Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK VITAMIN D I. TUJUAN Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat: 1.

Mengidentifikasi vitamin D secara kualitatif dengan reaksi warna. 2. Menjelaskan reaksi kimia yang mendasari identifikasi dalam makanan. II. DASAR TEORI Vitamin adalah suatu senyawa organik yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan fungsi normalnya. Kebutuhan tubuh akan vitamin relatif sangat kecil yaitu sekitar beberapa mikrogram sampai beberapa gram saja. Namun demikian vitamin harus ada dalam makanan, karena tubuh tidak dapat mensintesis sendiri kecuali bebrapa vitamin misallnya vitamin K. Kekurangan atau tidak adanya vitamin di dalam tubuh akan mengakibatkan terganggunya proses-proses metabolisme dan proses vital lainnya. Hal ini karena sebagian besar vitamin berperan besar sebagai koenzim dari enzim yang dapat mengkatalisis reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Vitamin berdasarkan kelartuannya dapat diklarifikasinya dalam dua golongan yaitu : 1. Vitamin yang tidak larut dalam air Vitamin yang tidak larut dalam air adalah : Vitamin A, D, E, dan K. 2. Vitamin yang larut dalam air : Vitamin yang larut dalam air adalah : Vitamin B kompleks (B1, B2, B6), dan vitamin C.

Vitamin D sangat berperan penting bagi metabolisme kalsium dan fosfor. Dengan adanya vitamin D, diadsorpsi kalium oleh alkohol pencernaan akan diperbaiki, kalsium, dan fosfor dari tulang dimobilisasi. Pengeluaran dan kesetimbangan mineral dalam darah ikut dikendalikan. Sumber vitamin D diperoleh dari dari dalam bahan nabati dan dalam minyak hati, ikan, dan vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari pagi.

ergocalciferol

colecalciferol (Winarno, 1982)

Vitamin D termasuk dalam golongan zat organik yang dikenal sebagai senyawa sterol, yaitu senyawa dengan molekul besar yang mengandung gugus alkohol dan mempunyai sifat larut dalam lemak. Sterol senyawa yang tahan panas, oksidasi, asam dan basa tetapi peka terhadap cahaya yang mempunyai gelombang pendek atau ultraviolet (Suhardjo dan Kusharto, 1992). Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen
2

peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone. H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas.

III.

PROSEDUR KERJA 1. ALAT a. Tabung reaksi b. Rak tabung c. Pembakar spiritus d. Penjepit e. Pengaduk kaca 2. BAHAN a. Etanol absolut b. Larutan carr price c. Larutan H2O2 3. RANGKAIAN ALAT d. Minyak ikan e. Mayones f. Aquades f. Ball filler g. Pipet tetes h. Pipet ukur i. Beaker glass

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)

(h)

(i)

Gambar 1.1 Alat-alat Praktikum Vitamin D

4. SKEMA KERJA 4 butir kapsul minyak ikan +5tetes H2O2

Di panaskan

Di dinginkan dengan air kran

Reagen Carr-Price 1 mL

Amati yang terjadi

Gambar 1.2 Skema kerja Uji vitamin D pada minyak ikan

Yogurt 1 mL+ 5 tetes H2O2

Di panaskan

Dinginkan dengan air kran

Reagen Carr-Price

Amati yang terjadi

Gambar 1.2 Skema kerja Uji Vitamin D pada Yogurt

Mayones + etanol absolut

5 tetes H2O2

Dipanaskan

Dinginkan dengan air kran

Reagen Carr-Price

Amati yang terjadi

Gambar 1.2 Skema kerja Uji Vitamin D pada Mayones

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL Variabel yang diamati Minyak ikan + larutan H2O2 Dipanaskan Didinginkan dengan air kran Penambahan reagen Carr-Price Hasil Pengamatan Tidak mengalami perubahan Tidak mengalami perubahan Tidak mengalami perubahan Terbentuk endapan putih dan warna larutan biru tua kehitaman

Gambar 1.3 Tabel Pengamatan Uji Vitamin D pada Minyak Ikan

Variabel yang di amati Yogurt + larutan H2O2 Dipanaskan Didinginkan dengan air kran Penambahan reagen Carr-Price

Hasil Pengamatan Tidak mengalami perubahan Tidak mengalami perubahan Tidak mengalami perubahan Terbentuk 2 fase dan membentuk endapan putih

Gambar 1.3 Tabel Pengamatan Uji Vitamin D pada Yogurt

Variabel yang diamati Mayones + etanol absolut Larutan mayones + larutan H2O2 Dipanaskan Didinginkan dengan air kran Penambahan reagen Carr-Price

Hasil pengamatan Tidak mengalami perubahan Tidak mengalami perubahan Tidak mengalami perubahan Tidak mengalami perubahan Terbentuk endapan berwarna putih namun warna larutan tidak berubah

