Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan. Sedangkan analisa perubahan laba kotor adalah analisa yang

digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara laba kotor yang terjadi dengan laba kotor yang dianggarkan atau analisis yang dilakukan untuk menjelaskan perbedaan antara laba kotor periode ini dengan periode sebelumnya. Perubahan dalam laba kotor perlu dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut sehingga dapat diambil kesimpulan atau diambil tindakan untuk periode berikutnya. Analisa laba kotor dilakukan untuk mencari informasi tentang: 1. Apa sebabnya penjualan berubah (naik atau turun)? - Berapa perubahan penjualan tersebut yang disebabkan oleh perubahan kwantitas atau satuan barang yang dijual ? - Berapa perubahan penjualan tersebut yang disebabkan oleh perubahan harga jual barang tersebut ? 2. Apa sebabnya HPP mengalami perubahan ? - Berapa perubahahn HPP yang disebabkan oleh berubahnya kuantitas atau satuan barang yang dijual? - Berapa perubahan HPP yang disebabkan oleh berubahnya biaya atau harga pokok per satuan?

BAB II PEMBAHASAN 1. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan laba kotor. Perubahan laba kotor pada dasarnya disebabkan oleh 4 faktor yaitu: a. Perubahan harga jual (sales price cost) Laba kotor mengalami perubahan karena adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dianggarkan atau harga jual pada tahun sebelumnya. Perubahan harga jual yang disebabkan oleh adanya perubahan harga jual dapat ditentukan dengan rumus:

(Harga jual menurut realisasi atau yang sesungguhnya harga jual budget atau tahun sebelumnya) X kwantitas produk yang sesungguhnya dijual tahun ini Atau

(Hj2 - Hj1) K2
Dimana: HJ1 HJ2 K2 = harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya = harga jual per satuan produk yang sesungguhnya = kwantitas atau volum produk yang sesungguhnya dijual tahun ini Apabila (Hj2 - Hj1) hasilnya postif maka menunjukkan ada kenaikan harga yang menunjukkan keadaan yang menguntungkan, sebaliknya jika negatip berarti ada penurunnan harga jual dan menunjukkan keadaan yang merugikan. b. Perubahan kwantitas produk yang dijual ( Sales Volume Variance)

Laba kotor berubah karena adanya perubahan antara kwantitas produk yang direncanakan/tahun sebelumnya dengan kwantitas produk yang

sesungguhnya dijual (direalisir). Perubahan laba kotor ini dapat dirumuskan:


(Kwantitas penjualan sesungguhnya-kwantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya) X harga jual yang dibudgetkan

Atau

(K2 - K1) HJ1


K1 K2 HJ1 = kwantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya = kwantitas penjualan sesungguhnya derealisir tahun ini = harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya

sebagai standard. Apabila (K2 - K1) menghasilkan positif berarti kwantitas penjualan yang sesungguhya lebih besar daripada yang direncanakan, dan sebaliknya apabila menghasilkan angka negative berarti penjualan turun dan mengalami kerugian. c. Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk (cost price variance) Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara harga pokok penjualan per satuan produk (unit cost) menurut budget / tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya. Perubahan laba kotor ini dapat dirumuskan:
(Harga pokok penjualan yang sesungguhnya harga pokok penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya) X Kwantitas produk yang dijual

Atau

(HPP2 - HPP1) K2

Dimana: HPP1 HPP2 ` K2 = harga pokok penjualan menurut budget / tahun sebelumnya = harga pokok penjualan yang sesungguhnya = kwantitas penjualan sesungguhnya dijual

Apabila (HPP2 - HPP1) menghasilkan angka positif berarti HPP mengalami kenaikan, kenaikan dalam sector biaya menunjukkan keadaan yang merugikan, sebaliknya bila hasilnya negatif berarti biaya mengalami penurunan yang berarti pula menunjukkan keadaan yang menguntungkan. d. Perubahan kwantitas harga pokok penjualan (cost volume variance) yaitu perubahan laba kotor karena adanya perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kwantitas/volume yang dijual atau yang diproduksi. Perubahan ini dapat dirumuskan:

(kwantitas yang sesungguhnya kwantitas menurut budget atau tahun sebelumnya) X harga pokok menurut budget atau tahun sebelumnya.

Atau

(K2 - K1) HPP1


Dimana : K2 = kwantitas produk yang sesungguhnya dijual/dihasilkan

K1

= kwantitas produk menurut budget/tahun sebelumnya

HPP1 = harga pokok penjualan per satuan barang menurut budget. Apabila (K2 - K1) menghasilkan angka positif berarti kwantitas yang

dijual/diproduksi bertambah (mengalami kenaikan), apabila kwantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula dan bertambahnya harga pokok penjualan menunjukkan keadaan yang tidak menguntungkan (merugikan) . Sebaliknya bila hasilnya negatip berarti ada penurunan biaya dan menunjukkan keadaan yang menguntungkan. 2. Analisis Laba Kotor Perubahan Laba Kotor Tabel Analisis Perubahan Laba Kotor pada PT KPI periode tahun 2010 dan tahun 2011.

URAIAN
PENJUALAN BERSIH AMONIA(RP) HARGA POKOK PENJUALAN(RP) LABA / RUGI KOTOR (RP) KUANTITAS (VOLUME PENJUALAN) HARGA JUAL PER TON HARGA POKOK PENJUALAN PER TON (RP)

TAHUN 2010
287,087,966,182 252,059,160,561 35,028,805,621 230,153.68 Ton 1,247,375 1,095,178

TAHUN 2011
257,494,719,826 229,965,550,636 27,529,169,192 208,038.23 Ton 1,237,728 1,105,400

KENAIKAN /PENURUNAN
29,593,246,356 TURUN 22,093,609,925 TURUN 7,499,636,429 TURUN 22,115 Ton TURUN 9,647 TURUN 10,222 NAIK

Berdasarkan tabel di atas yaitu perbandingan dari tahun 2010 dan tahun 2011 menunjukkan adanya penurunan penjualan bersih Amonia sebesar Rp.29.593.246,356,00 dan penurunan harga pokok penjualan sebesar

Rp.22.093.609.927,00 sehingga mengalami penurunan laba kotor sebesar Rp.7.499.636.429,00.

Untuk mengetahui perubahan tersebut maka langkah-langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perubahan harga jual (sales price cost) (Hj2 - Hj1) K2 = (Rp 1.237.728 Rp 1.247.375) 208.038,32 Ton = Rp.2.006.944.805,- (Penurunan) b. Perubahan kwantitas produk yang dijual ( Sales Volume Variance)

(K2 - K1) HJ1 = (208,038.23 Ton - 230,153.68 Ton) Rp.1.247.375


= Rp.27,586,259,444,- (Penurunan) c. Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk (cost price variance)

(HPP2 - HPP1) K2
= (Rp.1.105.400 Rp.1.095.178) 208.038,23 Ton = Rp.2.126.566.787,- (Kenaikan) d. Perubahan kwantitas harga pokok penjualan (cost volume variance)

(K2 - K1) HPP1


= (208.038,23 Ton 230.153,68 Ton) Rp.1.095.178,= Rp.24.220.354.300 (Penurunan)

PT KALTIM PARNA INDUSTRI Laporan Perubahan Laba Kotor Akhir tahun 2010 dengan tahun 2011

Perubahan penjualan yang disebabkan oleh Perubahan harga jual Perubahan Kuantitas Penjualan (Rp.2.006.944.805,00) (Rp.27.586.259.444,00)+ (Rp.29.593.204.249,00) Perubahab harga pokok penjualan yg disebabkan oleh: Perubahan Harga Pokok per unit Perubahan kuantitas hpp Rp.2.126.566.787 (Rp.24.220.354.300) (Rp.22.093.787.313,00)Perubahan Laba Kotor (Rp.7.499.416.936,00)

Berdasarkan hasil analisa, maka didapat perbandingan laba kotor tahun 2010 dibanding tahun 2011, perubahan penjualan yang cukup tinggi yaitu penurunan sebesar Rp.29.593.204.249, yang disebabkan oleh harga jual yang tinggi yaitu Rp.2.006.944.805,- dan perubahan kuantitas penjualan sebesar Rp.27.586.259.444,00. Sedangkan dari faktor harga pokok penjualan mengalami penurunan yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp.22.093.787.313,00. Yang disebabkan oleh harga poko per unit sebesar Rp.2.126.566.787 dan juga perubahan pada kuantitas harga pokok penjualan sebesar Rp.24.220.354.300.

BAB III PENUTUP Perubahan laba kotor baik itu naik atau turun, perlu dianalisa hal ini di lakukan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan. Perubahan laba kotor disebabkan oleh 4 faktor yaitu perubahan harga, perubahan volume penjualan, perubahan harga poko penjualan dan perubahan harga pokok penjualan per satuan. Setelah diketahui faktor-faktor penyebabnya secara terperinci managemen mengambil tindakan seperlunya, dan meminta pertanggung jawaban terhadap bagian yang terkait.

DAFTA PUSTAKA Munawir,S 1979. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan ke limabelas,Liberty, Yogyakarta. Tete Konde Y dan Musviyanti. Analisis Perubahan Laba Kotor Pada PT Kaltim Parna Industri Di Bontang. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Anda mungkin juga menyukai