi monopoli dalam penyediaan pelayanan jasa kepelabuhan.
Tidak dapat
diaplikasikan pada daerah yang belum berkembang, para investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya
2. Tool Port
Penyelenggara pelabuhan menyediakan semua fasilitas dan peralatan pelabuhan sedangkan pengoperasiannya di lakukan oleh swasta atas dasar sewa dengan tarif yang telah ditentukan.
Memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada banyak pihak untuk terlibat dalam penyediaan jasa kepalabuhanan
Kelebihan
Kekurangan
3. Operating Port
Penyediaan semua
Pengendalian kinerja
pelabuhan lebih mudah karena tidak banyak pihak yang terlihat dalam penyelenggaraan jasa pelabuhan.
Bersifat monopoli
dalam penyediaan jasa kepelabuhan, sehingga kinerja pelabuhan sulit dipacu (tidak ada kompetisi). Peluang investor/swasta terbatas untuk terlibat dalam penyediaan jasa.
Fungsi Pemerintahan , terdiri dari : administratur pelabuhan, bea-cukai, karantina, imigrasi, dan polisi. Fungsi Pengusahaan, terdiri dari : perusahaan pelabuhan, pelayaran, perusahaan bongkar muat, perusahaan truk, forwarding, dan bank.
Port Regulator
Port Landowner
Port Operator
Public
Public Public
Public
Public Private
Public
Private Private
IV. PRIVATE
Private
Private
Private
Perencanaan umum Penetapan masterplan Sertifikasi alat dan operator Keselamatan pelayaran Penetapan tarif
x x x x x
x x x x
x
x x x
x x
MODEL Public Service Port Tool Port Landlord Port Private Sector Port
Port Adminitration
Superstructure (Equipment)
Pu
Pu
Pu
Pu
Pu
Pu
Pu Pu Pr
Pu Pu Pr
Pu Pu Pr
Pu Pu Pr
Pu Pr Pr
Pu Pr Pr
MODEL
Cargo Handling
Pillotage
Towage
Mooring Service
Dredging
Other Function
Public Service Port Tool Port Landlord Port Private Sector Port
Pu
Pu Pr Pu Pr Pu Pr Pu Pr
Pu Pr Pu Pr Pu Pr Pr
Pu Pr Pu Pr Pu Pr Pr
Pu Pr Pu Pr Pu Pr Pu Pr
Pu Pr Pu Pr Pu Pr Pu Pr
Pr Pr Pr
Beberapa Segmen Usaha Jasa Pelabuhan yang Terbuka Bagi Swasta, al : Pengelolaan perairan dan kolam pelabuhan untuk kapal
berlabuh Pemanduan dan penundaan Pengelolaan fasilitas pelabuhan seperti dermaga, dolphins, dan bui tambat (mooring buoys) untuk kapal sandar dan melakukan kegiatan bongkar muat Pergudangan dan lapangan penumpukan, serta peralatan Terminal petikemas untuk melakukan kegiatan bongkar muat petikemas Terminal konvensional untuk melakukan kegiatan bongkar muat
Privatisasi Pelabuhan
Agar pelabuhan komersial dapat menghadapi persaingan yang
semakin ketat dan mampu menyesuaikandengan perubahan lingkungan bisnis pelabuhan, maka pelabuhan harus dikelola dengan professional, salah satunya dengan cara melibatkan pihak swasta secara luas dalam pengelolaan pelabuhan.
pengelolaan pelabuhan adalah suatu proses hukum menswastakan suatu kegiatan atau wewenang pengelolaan suatu segmen kegiatan yang selama ini hanya dilakukan oleh pemerintah atau badan usaha milik negara sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah, selanjutnya diserahkan dan dimiliki atau dikelola oleh pihak swasta. berubahnya kepemilikan atau status yang semula merupakan aset pemerintah menjadi swasta, walau tidak secara permanen (biasanya 20 sampai 30 tahun, sesuai bentuk/jenis perjanjian konsesinya), tetapi tidak menutup kemungkinan adanya kepemilikian yang bersifat permanen, seperti bentuk perjanjian Built-Operate-and-Own (BOO) melalui penjualan secara utuh atau sebagian besar saham/aset.
suprastruktur dibangun dan dioperasikan oleh pihak terminal operator swasta berdasarkan kontrak operasi atau persewaan secara lump-sum jangka panjang. Ini banyak terjadi di pelabuhanpelabuhan di negara maju maupun negara berkembang
Proses Privatisasi
( ADB, 2000)
Pendekatan bottom-up lebih diminati karena pada pendekatan tersebut lebih menyentuh secara langsung terhadap manajemen operasional di lapangan, lebih fleksibel terhadap kondisi karakteristik lokal yang dimiliki pelabuhan serta tidak menimbulkan perubahan kepemilikan aset.