Gambar 1.3 Tabel Pengamatan Uji Vitamin D pada Mayones

2. PEMBAHASAN Dalam uji vitamin D pertama kita harus menyiapkan sampel yang sudah pasti mengandung vitamin D, dalam hal ini kami mengambil sampel minyak ikan dan makanan yang akan di uji berupa yogurt dan mayones. Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji vitamin D yang pertama siapkan alat dan bahan untuk minyak ikan kita butuh 4 butir kapsul minyak ikan masuk kan dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 5 tetes larutan H2O2, penambahan larutan tidak mengalami perubahan, dipanaskan dengan menggunakan penangas spiritus tidak sampai mendidih, hasilnya tidak mengalami perubahan. Didinginkan di air kran, hasilnya tidak ada perubahan, penambahan reagen Carr-price sebanyak 1 mL mengakibatkan perubahan warna

larutan yang tadinya berwarna kuning keemasan menjadi biru tua kehitaman serta membentuk endapan berwarna putih. Seharusnya jika minyak ikan itu mengandung vitamin D warna pada larutan akan berubah menjadi jingga kekuningan dan membentuk endapan putih, hal ini terjadi karena faktor penambahan larutan H2O2, larutan hidrogen peroksida sendiri berfungsi untuk menghilangkan vitamin A yang ada dalam minyak ikan. Untuk yogurt prosesnya sama seperti sampel minyak ikan, adapun hasil setelah penambahan larutan H2O2, tidak mengalami perubahan, pemanasan dengan penangas spiritus, tidak mengalami perubahan, saat didinginkan dengan air kran pun juga tidak mengalami perubahan, namun saat penambahan reagen Carr-price larutan membentuk endapan putih serta dua fase larutan yang tidak saling homogen untuk warna tetap yaitu merah muda pucat. Unruk reaksi warna yogurt tidak menunjukkan terdapan kandungan vitamin D, hal ini dipengaruhi oleh faktor pemanasan yang terlalu lama hingga larutan itu mendidih, faktor penambahan warna pada yogurt mungkin juga mempengaruhi uji vitamin D, selain itu penambahan larutan H2O2 juga mempengaruhi karena larutan H2O2

berfungsi untuk menghilangkan vitamin A yang kemungkinan ada dalam yogurt. Yogurt rendah lemak lebih banyak mengandung kalsium dan fosfor dibanding yogurt full fat. Kalsiumnya 415 mg dan fosfornya 327 mg, sementara yogurt full fat memiliki 275 mg kalsium dan 216 mg fosfor. Masih banyak mineral yang terkandung dalam kedua jenis yogurt tersebut, yakni magnesium, potassium, zat besi, zinc, selenium, dan fluoride. Selain itu, adapula macam-macam vitamin, seperti vitamin A, C, B6, B12, E, dan K, serta asam pantotenat, niacin, thiamin, riboflavin, kolin, dan folat (Rahmadianti,2013). Sedangkan untuk mayones harus di tambahkan larutan etanol absolut yang berfungsi untuk melarutkan mayones yang sifatnya sangat kental, setelah itu baru ditambahkan larutan H2O2, hasil tidak terjadi perubahan, pemanasan dengan penangas spiritus juga tidak mengalami perubahan, pendinginan dengan air kran, hasil juga tidak ada perubahan, namu penambahan reagen Carr-price larutan terbentuk endapan berwarna putih namun warna larutan tidak berubah yaitu krem. Untuk reaksi warna mayones tidak terdapat vitamin D, hal ini terjadi karena faktor pemanasan yang sampai mendidih, serta penambahan larutan H2O2 yang kurang banyak untuk menghilangkan kandungan vitamin A yang kemungkinan ada dalam mayones. Karena mayonaise terbuat dari bahan utama jus lemon, kuning telur dan minyak nabati maka dapat dipastikan jika mayonaise mengandung vitamin C, Vitamin A, kadar lemak yang tinggi, kolesterol, protein yang tinggi dan asam amino yang penting bagi tubuh (Azhar,2012).

V.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan: 1. Minyak ikan mengandung vitamin D, karena endapan yang dihasilkan. 2. Yogurt mengandung vitamin D berdasarkan terbentuknya endapan putih, namun tidak untuk reaksi warna. 3. Pada larutan yogurt terdapat dua fase larutan yang tidak homogen. 4. Mayones mengandung vitamin D berdasarkan terbentuknya endapan putih, namun tidak untuk reaksi warna. SARAN 1. Teliti saat melakukan percobaan, jangan sampai menyalahi prosedur kerja. 2. Pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum mulai praktikum. 3. Pastikan alat yang sudah digunakan bersih, khususnya untuk pipet ukur untuk bahan tertentu.

10

VI.

DAFTAR PUSTAKA

Tim dosen praktikum kimia analisa. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisa. Teknik Kimia. FT UNNES Semarang Wilcox, C.F. 1995. Experimental Organic Chemistry, 2nd edition. Prentice Hall : New Jersey. Fessenden & Fessenden, 1982. Kimia Organik. Jilid 2. Erlangga. Jakarta http://askepdoumbojo.blogspot.com/2011/01/laporan-vitamin.html http://tugaswindaselesaijuga.blogspot.com/2011/06/laporanpraktikum-vitamin.html http://jumriani-uim.blogspot.com/2010/12/vitamin.html

11

Anda mungkin juga menyukai