Anda di halaman 1dari 5

PEMBUATAN TAWAS Fika Rakhmalinda, Ahmad Ainul Yakin, Dewi Yuniati, Ade Ira Nurjannah, Adinda Putri Lestari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRACT Limbah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia karena setiap aktifitas manusia cenderung menghasilkan limbah atau buangan. Mengingat banyaknya limbah termasuk minuman ringan yang diproduksi dan menggunakan kemasan kaleng juga memiliki dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan, maka diperlukan adanya penelitian terhadap kaleng bekas minuman ringan yang mengandung aluminium selanjutnya diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) (Manuntun Manurung dan Irma Fitria, 2010). Aluminium merupakan logam yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari seperti pada kaleng minuman ringan, kaleng susu, peralatan memasak, kabel-kabel listrik tertentu, dan lain-lain. Alumunium dapat dimanfaatkan dalam pembuatan tawas. Tawas mempunyai banyak manfaat diantaranya untuk penjernihan air, penyamak kulit, baking powder, dan alat pemadam api. Tujuan dari percobaan ini yakni membuat tawas dari Alumunium serta melakukan pengujian pemanfaatan tawas sebagai penjernih air.Hasil percobaan yang diperoleh yaitu terbentuknya tawas sebanyak 5,99 gram.

INTRODUCTION Lingkungan hidup adalah semua benda yang hidup (biotik) dan yang tidak hidup (abiotik) serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik, manusia mempengaruhi lingkungannya begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan tercemar maka manusia akan merasakan dampaknya. Persoalan lingkungan yang ada hampir selalu ditimbulkan oleh ulah manusia dan kegiatan produksi yang dilakukannya. Kedua aktivitas ini merupakan

sumber pencemaran lingkungan karena menggunakan dan menghasilkan zat atau bahan yang berbahaya yang tidak dapat di daur ulang . Kegiatan produksi selain menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi juga menghasilkan limbah, berupa limbah padat, cair maupun gas. Limbah-limbah tersebut akan menyebabkan pencemaran lingkungan meliputi pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Limbah-limbah tersebut dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti limbah kaleng bekas. Kaleng bekas yang terbuat dari alumunium dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tawas. Fungsi dari tawas itu sendiri yakni untuk menjernihkan air. Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium memiliki titik leleh 900oC. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api.Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat. Alumunium adalah logam putih , yang liat dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 659oC. Bila terkena udara objek objek alumunium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer (G.Svehla : 1985) Larutan yang berkadar air yang mengandung sejumlah molar yanng sama dari Al 2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal sebagai alumunium sulfat. Garam ini dikenal dengan patas alum, atau alum atau tawas. (Petrucci : 1985). Tawas padat diperoleh dari proses kristalisasi larutan jenuh alumunium sulfat. MATERIAL AND METHOD

Alat dan bahan yang dipakai dalam percobaan pembuatan tawas dari alumunium yaitu Alumunium Foil, es batu,larutan KOH 20%, larutan H2S04 6M, kertas saring, neraca Ohaus, kaca arloji, labu erlenmeyer,baskom,corong,gelas ukur, dan tabung reaksi. Langkah kerja : 1. 2. 3. Alumunium foil di timbang sebanyak 2 gram Sebanyak 40 ml Larutan KOH 20% di masukkan ke dalam labu erlenmeyer Alumunium foil di masukkan ke dalam labu erlenmeyer yang sudah berisi larutan KOH tersebut sampai tidak terjadi reaksi (gelembug habis) 4. 5. 6. Kemudian di panaskan menggunakan hot plate sampai bau menghilang Larutan tersebut kemudian disaring, dan di diamkan sampai dingin Larutan yang disarinng tersebut ditambahkan sebanyak 30 ml larutan H2SO4 6M dan di simpan sampai dingin 7. Kemudian larutan tersebut di saring lagi. Hasil saringan tersebut di masukkan ke dalam baskom yang sudah diisi dengan es batu 8. Diamati sampai terbentuk kristal

Langkah kerja pengujian tawas : 1. Timbang tawas yang terbentuk 2. Masukkan sampel air kotor ke dalam tabung reaksi 3. Uji sampel air kotor dengan tawas 4. Diamkan selama 1 jam 5. Amati perubahan yang terjadi RESULT AND DISCUSSION Praktikum kali ini adalah pembuatan tawas menggunakan bahan alumunium dicampur dengan KOH 20%. Tawas ini dikenal sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Proses awal pembuatan tawas dilakukan dengan melarutkan potongan potongan aluminium foil yang sudah dipotong kecil kecil dalam larutan KOH sambil dipanaskan. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat kelarutannya, karena semakin tinggi suhu dan semakin luas permukaan zat maka kelarutannya semakin besar.

Pada penambahan KOH reaksi berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembunggelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi.

Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat. 2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l)
->

2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)

Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari aluminium hidroksida Al(OH)3. 2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) > K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)

Dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42-, jika didiamkan akan terbentuk kristal dari tawas kalium aluminium sulfat. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) -> 24 H2O + 2Kal(SO4)2 (aq) > 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O

2Kal(SO4)2.12H2O(s)

Alum kalium sangat larut dalam air panas, sehingga ketika setelah penambahan H2SO4 yang membentuk endapan dan kemudian dipanaskan. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk Kristal dari KAl(SO4)2.12 H2O. Reaksi keseluruhan 2Al (s) + 2KOH (aq)+ 10H2O (l) +H2SO4(aq)
>

2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g)

Tabel hasil pengamatan : Massa arloji 21,08 gram

Massa arloji dalam sampel Massa Tawas

27,07 gram 5,99 gram

Setelah tawas sudah terbuat, kemudian tawas diuji dengan sampel air kotor. Hasil yang di peroleh dari percobaan tersebut yaitu terjadinya penjernihan air. Air yang semula kotor menjadi jernih. CONCLUTION Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan : 1) Massa tawas 5,99 gram 2) Tawas yang telah dibuat dapat menjernihkan air yang keruh

REFERENCE
G. Svehla. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif makro dan semimakro. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan jilid 3. Jakarta : Erlangga
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2806/1995 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15929/1/sti-nov2005-%20%2815%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai