Anda di halaman 1dari 14

Pendahuluan Usus pada manusia secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu usus halus dan

usus kecil. Ukuran usus halus umumnya lebih kecil dibanding usus besar. Usus halus dibagi menjadi duodenum, yeyunum, dan ileum. Bagian paling distal dari usus halus, yaitu ileum terminal berhubungan dengan colon asendens, di mana biasanya colon asendens dan descendens tidak mudah bergerak. Apabila terdapat sesuatu di dalam ileum lalu menyebabkan gerak peristaltik yang berlebihan, maka bagian usus proksimal (arah oral) akan masuk ke rongga usus bagian distal sehingga muncul gejala obstruksi berlanjut strangulasi. Dalam makalah ini penulis akan membahas lebih rinci mengenai intususepsi sebagai hasil pembelajaran penulis.

*Valentine

e!tiana

oesanto ("#$#""$"$). Valentine.se!tiana%hotmail.com. &ahasis'a

(akultas )edokteran U)*+DA. ,alan Arjuna Utara no - ,akarta Barat ""."#. Anamnesis

&elalui anamnesis biasanya diketahui usia penderita umumnya sekitar ./"# bulan, lebih banyak terjadi pada bayi laki/laki, keadaan !isiknya sehat dan tumbuh kembang baik, lalu tiba/tiba penderita menangis kesakitan (bahkan tampak pucat), sambil menekuk kakinya kearah perut. 0yeri perut bersi!at serangan setiap "./1# menit, nyeri kolik ini terjadi "/$ menit. etelah serangan berakhir anak tampak tenang sehingga dapat bermain seperti biasa atau tidur kembali." *asa sakit timbul seiring dengan peningkatan peristaltik usus akibat obstruksi. )etika usus semakin teregang, nyeri kolik akan digantikan dengan nyeri di!us ringan yang terus menerus. &unculnya rasa nyeri yang amat sangat merupakan indikasi adanya proses strangulasi yang sedang berlangsung." Beberapa jam kemudian (-/2 jam) bayi de!ekasi, a'alnya dapat berupa !eses cair (obstruksi parsial) lalu de!ekasi hanya berupa darah dan lendir (dapat diketahui dengan *ectal 3oucher). Darah dan lendir (red/currant jelly stool) ini dapat terjadi karena bagian leher intususeptum akan terjepit dan mesenterium ikut tertarik menyebabkan bendungan aliran 4ena dan lim!e, terjadi edema disertai laserasi mukosa. Bendungan semakin meningkat menyebabkan aliran darah arteri terganggu, lama kelamaan terjadi iskemik dan nekrosis pada segmen usus tersebut sehingga mengeluarkan darah dan lendir." &uncul gejala obstruksi seperti mual dan muntah biasa terjadi menjelang "2/ $5 jam kemudian. 0amun, pada bayi kecil muntah malahan dapat sebagai gejala pertama. &untah mula/mula terdiri atas sisa/sisa makanan yang ada dalam lambung, kemudian berisi empedu, bahkan dapat berupa material !ekal karena adanya peningkatan tekanan intraabdomen dan pertumbuhan pesat bakteri/bakteri usus. ebanyak 6.,.7 gejala muntah terjadi pada anak berumur kurang dari $ tahun. emakin distal letak sumbatan usus gejala akan timbul lebih lambat." Pemeriksaan fisik 8enemuan pemeriksaan klinik sangat bergantung pada lama in4aginasi terjadi. Umumnya bayi dalam keadaan sehat, gi9i baik. &ungkin beberapa hari sebelumnya terdapat peradangan saluran napas bagian atas. Bayi tiba/tiba menangis seperti menahan sakit untuk beberapa menit kemudian diam, main/main atau tidur kembali. ering disertai rangsangan muntah. &untah disertai makanan atau minuman yang masuk. Beberapa jam kemudian bayi de!ekasi disertai darah segar dan lendir. elanjutnya de!ekasi hanya darah dan lendir. ementara gejala
2

