Jakarta, 17 Maret2014
Nomo : 650/1393/SJ
Perihal
02tsElMl2014 2/Menhut -Vlll2013 : Percepatan Penyelesaian Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui Penerapan Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya (Holding Zone)
Kepada Yth.: 1. Para Gubernur 2. Para BupatiM/alikota
di-
Seluruh lndonesia
lll
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2012, disampaikan Surat Edaran Bersama mengenai Percepatan Penyelesaian Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui Fnerapan Holding Zone. Dalam Surat Edaran Bersama iniyang dimaksud dengan Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya yang selanjutnya disebut Holding Zone adalah kawasan hutan yang diusulkan perubahan peruntukan dan fungsinya, atau bukan-kawasan hutan yang diusulkan menjadi kawasan hutan oleh Gubernur kepada Menteri Kehutanan dalam revisi peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi yang belum mendapat persefujuan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutannya dari Menteri Kehutanan.
dan kabupaten/kota dalam penyelesaian penyusunan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota, karena usulan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan, belum
Surat Edaran Bersama ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah provinsi
mendapatkan percetujuan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutannya dari Menteri Kehutanan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Dalam hal terdapat usulan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan pada proses revisi peraturan daerah ted'tang rencana tata ruang wilayah provinsi belum mendapatkan persetujuan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutannya dari Menteri Kehutanan, diminta kepada Saudara menyelesaikan penyusunan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsidan kabupaten/kota dengan menerapkan Holding Zane.
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada penerapan Holding Zone adalah. a. Delineasi HoldinE Zone provinsi sesuai dengan usulan Gubernur kepada Menteri Kehutanan sampai dengan tanggal diterbitkannya Surat Edaran Bersama ini. b. Delineasi Holding Zone di kabupaten/kota harus sesuaidengan delineasi Holding Zone Provinsinya c. Peruntukan dan fungsi kawasan hutan yang termasuk dalam Holding Zone mengacu pada peruntukan dan fungsi kawasan hutan sebelumnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan. Sedangkan peruntukan dan fungsi bukankawasan hutan mengacu pada peruntukan dan fungsikawasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah provinsi atau kabupatenftota sebelumnya. d. Dengan berlakunya Hotding Zone, izin yang telah dikeluarkan sesuai dengan peruntukan dan fungsinya tetap berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2.
3.
Ketentuan mengenai penulisan dan penggambaran Hotding Zone di dalam Peraturan Daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupatenlkota adalah sebagai
berikut:
i.
iii.
Menyusun peta rencana pola ruang untuk kawasan yang berstatus Holding Zone dengan menambahkan arsiran, yang diberi notasi tanpa mengubah peruntukan dan fungsi kawasan hutan dengan penulisan sebagai berikut: (kawasan hutan atau bukan-kawasan hutan/(usu la n peru bahan peruntukan) ; Menuliskan rumusan pasalmengenai ketentuan peruntukan kawasan yang berada pada Holding Zone (pada Bab Rencana Pola Ruang Bagian Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya) sebagai berikut: "Kawasan (usulan perubahan peruntukan) yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan masih ditetapkan sebagai kawasan hutan (peruntukan eksisting), selanjutnya disebut: (kawasan hutan)(usulan perubahan peruntukan)"; "Kawasan (usulan perubahan peruntukan) yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan masih ditetapkan sebagai kawasan bukan kawasan hutan (peruntukan eksisting), selanj utnya disebut: (bukan kawasan hutan)(usulan perubahan peruntukan)"; ?pabila usulan perubahan peruntukan disetujui, maka peruntukan dan fungsi kawasan hutan adalah sesuai usulan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan'; dan "Apabila usulan perubahan peruntukan tidak disetujui, maka peruntukan dan fungsi kawasan hutan atau bukan kawasan hutan tetap sesuai dengan peruntukan dan fungsi kawasan hutan atau bukan kawasan hutan sebelumnya". Ketentuan mengenai penulisan dan penggambaran Holding Zone di dalam Peraturan Daerah tentang rencani tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota sebagairnana dimaksud pada butir 3a dan 3b tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bersama ini.
ii.
iv.
Apabila persetujuan dari Menteri Kehutanan terkait perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan provinsi sudah ditetapkan, maka pemanfaatan ruang dalam Holding Zone
mengacu pada penetapan tersebut.
5.
Penetapan sebagaimana dimaksud pada angka (4) diintegrasikan dalam revisi rencana tata ruang wilayah provinsidan kabupaten/kota sesuaidengan ketentuan perundang-undangan.
Pengintegrasian peta Holding Zone, atau peta persetujuan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan ke dalam rencana pola ruang rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota dilakukan secara terkoordinasi antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan lnformasi Geospasial,
7.
