Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SUHU BADAN DAN PENGATURANNYA

Disusun oleh: KELOMPOK A-1 ANGGOTA : ABDUL RAHMAN ABI RAFDI ZHAFARI ABIYYA FARAH PUTRI ADELIA PUTRI SABRINA ADELINA ANNISA PERMATA ADINDA AMALIA SHOLEHA ADITYA NUGRAHA ARTAR (1102013001) (1102013002) (1102013003) (1102013005) (1102013006) (1102013007) (1102013008)

UNIVERSITAS YARSI Jl. Let. Jend. Suprapto. Cempaka Putih, Jakarta Pusat. DKI Jakarta. Indonesia. 10510. Telepon: +62 21 4206675.

PENDAHULUAN FISIOLOGI

lmu faal atau fisiologi adalah ilmu yang mengkaji fungsi tubuh pada keadaan normal. Fisiologi sebagai ilmu berperan menjelaskan mengapa tubuh melakukan suatu aktivitas dan bagaimana mekanisme aktivitas tersebut. Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri di perifer). Termoregulasi pada Hewan Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontakdengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar objek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi adalah proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas. Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadapsuhu dingin dengan cara lebah berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya. Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot,dan modifikasi sistem sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi,dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinganya ke tubuh. Sedangkan manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.

Termoregulasi pada Manusia Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan sensor dingin melalui peredaran darah. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia menggunakan baju merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Tubuh kita dilengkapi berbagai sistem pengaturan canggih, termasuk pengaturan suhu tubuh. Manusia memiliki pusat pengaturan suhu tubuh (termostat), terletak di bagian otak yang disebut dengan hipotalamus. Pusat pengaturan suhu tubuh itu mematok suhu badan kita di satu titik yang disebut set point. Hipotalamus bertugas mempertahankan suhu tubuh agar senantiasa konstan, berkisar pada suhu 37C. Itu sebabnya, di mana pun manusia berada, di kutub atau di padang pasir, suhu tubuh harus selalu diupayakan stabil, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang mampu beradaptasi. Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan asupan dari ujung saraf dan suhu darah yang beredar di tubuh. Di udara dingin hipotalamus akan membuat program agar tubuh tidak

kedinginan, dengan menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh. Caranya dengan mengerutkan pembuluh darah, badan menggigil dan tampak pucat. Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu tubuh untuk mencegah heatstroke. Caranya dengan mengeluarkan panas melalui penguapan. Pembuluh darah melebar, pernapasan pun menjadi lebih cepat. Karena itu, pada saat kepanasan, selain berkeringat, kulit kita juga tampak kemerahan (flushing).

SUHU BADAN DAN PENGATURANNYA

1. Tujuan a. Menjelaskan penyebab perbedaan hasil pengukuran suhu dengan lokasi yang berbeda pada tubuh manusia b. Menerangkan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh manusia jika bernafas melalui mulut dan berkumur dengan air es c. Menjelaskan pengaruh suhu keliling pada suhu tubuh makhluk poikilotherm dibandingkan dengan homeotherm d. Mendemonstrasikan pelbagai factor isolasi terhadap pengeluaran panas e. Mengukur kelembaban udara diruangan dengan menggunakan psychometric chart 2. Alat dan Binatang Percobaan yang Diperlukan Kodok Papan fiksasi kodok/katak + tali Termometer maksimum Termometer kimia dengan skala -10C sampai +50C dan 10C sampai +100C Alcohol + kapas Waskom besar berisi air es Parafinium liquidium Dua gelas minum berukuran dan berbentuk sama dan terbuat dari bahan yang sama Kendi tanah yang dipernis dan yang tidak dipernis yang diisi air Alat untu menetapkan kelembaban udara Termometer bola basah Termometer bola kering Psychometric chart Air hangat 40C dan 70C

TATA KERJA
1. PENGUKURAN SUHU MULUT 1. Bersihkan thermometer maksimum dengan alcohol 2. Turunkan meniscus air raksa sampai di bawah skala dengan mengayun sentakkan thermometer tersebut beberapa kali 3. Letakkan "reservoir" thermometer di bawah lidah dan suruh orang percobaan menutup mulutnya rapat - rapat. 4. Setelah 10 menit baca dan catat suhu mulut orang percobaan. 2. PENGARUH BERNAFAS MELALUI MULUT DAN BERKUMUR AIR ES PADA SUHU MULUT 1. Turunkan meniscus air raksa sampai di bawah skala dengan cara seperti di atas 2. Letakan reservoir termometer di bawah lodah orang percobaan 3. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit 4. Tanpa menurunkan meniscus air raksa, letakan kembali reservoir termometer di bawah lidah orang percobaan 5. Baca Dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit 6. Suhu orang percobaan bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil 7. menutup lubang hidung. Segera setelah tindakan ini di ulangi percobaan 1s/d5 7. Suruh orang percobaan berkumur berulang ulang dengan air es selama 1 menit . segera setelah tindakan ini di ulangi percobaan 1s/d5 3. PENGUKURAN SUHU KETIAK 1. Keringkan ketiak orang percobaan 2. Usahakan supaya meniscus air raksa thermometer maksimum terletak dibawah skala dengan mengayun sentakan thermometer tersebut beberapa kali. 3 .Suruhlah orang percobaan berbaring telentang. 4. Letakkan reservoir thermometer klinik di ruang ketiak dan suruhlah orang percobaan menjepitnya dengan baik. 5. Setelah 10 menit baca dan suhu ketiak orang percobaan. 4. PENGARUH SUHU POIKILOTHERMIK 1. 2. 3. 4. 5. KELILING PADA SUHU TUBUH BINATANG

Tetapkan suhu ruang dengan thermometer kimia (-10oC s/d +50oC) Ikatkan dengan tali seekor kodok telentang diatas papan fiksasi. Masukkan thermometer kimia tersebut diatas kedalam esofagusnya. Baca dan catat suhu kodok setelah 5 menit. Dengan thermometer didalam esofagusnya benamkan kodok itu kedalam air es setinggi lehernya (jaga jangan sampai air es masuk kedalam mulut kodok.) 6. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit.

7. Keluarkan thermometer dari esofagus kodok dan tetapkan suhu air es. 8. Keluarkan kodok dari air es dan biarkan ia beberapa menit dalam suhu ruang, sementara itu sediakan air hangat ( 40oC) 9. Masukkan kembali thermometer kedalam esofagus kodok. Benamkan sekarang kodok itu kedalam air hangat setinggi lehernya (jaga jangan sampai air hangat masuk kedalam mulut kodok tersebut) 10. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit 5. PENGHAMBATAN PENGELUARAN PANAS (HEAT LOSS) OLEH LAPISAN PARAFFIN 1. Isilah 2 gelas minum A dan B dengan air 70oC sama banyak. 2. Teteskan paraffin kedalam gelas B sehingga merupakan lapisan yang tipis diatas permukaan air. 3. Tetapkan dan catat berturut-turut suhu air dalam gelas A dan B setiap 5 menit, dengan thermometer kimia ( -10oC s/d +100oC) yang sama selama jam. Usahakan agar reservoir thermometer tidak menyentuh dinding gelas. Bersihkan dan keringkan thermometer tiap kali sebelum digunakan untuk mengukur suhu air dalam gelas A. 4. Buatlah grafik mengenai penurunan suhu air dalam kedua gelas itu dengan suhu berbagai ordinat dan waktu sebagai absis. 6. PERBANDINGAN PENGELUARAN PANAS PADA KENDI TANAH YANG DIPERNIS DAN KENDI TANAH YANG TIDAK DI PERNIS 1. Kedua kendi telah diisi dengan air yang suhunya sama. 2. Baca dan catat suhu air yang terdapat dalam kedua kendi tanah itu. 7.
1. 2. 3. 4. 5.

PENGUKURAN KELEMBAPAN UDARA Dua buah thermometer yang telah disediakan Salah satu thermometer dicelupkan kedalam kapas yang telah dibasahi dengan air.(thermometer bola basah (tb= oC )). Thermometer yang lain dibiarkan kering (thermometer bola kering (tk= oC)). Ketika suhu pada tb telah konstan,catat suhu pada kedua thermometer (tb dan tk) Lihat table dan diagram psychrometric untuk menentukan kelembaban udara di ruangan.

HASIL PERCOBAAN

I.

Pengukuran Suhu Mulut Setelah 10 menit thermometer menunjukan suhu 37,5oC. P.I.1. Apakah perbedaan antara thermometer maksimum (klinik) dengan thermometer kimia? Termometer klinik khusus digunakan untuk mendiagnosa penyakit dan suhu tubuh manusia sehingga hanya memiliki range suhu 35oC sampai 42oC. Termometer kimia menggunakan alcohol dan air raksa sehingga jika cairan bertambah panas maka alcohol dan air raksa akan memuai sehingga skalanya bertambah. Range suhunya 00C sampai 100oC.

II.

Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut. Percobaan 5 menit pertama 5 menit kedua Bernafas 36,9 oC. 37,4 oC. Bernafas melalui mulut 37,1 oC. 37,8 oC. Berkumur dengan air es 36,6 oC. 37,3 oC.

P.I.2 Apa ada perbedaan antara suhu mulut pada 5 pertama dan 5 kedua pada ketiga tindakan diatas? Dan apakah ada perbedaan antara suhu akhir ketiga keadaan tersebut? Saat berkumur dengan air es pada lima menit pertama terjadi penurunan suhu, namun pada lima menit kedua suhu kembali seperti semula, hal ini terjadi karena manusia memiliki hipotalamus posterior yang berfungsi sebagai regulator terhadap suhu dingin. Saat shu lingkungan dingin, maka tubuh melakukan mekanisme peningkatan laju metabolisme melalui perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga menghasilkan produksi panas yang maksimal. Penurunan suhu pada saat berkumur dengan es terjadi karena tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih dingin, sedangkan pada mulut yang berkumur dengan air es terjadi penurunan suhu karena panas dipindahkan secara langsung ke air es sehingga suhu menurun. III. Pengukuran Suhu Ketiak Setelah sepuluh menit, suhu ketiak menunjukkan suhu 37,3 oC. P.I.3. Apakah ada perbedaan antara suhu ketiak dan suhu mulut ? Apa sebabnya? Ada, karena mulut mengeluarkan CO2 dan pengeluaran panas dimulut lebih tertutup dibandingkan diketiak. Suhu mulut sebenarnya lebih akurat bila dibandingkan dengan suhu aksila. Suhu aksila dipengaruhi oleh suhu pada permukaan luar tubuh sedangkan suhu mulut diukur dari suhu dalam tubuh.

IV.

Pengaruh suhu keliling pada suhu tubuh binatang poikilothermik. Suhu ruang = 35 oC No Kontrol 1. 23C 2. 23C 3. 22C

Air Dingin 13C 14C 12C

Air Panas 33C 32C 31C

P.I.5. Mengapa air es tidak boleh masuk kedalam mulut kodok? Karena jika air es sampai masuk ke dalam mulut kodok air es dapat mengenai termometer dan yang terukur adalah suhu air es, bukan suhu kodok tersebut. P.I.6. Apakah ada perbedaan suhu kodok pada waktu dibenamkan dalam air es dan pada waktu dibenamkan dalam air hangat? Suhu kodok pada saat dibenamkan dalam air es mengikuti suhu air es yaitu 13 oC dan pada saat dibenamkan dalam air hangat suhu tubuh kodok naik hingga 33 oC karena kodok merupakan makhluk poikilothermik yang tidak dapat membuat kalor sendiri sehingga suhu badannya selalu berubah menyesuaikan dengan suhu lingkungan sekitarnya

V.

Penghambatan pengeluaran panas (heat loss) oleh lapisan paraffin

Parafin vs Non Parafin


70 60 50 40 30 20 10 0 Parafin Tanpa Parafin

5 menit 63 56

10 menit 15 menit 20 menit 25 menit 30 menit 59 53 55 50 52 47 48 43 44 40

P.I.7. Mengapa reservoir thermometer tidak boleh menyentuh dinding gelas? Karena apabila reservoir tersebut menyentuh dinding gelas, maka pengukuran suhu tidak akurat. Suhu pada dinding gelas mempengaruhi pengukuran suhu P.I.8. Mengapa thermometer yang digunakan untuk mengatur suhu air dalam gelas A harus selalu dibersihkan dan dikeringkan? Agar pengukuran suhu berikutnya tidak dipengaruhi oleh suhu sebelumnya dan agar pengukuran suhu berikutnya suhu thermometer dalam keadaan netral ( suhu ruangan)

P.I.9 Bagaimana peranan lapisan paraffin pada penurunan suhu cairan dalam kedua gelas tersebut? Paraffin berperan sebagai inhibitor panas, sehingga penurunan suhu air dalam gelas dengan paraffin lebih lambat daripada suhu air dalam gelas tanpa paraffin. Lapisan paraffin mempunyai molekul yang lebih rapat dari pada air sehingga dapat mengambat pengeluaran panas secara cepat dibandingakan dengan gelas yang tanpa paraffin yang mana suhunya akan lebih cepat turun. VI. Perbandingan pengeluaran panas pada kendi tanah yang dipernis dan kendi tanah yang tidak dipernis. Waktu Awal Setelah 15 menit Kendi dipernis 48 oC 45 oC Kendi tidak dipernis 45oC 39 oC

10. Faktor lingkungan apa saja yang berpengaruh pada perbedaan suhu antara alat yang diisolasi alat yang tidak diisolasi ( paraffin dan dipernis) ? Selain paraffin, pernis pada kendi juga berpengaruh pada penurunan suhu sebagai inhibitor karena dengan kendi yang dipernis pengeluaran panas dihambat dan penurunan suhu menjadi lebih lambat. Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah adanya perbedaan besar pori-pori pada dinding kendi dimana pori pori pada dinding kendi yang tidak di pernis lebih besar sehingga membuat suhu air menjadi lebih cepat menurun.

VII.

Pengukuran kelembaban udara. mengggunakan thermometer basah dan thermometer kering tb [C] 23 22,8 23 tk [C] 22,5 22,2 22 Puap [mmHG] 92 88 80 Pmax [mmHg] 42,5 42,5 42,5 RH [%] L. Nisbi 2,164 2,07 1,88

NO 1 2 3

T 0,4 0,6 1

ta [C] 16 16 16

AH [gr/cm] 918 ,36 x 10 878,13 x 10 798,44 x 10

AH = 0,804 g/cm x 10-3 x

[g/cm]

Pembahasan 1. RH :

: x 100% = 2,164%

AH : 0,804 x 10 g/cm x 2. RH : x 100% = 2,07%

= 918,36 x 10 g/cm

AH : 0,804 x 10 g/cm x 3. RH : x 100% = 1,88%

= 878,13 x 10 g/cm

AH : 0,804 x 10 g/cm x

= 798,44 x 10 g/cm

PEMBAHASAN

A. Pengkuruan Suhu Mulut Dari percobaan yang telah dilakukan menggunakan thermometer maksimum dan thermometer ditemukan perbedaan diantara keduanya yaitu dalam penggunaannya. Thermometer maksimum digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia sedangkan thermometer kimia digunakan untuk mengukur senyawa atau reaksi. B. Pengaruh Bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut Jika kita bernafas dengan menggunakan mulut, suhu tubuh akan lebih tinggi dibandingkan dengan bernafas melalui hidung karena kalor yang dibawa oleh nafas setelah mengalir di dalam tubuh sehingga menyebabkan suhu mulut lebih tinggi dari biasanya. Sedangkan setelah berkumur-kumur dengan air es suhu mulut akan menjadi rendah karena mulut akan beradaptasi dengan suhu air es yang masuk ke dalam mulut. Hal tersebut mengakibatkan suhu tubuh menjadi lebih rendah dari biasanya. C. Pengaruh Suhu Ketiak Hasil yang didapat pada pengukuran suhu pada ketiak akan lebih rendah jika dibandingkan dengan pengukuran suhu pada mulut. Hal ini dikarenakan suhu pada ketiak akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu lingkungan, keringat maupun pakaian. D. Pengaruh suhu keliling pada suhu tubuh binatang poikiloterm Suhu kodok ketika sedang direndam di dalam air es akan mengikuti suhu es yakni semakin menurun. Begitu pula pada saat direndam di air hangat suhu kodok pun akan meningkat. Pada percobaan ini, air es yang digunakan untuk merendam kodok tidak boleh masuk ke dalam tubuh kodok tersebut karena jika air es masuk ke dalam tubuh kodok, akan mempengaruhi pengukuran suhunya karena terkontaminasi oleh suhu air es. E. Penghambatan pengeluaran panas (heat loss) oleh lapisan paraffin. Dari percobaan yang telah dilakukan, suhu air yang dilapisi dengan paraffin lebih tinggi jika dibandingkan dengan air di gelas yang tidak ada paraffinnya. Hal ini terjadi karena sifat paraffin yang menghambat pengeluaran kalor dan menghambat penguapan yang terjadi pada air yang terdapat di dalam gelas. F. Perbandingan pengeluaran panas pada kendi tanah yang dipernis dan kendi tanah yang tidak dipernis Setelah dilakukan percobaan, didapatkan hasil bahwa suhu di kendi yang dilapisi pernis lebih tinggi dibandingkan yang tidak dilapisi pernis, ini disebabkan oleh, pernis yang sifatnya menghambat pengeluaran kalor sehingga suhu air didalam kendi dipertahankan, sedangkan

kendi yang tidak dilapisi pernis suhunya akan disesuaikan dengan suhu lingkunnganya, dan biasanya dari sifat kendi yang dari tanah liat tersebut yakni dingin sehingga suhu menjadi lebih rendah. G. Pengukuran Kelembaban Udara Pada percobaan ini dilakukan menggunakan bola basah dan bola kering untuk membandingkan suhu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kandungan partikel partikel air yang terdapat di udara. Kita disarankan untuk mengkipas-kipas bola tersebut agar merubah suhu thermometer kimia yang menjadi alat pengukuran. Jadi, jika kita mengkipas kipas bola basah, maka air yang terdapat di kapas tersebut akan menguap sehingga dapat menurunkan suhu yang terdapat disalah satu thermometer.

REFERENSI
Atkins, P.W. (1990). Physical Chemistry. Oxford University Press, 4th edition chapter I Ganong. W. F, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC Sherwood, L.1996. Fisiologi manusia; dari sel ke system 2nd edition. Alih bahasa : Brahm U.Pendit. Jakarta:EGC http://fisiologiternak.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai