Anda di halaman 1dari 83

EFEKTIVITAS IKLAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AIDA

(attention, interest, desire, action) terhadap minat beli konsumen


(Studi Kasus Terhadap Iklan Ponds Flawless White di Indomaret
Karanganyar)


Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas Dan Memenuhi Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
















DI SUSUN OLEH :
Liera Brightayati
F.1207515






FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010




HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:
EFEKTIVITAS IKLAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AIDA
( attention, interest, desire, action ) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
( Studi Kasus terhadap Iklan POND S FLAWLESS WHITE di Indomaret Karanganyar )









Surakarta, 12 Februari 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing



Prof. Dr Tulus Haryono, SE, MEk
NIP 19550801 198103 1 006










HALAMAN PENGESAHAAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen





Surakarta, Maret 2010

Tim Penguji Skripsi
1. Dra.Sri Suwarsi, MM Sebagai Ketua (.)
NIP. 19460213 197502 2 001

2. Prof. Dr Tulus Haryono, SE, MEk Sebagai Pembimbing (.)
NIP. 19550505 198503 1 002


3. Drs.Djoko Purwanto, MBA Sebagai Anggota (.)
NIP. 19590116 198503 1 004




















HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN

Excellence is to do a common thing in an uncommon way
Everythings happen for a reason




Kupersembahkan karya ini untuk :
My Beloved Moms and (Alm) Bapak
My Only sister..
Panda, I luv the way u make me laugh..
Almamaterku..














KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, tiada sesuatu yang lebih indah kecuali berucap syukur
kehadirat-Nya karena atas berkah, rahmat dan ridho-Nya serta iringan doa,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
secara tidak langsung hingga selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com,Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi UNS.
2. Ibu Dra. Endang Suhari, Msi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Drs Wiyono, MM
selaku sekretaris Program Manajemen Non-Reguler Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Tulus Haryono, SE, Mek selaku pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan yang sangat
berguna dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Semua dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini baik secara
langsung dan tidak langsung.
5. Staff dan Pimpinan Indomaret Karanganyar yang telah membantu dalam
pembuatan dan penyelesaian skripsi ini.



6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini karena itu segala masukan, kritik dan saran yang
membangun akan menjadikan skripsi ini lebih berarti.

Surakarta, Februari 2010

Penulis






















DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN. iii
HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN. iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI. vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR BAGAN.... xi
ABSTRAKSI. xii
BAB I
PENDAHULUAN... ......... 1
A. Latar Belakang Masalah........... 1
B. Perumusan Masalah.. 5
C. Pembatasan Masalah. 6
D. Tujuan Penelitian.. 6
E. Manfaat Penelitian 7
BAB II
TELAAH PUSTAKA. 9
A. Pengertian Pemasaran..... 9
B. Pengertian Iklan...... 12
C. Perencanaan Iklan......... 15
D. Pengertian Perilaku Konsumen..... 15
E. Struktur Keputusan Pembelian... 16



F. Tahap tahap dalam Proses Pembelian..... 19
G. Kerangka Teoritis........... 21
H. Hipotesis 23

BAB III
METODE PENELITIAN.. 26
A. Lokasi Penelitian...... 26
B. Populasi dan Sampel ....... 26
C. Variabel Penelitian .......... 28
D. Definisi Operasional. 28
E. Jenis dan Sumber Data..... 30
F. Metode Pengumpulan Data.. 31
G. Metode Analisis Data... 31
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN....... 40
A. Gambaran Umum Perusahaan.. 40
B. Gambaran Umum Responden..... 41
1. Pengguna Perawatan Wajah..... 41
2. Usia Responden 41
3. Pekerjaan Responden 42
4. Penghasilan Responden 43
5. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Item
Pertanyaan.. 43
C. Pengujian Validitas dan Reliabilitas.. 48
1. Uji Validitas... 48
2. Uji Reliabilitas... 49



D. Analisis Data.... 50
C. Analisis Regresi Linear Berganda. 50
D. Analisis uji t... 53
E. Analisis uji f.... 54
F. Analisis uji Determinasi (R square)... 55
G. Interpretasi Hasil 55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN.. 58
A. Kesimpulan .. 58
B. Saran. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN





DAFTAR TABEL


Halaman

Tabel II. 1 Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan. 11
Tabel IV.1 Karakteristik Responden berdasarkan Pengguna Perawatan
Wajah... 41
Tabel IV.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia. 42
Tabel IV.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Responden. 41
Tabel IV.4 Karakteristik Responden berdasarkan Penghasilan Responden.. 43
Tabel IV.5 Jawaban Responden berdasarkan Item Pertanyaan . 44
Tabel IV.6 Hasil Uji Validitas... 48
Tabel IV.7 Hasil Uji Reliabilitas 49
Tabel IV.8 Hasil Analisis Data Regresi Linear Berganda. 51




DAFTAR BAGAN


Halaman

Bagan 1.1 Sistem Pemasaran Sederhana 8
Bagan 2.2 Perilaku Membeli yang mencari Variasi 17
Bagan 2.3 Proses Keputusan Pembeli 18
Bagan 2.4 Kerangka Pemikiran.. 29











































DAFTAR LAMPIRAN


Halaman

LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian .. 63
LAMPIRAN II Hasil Kuesioner Penelitian. 67
LAMPIRAN III Tabel Hasil Uji SPSS Validitas dan Reliabilitas.. 69
LAMPIRAN IV Tabel Hasil Uji SPSS Reliabilitas Attention. 69
LAMPIRAN V Tabel Hasil Uji SPSS Reliabilitas Interest. 70
LAMPIRAN VI Tabel Hasil Uji SPSS Reliabilitas Desire.. 71
LAMPIRAN VII Tabel Hasil Uji SPSS Reliabilitas Action.. 72
LAMPIRAN VIII Tabel Hasil Uji SPSS Reliabilitas Minat Beli 73
LAMPIRAN IX Tabel Hasil Uji SPSS Regresi. 74
LAMPIRAN X Tabel Hasil Uji SPSS R Square.. 74
LAMPIRAN XI Tabel Hasil Uji SPSS Frequensi per Variabel. 75







ABSTRAK
LIERA BRIGHTAYATI
NIM F.1207515

EFEKTIVITAS IKLAN DENGAN MODEL AIDA
( attention, interest, desire, action ) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
(Studi kasus terhadap Iklan PONDS FLAWLESS WHITE di Indomaret
Karanganyar)

Penelitian ini dilakukan di: Indomaret Karanganyar adapun tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui : pertama, efektivitas iklan POND'S Flawless
White dengan menggunakan model AIDA yaitu perhatian (attention), ketertarikan
(interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) terhadap minat beli
konsumen. Kedua, variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap
peningkatan minat beli konsumen.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan
metode kuesioner, dengan jumlah responden sebanyak 100 responden yang
diselenggarakan mulai tanggal 20 November 2009 sampai dengan 20 Desember
2009.
Variabel yang di gunakan adalah: (1) Variabel Perhatian (attention), (2)
Variabel Ketertarikan (interest), (3) Variabel Keinginan (desire), (5) Variabel
Tindakan (action), dan (6) Variabel Minat Beli. Teknik analisis yang digunakan
adalah teknik analisis deskriptif yaitu analisis yang bersifat uraian dari hasil
penelitian yang didukung teori, mengelompokkan dan mengikhtisarkan dari
tanggapan responden meliputi, usia, jenis pekerjaan, dan penghasilan. Uji analisis
dengan menggunakan uji linier berganda, uji validitas, uji reliabilitas, uji f, uji t,
serta R square.
Berdasar hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan beberapa saran
yaitu sebagai berikut: Sebaiknya perusahaan berusaha lebih meningkatkan
promosi yang disampaikan kepada calon pembeli tidak hanya melalui media
televisi akan tetapi juga melalui pendekatan konsumen seperti mengadakan
pameran produk di mall, mengadakan talk show agar konsumen dapat lebih
mengenal produk produkya sehingga diharapkan mampu meningkatkan citra
produk dan mendongkrak penjualan. Sedangkan bagi penelitian selanjutnya
sebaiknya menambah variabel lain selain attention, interest, desire, action yang
dapat mempengaruhi minat beli konsumen seperti variable conviction dimana
variabel tersebut menimbulkan keyakinan terhadap suatu produk dan variable
decision yaitu variabel yang menghasilkan kepuasan terhadap produk, agar dapat
digunakan sebagai pertimbangan variabel mana yang paling penting dalam
penelitian tersebut.


kata kunci : PERHATIAN (ATTENTION), KETERTARIKAN (INTEREST),
KEINGINAN (DESIRE), TINDAKAN (ACTION), MINAT BELI KONSUMEN.






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ada empat elemen pokok yang mempengaruhi keberhasilan suatu
kegiatan pemasaran, yaitu produk, harga, distribusi dan promosi yang lebih
dikenal dengan istilah Marketing Mix (Swastha, 1996:42). Promosi
merupakan salah satu variabel perusahaan dalam Marketing Mix atau bauran
pemasaran yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam
pemasaran produknya. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat
komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai
alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau
penggunaan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
Konsumen biasanya membeli suatu produk karena alasan kebutuhan.
Namun ada pula alasan lain yang diberikan konsumen dalam keputusan
pembeliannya, seperti keinginan untuk mencoba produk baru, atau
penasaran dengan produk yang iklannya sering dimunculkan. Oleh karena
itu perusahaan-perusahaan mulai mendekatkan diri kepada konsumen
melalui promosi berupa pembuatan iklan, baik di media cetak maupun
media elektronik.
Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar. Walaupun dalam
bentuk periklanan seperti iklan layanan masyarakat yang biasa
menggunakan ruang khusus, namun tetap harus membayar meskipun dengan
jumlah uang yang sedikit. Iklan bukan hanya menampilkan mengenai
kehebatan produk yang ditawarkan, tetapi sekaligus menyampaikan pesan
1





agar konsumen mengetahui perusahaan mana yang memproduksi produk
yang ditawarkan. Iklan yang efektif memuat beberapa hal seperti; harus
menyertakan sudut pandang konsumen, harus persuasif, dan tidak
menjanjikan lebih dari apa yang dapat diberikan dari produk tersebut.
Setiap hari konsumen dijejali oleh ratusan tampilan iklan baik di
televisi, radio, surat kabar, majalah atau media lainnya. Ada iklan yang
menarik, kurang menarik, atau bahkan sama sekali tidak menarik sehingga
audience tidak akan pernah ingat iklan yang tidak menarik tersebut.
Nampaknya iklan dipercaya untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan
perusahaan yang mempunyai anggaran besar untuk kegiatan promosi.
Pemilihan media untuk menyampaikan pesan iklan berdasarkan
kategori produk, berarti pemasar harus mengetahui terlebih dahulu apakah
produk yang akan dipasarkan kepada konsumen berupa produk yang akan
dibeli dengan low involvement (keterlibatan rendah) atau high involvement
(keterlibatan tinggi). Untuk mengetahui hal itu terlebih dahulu, pemasar
harus melakukan penelitian bagaimana proses pengambilan keputusan
pembelian oleh konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Apabila proses
pengambilan keputusan pembelian cukup rumit dan memerlukan banyak
pertimbangan, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai proses
pembelian yang high involvement seperti asuransi, mobil, rumah, serta
produk-produk dengan harga tinggi dan mempunyai daya tahan yang cukup
lama. Beberapa hasil penelitian, kebanyakan produk-produk konsumsi
seperti sabun mandi, shampo, makanan ringan dan alat kosmetik termasuk
ke dalam produk low involvement.


Melihat keterlibatan dalam proses pembeliannya, pemasar dapat
mempertimbangkan media yang harus dipilih untuk menyampaikan pesan
iklannya. Pada media elektronik khusunya televisi sangat cocok untuk iklan
produk-produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah. Sedangkan majalah
dan surat kabar cocok untuk produk dengan keterlibatan tinggi. Berbagai
macam iklan ditayangkan di televisi pada setiap acara-acara yang menjadi
favorit konsumen, padahal belum tentu konsumen dapat mengingat nama
atau merek produk-produk yang diklankan secara keseluruhan. Oleh karena
itu para pemasar harus mempunyai strategi khusus dalam penyampaian iklan
untuk produknya, sehingga produknya dapat memenangkan iklan di pasar.
Tanggapan terakhir yang diharapkan dari audiens adalah pembelian,
kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut yang baik. Namun
keputusan untuk membeli merupakan proses hasil akhir yang panjang.
Pemasar berkeinginan untuk memasukkan sesuatu ke dalam pikiran
konsumen, mengubah sikap konsumen, atau mendorong konsumen untuk
bertindak. Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari audiens,
selanjutnya komunikator melanjutkan pesan yang efektif. Idealnya pesan itu
harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest),
membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action).
Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan (message) yang
akan disampaikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang
terdapat dalam program promosi, karena promosi merupakan salah satu cara
yang digunakan produsen untuk mengadakan komunikasi dengan calon
pembeli. Promosi yang disampaikan kepada calon pembeli ini diharapkan
mampu meningkatkan citra produk dan mendongkrak penjualan.
PT. Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan yang
menghasilkan produk-produk konsumsi seperti sabun mandi, alat kosmetik,


shampo, deodorant dan makanan ringan. PT. Unilever Indonesia melakukan
promosi penjualannya dengan menampilkan iklan pada media televisi. Salah
satu produk yang diiklankan adalah produk perawatan wajah POND'S. Di
Indonesia, persaingan pasar produk perawatan kulit cukup marak. Seiring
dengan semakin pedulinya perempuan Indonesia akan kesehatan dan
kecantikan kulit mereka, pasar produk perawatan kulit setiap tahunnya
mengalami pertumbuhan yang cukup baik.
Produk perawatan wajah POND'S sendiri mempunyai berbagai
variasi iklan sesuai dengan karakteristik produknya, seperti POND'S Skin
Ligtening Cream, POND'S Flawless White, POND'S White Beauty,
POND'S Age Miracle, POND'S Perfect Care Anti Bacterial Facial Scrub,
dan POND'S Body Lotion.
Kulit bersih dan cemerlang tentu jadi salah satu sumber kekuatan
wanita dalam meraih dan mempertahankan cita dan cinta mereka. Dengan
kekuatan ini, wanita memiliki rasa percaya diri yang lebih besar dalam
menghadapi setiap tantangan dalam hidup mereka. Menyadari hal tersebut,
Pond's Flawless White, brand perawatan kecantikan dari PT. Unilever
Indonesia merilis sebuah iklan mini seri. Melalui iklan mini seri, Pond's
mencoba mengingatkan bahwa setelah menemukan cinta sejati bukan berarti
perjalanan cinta selalu berjalan dengan mulus tanpa hambatan. Secara
ringkas, iklan ini bercerita tentang sepasang kekasih yang memadu janji
sedari remaja. Saat dewasa, mereka harus berdiri berseberangan karena
situasi dan kondisi yang memaksa. Disinilah kekuatan cinta sejati mereka
diuji. Seberapa kuat mereka mampu menghadapi rintangan tersebut. Mini
seri yang dikemas dengan ending kisah cukup mengharukan ini memang
cukup gamblang menggambarkan betapa dengan kepercayaan diri yang


semakin meningkat, kaum perempuan jadi lebih tegar memperjuangkan
keyakinan dan cinta mereka.
Iklan POND'S Flawless White sering muncul di sela-sela acara
favorit seperti sinetron dan film di televisi. Perlu diketahui bahwa konsumen
dapat mengalami kejenuhan apabila terlalu sering melihat iklan yang sama
ditayangkan terus menerus. Solusi sederhana bagi masalah tersebut adalah
pemakaian iklan yang berbeda namun membawa pesan yang sama. Dua
versi yang berbeda dapat diulang masing-masing sepuluh kali, daripada
memperlihatkan pesan yang sama dua puluh kali.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka
dalam skripsi ini penulis mengambil judul EFEKTIVITAS IKLAN
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AIDA (Attention I nterest Desire
Action) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN ( Studi Kasus
terhadap Iklan Pond's Flawless White di Indomaret Karanganyar ).

B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam menghadapi persaingan, PT. Unilever Indonesia melakukan
kegiatan iklan yang bertujuan meningkatkan penjualan POND'S Flawless
White. Strategi iklan yang tepat akan memberikan dampak yang efektif bagi
konsumen, yaitu dinilai berdasarkan tanggapan konsumen. Berdasarkan latar
belakang masalah diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Seberapa besar efektifitas iklan POND'S Flawless White dengan
menggunakan variable dari model AIDA yaitu perhatian (attention),
ketertarikan (interest), keinginan (desire), tindakan (action) terhadap minat
beli konsumen?


2. Variabel manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap
peningkatan minat beli konsumen?

C. PEMBATASAN MASALAH
Agar penelitian mengenai efektifitas iklan dengan menggunakan
model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) terhadap minat beli
konsumen (Studi kasus pada PONDS Flawless White) tidak melebar dari
permasalahan maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai
berikut :
1. Obyek penelitian ini adalah para wanita yang sedang berbelanja di
Indomart Karanganyar yang pernah melihat iklan tersebut.
2. Referensi iklan yang digunakan adalah iklan produk perawatan wajah yang
terdapat di media elektronik khususnya televisi, yaitu iklan PONDS
Flawless White.
3. Variabel yang akan diteliti adalah perhatian (attention), ketertarikan
(interest), keinginan (desire), tindakan (action).

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah jawaban dari pembahasan masalah
penelitian tersebut. Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas iklan POND'S Flawless White dengan
menggunakan model AIDA yaitu perhatian (attention), ketertarikan
(interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) terhadap minat beli
konsumen.
2. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap
peningkatan minat beli konsumen.






E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak baik bagi perusahaan, peneliti, maupun pihak lain. Manfaat
yang dapat diambil sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan
Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam menentukan strategi promosi periklanan yang efektif
bagi perusahaan terutama melalui iklan di televisi sehingga apa yang
menjadi kebutuhan bagi konsumen dapat dipenuhi dan dapat mempengaruhi
tercapainya tujuan perusahaan, salah satunya pada keberhasilan penjualan
produk untuk saat ini dan dimasa yang akan datang.

2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk berlatih berpikir secara ilmiah terhadap
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan khususnya masalah kegiatan
promosi dan mencoba menganalisa data yang diperoleh guna memecahkan
masalah yang berkaitan dengan iklan suatu produk, serta untuk
merealisasikan teori-teori yang telah diperoleh selama berada dibangku
kuliah ke dalam dunia praktek nyata.

3. Bagi Pihak lain
Sebagai gambaran dan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian dengan pokok permasalahan yang sama, yaitu dibidang




pemasaran khususnya mengenai kegiatan promosi melalui iklan. Selain itu
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperoleh informasi,
masukan dan menambah pengetahuan.




























BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. PENGERTIAN PEMASARAN
Pemasaran merupakan suatu faktor yang penting dalam siklus yang
bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran harus dapat
menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkoordinasikan
dengan data-data seperti lokasi, jumlah dan kesukaan konsumen. Informasi
tersebut dipakai sebagai dasar untuk mengadakan pengolahan bagi kegiatan
produksi. Suatu siklus akan berakhir apabila konsumen merasa puas
terhadap pemilikan suatu barang atau jasa dan akan terjadi secara berulang-
ulang atau terus-menerus.
Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan
mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan
produk yang akan diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai,
menentukan cara-cara promosi, dan penyaluran penjualan, sehingga
semuanya saling berhubungan dan membentuk suatu sistem.
Pengertian marketing atau pemasaran dari sudut pandang managerial
menurut The American Marketing Association bahwa pemasaran adalah
merencanakan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide, menciptakan
peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi.




Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran.
Hubungan pertukaran dapat berupa pertukaran barang dengan uang, barang
dengan barang (barter), ide dengan uang (pendidikan), jasa dengan uang,
dan semua hubungan pertukaran termasuk transaksi-transaksi pemerintahan
dengan tujuan memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang melakukan
suatu kegiatan pemasaran.

B. PENGERTIAN IKLAN
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan
mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian (Tjiptono,
1995:7).
Sedangkan periklanan dapat didefinisikan sebagai seluruh proses
yang meliputi penyiapan, perencanaan, dan pengawasan iklan (Tjiptono,
1995:7). Definisi lain dari peiklanan adalah suatu bentuk dari komunikasi
direct-to-consumer yang bersifat non personal dan didanai oleh perusahaan
bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang diidentifikasikan dengan cara
dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk
meginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu
(Shimp, 2003:9).











Tabel II.1.
Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan
Untuk menginformasikan :
1. Memberitahukan pasar tentang produk baru,
2. Mengusulkan kegunaan baru tentang suatu produk,
3. Memberitahukan pasar tentang perubahan harga,
4. Menjelaskan cara kerja suatu produk,
5. Menjelaskan pelayanan yang tersedia,
6. Mengoreksi kesan yang salah,
7. Mengurangi kecemasan pembeli,
8. Membangun citra perusahaan.
Untuk membujuk :
1. Membentuk preferensi merk,
2. Mendorong alih merk,
3. Mengubah persepsi tentang atribut produk,
4. Membujuk pembeli untuk membeli sekarang,
5. Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjualan.
Untuk mengingatkan:
1. Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan
kemudian,
2. Mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya,
3. Membuat pembeli tetap ingat produk itu walau sedang tidak musimnya,
4. Mempertahankan kesadaran puncak
Sumber: Kotler (1997:21)
Pada umumnya produk dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara.
Salah satu cara yang banyak digunakan adalah klasifikasi berdasarkan daya
tahan atau berwujud tidaknya suatu produk. Berdasarakan kriteria tersebut,
ada tiga kelompok produk yaitu (Tjiptono, 1997: 23)
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)





Barang tidak tahan lama adalah barang yang berwujud yang
biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian,
atau dengan kata lain umur ekonomisnya kurang dari satu tahun.
Contohnya; sabun mandi, alat kosmetik, makanan, minuman ringan,
permen dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya tahan
lama dan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Contohnya;
komputer, televisi, pompa air, sepeda motor dan sebagainya.
c. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Contohnya kursus ketrampilan, hotel, rumah sakit, salon
kecantikan dan sebagainya.

C. PERENCANAAN IKLAN
Formula AIDCA (Attention, Interest, Desire, Conviction, Action)
merupakan formula yang paling sering digunakan untuk membantu
perencanaan suatu iklan secara menyeluruh, dan formula itu dapat
diterapkan pada suatu iklan hard-selling. Formula ini tidak hanya
diterapkan pada naskah iklan atau copy iklan, layout dan tipografi saja,
tetapi juga diterapkan pada pemilihan media, ukuran ruang iklan, dan
posisi iklan itu dalam media publikasi (Jefkins, 1996; 12).
a. Perhatian (attention)
Kecuali iklan berhasil memenangkan perhatian pembaca dari berita
editorial atau iklan lain, iklan kita tidak dapat diperhatikan oleh




pembaca. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi
dalam publikasi (apakah itu iklan satu halaman penuh atau iklan
sebagian halaman), atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk
iklan itu sendiri (Jefkins, 1996: 12).
b. Ketertarikan (interest)
Tidak ada suatu ketertarikan tertentu dalam penggunaan peringkat
kreatif ini juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. Hal ini
mungkin berlaku secara selektif dan pembaca tertentu akan merasa
tertarik pada iklan tertentu, misalnya iklan kosmetik, makanan, pakaian,
perumahan, kendaraan bermotor, atau komputer. Rasa tertarik mungkin
dapt dimunculkan dengan pewarnaan, gambar, atau copy iklan yang
menarik, dan hal ini pada gilirannya akan semakin diperkuat oleh
keorisinilan penampilan dan penyusunan kalimat dalam copy iklan
(Jefkins, 1996: 12).
c. Keinginan (desire)
Konsumen harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan
terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa
yang diiklankan. Bagaimanakah secara kreatif suatu iklan dapat dibuat
sehingga menimbulkan keinginan konsumen untuk memiliki produk
yang diiklankan? Ada situasi pertukaran: apa yang akan konsumen
peroleh dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk produk yang akan
diiklankan. Mengapa mereka harus mengorbankan uang yang mereka
punyai untuk mendapatkan barang atau jasa yang diiklankan itu?
(Jefkins, 1996: 12).
d. Keyakinan (conviction)




Adalah sudah sangat bagus bila kita mampu menciptakan
keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa
yang diiklankan. Namun kita juga perlu menciptakan iklan yang
mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk
melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan
sebagaimana yang mereka inginkan (Jefkins, 1996: 12).
e. Tindakan (action)
Bagaiman iklan mampu menimbulkan respon? Iklan cetak bersifat
statis, dan tidak mudah membuat pembaca untuk melakukan tindakan
sesuai yang diinginkan.Tentu saja mungkin ada pendekatan yang
langsung memunculkan aksi pada head-line, atau mungkain implisit di
keseluruhan iklan. Naamun demikian, perangkat-perangkat tertentu
mungkin dapat digunakan untuk membuat pembaca melakukan
tindakan, misalnya dengan mencantumkan kupon, undangan untuk
mencoba sampel, dorongan untuk menguji dealer atau showroom atau
daftar penyimpan produk (stokist) yang mempermudah untuk mencari
penyuplai. Beberapa iklan tertentu hanya bersifat mengingatkan, yang
lainnya membangun ketertarikan dan keinginan untuk masa yang akan
datang ketika pembelian mungkin dilakukan, tetapi lainnya
mengharapkan aksi segera (Jefkin, 1996: 12).

D. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Definisi perilaku konsumen menurut Basu Swastha adalah kegiatan-
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk




didalamnya proses pemgambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
dan kegiatan-kegiatan tersebut (Swasta, 1997: 10)
Definisi tersebut mengungkapkan dua hal penting dalam perilaku
konsumen, yaitu :
a. Tindakan langsung atau kegiatan fisik yang semua ini melibatkan
individu menilai, mendapatkan dan mempergunakan jasa-jasa
ekonomis.
b. Proses pengambilan keputusan termasuk keputusan yang
mendahului dan menyertai tindakan diatas.
Hal penting yang tercakup dalam definisi perilaku konsumen tersebut
menggambarkan hubungan bahwa perilaku atau tindakan konsumen akan
berbeda karena adanya perbedaan dalam faktor yang mempengaruhi
proses keputusan.
Bagan II.1.
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen











Pengenalan Masalah /
Kebutuhan dan Keinginan
Pencarian Berbagai Informasi
Evaluasi Berbagai Alternatif
Pilihan Atas Merek Produk
Pilihan Atas Merek Produk
Untuk dibeli
Evaluasi Pasca Pembelian
Umpan Balik
Sumber: Sutisna, 1997





E. STRUKTUR KEPUTUSAN PEMBELIAN
Keputusan membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya
merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli
mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen-
komponen tersebut akan dibahas berikut ini dalam kaitannya dengan
contoh pembelian sebuah radio kecil.
a. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah
radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini
perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang
yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka
pertimbangkan.
b. Keputusan bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk
radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pola ukuran, mutu
suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus
melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen
tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik
merknya.
c. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang
akan dibeli karena setiap merk memiliki perbedaan tersendiri. Dalam
hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih
sebuah merk.




d. Keputusan tentang penjulannya
Konsumen harus mengambil keputusan dimana radio itu harus
dibeli. Apakah di toko serba ada, toko-toko alat tulis, toko khusus
radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar dan
pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual
tertentu.
e. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa jumlah
produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan
mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan-perusahaan
harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang
berbeda-beda dari para pembeli.
f. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan kapan ia harus melakukan
pembelian. Masalah ini dapat menyangkut tersedianya uang untuk
membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan
waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu
produksi dan kegiatan pemasarannya.
g. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil metode atau cara pembayaran produk
yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan
tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah
pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan
pembeli terhadap cara pembayarannya.





F. TAHAP-TAHAP DALAM PROSES PEMBELIAN
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan
penyelesaian masalah yang terdiri atas enam tahap, yaitu (Swasta,
1990:118) :
a. Menganalisa keinginan dan kebutuhan
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama
untuk mengetahui adanya keinginan dan tujuan yang belum perlu atau
segera harus dipenuhi atau masih dapat ditunda pemenuhannya, serta
kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Jadi dari tahap
inilah proses pembelian itu mulai dilakukan.
b. Menilai sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan
lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli. Jika
jumlah uang yang tersedia tidak begitu banyak, sedangkan
kebutuhannya cukup besar, maka konsumen akan lebih menyukai
pembelian secara kredit. Jika produk yang akan dibeli memerlukan
uang yang cukup besar, biasanya dibutuhkan waktu yang agak lama
untuk mempertimbangkannya.
c. Menetapkan tujuan pembelian
Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu
sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen
yang mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestise
(pembelian mobil), ada yang hanya sekedar memenuhi kebutuhan




jangka pendeknya (pembelian makanan), ada juga yang ingin
meningkatkan pengetahuan (pembelian buku) dan sebagainya.
d. Mengidentifikasi alternatif pembelian
Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu
mengidentifikasikan alternatif pembeliannya. Untuk meningkatkan
prestise misalnya, beberapa alternatif pembelian yang mungkin
dilakukan adalah: membeli mobil, membeli rumah, membeli televisi
berwarna dan sebagainya. Pengidentifikasian alternatif pembelian
tersebut tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber-sumber yang
dimiliki (waktu, uang dan informasi) maupun resiko keliru dalam
pemilihan.
e. Keputusan pembelian
Setelah tahap-tahap dimuka dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi
pembeli untuk mengambil keputusan membeli atau tidak. Jika
keputusan yang diambil dianggap membeli, maka pembeli akan
menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk
produk, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.
f. Perilaku sesudah pembelian
Semua tahap yang ada dalam proses pembelian sampai dengan
tahap yang kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan
dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka
dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga mempengaruhi
ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan.







G. KERANGKA TEORITIS
Seluruh kegiatan penelitian, sejak dari perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan penyelesaiannya harus merupakan satu kesatuan kerangka
pemikiran yang utuh, menuju kepada satu tujuan, yaitu memberikan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah.
Kerangka teoritis ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai
berikut :
Bagan II.2
Kerangka Teoritis




Keterangan :

1. Independent Variabel (Variabel Bebas)
Independent Variabel adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi Independent Variabel
adalah iklan PONDS dengan model AIDA (Attention, Interest, Desire,
Action).
2. Dependent Variabel (Variabel Terikat)
Dependent Variabel adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi Dependent Variabel adalah minat beli konsumen.


IKLAN PONDS
FLAWLESS WHITE
Attention (perhatian)
I nterest (ketertarikan)
Desire (keinginan)
Actions (tindakan)
MINAT BELI
KONSUMEN




Penjelasan Kerangka Pemikiran sebagai berikut :
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dijelaskan bahwa iklan POND'S
Flawless White yang dikeluarkan oleh PT. Unilever Indonesia yang
baru ditujukan bagi konsumen yang memakai pelembab wajah. Yang
kemudian dapat diukur dengan menggunakan model AIDA yang
meliputi attention, interest, desire, action. Pengukuran ini untuk
mengetahui seberapa besar keefektifan iklan tersebut terhadap minat
beli konsumen. Kemudian melalui rumusan tersebut dapat dilihat
bagaimana perhatian, minat, rasa percaya dapat mengakibatkan
keputusan pembelian. Bila reaksi konsumen sesuai dengan tujuan
perusahaan, maka dapat dikatakan iklan tersebut efektif, namun
apabila reaksi konsumen tidak sesuai dengan tujuan perusahaan maka
dapat dikatakan bahwa iklan tersebut tidak efektif. Hasil ragu-ragu
akan diperoleh pada keaadan dimana reaksi konsumen terhadap iklan
tersebut tidak dapat dikategorikan sesuai maupun tidak sesuai dengan
tujuan dari perusahaan. Apapun hasil dari iklan yang ditayangkan pada
akhinya digunakan sebagai umpan balik dalam pembuatan iklan
selanjutnya.

H. HIPOTESIS
Hipotesis sangat penting fungsinya sebagai petunjuk dalam
pengumpulan dan analisis data, disamping itu juga sebagai alat untuk
menunjukkan hubungan penyelidikan-penyelidikan yang bersangkutan
dengan kejadian-kejadian lainnya. Hipotesis merupakan anggapan





sementara yang berfungsi sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian.
Pujianto (2003:3) mengungkapkan bahwa fungsi iklan dalam
pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan
konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan
kepuasannya. Berdasarkan konsep di atas, promosi periklanan harus
diperlukan pengetahuan yang cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan
segmen pasar. Konsep tersebut diharapkan konsumen dapat melakukan
pembelian berkesinambungan. Segala daya upaya iklan dengan gaya
bahasa persuasinya berusaha untuk membuat konsumen mengkonsumsi
yang tidak memperdulikan status sosialnya.
H1 : Pengaruh keefektifan iklan PONDS Flawless White dengan
menggunakan variable dari model AIDA yaitu perhatian (attention),
ketertarikan (interest), keinginan (desire), tindakan (action) berpengaruh
positif terhadap minat beli konsumen.
Penggunaan iklan berseri, tetapi dengan variasi iklan yang berbeda
dapat meningkatkan kesadaran dan berpengaruh positif terhadap
penguatan pengenalan, ingatan, pemahaman dan sikap konsumen pada
merek, yang pada akhirnya akan meningkatkan minat beli konsumen
(Takeuchi dan Nishio:2000). Albari (2007:17) mengungkapkan bahwa
pesan iklan mampu berpengaruh secara langsung terhadap sikap konsumen
tanpa melalui variabel pengenalan merek, dan bahwa variabel perhatian
dan keinginan dan atau sikap konsumen tersebut dapat memperkuat
pengaruh pesan iklan terhadap minat beli konsumen. Hapsari (2008:4)
berpendapat bahwa performa, citra dan kepopuleran dari selebriti yang




mengiklankan produknya dapat lebih menarik perhatian target audience
untuk menyaksikan iklan yang dapat mempengaruhi persepsi mereka
untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian.
H2 : Variabel Action (tindakan) berpengaruh positif terhadap
peningkatan minat beli konsumen.


























BAB III
METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN
Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih untuk pengambilan
responden adalah indomart yang berada di Karanganyar. Adapun alasan
peneliti memilih tempat tersebut adalah untuk membatasi ruang lingkup
penelitian dan terbatasnya waktu, tenaga dan biaya.

B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi atau universe adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:55). Sedangkan yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah para wanita yang berbelanja di
Indomaret Karanganyar.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:56). Jumlah sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adala 100 responden. Hasil
100 responden tersebut diperoleh dari perhitungan dan pembulatan dari
rumus (Djarwanto dan Pangestu, 1996:59) sebagai berikut :
n = (Z / 2: E)
2
dimana :
26


n = Jumlah Sampel

Z = angka yang menunjukkan penyimpangan nilai varians dari mean
E = Error
Penelitian ini menggunakan nilai o (level of significancy) =
0.05, diharapkan besarnya kesalahan kurang dai 0.1 atau 10%. Dari sini
akan didapat perhitungan sebagai berikut :
n = (Z 5% / 2: 0,098)
2
n = (1,96: 0,098)
2
n = 96,04
Jumlah sampel minimal yang didapat adalah sebesar 96.04.
Untuk memperkecil kesalahan dalam pengambilan sampel, maka jumlah
sampel yang digunakan adalah sebesar 100 responden, yaitu audiens
iklan PONDS Flawless White di televisi. Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah Non-probability sampling. Sampel
nonprobabilitas berarti probabilitas masing-masing populasi tidak
diketahui. Dengan cara Quota Sampling. Quota Sampling dapat
didefinisikan sebagai metode pengambilan sample dimana pemilihan
sample berdasarkan kelompok yang dipilih dan diperkirakan dapat
menjawab semua pertanyaan. Dalam hal ini peneliti mengklasifikasikan
populasi menurut kriteria, dalm jumlah yang diinginkan.

C. VARIABEL PENELITIAN
Jenis variabel yang diperlukan dalam penelitian sebagai berikut
:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)


Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau
variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi Independent Variabel
adalah iklan PONDS dengan model AIDA (Attention, Interest, Desire,
Action).
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen adalah yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat adanya variabel independen atau variabel bebas. Dalam penelitian
ini yang menjadi Dependent Variabel adalah minat beli konsumen.

D. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah suatu pengertian yang diberikan
kepada suatu variabel dengan cara memberikan spesifikasi dan arti
terhadap variabel tersebut. Adapun definisi operasional yang dipakai
dalam penelitian ini adalah :
1. Iklan
Secara umum, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang
bertujuan membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan
yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Tujuan iklan ada
beberapa tingkat seperti di gambarkan dalam model AIDA (Attention,
Interest, Desire, Action). Tujuan pertama adalah mendapat perhatian
(attention) dari konsumen, Tujuan kedua menarik minat (interest)
konsumen untuk membuat image positif terhadap produk. Tujuan ketiga
menimbulkan keinginan (desire) di hati konsumen untuk membeli
produk itu,. Tujuan terakhir adalah merangsang konsumen untuk
membeli (action) produk yang diiklankan, sehingga efektifitasnya diukur
dengan cara melihat perubahan penjualan setelah iklan beredar.


2. Minat Beli Konsumen
Minat adalah dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri
seseorang untuk melakukan suatu tindakan terhadap produk yang
ditawarkan oleh produsen, kemudian konsumen mencari informasi
tentang produk tersebut, yang kemudian dilanjutkan dengan keinginan
untuk membeli produk tersebut. Semakin tinggi keinginan seseorang
maka makin tinggi pula minatnya, demikian pula sebaliknya. Menurut
Howard (1994:3) minat beli (intention) akan timbul setelah konsumen
menerima informasi yang berupa pesan iklan yang disampaikan,
kemudian dari pesan iklan ini akan memberikan pengaruh yang dimulai
dengan pengenalan merek (brand recognition) oleh konsumen, sikap
(attitude) dari konsumen, dan kepercayaan (confidence) konsumen
terhadap merek tertentu.

E. JENIS DAN SUMBER DATA
Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu
:
1. Data Primer
Pada penelitian ini akan digunakan data primer. Data primer
merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
tanpa melalui media perantara. Data ini diperoleh melalui metode
kuesioner dengan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan pada responden untuk diisi.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain secara
tidak langsung dari tempat yang menjadi obyek penelitian. Data


sekunder ini diperoleh dari buku, majalah, dokumentasi atau laporan
tertulis yang telah tersedia yang berkaitan dengan obyek penelitian.

F. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Kuesioner
Peneliti menggunakan daftar pertanyaan secara tertulis
kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini juga akan dimulai
dengan menghimpun sejumlah pertanyaan berupa pernyataan yang
diberikan kepada responden untuk memberikan respon dengan memilih
antara beberapa kategori jawaban yang menandakan beberapa tindakan.
Kategori jawabannya antara lain :
a. Untuk jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 5
b. Untuk jawaban setuju (S) mendapat skor 4
c. Untuk jawaban cukup setuju (CS) mendapat skor 3
d. Untuk jawaban tidak setuju (TS) mendapat skor 2
e. Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) mendapat skor 1

G. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kestabilan suatu instrumen. Suatu instumen yang valid
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 1996: 158).
Dengan menggunakan teknik korelasi product moment, akan diketahui
tingkat validitas masing-masing item.


Rumus untuk menghitung validitas kuesioner dengan taraf
signifikan (o) = 0,5% adalah dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut:
N (XY) - (X) (Y)
r
xy
=
{N (X
2
)

- (X)
2
}{N (Y
2
)- (Y)
2
)}
dimana :
r
xy
= koefisien korelasi antara skor item dengan skor total
XY = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
X = jumlah skor masing-masing item
Y = jumlah skor total
N = jumlah subyek
Taraf signifikan ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang
lebih besar dari r table pada taraf signifikan 0,05 berarti butir pertanyaan
tersebut valid.
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
datakarena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak
akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang
dipercaya juga. Apabila datanya sesuai dengfan kenyataannya, maka
berapa kalipun diambil akan tetap sama.
Cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data, yaitu dengan
menggunakan Alpha Cronbach (Suharsimi, 1998 ; 78) :

(

o
o

=

t
b
1
) 1 k (
k
r11



dimana :
r
11
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Eob = jumlah varians butir
ot = varians total
Nilai r hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan
dengan nilai r table (product moment). Taraf signifikan
ditetapkan dengan alpha 5%. Jika nilai r hitung lebih besar dari r
table maka kuesioner dinyatakan reliable.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis data yang berbentuk angka
angka (Arikunto, 2006:239). Analisis ini menggunakan pengujian secara
sistematis dan statistik dalam menerangkan dan menganalisis data yang
diperoleh.
1) Uji Regresi Linier Berganda
Digunakan untuk mengetahui besarnya pengaru variable
independen terhadap variable dependen (Djarwanto dan Subagyo,
1998:309). Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variable
independen (iklan PONDS dengan model AIDA (Attention, Interest,
Desire, Action) ) terhadap variable dependen (minat beli konsumen).
Persamaan regresi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4

dimana :
Y (dependen) = variable minat beli konsumen
X
1
(independen) = variable iklan dengan model
Attention(perhatian)
X
2
= variable iklan dengan model Interest (ketertarikan)


X
3
= variable iklan dengan model Desire (keinginan)
X
4
= variable iklan dengan model Action (tindakan)
a = konstanta
b
1
, b
2
,b
3
,b
4
= koefisien regresi
(Djarwanto dan Pangestu, 1998:309)
2) Uji t (Uji Hipotesis Parsial)
Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variable independen secara parsial terhadap variable
dependen (Nugroho, 2005:54). Langkah-langkan pengujian :
a) menentukan formulasi hipotesis nihil dan hipotesis alternatif
Ho: b
i
= 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara
parsial variable independen terhadap variable dependen.
Ha: b
i
0, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial
variable independen terhadap variable dependen.
b) menggunakan taraf signifikansi (o) = 0.05
c) mencari t hitung dengan rumus :

Sbi
bi
= hitung t

dimana :
t
h
= Harga statistik t
b
i
= koefisien regresi masing-masing variable
Sb
i
= Standar error koefisien regresi masing-masing
variable
d) kriteria pengujian
Ho diterima bila : probabilitas > 0,05 (karena yang
digunakan adalah 5%) artinya secara parsial variabel independen
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen minat beli.


Ho ditolak bila : probabilitas 0,05 artinya secara parsial
variabel independen berpengaruh terhadap variablel dependen
minat beli.
e) kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dengan membandingkan antara nilai
probabilitas dengan nilai signifikansi dari .
3) Uji F (pengujian secara serempak)
Uji F bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh bersama-
sama variable independent terhadap variable dependen (Nugroho,
2005:54). Langkah-langkah pengujian :
a) menentukan formulasi hipotesis nihil dan hipotesis
alternatif
Ho: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama variable independen terhadap
variable dependen.
Ha: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
0, artinya ada pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama variable independen terhadap variable
dependen.
b) menggunakan taraf signifikansi (o) = 0.05
c) mencari F hitung dengan rumus :
) /( ) 1 (
) 1 /(
hitung F
k n R
k R


=
dimana :
R = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah data dalam variable
d) kriteria pengujian


Ho diterima bila : probabilitas > 0,05 (karena yang digunakan
adalah 5%) artinya variabel independen (iklan dengan model
Attention, Interest, Desire, Action) tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen minat beli.
Ho ditolak bila : probabilitas 0,05 artinya variabel independen
(iklan dengan model Attention, Interest, Desire, Action)
berpengaruh terhadap variabel dependen minat beli.
e) kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dengan membandingkan antara nilai
probabilitas dengan nilai signifikansi dari .
4) Uji Korelasi Determinasi (R)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari seluruh variabel independen yang ada dan besarnya
pengaruh yang disebabkan oleh variabel lain yang tidak dapat
dijelaskan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinan
(R) yang besarnya antara 0 sampai 1 atau 0 R 1. Jika R
mendekati 1 maka varaibel independen berpengaruh terhadap
variable dependen dengan sempurna atau trdapat suatu kecocokan
yang sempurna (variable independen yang dipakai dapat
menerangkan dengan baik variable dependen). Namun jika
koefisien determinasi adalah nol (0) berarti variable independen
tidak berpengaruh terhadap variable dependen.

Keseluruhan metode dalam penelitian ini, menggunakan alat Bantu
SPSS 11,5 dalam mengolah dan menganalisis data yang meliputi uji
validitas, reliabilitas, dan analisis regresi independen terhadap variable
dependen.




BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

F. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan yang
menghasilkan produk-produk low involvement. Produk-produk yang
dihasilkan antara lain pasta gigi, sabun cuci pakaian, sabun cuci piring,
shampo, pelembut pakaian, sabun mandi, dan alat kosmetik, salah satu
produk yang diiklankan adalah produk perawatan wajah POND'S. Produk
perawatan wajah PONDS sendiri mempunyai berbagai varians sesuai
dengan karakteristik produknya, seperti POND'S Skin Ligtening Cream,
POND'S Flawless White, POND'S White Beauty, POND'S Age Miracle,
POND'S Perfect Care Anti Bacterial Facial Scrub, dan POND'S Body
Lotion. Berbagai macam varians tersebut dipromosikan menggunakan iklan
yang berbeda-beda sehingga konsumen dapat mengetahui keberadaan
produk tersebut dan dapat memilih jenis produk kosmetik sesuai dengan
kebutuhan.
Pada setiap kemasan produknya, PT. Unilever mencantumkan
Suara Konsumen Unilever, yaitu nomor telepon bebas pulsa (0-800-1-
558000) yang ditujukan bagi konsumen untuk mendapatkan informasi
produk-produk PT. Unilever Indonesia maupun untuk komplain terhadap
ketidakpuasan produk yang digunakan.
G. Gambaran Umum Responden
Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih untuk pengambilan responden
adalah indomart yang berada di Karanganyar. Jumlah responden sebanyak


100 orang. Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dapat
digolongkan berdasarkan pengguna perawatan wajah, usia, pekerjaan dan
penghasilan.
1. Pengguna Perawatan Wajah
Tabel IV.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengguna Perawatan Wajah
Pernah Menggunakan Jumlah Presentase
Ya 91 91%
Tidak 9 9%
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
menggunakan perawatan wajah PONDS sebanyak 91 orang atau 91%,
sedangkan responden yang tidak menggunakan perawatan wajah PONDS
sebesar 9 orang atau 9%. Dalam hal ini walaupun responden tidak
menggunakan produk tersebut tetapi responden merespon iklan yang
ditawarkan produk PONDS tersebut.

2. Usia Responden
Dalam penelitian ini usia responden adalah yang berusia minimal 15
tahun dengan pertimbangan bahwa usia ini responden menginjak masa
remaja dimana masa-masa remaja bagi kaum wanita senang
berpenampilan menarik dengan perawatan wajah.
Tabel IV.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Presentase
15-25 th 31 31%
26-35 th 28 28%
36-45 th keatas 41 41%
Jumlah 100 100%
Sumber : Data diolah 2009


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang berusia
15-25 tahun sebesar 31 orang atau 31%, usia 26-35 tahun sebesar 28 orang
atau 28%, sedangkan usia 36-45 tahun sebesar 41 orang atau 41%.

3. Pekerjaan Responden.
Data mengenai pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden
Pekerjaan Responden Jumlah Presentase
Pegawai Negeri 29 29%
Pegawai Swasta 17 17%
Wiraswasta 36 36%
Lain-lain 18 18%
Jumlah 100 100%
Sumber : data primer diolah 2009
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan responden
sebagai Pegwai Negeri berjumlah 29 orang atau 29%, Pegawai swasta
berjumlah 17 orang atau 17%, wiraswasta sebesar 36 orang atau 36% dan
lain-lain 18 orang atau 18%.


a. Penghasilan Responden.
Data mengenai penghasilan responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Responden
Penghasilan Jumlah Presentase
< Rp. 500.000 16 16 %
Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 15 15 %
Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000 20 20 %
> 1.500.000 49 49 %
Jumlah 100 100 %
Sumber : Data diolah 2009
Berdasarkan tabel diatas responden yang berpenghasilan < Rp 500.000,-
sebanyak 16 orang (16%), berpenghasilan Rp 500.000,- - Rp 1.000.000,-


sebanyak 15 orang (15%), berpenghasilan Rp 1.000.000,- - Rp 1.500.000,-
sebanyak 20 orang (20%), dan yang terbesar adalah responden yang
berpenghasilan > Rp 1.500.000,- sebanyak 49 orang (49%).
b. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan
Deskripsi jawaban setiap item pertanyaan pada dasarnya untuk melihat
jumlah responden yang menjawab setiap alternatif jawaban yang telah
disediakan. Dari hasil jawaban responden yang telah diperoleh, maka
dapat diketahui masing-masing jawaban yang diberikan oleh responden,
disamping itu juga dapat diketahui jawaban yang pada umumnya dipilih
oleh responden. Hasil dari distribusi frekuensi jawaban responden
dikelompokkan pada masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel
berikut ini:


Tabel IV.5
Jawaban Responden Berdasarkan Item Pertanyaan
Variabel Item Jawaban Resoponden
1 2 3 4 5
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
Attention A1
A2
A3
A4
2
0
0
0
2%
0%
0%
0%
4
3
3
6
4%
3%
3%
6%
6
8
9
13
6%
8%
9%
13%
74
20
41
35
74%
20%
41%
35%
14
69
47
46

14%
69%
47%
46%

Interest I1
I2
I3
I4
0
1
0
0
0%
1%
0%
0%
2
1
2
6
2%
1%
2%
6%
8
11
12
12
8%
11%
12%
12%
40
34
28
39
40%
34%
28%
39%
50
53
58
43

50%
53%
58%
43%

Desire D1
D2
D3
D4
0
0
0
0
0%
0%
0%
0%
4
3
3
5
4%
3%
3%
5%
9
7
10
14
9%
7%
10%
14%
78
19
37
34
78%
19%
37%
34%
9
71
50
47
9%
71%
50%
47%
Action

AC1
AC2
AC3
AC4
0
0
0
0
0%
0%
0%
0%
5
4
4
9
5%
4%
4%
9%
7
15
15
11
7%
15%
15%
11%
44
19
32
38
44%
19%
32%
38%
44
62
49
42

44%
62%
49%
42%
Minat
Beli

M1
M2
M3

0
0
0

0%
0%
0%

3
2
2

3 %
2 %
2%
14
13
16

14%
13%
16%

38
24
31

38%
24%
31%

45
61
50

45%
61%
50%

Sumber : Data Primer yang diolah 2009


Setelah melihat tabel di atas, pada variabel Attention dapat diketahui
bahwa sebanyak 94% responden menyatakan setuju bahwa tertarik untuk
memperhatikan visualisasi iklan perawatan PONDS Flawess White yang
ditayangkan di televisi. sedangkan sebanyak 6% berpendapat kurang
setuju (A1). Pada indikator tertarik untuk memperhatikan alur cerita iklan
perawatan wajah PONDS Flawess White yang ditayangkan di televisi
(A2), sebanyak 97% setuju sedangkan 3% responden berpendapat kurang
setuju. Pada indikator tertarik memperhatikan model iklan perawatan
wajah PONDS Flawess White yang ditayangkan di televisi (A3)
sebanyak 97% responden setuju, sisanya sebanyak 3% berpendapat
kurang setuju. Dan pada pada indikator tertarik memperhatikan slogan
perawatan wajah PONDS Flawess White yang ditayangkan di televisi
(A4), sebanyak 94% responden berpendapat setuju, dan sisanya
sebanyak 6% berpendapat kurang setuju.
Karakteristik jawaban responden setuju pada item pertanyaan
variabel Interest, dapat diketahui bahwa sebanyak 98% responden
menyatakan setuju bahwa tertarik untuk memperhatikan visualisasi iklan
perawatan PONDS Flawess White yang ditayangkan di televise.
sedangkan sebanyak 2% berpendapat kurang setuju (I1). Pada indikator
tertarik untuk memperhatikan alur cerita iklan perawatan wajah PONDS
Flawess White yang ditayangkan di televisi (I2), sebanyak 98% setuju
sedangkan 2% responden berpendapat kurang setuju. Pada indikator
tertarik memperhatikan model iklan perawatan wajah PONDS Flawess
White yang ditayangkan di televisi (I3) sebanyak 98% responden setuju,
sisanya sebanyak 2% berpendapat kurang setuju. Dan pada pada
indikator tertarik memperhatikan slogan perawatan wajah PONDS
Flawess White yang ditayangkan di televisi (I4), sebanyak 94%


responden berpendapat setuju , dan sisanya sebanyak 6% berpendapat
kurang setuju.
Karakteristik jawaban responden setuju pada item pertanyaan
variabel Desire, dapat diketahui bahwa sebanyak 96% responden
menyatakan setuju bahwa tertarik untuk memperhatikan visualisasi iklan
perawatan PONDS Flawess White yang ditayangkan di televisi
menimbulkan keinginan untuk mencoba, sedangkan sebanyak 4%
berpendapat kurang setuju DI1). Pada indikator tertarik untuk
memperhatikan alur cerita iklan perawatan wajah PONDS Flawess
White yang ditayangkan di televisi menimbulkan keinginan untuk
mencoba (D2), sebanyak 97% setuju sedangkan 3% responden
berpendapat kurang setuju. Pada indikator tertarik memperhatikan model
iklan perawatan wajah PONDS Flawess White yang ditayangkan di
televisi menimbulkan keinginan untuk mencoba (D3) sebanyak 97%
responden setuju, sisanya sebanyak 3% berpendapat kurang setuju. Dan
pada pada indikator tertarik memperhatikan slogan perawatan wajah
PONDS Flawess White yang ditayangkan di televise menimbulkan
keinginan untuk mencoba (D4), sebanyak 95% responden berpendapat
setuju , dan sisanya sebanyak 5% berpendapat kurang setuju.
Karakteristik jawaban responden setuju pada item pertanyaan
variabel Action, dapat diketahui bahwa sebanyak 95.% responden
menyatakan setuju bahwa tertarik untuk memperhatikan visualisasi iklan
perawatan PONDS Flawess White yang ditayangkan di televisi untuk
melakukan pembelian, sedangkan sebanyak 5% berpendapat kurang
setuju (AC1). Pada indikator tertarik untuk memperhatikan alur cerita
iklan perawatan wajah PONDS Flawess White yang ditayangkan di
televisi untuk melakukan pembelian (AC2), sebanyak 96% setuju


sedangkan 4.% responden berpendapat kurang setuju. Pada indikator
tertarik memperhatikan model iklan perawatan wajah PONDS Flawess
White yang ditayangkan di televisi untuk melakukan pembelian (AC3)
sebanyak 96% responden setuju, sisanya sebanyak 4% berpendapat
kurang setuju. Dan pada pada indikator tertarik memperhatikan slogan
perawatan wajah PONDS Flawess White yang ditayangkan di televisi
untuk melakukan pembelian (AC4), sebanyak 91% responden
berpendapat setuju , dan sisanya sebanyak 9% berpendapat kurang
setuju.
Karateristik jawaban responden berdasarkan item pertanyaan pada
variabel Minat Beli Konsumen dapat diketahui bahwa sebanyak 97%
responden menyatakan setuju bahwa setelah melihat iklan perawatan
wajah PONDS Flawess White yang ditayangkan di televisi tertarik
untuk mencari informasi tentang produk tersebut (M1), sedangkan
sebanyak 3% responden, menyatakan tidak setuju. Pada indikator setelah
melihat iklan perawatan wajah PONDS Flawess White yang ditayangkan
di televisi, ia memperrtimbangkan untuk membeli produk tersebut (M2),
sebesar 98.% responden menyatakan setuju, sedangkan sisanya sebanyak
2% responden menyatakan tidak setuju. Indikator ke tiga (M3) responden
menyatakan setuju bahwa melihat iklan perawatan wajah PONDS
Flawess White yang ditayangkan di televisi, ia tertarik untuk membeli
produk tersebut, sebesar 98.% responden menyatakan setuju, sedangkan
sisanya sebanyak 2% responden menyatakan tidak setuju.


H. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan dan atau kestabilan suatu instrumen. Suatu instumen
yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Dengan
menggunakan teknik korelasi product moment, akan diketahui tingkat
validitas masing-masing item. Taraf signifikan yang ditentukan 5%. Jika
diperoleh hasil korelasi dengan P value < 0,05 berarti butir pertanyaan
tersebut valid. Hasil Validitas setiap item pertanyaan dalam variabel
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.6 Hasil Uji Validitas











Sumber : Data Primer yang diolah 2009
Pada tabel IV.6 masing-masing item pertanyaan pada setiap variabel
mempunyai Pvalue < 0,05 yang berarti semua item pertanyaan dapat
dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
Variabel Item
Pertanyaan
r hitung Pvalue Keterangan

Attention
A1
A2
A3
A4
0.713
0.887
0.780
0.896
0.000
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Valid

Interest
I1
I2
I3
I4
0.769
0.777
0.875
0.902
0.000
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Valid

Desire
D1
D2
D3
D4
0.828
0.904
0.846
0.858
0.000
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Valid

Action
AC1
AC2
AC3
AC4
0.819
0.915
0.868
0.893
0.000
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid
Valid

Minat
Beli
M1
M2
M3
0.802
0.871
0.898
0.000
0.000
0.000
Valid
Valid
Valid


pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang
baik tidak akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-
jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan
menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila datanya sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama. Cara
menghitung tingkat reliabilitas suatu data, yaitu dengan menggunakan
Alpha Cronbach. Adapun hasil perhitungan reliabilitas pada masing-
masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.7
Hasil Uji Reliabilitas
Jumlah Rhitung Rtabel Keterangan
Attention 0.8389 0,60 Reliabel
Interest 0.8512 0,60 Reliabel
Desire 0.8746 0,60 Reliabel
Action 0.8969 0,60 Reliabel
Minat Beli 0.8599 0,60 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah, 2009
Dilihat pada table IV.7 dapat diketahui bahwa r hitung > r tabel pada taraf
signifikansi 5% menunjukkan bahwa pertanyaan yang merupakan
dimensi dari variabel attention, interest, desire, action dan minat beli
konsumen adalah reliable karena r hitung > 0,60.

I. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor perhatian, ketertarikan,
keinginan dan tindakan terhadap minat beli oleh konsumen maka digunakan
fungsi linear yaitu regresi berganda yang dapat ditulis dengan rumus sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4
Dimana :


Y = Minat beli konsumen.
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi dari Attetion (X1)
X1 = Attention
b2 = Koefisien regresi dari Interest (X2)
X2 = Interest
b3 = Koefisien regresi dari Desire (X3)
X3 = Desire
b4 = Koefisien regresi dari Action (X4)
X4 = Action



Tabel IV.8
Hasil Analisis Data Regresi Linear Berganda
Variabel Koefisien Regresi T hitung T tabel Signifikan
Attention 0,189 2.271 1,960 0,025
Interest 0,158 2.120 1,960 0,037
Desire 0,278 3.277 1,960 0,007
Action 0,278 2.510 1,960 0,014
Constanta -0,367
Adj. R square 0,820
R square 0,909
F hitung 113,381
Sumber: data primer yang diolah 2009
Berdasarkan hasil uji pengolahan data tabel IV.8 diatas, maka dapat
diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = -0,367 + 0,189X1 + 0,158X2 + 0,278X3 + 0,160X4
Berdasarkan persamaan linier berganda di atas dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (-0,367)


Konstanta bernilai negatif menunjukkan bahwa apabila faktor Perhatian
(X1), Ketertarikan (X2), Keinginan (X3) dan Tindakan (X4) dalam
merespon iklan Ponds Flawless White di televisi tidak ada, maka Minat
Beli Konsumen (Y) terhadap produk tersebut menurun. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa konsumen mempunyai minat beli dipengaruhi oleh
varaibel attention, interest, desire dan action.
b. Koefisien regresi faktor Attention.
Nilai positif menunjukkan bahwa adanya hubungan searah yang saling
mendukung antara variabel attention / perhatian (X1) terhadap minat beli
konsumen (Y). Artinya apabila visualisasi iklan, alur cerita iklan, model
iklan dan slogan iklan perawatan wajah PONDS Flawless White yang
ditayangkan di televisi dapat merebut perhatian konsumen , maka akan
berpengaruh pula pada minat beli konsumen.
c. Koefisien regresi faktor Interest
Koefisien regresi pada variabel interest / ketertarikan ada pengaruh positif
terhadap minat beli konsumen, artinya apabila konsumen lebih tertarik
pada visualisasi iklan, alur cerita iklan, model iklan dan slogan iklan
perawatan wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan di televisi
maka minat beli konsumen pun ikut berubah.
d. Koefisien regresi variabel Desire
Koefisien regresi linier pada variabel desire / keinginan menunjukkan
nilai positif, dimana terdapat hubungan searah antara variabel desire
terhadap variabel minat beli konsumen, artinya apabila respon konsumen
yang telah melihat visualisasi iklan, alur cerita iklan, model iklan dan
slogan iklan perawatan wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan
di televisi baik maka akan berpengaruh juga terhadap minat beli
konsumen.


d. Koefisien regresi variabel Action
Koefisien regresi linier pada variabel action / tindakan menunjukkan nilai
positif yang saling mendukung antara variabel action terhadap variabel
minat beli konsumen, artinya minat beli konsumen berubah seiring
dengan perubahan respon konsumen yang telah melihat visualisasi iklan,
alur cerita iklan, model iklan dan slogan iklan perawatan wajah PONDS
Flawless White yang ditayangkan di televisi.

2. Analisi Uji t
a. Pengujian pengaruh variabel Attention terhadap minat beli
konsumen.
Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 2,271 > t tabel 1,960
maka Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara faktor attention (X1) terhadap minat beli konsumen
produk perawatan wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan di
televisi..
b. Pengujian pengaruh variabel interest terhadap minat beli konsumen.
Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 2,120 > t tabel 1,960
maka Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara variabel interest (X2) terhadap minat beli konsumen
produk perawatan wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan di
televisi.
c. Pengujian pengaruh variabel desire terhadap minat beli konsumen.
Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 3,277 > t tabel 1,960
maka Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara variabel desire (X3) terhadap minat beli konsumen




d. Pengujian pengaruh variabel action terhadap minat beli konsumen.
Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh t hitung sebesar 2,510 > t tabel
1,960 maka Ha diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara variabel action (X4) terhadap minat beli
konsumen.
Dari pengujian diatas, dapat diketahui bahwa masing-masing
variabel berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada perawatan
wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan di televise yang paling
berpengaruh terhadap minat beli konsumen adalah variabel desire, dilihat
dari hasil t hitung (3,277) atau koefisien regresi (0,278) variabel desire
lebih besar dibandingkan dengan t hitung atau koefisien regresi variabel
lainnya.

3. Analisis Uji f
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel attention,
interes , desire dan action secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap minat beli konsumen . Dengan menggunakan 5% dan
tingkat keyakinan sebesar 95% maka besarnya F tabel adalah 2,65.
Bedasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diketahui F hitung
sebesar 113,381, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti bahwa faktor attention, interest, desire dan action
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen
terhadap produk perawatan wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan
di televisi
4. Uji Determinasi (R square)


Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi
dalam variabel dependent yang diterangkan oleh variabel independent secara
bersama-sama, dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel lain
tidak dapat dijelaskan. Hasil perhitungan R square dan dilihat dari koefisien
determinasi yang disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0,820 dapat
disimpulkan bahwa 82,0% minat beli konsumen benar-benar dikarenakan
faktor attention, interest, desire dan action. Sedangkan sisanya sebesar 18%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Misalnya pengaruh keyakinan (conviction) dimana variabel tersebut
menimbulkan keyakinan terhadap suatu produk yang dibeli oleh konsumen
(Djayakusumah,1982:63)

5. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan,
diketahui bahwa variabel attention (perhatian), interest (ketertarikan), desire
(keinginan) dan action (tindakan) memiliki hubungan searah terhadap minat
beli konsumen. Hal ini berarti setiap terjadi kenaikan faktor perhatian,
ketertarikan, keinginan, dan tindakan setelah melihat iklan Ponds Flawless
White di televisi maka minat beli konsumen terhadap produk perawatan wajah
Ponds Flawless White akan mengalami kenaikan atau mengalami perubahan
secara searah. Oleh karena itu agar dapat berhasil dalam usahanya perusahaan
perlu memahami bagaimana konsumen memilih, membeli, memakai serta
memanfaatkan barang dan jasa dalam rangka memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Dengan demikian perusahaan akan tahu bagaimana
membuat iklan yang efektif agar konsumen mau mencoba dan membeli
produknya setelah mereka melihat iklan tersebut.


Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
variable desire berpengaruh paling dominan terhadap peningkatan minat beli
konsumen. Iklan dibuat tidak hanya untuk menarik konsumen saja akan tetapi
juga membuat konsumen berkeinginan untuk melakukan pembelian setelah
melihat iklan yang ditayangkan di televisi. Maka diharapkan perusahaan lebih
cermat dalam pembuatan iklan produknya agar konsumen tidak hanya melihat
iklan yang ditayangkan di televisi saja akan tetapi konsumen juga
berkeinginan untuk mencoba produk tersebut.
Hipotesis 1 : bahwa secara parsial pengaruh keefektifan iklan PONDS
Flawless White dengan menggunakan variable dari model AIDA yaitu
perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), tindakan
(action) berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Didukung oleh
beberapa penelitan sebelumnya yaitu; penelitian yang dilakukan oleh Albari
(Jurnal Kajian Bisnis danManajemen Vol.9 No.1, Januari 2007) yang berjudul
Efektivitas Iklan Televisi Sabun Pembersih Muka di Kota Yogyakarta
(Pendekatan Decision Model) dimana iklan dilihat dari faktor perhatian dan
ketertarikan merupakan faktor penting dalam peningkatan minat beli


konsumen, dan apabila pesan iklan yang disampaikan memuat informasi
tentang kualitas, manfaat, harga, ciri ciri merek dan disajikan dengan
menarik akan membuat konsumen mengenal merek tersebut, yakin dengan
kualitasnya dan akan menimbulkan minat konsumen untuk membeli produk
tersebut. Pujianto (2003:3) juga mengungkapkan bahwa fungsi iklan dalam
pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen
terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Segala daya


upaya iklan dengan gaya bahasa persuasinya berusaha untuk membuat
konsumen mengkonsumsi yang tidak memperdulikan status sosialnya.
Hipotesis 2 : bahwa variabel Action (tindakan) berpengaruh positif
terhadap peningkatan minat beli konsumen. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ajeng Peni Hapsari (2008) dengan judul Celebrity
Endorser, Typical Person Endorser Iklan Televisi dan Brand Image Produk
(Studi Kasus Pada Ponds Age Miracle) dengan hasil bahwa performa,
citra dan kepopuleran dari selebriti yang mengiklankan produknya dapat
lebih menarik perhatian target audience untuk menyaksikan iklan yang
dapat mempengaruhi persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam
melakukan pembelian produk tanpa melihat dari alur cerita iklannya.
Konsumen akan langsung melakukan tindakan untuk membeli setelah
melihat kepopuleran dari selebriti yang mengiklankan produknya. Namun
dari hasil penelitian ini terdapat pebedaan hasil, dengan variabel desire
(keinginan) sebagai varaibel yang paling dominan. Hal ini dimungkinkan
karena adanya perbedaan responden, perbedaan daya beli konsumen,
terhadap produk dan perbedaan dalam penyajian iklan.














BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasar hasil analisis data yang telah dijelaskan pada bab IV maka dapat
diambil kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan yang
mengeluarkan produk perawatan wajah PONDS Flawless White yang
ditayangkan di televisi.

A. Kesimpulan
1. Pada analisis data dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
secara parsial maupun secara simultan pada variabel independent yaitu
attention, interest, desire dan action terhadap variabel dependen yaitu
minat beli konsumen. Dimana variabel - variabel tersebut cukup
mempengaruhi minat beli konsumen terhadap suatu produk.
2. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap minat beli konsumen
produk perawatan wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan di
televisi adalah desire, hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung yang paling
besar diantara nilai t hitung variabel independent lainnya. Dimana setelah
konsumen menyaksikan iklan produk produk perawatan wajah PONDS
Flawless White yang ditayangkan di televisi mereka memiliki keinginan
untuk membeli produk tersebut.
3. Nilai Adjusted R menujukkan bahwa 82,0% minat beli konsumen
dipengaruhi oleh variabel attention, interest, desire dan action sisanya
sebesar 18% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.

58


B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan pada
perusahaan produk perawatan wajah PONDS Flawless White adalah sebagai
berikut :
1. Bagi perusahaan produk PONDS Flawless White.
Promosi merupakan salah satu variabel perusahaan dalam marketing mix
atau bauran pemasaran yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh
perusahaan dalam pemasaran produknya, untuk itu perusahaan sebaiknya
berusaha lebih meningkatkan promosi yang disampaikan kepada calon
pembeli tidak hanya melalui media televisi akan tetapi juga melalui
pendekatan konsumen seperti mengadakan pameran produk di mall,
mengadakan talk show agar konsumen dapat lebih mengenal produk
produknya sehingga diharapkan mampu meningkatkan citra produk dan
mendongkrak penjualan. Selain itu perusahaan diharapkan lebih
meningkatkan kualitas produknya agar konsumen semakin yakin untuk
membeli dan menggunakan produk tersebut.
2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel lain selain
attention, interest, desire, action yang dapat mempengaruhi minat beli
konsumen seperti variable conviction dimana variabel tersebut
menimbulkan keyakinan terhadap suatu produk dan variable decision
yaitu variabel yang menghasilkan kepuasan terhadap produk
(Djayakusumah,1982:63) agar dapat digunakan sebagai pertimbangan
variabel mana yang paling penting dalam penelitian tersebut.








DAFTAR PUSTAKA


Albari, 2007. Efektifitas Iklan Televisi Sabun Pembersih Muka di Kota
Yogyakarta (Pendekatan Consumer Decision Model), Jurnal. Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.

Amstrong, Gary dan Philip Kotler. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih
bahasa Damos Sihombing. Jakarta : Erlangga


Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Edisi
Revisi VI, PT. Rineka Cipta, Jakarta.


Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Cooper, D.R. 1997. Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1. Cetakan Kelima, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Dhammesta,B.S. 1984. Asas-Asas Marketing, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.

______ (1997). Keputusan-keputusan Strategik Untuk Mengeksplorasi Sikap dan
Perilaku Konsumen,, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Jakarta.

Djayakusumah, Tams, 1982. Periklanan, Penerbit Armico, Bandung.

Djarwanto, PS dan Pangestu Subagyo. 1998. Statistik Induktif. Edisi 4, BFFE.
Yogyakarta.


Hapsari Peni, 2008. Celebrity Endoreser, Typical Person Endorser Iklan Televisi
dan Brand Image Produk (Studi Kasus Pada Ponds Age Miracle). Skripsi
FE Universitas Padjajaran Tidak Dipublikasi.


Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.




Howard, J.A. 1994. Buyer Behavior in Marketing Strategy, 2
th
edition.. New
Jersey : Prentice Hall.

Jefkins, Frank, 1996. Periklanan. Jakarta: Erlangga.



Kotler, Philip, 2003. Marketing Management, 11
th
edition.. New Jersey : Prentice
Hall


____________. 1997. Marketing: An introduction. New Jersey : Prentice Hall.



Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2006. Marketing Management. 12
th
edition..
New
Jersey : Prentice Hall


Lamb, Jr Charles W. Hair Jr. Pemasaran (Marketing). Jilid 1. Terjemahan
David
Octarevia. Jakarta : Salemba Empat.

Pujiyanto, 2001, Periklanan, Malang: Universitas Negeri Malang.

____________, 2003. . Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan,
Universitas Negeri Malang. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 2 No.
3 Desember 2003 Malang.


Rumambi, L.J. 2004. Efektifitas penggunaan selebriti wanita dalam iklan,
Jurnal Bsnis dan Pemasaran ,Surabaya : Petra Christian University.


Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi keempat.
Jakarta : Salemba Empat


Shimp, Terence A. 2000/2003. Advertising Promotion and Supplement Aspect of
Integrated Marketing Communication 5
th
Edition ; Alih Bahasa :
Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu, edisi ke-5 , Terjemahan: Reyvani Syahrial. Jakarta : Erlangga


Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kesepuluh. Bandung :
Alfabeta.




Suharsimi, 1998, Analisis linier dan aplikasinya, Jakarta : Surya Grafika.


Swastha, B, 2002, Azas-azas Marketing, Liberty, Yogyakarta


Swastha. B, T. H. Handoko. (1990). Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku
Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: Liberty


Takeuchi, T. and C. Nishio (2000), The Qualitative Content of Television
Advertising
and Its Penetration: the Case in Japan, Marketing Intelligence &
Planning.


Tjiptono, 1997, Statistik Lanjutan, Malang : Cahaya Ilmu.


Umar Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama






















































LAMPIRAN





















Kepada
Yth. Pengunjung Indomart Karanganyar
Di tempat


Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul EFEKTIVITAS IKLAN
DENGAN MODEL AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) TERHADAP
MINAT BELI KONSUMEN (Studi kasus pada PONDS Flawless White) , maka
peneliti memohon bantuan dari anda untuk mengisi lembar pertanyaan yang
berhubungan dengan diri dan sikap anda terhadap iklan produk perawatan wajah
PONDS Flawless White.
Akhirnya atas perhatian serta bantuan yang telah rekan-rekan berikan saya
ucapkan terima kasih.

Surakarta, November 2009
Hormat saya

Liera Brightayati








ANGKET PENELITIAN
Karakteristik Responden
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda centang ( \ ) pada jawaban
yang telah disediakan.

1. Apakah anda pengguna produk perawatan wajah PONDS ?
Ya.
Tidak.

2. Apakah anda pernah melihat iklan produk perawatan wajah PONDS
Flawless White di televisi ?
Pernah, lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya.
Belum pernah, berhenti di sini.

3. Usia anda ?
15 tahun - 25 tahun
25 tahun 35tahun
35 tahun 45 tahun ke atas


4. Pekerjaan anda ?
Pelajar / Mahasiswa
Pegawai Negeri

Swasta
Lain-lain, sebutkan

5. Rata rata uang saku / Pendapatan anda per bulan?
< Rp. 500.000
Rp. 500.000 Rp. 1.000.000










Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000
> Rp. 1.500.000







Variabel Penelitian

Pilihlah jawaban yang anda anggap sesuai dengan keadaan anda dengan memberi
tanda centang ( \ ) pada kolom jawaban yang tersedia.

Keterangan :
SS : Sangat Setuju (5)
S : Setuju (4)
CS : Cukup Setuju (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)

Pertanyaan
Alterntif Jawaban
SS S CS TS STS
Attention
1. Anda tertarik untuk memperhatikan visualisasi (gambar,
warna, pencahayaan) iklan perawatan wajah POND'S
Flawless White yang ditayangkan di televisi.
2. Anda tertarik untuk memperhatikan alur cerita iklan
perawatan wajah PONDS Flawless White yang
ditayangkan di televisi.
3. Anda tertarik untuk memperhatikan model iklan
perawatan wajah PONDS Flawless White yang
ditayangkan di televisi.
4. Anda tertarik untuk memperhatikan slogan iklan
perawatan wajah PONDS Flawless White yang
ditayangkan di televisi.


I nterest
1. Anda tertarik dengan visualisasi (gambar, warna,
pencahayaan) iklan perawatan wajah POND'S Flawless White
yang ditayangkan di televisi.
2. Anda tertarik dengan alur cerita iklan perawatan wajah
PONDS Flawless White yang ditayangkan di televisi.
3. Anda tertarik dengan model iklan perawatan wajah PONDS
Flawless White yang ditayangkan di televisi.
4. Anda tertarik dengan slogan iklan perawatan wajah PONDS
Flawless White yang ditayangkan di televisi.










Pertanyaan
Alterntif Jawaban
SS S CS TS STS
Desire
1. Visualisasi (gambar, warna, pencahayaan) iklan perawatan
wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan di televisi
menimbulkan keinginan anda untuk mencoba produk
tersebut.
2. Alur cerita iklan perawatan wajah PONDS Flawless White
yang ditayangkan di televisi menimbulkan keinginan anda
untuk mencoba produk tersebut.
3. Model iklan perawatan wajah PONDS Flawless White yang
ditayangkan di televisi menimbulkan keinginan anda untuk
mencoba produk tersebut.
4. Slogan iklan perawatan wajah PONDS Flawless White yang
ditayangkan di televisi menimbulkan keinginan anda untuk
mencoba produk tersebut.


Action
1. Melihat visualisasi (gambar, warna, pencahayaan) iklan
perawatan wajah PONDS Flawless White yang ditayangkan
di televisi, anda melakukan pembelian produk tersebut.
2. Melihat alur cerita iklan perawatan wajah PONDS Flawless
White yang ditayangkan di televisi, anda melakukan
pembelian produk tersebut.
3. Melihat model iklan perawatan wajah PONDS Flawless
White yang ditayangkan di televisi, anda melalukan
pembelian produk tersebut.
4. Melihat slogan iklan perawatan wajah yang ditayangkan di
televisi, anda melakukan pembelian produk tersebut.


Minat Beli Konsumen
1. Setelah melihat iklan perawatan wajah PONDS Flawless
White, saya tertarik untuk mencari informasi tentang produk
tersebut.
2. Setelah melihat iklan perawatan wajah PONDS Flawless
White, saya mempertimbangkan untuk membeli produk
tersebut apabila saya memerlukannya.
3. Setelah melihat iklan perawatan wajah PONDS Flawless
White, saya tertarik untuk membeli produk tersebut apabila
saya memerlukanya.







Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Attention.

Correlations
Correlati ons
.415**
.000
100
.358** .694**
.000 .000
100 100
.589** .787** .524**
.000 .000 .000
100 100 100
.713** .887** .780** .896**
.000 .000 .000 .000
100 100 100 100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
A1
A2
A3
A4
At tention
A1 A2 A3 A4 At tention
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).
**.



Reliability



R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P
H A)

Mean Std Dev Cases

1. A1 3.9400 .7361 100.0
2. A2 4.5500 .7703 100.0
3. A3 4.3200 .7638 100.0
4. A4 4.2100 .8910 100.0



Reliability Coefficients

N of Cases = 100.0 N of Items = 4

Alpha = .8383




Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Interest



Correlations
Correlati ons
.314**
.001
100
.610** .622**
.000 .000
100 100
.670** .622** .682**
.000 .000 .000
100 100 100
.769** .777** .875** .902**
.000 .000 .000 .000
100 100 100 100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
I1
I2
I3
I4
Interest
I1 I2 I3 I4 Interest
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-t ailed).
**.



Reliability



R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P
H A)

Mean Std Dev Cases

1. I1 4.3800 .7217 100.0
2. I2 4.3700 .7997 100.0
3. I3 4.4200 .7808 100.0
4. I4 4.1900 .8726 100.0



Reliability Coefficients

N of Cases = 100.0 N of Items = 4

Alpha = .8512




Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Desire.

Correlations


Correlati ons
.684**
.000
100
.617** .724**
.000 .000
100 100
.634** .699** .564**
.000 .000 .000
100 100 100
.828** .904** .846** .858**
.000 .000 .000 .000
100 100 100 100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
D1
D2
D3
D4
Desire
D1 D2 D3 D4 Desire
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).
**.




Reliability



R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P
H A)

Mean Std Dev Cases

1. D1 3.9200 .5805 100.0
2. D2 4.5800 .7545 100.0
3. D3 4.3400 .7813 100.0
4. D4 4.2300 .8745 100.0



Reliability Coefficients

N of Cases = 100.0 N of Items = 4

Alpha = .8746



Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Action.

Correlations


Correlati ons
.674**
.000
100
.600** .740**
.000 .000
100 100
.623** .776** .696**
.000 .000 .000
100 100 100
.819** .915** .868** .893**
.000 .000 .000 .000
100 100 100 100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
AC1
AC2
AC3
AC4
Action
AC1 AC2 AC3 AC4 Action
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).
**.



Reliability




R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P
H A)

Mean Std Dev Cases

1. AC1 4.2700 .8022 100.0
2. AC2 4.3900 .8864 100.0
3. AC3 4.2600 .8601 100.0
4. AC4 4.1300 .9391 100.0



Reliability Coefficients

N of Cases = 100.0 N of Items = 4

Alpha = .8969



Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat Beli.

Correlations


Correlati ons
.644**
.000
100
.697** .674**
.000 .000
100 100
.882** .871** .898**
.000 .000 .000
100 100 100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
M1
M2
M3
Minat Beli
M1 M2 M3 Minat Beli
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).
**.




Reliability




R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P
H A)

Mean Std Dev Cases

1. M1 4.2500 .8087 100.0
2. M2 4.4400 .7954 100.0
3. M3 4.2800 .8418 100.0



Reliability Coefficients

N of Cases = 100.0 N of Items = 3

Alpha = .8599






Regression
Descriptive Statistics
12.97 2.162 100
17.02 2.601 100
17.36 2.646 100
17.07 2.575 100
17.05 3.053 100
Minat Beli
At tention
Interest
Desire
Action
Mean St d. Deviation N



Correlati ons
1.000 .853 .832 .869 .842
.853 1.000 .869 .844 .814
.832 .869 1.000 .816 .779
.869 .844 .816 1.000 .864
.842 .814 .779 .864 1.000
. .000 .000 .000 .000
.000 . .000 .000 .000
.000 .000 . .000 .000
.000 .000 .000 . .000
.000 .000 .000 .000 .
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
Minat Beli
Att ention
Interest
Desire
Action
Minat Beli
Att ention
Interest
Desire
Action
Minat Beli
Att ention
Interest
Desire
Action
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Minat Beli Att ention Interest Desire Action

Variabl es Entered/Removed
b
Action,
Interest ,
Desire,
At tention
a
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.
a.
Dependent Variable: Minat Beli
b.

Model Summary
.909
a
.827 .820 .919
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
St d. Error of
the Estimate
Predictors: (Const ant), Action, Interest, Desire, Attention
a.

ANOVA
b
382.738 4 95.684 113.381 .000
a
80.172 95 .844
462.910 99
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Const ant), Action, Interest, Desire, Attention
a.
Dependent Variable: Minat Beli
b.



Coeffi ci ents
a
-.367 .656 -.560 .577
.189 .083 .227 2.271 .025
.158 .075 .193 2.120 .037
.273 .083 .325 3.277 .001
.160 .064 .225 2.510 .014
(Constant)
At tention
Interest
Desire
Action
Model
1
B St d. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
St andardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Minat Beli
a.



Frequency Table
A1
2 2.0 2.0 2.0
4 4.0 4.0 6.0
6 6.0 6.0 12.0
74 74.0 74.0 86.0
14 14.0 14.0 100.0
100 100.0 100.0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

A2
3 3.0 3.0 3.0
8 8.0 8.0 11.0
20 20.0 20.0 31.0
69 69.0 69.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

A3
3 3.0 3.0 3.0
9 9.0 9.0 12.0
41 41.0 41.0 53.0
47 47.0 47.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

A4
6 6.0 6.0 6.0
13 13.0 13.0 19.0
35 35.0 35.0 54.0
46 46.0 46.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent



I1
2 2.0 2.0 2.0
8 8.0 8.0 10.0
40 40.0 40.0 50.0
50 50.0 50.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

I2
1 1.0 1.0 1.0
1 1.0 1.0 2.0
11 11.0 11.0 13.0
34 34.0 34.0 47.0
53 53.0 53.0 100.0
100 100.0 100.0
1
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

I3
2 2.0 2.0 2.0
12 12.0 12.0 14.0
28 28.0 28.0 42.0
58 58.0 58.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

I4
6 6.0 6.0 6.0
12 12.0 12.0 18.0
39 39.0 39.0 57.0
43 43.0 43.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

D1
4 4.0 4.0 4.0
9 9.0 9.0 13.0
78 78.0 78.0 91.0
9 9.0 9.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

D2
3 3.0 3.0 3.0
7 7.0 7.0 10.0
19 19.0 19.0 29.0
71 71.0 71.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent



D3
3 3.0 3.0 3.0
10 10.0 10.0 13.0
37 37.0 37.0 50.0
50 50.0 50.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

D4
5 5.0 5.0 5.0
14 14.0 14.0 19.0
34 34.0 34.0 53.0
47 47.0 47.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent


AC1
5 5.0 5.0 5.0
7 7.0 7.0 12.0
44 44.0 44.0 56.0
44 44.0 44.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

AC2
4 4.0 4.0 4.0
15 15.0 15.0 19.0
19 19.0 19.0 38.0
62 62.0 62.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

AC3
4 4.0 4.0 4.0
15 15.0 15.0 19.0
32 32.0 32.0 51.0
49 49.0 49.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

AC4
9 9.0 9.0 9.0
11 11.0 11.0 20.0
38 38.0 38.0 58.0
42 42.0 42.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent




M1
3 3.0 3.0 3.0
14 14.0 14.0 17.0
38 38.0 38.0 55.0
45 45.0 45.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

M2
2 2.0 2.0 2.0
13 13.0 13.0 15.0
24 24.0 24.0 39.0
61 61.0 61.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

M3
3 3.0 3.0 3.0
16 16.0 16.0 19.0
31 31.0 31.0 50.0
50 50.0 50.0 100.0
100 100.0 100.0
2
3
4
5
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent



Frequency Table


Usia
31 31.0 31.0 31.0
28 28.0 28.0 59.0
41 41.0 41.0 100.0
100 100.0 100.0
15-25 Tahun
25-35 Tahun
35-45 Tahun
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

Pekerjaan
29 29.0 29.0 29.0
17 17.0 17.0 46.0
36 36.0 36.0 82.0
18 18.0 18.0 100.0
100 100.0 100.0
Pelajar/Mahasiswa
Pegawai Negeri
Swasta
Lain-lain
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent



Pendapatan
16 16.0 16.0 16.0
15 15.0 15.0 31.0
20 20.0 20.0 51.0
49 49.0 49.0 100.0
100 100.0 100.0
< Rp 500.000
Rp 500.000-Rp 1000.000
Rp 1000.000-Rp
1500.000
> Rp 1500.000
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent

Anda mungkin juga menyukai