Setelah pemerintah provinsi menetapkan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah dengan penerapan Holding Zone, maka pemerintah provinsi harus segera
menyelesaikan proses perubahan kawasan hutan yang diusulkan perubahan peruntukan dan fungsinya, atau bukan kawasan hutan yang diusulkan menjadi kawasan hutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang kehutanan bersama-sama dengan instansi terkait di pusat maupun di daerah.
Demikian untuk menjadi pefiatian, dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. MENTERI PEKERJAAN
UMUM
iiENTERI KEHUTANAN
Gamawan Fauzi
4/N^F
Djoko Kimranto
ZulkifliHasan
Tembusan Yth: 1. Presiden Republik lndoneia; 2. Wakil Presiden Republik lndonesia; 3. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua BKPRN; 4. Menteri Perencanaan Pembangunan NasionaUKepala Bappenas selaku Sekretaris BKPRN; 5. Para Menteri/Kepala Lembaga Anggota BKPRN; 6. Para Ketua DPRD ProvinsidiSeluruh lndonesia; 7.Para Ketua DPRD KabupatenlKota diSeluruh lndonesia.
650/1393/SJ oztsEtvi,t2014
Vll/2013
: {7 Maret 2013
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui Penerapan Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya (Holding Zonel.
Penjelasan untuk Klausul No. 3 menggunakan contoh sebagai berikut: Untuk kawasan yang peruntukan eksistingnya adalah Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, sedangkan usulan perubahan peruntukan adalah Kawasan Peruntukan Pertanian.
a.
Menyusun peta rencana pola ruang untuk kawasan yang berstatus Holding Zone
Notasi di dalam arsiran untuk kondisi tersebut di atas adalah Kawasan Peruntukan
Hutan/Kawasan Peruntukan Pertanian, yang digambarkan dalam peta pada Gambar
1 berikut.
b.
Menuliskan rumusan pasal mengenai ketentuan kawasan peruntukan yang berada pada Holding Zone (pada Bab Rencana Pola Ruang Bagian Kawasan yang Belum
Ditetapkan Perubahan Peruntukan dan Ruangnya) sebagai berikut:
i.
"Kawasan (usulan perubahan peruntukan) yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan masih ditetapkan sebagai kawasan hutan (peruntukan
eksisting), selanjutnya disebut: (kawasan hutanf(usulan perubahan peruntukan)"; Contoh rumusan pasal:
Kawasan Peruntukan Pertanian yang berdasarkan peraturan perundangundangan di bidang kehutanan masih ditetapkan sebagai KawaSan Hutan,
selanjutnya disebut Kawasan Hutan/Kawasan Peruntukan Pertanian berada di
sebagian wilayah .....
ii.
"Kawasan (usulan perubahan peruntukan) yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan masih ditetapkan sebagai kawasan bukan kawasan hutan
(peruntukan eksisting), selanjutnya disebut: (bukan kawasan hutan/(usulan perubahan peruntukan)'; Contoh rumusan pasal:
Kawasan Peruntukan Pertanian yang berdasarkan peraturan perundangundangan di bidang kehutanan ditetapkan sebagai Bukan Kawasan Hutan,
selanjutnya disebut Kawasan Peruntukan Pertanian/Kawasan Hutan berada di
sebagian wilayah .....
iii.
dan fungsi kawasan adalah kawasan sesuai usulan perubahan peruntukan dan
fungsinya.
iv.
"Apabila usulan perubahan peruntukan tidak disetujui maka peruntukan dan fungsi
kawasan hutan atau bukan kawasan hutan tetap sesuai dengan peruntukan dan fungsi kawasan hutan atau bukan kawasan hutan sebelumnya'.
Apabila Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntr.rkan dan Fungsi Kawasan Hutannya sebagaimana dimaksud pada pasal .... tidak disetujui usulan
perubahan peruntukan dan fungsinya, maka peruntukan dan fungsi kawasan
adalah kawasan peruntukan dan fungsi sebelumnya.
Penulisan pasal dalam peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi dan KabupatenlKota untuk Klausul No.4 dan No. 5 sebagai berikut:
4.
Apabila persetujuan dari Menteri Kehutanan terkait perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan provinsi sudah ditetapkan, maka pemanfaatan ruang dalam Holding Zone mengacu pada penetapan tersebut.
Contoh rumusan pasal:
Apabila perubahan peruntukan dan fi"lngsi kawasan hutan sebagaimana dimaksud pasal .... (mengenai ketentuan peruntukan kawasan yang berada pada Holding Zone) sudah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
bidang kehutanan, maka pemanfaatan ruangnya mengacu pada penetapan tersebut.
5.
Penetapan sebagaimana dimaksud pada angka (4) diintegrasikan dalam revisi rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(mengenai ketentuan peruntukan Penetapan sebagaimana dimaksud kawasan yang berada pada Holding Zone) diintegrasikan dalam revisi rencana tata ruang wilayah provinsi/kabupatenftota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
pasal