Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LABIOGNATOPALATOSCHIZIS
PEMBIMBING:
dr. Guntoro, SpBP
OLEH:
Dyka Wihardjo (07120080055)
FK UPH
kali
lebih
sering
dibanding
dengan
kasus
bilateral.2
Di
Asia,
Faktor genetik
dilanjutkan elevasi palatine shelves, proses fusi yang terdiri dari kontak epitel (minggu
ke 9-10), epithelial breakdown (programmed cell death) dilanjutkan oleh penggantian
sel-sel mesenkim di garis median.1,2,3
Sisi lateral bibir atas dibentuk oleh prominensia maksila kiri dan kanan, sisi medial
(filtrum) dibentuk oleh fusi premaksila dengan prominensi nasal. Ketiga prominensi
ini kemudian mengalami kontak membentuk seluruh bibir atas yang utuh. Gangguan
rangkaian proses diuraikan diatas akan menyebabkan celah pada bibir (jaringan lunak)
maupun gnatum, palatum, nasal, frontal bahkan maksila dan orbita (tulang).2
C. Klasifikasi2
Jika melibatkan kedua sisi bibir hingga ke hidung. Dapat terlihat penonjolan
premaxilla karena tidak ada hubungan dengan daerah lateral palatum durum.
D. Manifestasi Klinis1,2,4
a. Masalah asupan makanan
Pada sumbing bibir, bayi akan sulit untuk melakukan hisapan pada payudara
ibu atau dot. Pada sumbing langit-langit, reflek hisap serta reflek menelan pada
bayi tidak sebaik bayi normal.
b. Masalah Dental
Bayi dengan sumbing langit-langit, akan terdapat kehilangan, malformasi, dan
malposisi dari gigi geligi pada area dari celah bibir yang terbentuk. Anak juga
lebih mudah menderita infeksi telinga karena terdapat kelumpuhan otot levator
palatine dan tensor vili palatine yang mengontrol pembukaan dan penutupan tuba
eustachius.
c. Gangguan berbicara
Pada sumbing langit-langit, abnormalitas perkembangan otot-otot yang
mengatur palatum mole sehingga suara menjadi kualitas nada yang lebih tinggi
(hypernasal quality of speech).
E. Diagnosis
Pada saat kehamilan, celah bibir dini dapat kita lihat dengan menggunakan
ultrasonografi pada minggu ke-l1 masa kehamilan, namun kurang dari 25% yang
dapat teridentifikasi. Celah dapat terlihat seperti sudut kecil pada bibir atau
memanjang dari bibir hingga ke gusi atas dan palatum pada saat kelahiran.2,4
F. Penanganan
Pembedahan
Untuk fungsi dan nilai estetik untuk bibir, hidung dan rahang diperlukan pembedahan.
Tindakan pembedahan mengikuti tata cara rule of ten, yaitu bayi berumur > 10
minggu, berat badan 10 pon atau 5 kg, hemoglobin >10 gr%, leukosit <10.000.
Operasi perbaikan bibir disebut Labioplasty, namun bayi harus sehat. Perbaikan
langit-langit disebut Palatoraphy dilakukan pada usia 10-12 bulan, akan memberikan
hasil fungsi bicara yang optimal karena sebelum penderita mulai bicara, soft palate
dapat berfungsi dengan baik. Jika operasi terlambat, suara tak sengau sulit dicapai.1,4
Speech therapy
Speech
therapy
dapat
diperlukan
setelah
operasi
palatoraphy
yang
akan
meminimalkan suara sengau. Namun, apabila masih saja didapatkan suara sengau,
maka dapat dilakukan pharyngoplasty, yaitu membuat bendungan" pada faring untuk
memperbaiki fonasi, dilakukan pada usia 5-6 tahun ke atas.1,4
Alveolar Bone Graft
Pada usia 8-9 tahun dilakukan operasi penambalan tulang (diambil dari bagian
spongius crista iliaca) pada celah alveolar/maxilla sehingga dapat diatur pertumbuhan
gigi caninus kanan-kiri celah agar normal.1,4
Advancement Osteotomy Le Ford I
Evaluasi pada perkembangan selanjutnya pada penderita CLP sering didapatkan
hipoplasia pertumbuhan maxilla sehingga terjadi dish face muka cekung. Keadaan ini
dapat dikoreksi dengan cara operasi advancement osteotomi Le Fort I pada usia 17
tahun saat tulang-tulang muka telah berhenti pertumbuhannya. Hal ini dilakukan oleh
bedah ortognatik, memotong bagian tulang yang tertinggal pertumbuhannya dan
merubah posisinya maju ke depan.1,4
Penanganan labiopalatoschizis memerlukan tim spesialis dalam protokol CLP, yaitu: 2
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Data
Nama
Usia
Agama
Alamat rumah
II.
Identitas Pasien
An. A
5 bulan (7 April 2013)
Islam
Kemayoran, Jakarta Pusat
ANAMNESA
a. Alloanamnesis
b. Keluhan Utama
ii. Ibu pasien tidak menderita penyakit infeksi yang berat selama
kehamilan, tidak ada kencing manis, tidak ada hipertensi, tidak ada
infeksi kelamin.
iii. Kontrol kehamilan dilakukan ibu pasien rutin di bidan di RS Bersalin
Kemayoran. Selama kontrol, ibu pasien mengatakan tidak ada
perdarahan pervaginam, hiperemesis gravidarum, anemia, panggul
sempit, ataupun sumbing.
iv. Pola makan ibu pasien selama kehamilan: makan tidak teratur dan porsi
makan lebih sedikit dibanding ketika tidak hamil dan ketika hamil anak
pertama. Ibu tidak mengkonsumsi nasi, namun tetap mengkonsumsi
sayur, daging dan lain-lain namun dalam porsi yang lebih sedikit.
v. Riwayat persalinan:
Status obstetri: G2P1A0. Masa kehamilan 41 minggu 4 hari, lahir
normal, langsung menangis, berat badan lahir 3400 gram, ditolong oleh
bidan di RS Bersalin Kemayoran, dan anak terlahir dengan bibir
sumbing di sisi kiri.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
i. Hipertensi
: Disangkal
ii. DM
: Disangkal
iii. Asma
: Disangkal
iv. Alergi
: Disangkal
III.
Nadi
: 112 x/menit
Pernafasan
: 34 x/menit
Suhu Tubuh
: 36,5 C
Pernapasan
: 20 x/menit
Berat badan
: 5,3 kg
Status gizi
a. Status Generalis
Kepala
: Normocephal
Mata
THT
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
IV.
Resume
a. Anamnesis
i. Keluhan utama: Sumbing bibir dan langitan di sisi kiri sejak lahir.
ii. Riwayat Kehamilan: Asupan makanan selama hamil lebih sedikit
dibanding ketika hamil anak kedua dan tidak hamil. Ibu tidak
mengkonsumsi nasi, namun mengkonsumsi sayur, daging dan tahu
tempe dalam porsi yang lebih sedikit dibanding biasanya.
iii. Riwayat persalinan: Pasien lahir dengan berat 3400 gram secara
spontan, langsung menangis, pada usia kehamilan 41 minggu 4 hari
dengan kelainan bawaan bibir sumbing (+), kelainan lain (-).
iv. Riwayat Penyakit Keluarga: anak dari sepupu ibu pasien menderita
bibir sumbing.
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
i. Hidung: Tampak ala nasi sinistra menurun ke bawah dengan
vestibulum nasi tidak terlihat, ala nasi dextra normal dengan
vestibulum nasi terlihat, kolumela (+).
10
ii. Mulut: Tampak celah pada bibir atas sebelah kiri, philtrum (+),
philtrum collum dekstra (-), Cupid bow (-), tampak mukosa bibir
berwarna merah muda.
V.
Diagnosis Kerja
Labiognatopalatoschizis unilateral komplit sinistra.
VI.
Pre Operasi
Konsul ke bagian anestesi dan anak untuk toleransi operasi.
a. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Faal Hemostasis
Koagulasi
Waktu pendarahan
Waktu Pembekuan
29/08/13
Nilai Rujukan
11,5
33
4,6
9300
714000
73
25
35
12-16 g/dl
37-47 %
4,3-6,0 juta/ul
4800-10800 /ul
150000-400000 /ul
80-96 fl
27-32 pg
32-36 g/dl
200
400
1 - 3 menit
1 6 menit
11
12
IX.
Post Operasi
X.
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
13
ANALISA KASUS
Pada kasus ini, pasien didiagnosis labiognatopalatoschizis unilateral komplit sinistra sejak
pasien lahir. Biasanya, celah pada bibir dan langitan memang didiagnosis segera pada saat
lahir. Celah terlihat seperti sudut kecil pada bibir atau memanjang dari bibir hingga ke gusi
atas dan palatum.
Ibu mengakui ketika pasien menyusui, tidak ada yang keluar melalui hidung, berat badan
psaien juga tidak turun, dan pasien hanya pernah pilek satu kali yaitu ketika pasien berusia 4
bulan. Ibu pasien juga mengatakan bahwa sejak lahir ibu pasien mempunyai kesulitan dalam
menyusui. Ibu hanya dapat memproduksi ASI sekitar 20cc sehingga pasien sering rewel
karena kebutuhannya tidak tercukupi. Karena itu, untuk mencukupi kebutuhan asupan pasien,
diselingi susu formula sekitar 100cc.
Selama kehamilan ibu pasien mengakui rutin ANC, tidak mengalami penyakit apapun dan
tidak minum obat-obatan tertentu kecuali Paracetamol yang diberikan dokter kandungan
ketika pasien demam pada usia kehamilan 4 bulan.
Terdapat beberapa faktor yang mungkin berperan dalam sumbing bibir pada pasien ini:
Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional: asupan
makanan selama hamil kurang dibandingkan ketika ibu tidak hamil dan hamil anak
pertama. Ibu tidak mengkonsumsi nasi namun masih mengkonsumsi daging, sayur dan
lain-lain, dan dalam porsi yang sedikit.
Riwayat penyakit keluarga: Ibu juga mengakui mempunyai saudara yang mengalami
kelainan yang sama, yaitu anak dari sepupu ibu.
Pasien termasuk jenis yang unilateral komplit karena sumbing terjadi pada satu sisi bibir
dan memanjang hingga ke gusi dan langitan.
Operasi labioplasti pada pasien ini dilakukan pada usia dan syarat-syarat yang sesuai
dengan teori, yaitu bayi berumur >10 minggu, berat badan 10 pon atau 5 kg, hemoglobin >10
gr/dl dan leukosit <10.000 juta/ul.
Teknik operasi yang dilakukan adalah teknik Milard-Onizuka (teknik straight line dan
triangular). Teknik triangular ini menggunakan flap triangular dari sisi lateral, dimasukkan ke
sudut di sisi medial dari celah tepat di atas batas vermillion, melintasi collum philtral sampai
ke puncak cupid. Triangle ini menambah panjang di sisi terpendek dari bibir. Teknik ini
menghasilkan panjang bibir yang baik dan jaringan parut yang terbentuk tidak terlihat alami.
14
DAFTAR PUSTAKA
15