Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari harapan hidup

penduduknya. Demikian juga indonesia sebagai suatu negara berkembang, dengan perkembangan yang cukup baik, makin tinggi harapan hidupnya diproyeksikan akan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun 2000 kedepan. Menurut perserikatan bangsa-bangsa, Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan jumlah warga berusia lanjut yang tertinggi di dunia, yaitu 414 % hanya dalam waktu 35 tahun. Akibat populasi usia lanjut yang meningkat maka akan terjadi transisi epidemiologi, yaitu bergesernya pola penyakit dari penyakit infeksi dan gangguan gizi menjadi penyakit-penyakit degeneratif, diabetes, hipertensi, neoplasma dan penyakit jantung koroner. Konsekuensi lain dari meningkatnya jumlah penduduk lansia adalah meningkatnya jumlah pasien geriatri. Pasien geriatri dibedakan dari lansia karena pada pasien geriatri mempunyai beberapa karakteristik yaitu multipatologi, menurunnya daya cadangan faal, berubahnya gejala dan tanda penyakit dari yang klasik dan terganggunya status fungsional pasien geriatri. Pasien geriatri juga sering diikuti dengan masalah gangguan fungsi kognitif, psikososial yang makin memperparah penyakitnya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pendekatan yang mutlak bersifat holistik atau paripurna. Pendekatan ini tidak hanya melalui biopsiko-sosial melainkan juga senantiasa dari sisi kuratif, rehabilitatif, promotif dan preventif. Menatalaksanakan pasien geriatri dengan pendekatan paripurna tersebut memerlukan pendekatan khusus yang disebut sebagai pendekatan paripurna pasien geriatri.

1.2

Batasan Masalah Dalam referat ini akan dibahas mengenai pasien geriatri dan pendekatan

paripurna pada pasien geriatri.

1.3

Tujuan Penulisan Penulisan referat ini bertujuan untuk memahami serta menambah pengetahuan tentang pendekatan paripurna pada pasien geriatri.

1.1.

Metode Penulisan Penulisan referat ini menggunakan berbagai literature sebagai sumber kepustakaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Menua Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan

jaringan

untuk

memperbaiki

diri/mengganti

diri

dan

mempertahankan struktur dan funsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (buku pink) Beberapa istilah lain lain yang berkaitan dengan proses menua adalah gorontologi dan geriatri. Gorontologi adalah ilmu yang memperlajari proses menua dan dan semua aspek biologi, sosiologi, dan sejarah yang terkait dengan penuaan. Geriatri merujuk pada pemberian pelayanan kesehatan untuk usia lanjut dan merupakan cabang ilmu kedokteran yang mengobati kondisi dan penyakit yang dikaitkan dengan proses menua dan usia lanjut. (IPD)

2.2

Karakteristik Pasien Geriatri Pasien yang dikatakan pasien geriatri harus memiliki karakteristik sebagai

berikut: a Usia > 60 tahun b Polifarmasi c Gangguan nutrisi d Multipatologi Yang dimaksud dengan multipatologi yaitu pada satu pasien terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya bersifat kronik degeneratif. e Menurunnya daya cadangan faal Menurunnya daya cadangan faal ini menyebabkan pasien geriatri mudah jatuh dalam kondisi gagal pulih ( failure to thrive) f Perubahan tanda dan gejala penyakit dari yang klasik. g Teganggunya status fungsional pasien geriatri. (Czeresna, 2006)

2.3

Teori pada Proses Menua Beberapa teori proses menua yang dapat diterima pada saat ini yaitu: a. Teori radikal bebas Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi elektron tidak berpasangan yang terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai proses seluler atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen. Elektron yang tidak berpasangan dari radikal bebas tersebut secara kimiawi akan mencari pasangan elektron dengan bereaksi dengan substansi lain terutama protein dan lemak tidak jenuh sehingga membran sel akan mengalami perubahan sehingga menjadi lebih permeabel dan menungkinkan berbagai substansi dapat melewati membran secara bebas. Radikal bebas juga dapat bereaksi dengan DNA, menyebabkan mutasi kromosom sehingga merusak sistem genetik yang normal dari sel. Akumulasi radikal bebas akan terjadi sejalan dengan waktu, dan bila kadarnya melebihi konsentrasi ambang maka hal itu akan berkontribusi pada perubahan-perubahan yang seringkali dikaitkan dengan penuaan. h Teori glikosilasi Teori glikosilasi ini menyatakan bahwa proses gikosilasi nonenzinmatik yang menghasilkan pertautan glukosa-protein yang disebut sebagai advanced glycation end products (AGEs) dapat menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul lain yang termodifikasi sehingga menyebabkan disfungsi pada hewan atau manusia yang menua. Protein glikasi menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya aktivitas enzim dan menurunnya degradasi protein abnormal. Saat manusia mengalami penuaan, AGEs berakumulasi di berbagai jaringan, termasuk kolagen, hemoglobin, dan lensa mata, karena muatan kolagennya tinggi, jaringan ikat menjadi kurang elastis dan lebih kaku dan dapat mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh darah. AGEs juga dapat berinteraksi dengan DNA dan mungkin akan mengganggu kemampuan sel untuk memperbaiki perubahan pada DNA.

c. Teori DNA repair Teori DNA repair atau tepatnya mitochondrial DNA repair ini terkait erat dengan teori radikal bebas, karena sebagia besar radikal bebas dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria. Mutasi DNA mitokondria akan memperbanyak kerusakan oksidatif dan disfunsi seluler, yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel. Mutasi mtDNA di manusia terutama terjadi setelah umur pertengahan tiga puluhan, terakumulasi seiring pertambahan umur, dan jarang melebihi 1%. (IPD)

2.3

Perubahan-perubahan yang terjadi pada proses menua

Anda mungkin juga menyukai