dan tanda/tanda obstruksi belum tampak, pada pemeriksaan abdomen mungkin teraba massa. Bila massa teraba di kanan atau kiri atas maka perabaan pada abdomen kanan ba'ah terus kosong. )eadaan ini disebut Dance:s sign. 8emeriksaan colok dubur terdapat darah segar serta lendir dan mungkin masih terdapat !eses pada sarung tangan. &enjelang $5 jam setelah in4aginasi terjadi dapat ditemukan tanda/tanda obstruksi usus, seperti abdomen yang kembung dengan terlihat kontur dan peristalsis usus. &untah sudah ber'arna hijau atau sudah !ekal. &assa intraabdomen sulit teraba lagi. 8emeriksaan colok dubur mungkin dapat teraba ujung in4aginat, seperti perabaan pada portio yang dikenal sebagai pseudoportio, sarung tangan hanya terdapat darah dan lendir, tidak ada !eses lagi. 8enderita sudah terdapat pula tanda/tanda dehidrasi dan mungkin juga kenaikan suhu tubuh.$ 8erut kembung yang terjadi tergantung letak sumbatan usus. emakin distal letak sumbatan, distensi perut yang terjadi semakin besar. 8ada penderita in4aginasi umumnya perut tampak kembung merata. 8ada pemeriksaan !isik terkadang dapat kanan ba'ah dapat teraba seperti kosong (Dance sign).$ Apabila keadaan obstruksi dan strangulasi dibiarkan berlangsung terus menerus, anak akan tampak pucat, dehidrasi, sampai syok. 3erjadi demam karena dehidrasi dan sepsis, kekurangan elektrolit yang dapat berlanjut menjadi asidosis, usus yang gangren mengalami per!orasi dan berakhir menjadi peritonitis.$ Dari berbagai gejala yang disebutkan diatas, gejala dan tanda berupa; nyeri kolik, berak darah lendir (currant jelly stool), serta teraba massa di tengah atau perut kanan atas merupakan trias klasik intususepsi. <alaupun demikian pada kasus/kasus tertentu gejala dan tanda intususepsi tidak khas sehingga butuh pemeriksaan lebih lanjut.$ diraba massa bentuk lonjong seperti sosis umumnya pada regio epigastrium atau kuadran kanan atas, sedangkan kuadran

=ambar ". >urrant jelly stool. umber; '''.medscape.com

Pemeriksaan penunjang 8emeriksaan laboratorium sering tidak terlalu berman!aat sampai terjadi mani!estasi lanjut intususepsi. 8emeriksaan sinar ? abdomen dapat memperlihatkan adanya obstruksi usus halus disertai garis batas udara/cairan dan kadang/kadang massa jaringan lunak yang merupakan petunjuk penting intususepsi. Adanya tinja di kolon kanan memberi kesan adanya intususepsi. ,ika ada, temuan/temuan radiogra!i ini berman!aat, teteapi temuan !oto otot polos yang paling sering adalah pola garis normal. @itung darah lengkap, elektrolit, nitrogen urea darah, kreatinin, dan pencocokan silang darah harus dilakukan. ebaiknya cairan intra4ena diberikan untuk adanya ancaman dehidrasi dan sebaiknya dipasang selang nasogastrik." 8emeriksaan radiologik. (oto polos abdomen. (oto polos perut dapat dibuat dalam dua arah, posisi supine dan lateral dekubitus kiri. *ontgen polos abdomen untuk melihat kondisi obstrukti!, A8 supine; distribusi udara usus, A8 hori9ontal dan AAD; air !luid le4el. 8osisi lateral dekubitus kiri ialah posisi penderita yang dibaringkan dengan bagian kiri di atas meja dan sinar dari arah mendatar. Dengan posisi ini, selain untuk mengetahui tanda obstruksi usus (dilatasi), in4aginasi, juga dapat mendeteksi adanya per!orasi. =ambaran B/ray pada in4aginasi ileo/coecal memperlihatkan daerah bebas udara yang !ossa iliaca kanan karena terisi massa. 8ada in4aginasi tingkat lanjut, terlihat multiple air !luid le4els.1 Barium enema merupakan salah satu gold standar untuk mendiagnosis in4aginasi. 3anda patognomonisnya adalah cupping signCcoil springCumbrella sign. )hususnya bentuk in4aginasi ileocolica atau colocolica (the cla' sign) tetapi bentuk ileoileal tidak memberi gambaran serupa karena katup ileocaecal yang masih kompeten.1