Outsourcing
Pemerintah atau pengelola pelabuhan mentransfer sebagian fungsi pelabuhan kepada pihak swasta (dalam kondisi sistem operating port). Adapun bentuk-bentuk outsourcing meliputi : sub-contract, management contract, dan equipment leasing. Pemerintah atau pengelola pelabuhan mentransfer core business pelabuhan kepada pihak swasta, tanpa menghilangkan kepemilikan terhadap asset. Bentuk-bentuknya meliputi : capital leasing dan wholly-
Restructuring
owned subsidiaries.
Partial Divestiture
joint venture.
Transfer aset melalui kepemilikan bersama antara pemerintah dan swasta pada perioda kontrak tertentu (20-40 tahun) melalui suatu perjanjian joint venture. Bentuk-bentuknya meliputi : concession dan
Full Divestiture
Semua aset ditransfer atau dijual seluruhnya ke pihak swasta. Bentuk privatisasi ini sangat jarang diterapkan, kecuali pelabuhan di Inggris.
OUTSOURCING
+++ ++ ++ ++ +
+ ++
+ ++ ++
++ ++ + ++ ++ +
++ +
++ + + ++ ++
RESTRUCTURING
Capital leasing Wholly-owned Subs.
++
++ +
PART. DIVESTITURE
Concession Joint Venture
++ ++ +++
+++ ++ ++
+++ ++ +++
+++ ++ +++
++
++
+++ ++
+ +
FULL DIVESTITURE
Port Privatization
+++
Port Reform
Modernization : introduction of more suitable systems, working practices, etc. within the existing system of bureaucratic constraints. Liberalization/de-regulation : reform or partial elimination of government rules, enabling private companies to operate in a previously publicly-operated area. Commercialization : the public port is given more autonomy, made accountable for its decisions and overall performance, and applies private sector management accounting principles. Corporatization : the public port is given the legal status of a private company, although the public sector sill retains ownership Privatization : transfer of ownership of assets from the public to the private sector, or the application of private capital to fund investments in port facilities, equipment and systems. It can be comprehensive or partial.
Modernization
Possible improvements not implying any legal or policy changes: Adoption of corporate planning practices Application of Human Resources Development planning Development of tools to improve port administration and communication, such as Computer applications Management Information Systems Electronic Data Interchange Information and Communication Technology
Liberalization
Temporary advantage : the public operator may continue to exist as a form of insurance against disruption in service, while unsuccessful private port operators can be replaced. Disadvantages : possibility for remaining internal and external cross-subsidies, or other unfair practices from the public sector. Solution : clear separation of the regulatory and commercial roles in the port, all the commercial activities being transferred to the private sector.
Commercialization
Objectives :
Transform the port organization into a truly autonomous Port Authority, whose Board will oversee the organizations activities Give the Port Authority financial independence and responsibility for the ports performance Enable it to have its own Human Resources management schemes
Common problems :
Continuing interference of the government in port decisions Insufficient market pressure, leading to potential lack of efficiency
Monopoly of the new corporate entity Lack of efficiency when competition is weak Possible politicization from the government Need for a port sector regulator to create a level-playing field
Privatization
Main advantages
Removal of trade barriers Harnessing of the efficiency and know-how of the Private Sector Elimination of political interference Reduced demand on the Public Sector budget Adjustment of port labor Other objectives : raising revenues for State Treasury
Core features
Divestiture Deregulation / Liberalization Competitive tendering Private ownership of operational assets with market-based contractual arrangements
Outsourcing
Management Contracts Lease and Rent Contracts Full Concession including BOT/BOOT/etc. Build, Own, Operate (BOO) Divestiture by license Divestiture by Sale Private Supply and Operations
Concessions