=ambar $. =ambaran radiologi intususepsi. umber; '''.medscape.com

8emeriksaan dengan Ultrasonogra!i (U =). 8emeriksaan in4aginasi dengan U = pertama kali dilakukan pada tahun "6DD. 3anda in4aginasi adalah adanya target lesionCdoughnut sign dan pseudokidney. 3arget lesion dijumpai pada potongan melintang ($ cincin hipoechoic yang dipisahkan oleh " cincin hiperechoic). edangkan pseudokidney didapatkan pada potongan longitudinal tampak sebagai gambaran lapisan hipoechoic dan hiperechoic yang superimposed akibat dinding usus intususepsi edema.1 Analisis prospekti! pada 5$- kasus intususepsi memberi hasil bah'a pemeriksaan U = memberikan sensiti4itas dan spesi!isitas sebanyak "##7.1 Diagnosis +ntususepsi adalah suatu keadaan, di mana segmen usus proksimal (intususeptum) berin4aginasi ke dalam segmen distal (intususipien) serta didorong ke distal oleh peristalsis usus. Enam puluh lima persen kasus timbul dalam bayi berusia kurang dari "tahun, dengan insiden puncak antara bulan kelima dan kesembilan kehidupan.5 &alrotasi dan 4ol4ulus &alrotasi merupakan gagalnya suatu rotasiCperputaran dan !iksasi normal pada organ, dalam hal ini yaitu usus tengah, selama perkembangan embriologik. &alrotasi mengakibatkan kelainan kongenital berupa posisi usus yang abnormal di dalam rongga peritoneum, dan biasanya meliputi baik usus halus maupun usus besar. &alrotasi diikuti !iksasi usus yang abnormal oleh pita mesenterika atau tidak adanya !iksasi usus, sehingga meningkatkan resiko obstruksi usus, 4ol4ulus akut atau kronik, dan nekrosis usus. Vol4ulus adalah obstruksi usus yang disebabkan oleh melilitnya usus atau terbentuknya simpul. Vol4ulus merupakan keadaan yang disebabkan adanya rotasi gelung usus di sekeliling cabang arteri mesenterika superior. 0ormalnya gelung usus primer berotasi $D#F berla'anan dengan arah jarum jam. Akan tetapi kadang/kadang putaran hanya 6#F saja. Apabila hal ini terjadi, kolon dan sekum adalah bagian usus pertama yang kembali dari tali pusat, dan menempati sisi kiri rongga perut. =elung usus yang kembali belakangan makin terletak di kanan, sehingga mengakibatkan kolon letak kiri.5 &alrotasi terjadi pada sekitar " dari .## kelahiran, dan biasanya didiagnosis pada masa neonatal. ekitar D.7 kasus yang bergejala terjadi pada bayi baru lahir dan 6#7 kasus yang
5

bergejala terjadi dalam " tahun pertama kehidupan.5 8enegakan diagnosis malrotasi dilakukan dengan memperhatikan temuan tanda dan gejala dari anamnesis dan pemeriksaan !isik, dan dapat disertai pemeriksaan penunjang. =ejala dan tanda obstruksi parsial atau total setinggi duodenum, berupa gangguan pasase saluran cerna, muntah hijau dan lebih sering tidak disertai kembung abdomen, udara yang telah berada di usus distal duodenum akan keluar akan keluar atau diabsopsi, gejala dan tanda dapat hanya berupa obstruksi parsial setinggi duodenum bila malrotasi tanpa disertai 4ol4ulus sempurna. 8enderitaan seperti ini dapat datang ke dokter setelah berumur beberapa hari, beberapa bulan, atau beberapa tahun dengan keluhan gangguan masukan disertai hambatan pertumbuhan dan perkembangan. 8ada pemeriksaan radiologik dengan !oto polos abdomen tegak, terlihat bayangan double bubble seperti pada atresia duodenal, tetapi disertai gambaran gelembung/ gelembung udara kecil/kecil yang minim di bagian distal. 8ada pemeriksaan barium enema terlihat sekum terletak di kuadran kanan atas di ba'ah hepar. bahaya aspirasi.5 Untuk persiapan pra/bedah dapat dilakukan seperti pada atresia duodenal. 8ersiapan harus cepat, karena harus segera menyelamatkan usus halus yang terancam nekrosis. 8embedahan berupa pemotongan pita yang menyilang duodenum, sekum, asenden dan trans4ersum, serta ileum, duodenum diletakan 4ertikal di sebelah kanan, sekum dan kolon di kiri, kemudian selalu dikerjakan apendiktomi (prosedur Aadd). etelah derotasi, penilaian 4iabilitas usus harus dilakukan dgn baik, usus jelas nekrosis harus direseksi, bila ragu dan panjang, sebaiknya tidak direseksi dan dinilai $5/52 jam, sebagai second look procedure. Untuk malrotasi tanpa 4ol4ulus, dapat dilakukan pembedahan seperti tersebut di atas secara elekti!.5 Di4ertikulum &eckel ebuah di4ertikulum &eckel adalah sebuah kantong pada dinding bagian ba'ah usus yang hadir pada saat lahir (kongenital). Di4ertikulum dapat berisi jaringan yang identik dengan jaringan perut atau pankreas. Di4ertikulum &eckel adalah outpouching atau tonjolan di bagian ba'ah dari usus kecil. 3onjolan ini ba'aan (hadir sejak lahir) dan merupakan sisa dari tali pusar. Di4ertikulum &eckel adalah cacat ba'aan yang paling umum dari saluran pencernaan. +ni terjadi pada sekitar $/1 persen dari populasi umum. +ni adalah cacat ba'aan, yang berarti bah'a anda dilahirkan dengan itu atau dengan kelainan struktur.5 ebaiknya tidak dilakukan pemeriksaan !oto barium meal karena tidak memberikan banyak in!ormasi dan terdapat

Di4ertikulum &eckel adalah kelainan congenital (ba'aan) yang paling umum dari usus kecil, hal itu disebabkan oleh penyerapan tidak lengkap duktus 4itelline (yaitu saluran omphalomesenteric).5 Di4ertikulum &eckel sulit untuk di diagnosa. Banyak gejala yg muncul seperti muntah, sakit perut, dan nyeri, dapat terjadi dalam kondisi yang berbeda. ,ika penyedia layanan kesehatan anak Anda merasa bah'a kombinasi dari gejala menunjukkan di4ertikulum &eckel, ia akan memerintahkan tes/tes tertentu. +ni termasuk; Teknesium scan. 3eknesium radioakti! disuntikkan ke dalam tubuh. Gat ini diserap oleh sel/ sel lambung dalam di4ertikulum dan dapat dideteksi oleh sebuah kamera khusus.5 Kolonoskopi. Dalam tes ini, tabung, kecil !leksibel dengan kamera di ujungnya dimasukkan ke dalam rektum dan kolon untuk mencari penyebab penyumbatan dan perdarahan.5 Wireless kapsul endoskopi. Untuk tes ini, pasien menelan sebuah kamera kecil yang dapat mendeteksi sumber pendarahan di usus kecil. ,ika anak Anda terlalu muda untuk menelan pil, dapat ditempatkan di dalam perut sementara anak Anda sedang tidur.5 3anda dan gejalanya antara lain perut terasa nyeri mulai dari ringan sampai parah , terlihat darah dalam tinja. =ejala sering terjadi selama beberapa tahun pertama kehidupan. =ejala di4ertikulum &eckel biasanya terjadi selama tahun pertama kehidupan seorang anak, namun dapat terjadi ketika de'asa. =ejala meliputi pendarahan gastrointestinal (yang dapat dilihat pada tinja), nyeri perut dan kram, obstruksi perut, penyumbatan yang membuat isi usus keluar. @al ini dapat menyebabkan nyeri, kembung, diare, sembelit, dan muntah. Di4ertikulitis (pembengkakan dinding usus). =ejala yang paling umum pada anak di ba'ah lima tahun adalah pendarahan, yang disebabkan oleh borok yang berkembang di usus kecil ketika di4ertikulum yang mengeluarkan asam lambung. Hbstruksi (penyumbatan) usus terjadi lebih sering pada anak yang lebih tua dan orang de'asa. Di4ertikulitis dapat terjadi pada usia berapapun, tetapi paling sering terjadi pada anak yang lebih tua. 3umor dapat terjadi terutama pada orang de'asa, ini adalah gejala langka di4ertikulum &eckel. ,ika anak anda menunjukkan salah satu gejala di atas, Anda harus menemui dokter anak Anda atau penyedia pera'atan kesehatan segera. 8emulihan bisa diharapkan dengan operasi.5

=ambar 1. Di4ertikulum &eckel. umber; '''.google.co.id

Etiologi 8enyebab kebanyakan intususepsi belum diketahui. +nsidens musiman memuncak pada musim semi dan musim gugur. )orelasi dengan in!eksi adenoma4irus telah dilaporkan, dan keadaan ini dapat mempersulit gastroenteritis. Disebutkan bah'a plak 8eyer yang membengkak di ileum dapat merangsang peristaltik usus sebagai upaya untuk mengeluarkan massa tersebutI sehingga menyebabkan intususepsi. 8ada umur pucak insidens keadaan ini, saluran cerna bayi juga dimasuki macam/macam makanan baru. +n!eksi 4irus pada anak/anak menyebabkan pembesaran kelenjar cerna, yang pada akhirnya menyebabkan intususepsi. +n!eksi 4irus bisa menimbulkan perla'anan jaringan lim!e terhadap in!eksi sehingga mukosa usus tidak rata. +ni membuka peluang usus untuk memasuki bagian usus itu sendiri selama proses mencerna. 8emberian makanan selain susu ketika umur kurang dari 5 bulan akan berakibat buruk terhadap bayi, karena sistem pencernaan bayi pada usia ini belum tumbuh kembang sempurna. 8emberian makanan pada usia itu berpeluang terjadinya in4aginasi usus halus. 8ada bayi lebih dari 1 tahun, bisa disebabkan !aktor mekanik, seperti meckel di4ertikulum, polip pada intestinum, lim!osarcoma intestinum, trauma tumpul pada abdominal dengan hematom, hemangioma.. Baru/baru ini diduga ada hubungan antara rota4irus dan intususepsi, 'alaupun laporan kasus terjadinya intususepsi selama bayi di4aksin sangat kecil. *ota4irus merupakan penyebab gastroenteritis berat pada bayi dan anak usia di ba'ah . tahun di U A. elama " eptember "662 sampai D ,uli "666, dilaporkan ke VAE* (Vaccine Ad4erse E4ent *eporting ystem) ". kasus intususepsi pada bayi yang menerima 4aksin *ota4irus. 8ada studi 8relisensi, . kasus intususepsi terjadi pada "#.#.5 penerima 4aksin dan " kasus pada 5.-11 kontrol. ecara statistik perbedaannya tidak signi!ikan. 1 dari . kasus pada anak dengan 4aksinasi terjadi selama -/D hari setelah di4aksinasi *ota4irus..
8

Epidemiologi +ntususepsi atau in4aginasi, salah satu penyebab utama obstruksi usus pada balita dan anak/ anak kecil, dapat terjadi pada setiap umur bahkan intususepsi dapat terjadi intrauterin. +nsiden intususepsi diperkirakan terjadi pada ",./5 per "### kelahiran hidup, sekitar tujuh puluh persen atau lebih dijumpai pada anak berusia kurang dari satu tahun, umur penderita tersering antara ./"# bulan, laki/laki lebih banyak daripada perempuan (1;").. Bentuk tersering yang dijumpai adalah in4aginasi pada ileocecal (D.7), ileocolica (".7), dan lain/lain ("#7) seperti ileoileal, colocolica.. Patofisiologi uatu segmen usus berikut mesenterium atau mesokolon masuk ke lumen usus bagian distalnya oleh suatu kausa. embilan puluh persen kausa tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga oleh penebalan dinding usus, khususnya ileum. 8enebalan ini disebabkan oleh hiperplasi jaringan lim!oid submukosa ileum terminal akibat peradangan 4iral. )ausa lain yang dapat dijumpai ialah polip, di4ertikel &eckel, neoplasma seperti leimioma atau leiomiosarkoma, dan sebagainya. $ 8roses selanjutnya adalah proses obstruksi usus strangulasi. 8roses strangulasi tersirat oleh adanya rasa sakit dan perdarahan per rektal. erangan rasa sakit mula/mula hilang timbul kemudian menetap dan sering disertai rangsangan muntah. Darah yang keluar melalui anal merupakan darah segar yang bercampur lendir. 8roses obstruksi usus sebenarnya sudah mulai sejak in4aginasi terjadi tetapi penampilan klinik obstruksi memerlukan 'aktu. Umumnya setelah "#/"$ jam sampai menjelang $5 jam gejala/gejala seperti abdomen kembung dan muntah hijau atau !ekal telah terjadi.$

=ambar 5. +ntususepsi. umber; '''.google.co.id

Manifestasi klinis =ejala yang timbul adalah nyeri paroksisimal kadang/kadang disertai re!leks muntah. &assa berbentuk sosis mungkin teraba pada perut kanan atas. Bila terdapat keterlambatan diagnosis, anak akan mengalami demam, perut kembung, dan mengeluarkan lendir bercampur darah per rektal. Diagnosis biasanya berdasarkan kecurigaan klinis ditunjang dengan !oto polos abdomen yang menunjukkan adanya massa serta menghilangnya gambaran udara sepanjang sekum dan kolon asendens.&ani!estasi penyakit mulai tampak dalam 'aktu 1/$5 jam setelah terjadi in4aginasi. =ejala/ gejala sebagai tanda/tanda obstruksi usus yaitu nyeri perut, muntah dan perdarahan. 0yeri perut bersi!at serangan setiap "./1# menit, lamanya "/$ menit. Di antara dua serangan, bayi tampak sehat. 8erut berbentuk scaphoid.erangan nyeri sudah dapat ditemukan pada anak kurang dari " tahun (-#,D7), 2",27 pada umur "/$ tahun dan 6"7 pada umur lebih dari $ tahun, nyeri perut merupakan gejala yang menyolok. Biasanya nyeri disusul oleh muntah. 8ada bayi kecil muntah malahan dapat sebagai gejala pertama. &untah mula/mula terdiri atas sisa/sisa makanan yang ada dalam lambung, kemudian berisi empedu. ebanyak 6.,.7 gejala muntah terjadi pada anak berumur kurang dari $ tahun. 3imbulnya muntah dapat terjadi 1 jam pertama setelah berlangsungnya penyakit, masing/masing D17 pada umur kurang $ tahun dan .$7 pada umur lebih dari $ tahun. =ejala muntah lebih sering pada in4aginasi usus halus bagian atas jejunum dan ileum daripada ileo/colica.etelah serangan kolik pertama, tinja masih normal, kemudian disusul oleh de!ekasi darah bercampur lendir (red current jelly). Jang berasal dari intususeptum yang terbendung, tertekan atau sesudah mengalami strangulasi. Bila in4aginasi disertai strangulasi harus diingat kemungkinan terjadinya peritonitis setelah per!orasi. 8ada .67 penderita, perdarahan terjadi dalam 'aktu "$ jam.Darah lendir ber'arna segar pada a'al penyakit, kemudian berangsur/angsur bercampur jaringan nekrosis, disebut terry stool oleh karena terjadi kerusakan jaringan dan pembuluh darah.Penatalaksanaan ebelum melakukan terapi de!initi! terhadap in4aginasi usus yang terjadi tindakan perbaikan
10

keadaan umum yang mutlak perlu dikerjakan antara lain pemasangan sonde lambung untuk dekompresi dan mencegah aspirasi, rehidrasi (monitor keseimbangan cairan), terapi medikamentosa seperti antibiotika (bila gejala obstruksi sudah jelas, ada demam, atau obstruksi sudah berlangsung lebih dari $5 jam) dan obat penenang untuk penahan sakit seperti !enobarbital dan 4alium. etelah keadaan umum baik baru dipilih tindakan reposisi yang sesuai dengan keadaan pasien.D 8enatalaksanaan in4aginasi dapat dilakukan secara non/operati! dan operati!.D 0on/operati!; 8neumostatik, hidrostatik (contrast enema) KL rule of three (1 feet, minute, times). Hperati!; laparotomi.D 8rinsipnya dilakukan tindakan non/operati! terlebih dahulu. 3indakan operati! baru dilakukan apabila terdapat kontraindikasi tindakan non/operati! seperti gejala obstruksi yang jelas, terdapat tanda peritonitis, atau kasus yang sudah lama (L 52 jam) atau setelah tindakan non/ operati! tidak berhasil.D *eduksi pneumostatik. 3indakan non/operati! lebih banyak menekan mortalitas dibanding tindakan bedah. 3ekanan udara diukur dengan manometer dan tidak boleh melebihi "$# mm@g (batas keamanan maksimal 2# mm@g). Udara yang masuk akan mendorong intususepsi. )riteria berhasil; adanya re!luB ke dalam usus kecil dan penderita terlihat membaik.. Angka kesuksesan air enema di >hina mencapai 6#7, di beberapa senter lain angka kesuksesan hanya mencapai -#7. )ompikasi tindakan ini adalah pneumoperitonium.D *eduksi @idrostatik. ejak "2D-, barium enema sudah digunakan untuk pengobatan in4aginasi dan hasilnya memuaskan (angka kesuksesan 5$/2#7, rekurensi sekitar .7). @anya sedikit kemungkinan terjadi per!orasi 'alaupun usus telah mengalami gangren, asal tekanan hidrostatik tidak melebihi " meter air. Demikian pula lamanya pera'atan pada reposisi barium lebih pendek daripada operasi. )adang kadang reposisi barium tidak berhasil, misalnya pada umur kurang 1 bulan dan in4aginasi ileo/ileal. Bayangan kontras dalam bentuk cupping tidak mencapai ileum terminalis sehingga memerlukan operasi.D Adapun syarat / syarat pengelolaan secara hidrostatik antara lain keadaan umum mengi9inkan, tidak ada gejala dan tanda rangsang peritoneum, anak tidak toksis, dan tidak
11

terdapat obstruksi tinggi.D 8rosedur dapat dilakukan dalam keadaan sedasi. )ateter (oley dimasukkan ke rektum lalu 0a>l #,67 atau barium dimasukkan per rektal dari ketinggian 1 kaki, inter4al 1 menit, dilakukan obser4asi dengan !luoroskopi, lanjutkan prosedur bila terjadi reduksi. 3unggu "# menit bila tidak terjadi reduksi keluarkan barium. 8rosedur ini dapat diulangi sampai 1 kali. *eduksi berhasil harus dikon!irmasi dengan adanya kontras yang mele'ati ileum terminalis, bila pipa rektal ditarik keluar anus akan keluar barium beserta !eses dan udara, pada pemeriksaan !isik, perut tampak kempes dan massa menghilang. 8ada kasus/kasus dimana reduksi sempurna dengan barium enema tidak mungkin terjadi, prosedur ini dapat sangat mengurangi ukuran intususepsi sehingga panjang insisi yang dibutuhkan pada tindakan operasi dapat dikurangi.D 8rosedur Hperati! (Aaparotomi). Hperasi dini tanpa terapi barium dikerjakan bila terjadi per!orasi, peritonitis dan tanda/tanda obstruksi. )eadaan ini biasanya pada in4aginasi yang sudah berlangsung lebih dari 52 jam. Demikian pula pada kasus/kasus relapse. +n4aginasi berulang ""7 setelah reposisi barium dan 17 pada operasi tanpa reseksi usus. Biasanya reseksi dilakukan jika aliran darah tidak pulih kembali setelah dihangatkan dengan larutan !isiologik.Usus yang mengalami in4aginasi nampak kebiruan. 8ada pera'atan ke/$ kali, dikerjakan operasi tanpa barium enema.D )egagalan mereduksi intususepsi dengan prosedur non/operati! juga memerlukan operasi. Eksplorasi dilakukan melalui insisi pada kuadran kanan ba'ah perut. *eduksi dilakukan dengan mengurut pelan distal usus agar keluar dari intususepsi (milking), jangan menarik usus keluar karena dapat menimbulkan cedera sekunder pada usus seperti ileus paralitik, per!orasi, adhesi!. *eseksi dapat dilakukan pada bagian usus yang gangren. Aalu dibuat anastomosis primer ileocolica.D 8era'atan pasca bedah. Dilakukan penga'aan ketat keadaan umum dan tanda 4ital. Dalam 52 jam setelah operasi anak akan dimonitor, anak akan menggunakan mesin untuk memonitor temperatur, denyut jantung dan respirasi. etidaknya selama 52 jam pertama, anak tidak bisa makan atau minum agar ususnya istirahat. Anak akan mendapatkan terapi cairan untuk mencegah dehidrasi. Anak juga akan mendapat 0=3 untuk mengambil cairan dari dalam perut. aat cairan dari 0=3 bersih dan jumlah cairan berkurang, anak bisa mulai makan sesuatu.D
12

(ollo'/up. Dengan menilai adakah tanda/tanda kesulitan berna!as, in!eksi perna!asan berulang dan apakah terjadi in4aginasi berulang.D

Komplikasi )omplikasi yang dapat timbul saat operasi di antaranya perdarahan. Umumnya bila menciderai pembuluh darah segera lakukan kontrol perdarahan dengan meligasi pembuluh darah. elain itu komplikasi dapat timbul pasca operasi, yaitu kembung, gangguan keseimbangan elektrolit, dan sepsis.D Prognosis )eberhasilan penatalaksanaan in4aginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan yang diberikan, jika pertolongan kurang dari $5 jam dari serangan pertama, maka akan memberikan prognosis yang lebih baik. )ematian dengan terapi sekitar "/1 7. ,ika tanpa terapi, $/. hari akan berakibat !atal. Bila terlambat tertangani bagian usus yang terjepit dapat menderita kekurangan oksigen, yang lama/lama usus dapat rusak, bagian usus yang terjepit dapat mengalami kematian jaringan, bocor, peradangan usus menyeluruh, bahkan dapat menimbulkan kematian pada bayiCanak. 3erdapat resiko kambuh lagi.D Penutup +ntususepsi adalah suatu keadaan, di mana segmen usus proksimal (intususeptum) berin4aginasi ke dalam segmen distal (intususipien) serta didorong ke distal oleh peristalsis usus. Etiologi intususepsi sebagian besar idiopatik, tetapi diduga karena in!eksi 4irus, pemberian 8A + pada anak M5 bulan, serta !aktor mekanik seperti di4ertikulum meckel. =ejala khas yang muncul adalah adanya massa seperti sosis pada abdomen, serta tinja mengandung lendir dan darah (current jelly stool). 3erapi yang dapat diberikan adalah perbaikan keadaan umum, lalu tindakan non/operati4e. Apabila tindakan non/operati4e tidak berhasil, barulah dilakukan tindakan operati4e (laparatomi).

13

Daftar pustaka ". ch'art9 &<. 8edoman klinis pediatri. ,akarta; E=>I$##..h.6$/1.

$. )artono D. )umpulan kuliah ilmu bedah. ,akarta; ()U+I$##..h.""6/$". 1. 8atel 8*. *adiologi. ,akarta; ErlanggaI$##..h.$5". 5. @ull D, ,ohnston D+. Dasar/dasar pediatri. ,akarta; E=>I$##2.h.".5/.. .. *udolph A&, @o!!man ,+, *udolph >D. Buku ajar pediatri *udolph. ,akarta; E=>I$##D.h.""2$/1. -. >ook =>. 8roblem gastroenterology daerah tropis. ,akarta; E=>I$##1.h."55. D. abiston D>. Buku ajar bedah. ,akarta; E=>I$##5.h.$D#/$.

14

Anda mungkin juga menyukai