Anda di halaman 1dari 23

PEMICU Riseta adalah mahasiswa semester 3 PSPD FK UNTAN, sedang menyusun proposal tugas akhirnya.

Dia berencana meneliti tentang mangga bacang (Mangifera foetida), namun ia bingung mengenai desain penelitian, sampel serta uji statistik yang akan digunakan. Riseta akan berkonsultasi dengan pembimbingnya untuk menyusun proposal penelitiannya tersebut. Dosen pembimbing Riseta memintanya untuk mencoba menulis sendiri proposal tersebut.

KLARIFIKASI DAN DEFINISI 1. Sampel : bagian atau subset dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga di anggap mewakili populasi. 2. Desain penelitian : rancangan penelitian yang disusun sebagian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. 3. Proposal : rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan / menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. 4. Uji statistik : suatu statistik yang diukur dari sebuah data sampel yang kita gunakan untuk mengakses bukti mengenai hipotesis nol.

KATA KUNCI Menyusun proposal Desain penelitian Sampel penelitian Uji statistik Mangga Bacang Konsultasi dengan pembimbing

RUMUSAN MASALAH Bagaimana cara menyusun proposal yang baik dan benar ?

ANALISIS MASALAH

KONSULTASI DENGAN PEMBIMBING

OBYEK YANG DITELITI

PROPOSAL

JUDUL

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA TEORI

METODOLOGI

DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN

UJI STATISTIK

SAMPEL

DESAIN PENELITIAN

PENELITIAN

HIPOTESIS Cara menyusun proposal penelitian yang baik dan benar adalah sesuai dengan dasar-dasar metodologi penelitian.

PERTANYAAN DISKUSI 1. Apa saja persyaratan yang harus diperhatika dalam membuat proposal ? Jawaban : Judul penelitian harus tegas dan menarik. Judul atau tema sebaiknya menunjukkan isi dari penelitian itu sendiri.

Latar belakang harus jelas dan mendukung. Apa yang membuat kita ingin dan perlu meneliti hal tersebut? Apa yang kita saksikan (observasi) di sekitar kita? Apa yang kita telah baca dan ketahui? Apa yang sedang jadi persoalan? Fakta dan fenomena apa yang terjadi atau teramati sehingga kita merasa perlu adanya penelitian? Mengapa penelitian yang ingin dan perlu kita lakukan ini penting (adakah gap/celah antara apa yang ada saat ini dan yang ingin kita teliti)?

Pernyataan penelitian (research statement atau thesis statement) dan maksud harus disampaikan dengan tegas dan jelas. Maksud (purpose) ini kadang bermakna sama atau kabur dengan tujuan (aim) dan seringkali penggunaanya tertukar. Untuk proposal penelitian, hal ini tidak masalah, sejauh pernyataan penelitian kita jelas. Pernyataan penelitian ini bermakna sama dengan pertanyaan penelitian (research question) yang menjadi motivasi filosofis mengapa penelitian itu dilakukan.

Adanya alasan (justifikasi) mengapa penelitian ini penting dilakukan, yang didukung oleh studi literatur tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan pernyataan mengenai kontribusi dari penelitian ini (madeandi, 2012).

2. Faktor apa yang harus diperhatikan untuk memilih desain penelitian ? Jawaban : Pertanyaan penelitian : sesuai dengan definisi desain penelitian sendiri, suatu

desain penelitian dipilih untuk menuntun si peneliti agar mampu menemukan jawaban pertanyaan penelitiannya. Penelitian sebelumnya : desain penelitian yang dipilih untuk melakukan suatu penelitian memiliki tingkatan yang sistematis (ecological studi studi crosssectional studi case-control/kohort studi experimental meta analysis ), sehingga perlu memperhatikan penelitian sebelumnya sebagai panduan untuk penelitian selanjutnya. Prevalensi penyakit : pengumpulan populasi dan sampel penelitian akan

berpengaruh dalam pemilihan desain penelitian, misalnya sampel yang akan di teliti ternyata sedikit sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan studi crosssectional.

Fasilitas dan waktu

: penelitian yang akan di lakukan serta waktu penelitian

sangat menentukan pemilihan desain penelitian, misalnya dalam satu waktu saja maka akan digunakan studi cross-sectional (Sudigdo, 2011). 3. Bagaimana cara memilih sampel yang baik dan benar ? Jawaban : Kriteria desain sampling yang baik antara lain : Sampel yang diperoleh merupka representasi dari populasi penelitian ; Ukuran sampel memadai dan mampu mewakili karekteristik populasi penelitian; Prosedur pengambilan sampel yang sederhana, praktis dan mudah dimengerti; Desain sampling yang ekonomis dan efisien (Budiman,2008).

Kriteria sampel/subyek yang benar : Subyek yang benar mengikuti penelitian sampai selesai; kelompok ini merupakan bagian dari subyek terpilih dikurangi dengan drop out, loss to follow-up, dll (Sudigdo,2011). Berdasarkan ada atau tidaknya peluang, cara pemilihan sampel terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Metode berdasarkan peluang (probability sampling method) Dengan menggunakan metode pengambilan sampel probabilitas, setiap individu atau objek pada suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Ada beberapa cara untuk melakukan melakukan pengambilan sampel probabilitas, yaitu : a. pengambian Sampel Acak Sederhana (simple random sampling) pada simple random sampling kita hitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi (terjangkau) yang akan dipilih subyeknya sebagai sampel penelitian. Setiap subyek diberi bernomor, dan dipilih sebagian dari mereka dengan bantuan tabel angka random (sudigdo,2011). b. Pengambilan Sampel Sistematik (systematic sampling) Sampel dipilih secra sistematik dengan menentukan terlebih dahulu angka kelipatan (k). Misalnya, jumlah sampel yang diperlukan adlah 50 orang dari 100 orang di populasi target penelitian, maka angka kelipatannya adalah : = =2

Sehingga subyek yang bernomor kelipatan 2 adalah yang dipilih sebagi sampel (Budiman, 2008). c. Pengambilan Sampel Berstrata (stratified sampling) Dalam penelitian tidak jarang ditemukan keadaan tertentu, sehingga setiap kelompok (strata) memberikan nilai yang jelas berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut maka dapat dilakukan stratifikasi dan pemilihan subyek berdasarkan atas strata. Pada cara ini sampel dipilih secara acak untuk setiap strata, kemudian hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel yang terbebas dari variasi untuk setiap strata (Sudigdo, 2011). d. Pengambilan Sampel Kelompok (cluster sampling) Pada cluster sampling, unit pengambilan sampelnya terdiri atas lebih dari satu elemen populasi. Contohnya, kita ingin mengetahui karekteristik bayi dengan atresia biliter di rumah sakit pendidikan seluruh Indonesia. Bil diinginkan hanya sebagian dari kasus yang terdaftar di RSP tersebut, dilakukan cluster sampling yaitu dengan melakukan random sampling pada tiap rumah sakit, kemudian baru dalam analisis akhir data dari semua rumah sakit dijumlahkan (sudigdo, 2011). e. Pengambilan Sampel Bertingkat (multistage sampling) Teknik pengambilan sampel ini dilakukan secara bertingkat dan biasanya

menurut pembagian wilayah kerja suatu pemerintahan. Misalnya, kita ingin melakukan survei mengenai jamban sanitasi di desa X, mka kita hars membagi lebih dahulu unit pengambilan sampelnya menjadi beberapa tingkat menurut pembagian wilayah kerja pemerintahan desa (Budiman, 2008). 2. Tidak berdasarkan peluang (non-probability sampling) a. Convenience Sampling Sampel dipilih dengan cara seenaknya tanpa ada pedoman. Misalnya, seorang peneliti melakukan wawancara pada setiap orang yang dijumpainya di jalan. b. Quota Sampling Sampel dipilih dengan menentukan kuota. Misalnya, seorang pewawancara ditugasan untuk melakukan wawancara pada laki-laki dan wanita dalam jumlah yang sama. c. Judgement Sampling Sampel dipilih melalui proses seleksi bersyarat. Misalnya, kriteria sampel adalah anak balita yang berusia 0-12 bulanyang berkunjung ke posyandu.

d. Panel Sampling Sampel ini adalah sampel semipermanen yang dipilih untuk keperluan suatu studi yang berkelanjutan. Panel sampling sangat bermanfaat dan

menguntungkan karena data yang telah dikumpulkan dapat digunakan berulang kali (Budiman, 2008).

4. Apa saja bentuk-bentuk uji statistik ? Jawaban : Uji statistik disebut juga uji hipotesis. Uji hipotesis bergantung pada desain penelitian dan jenis data yang diperoleh pada sampel. Jenis uji ini harus sudah ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, lengkap dengan tingkat kesalahan yang ditetapkan. Ada beberapa jenis uji statistik, yaitu: Uji t : dipergunakan untuk menganalisis data dengan variabel bebas nominal dengan variabel tergantung berskala numerik. Ada dua jenis uji t : Pada uji t kelompok independen cara pemilihan subyek pada kelompok yang satu tidak tergantung kepada karakteristik subyek kelompok lain. Pada uji t kelompok berpasangan subyek yang sama diperiksa pradan pasca-intervensi, atau pemilihan subyek kelompok yang satu dilakukan matching dengan subyek kelompok lainnya. Uji Chi Square (X2) merupakan uji hipotesis yang paling sering digunakan dalam penelitian klinis. Uji X2 digunakan untuk menguji keselarasan atau memeriksa ketergantungan dan homogenitas kedua prosedur tersebut. Uji Mc Nemar adalah uji X2 untuk dua kelompok berpasangan. Uji Mc Nemar digunakan digunakan untuk memperbandingkan proporsi kejadian dengan subyek yang sama atau serasi. Uji Fisher adalah uji hipotesis untuk proporsi dua kelompok dengan jumlah subyek yang sedikit. Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai terutama setelah adanya benyak program statistik yang beredar. Konsep dasar dari uji ini adalah dengan membandingkan distribusi data dengan distribusi normal baku.

Regresi linear digunakan untuk prediksi yaitu meramal nilai variabel numerik dengan nilai variabel numerik lain. Varibel yang ingin diprediksi adalah variabel tergantung, sedangkan variabel yang ingin diukur adalah variabel bebas.

Regresi multiple digunakan untuk menganalisis set data dengan satu variabel tergantung berskala numerik dengan lebih dari satu variabel bebas yang semuanya berskala numerik.

Regresi logistik digunakan apabila variabel bebas berskala numerik, ordinal, dan nominal, sedangkan variabel bergantung berskala nominal dikotom (Sudigdo, 2011).

5. Ada berapa metode dalam pengumpulan data ? Jawaban : Terdapat beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian epidemiologi sesuai dengan kebutuhan informasi serta ketersediaan tenaga dan dana. Berikut ini adalah beberapa metode dalam mengumpulkan data yang sering digunakan: Wawancara Wawancara biasanya dilakukan dirumah responden, rumah sakit, atau tempat lain sesuai keberadaan responden penelitian. o Kelebihan Metode ini relatif lebih lengkap, akurat, dan informasi yang didapat lebih konsisten. Kesalahan responden dalam menginterprestasi pertanyaan dapat dihindari karena responden dapat bertanya kepada pewawancara jika tidak mengerti terhadap pertanyaan yang diajukan. Semua jawaban dari pertanyaan dapat diperoleh secara langsung. o Kekurangan Metode ini relatif lebih mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Tingkah laku pewawancara seperti suara, senyum, lirikan mata dapat mempengaruhi jawaban responden.

Pewawancara sendiri dapat membuat beberapa kesalahan, misalnya mempunyai ikap curiga, pasif, tidak jujur ataupun kuran bertanggung jawab. Kuisioner Pada metode ini peneliti mengirimkan kuisioner kepada responden yang telah dipilih sebagai sampel dengan harapan responden akan mengembalikan kuisioner tersebut kepada peneliti. o Kelebihan Cara ini relatif mudah dan murah daripada wawancara. Kesalahan yang ditimbulkan oleh pihak wawancara dapat dihindari. Semua tempat atau daerah dapat tercakup dalam waktu singkat. Rahasia pribadi responden dapat terjamin. Pengisian kuisioner dapat dilakukan dengan santai dirumah. o Kekurangan Responden yang pendidikannya rendah mungkin tidak

memahami pertanyaan-pertanyaan yang sulit sehingga tidak menjawab pertanyaan tersebut atau memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan keinginan peneliti. Tidak semua responden akan mengembalikan kuisioner kepada peneliti sehingga peneliti harus mengirimkan kuisioner jauh lebih banyak daripada jumlah sampel yang diperlukan untuk memghindari kekurangan sampel penelitian. Registrasi dan Pencatatan Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara rutin mengenai setiap kegiatan atau kejadian melalui sistem manajemen yang baik. Hasil Penelitian / Eksperimen Metode ini mengumpulkan data secara langsung saat penelitian, misalnya mengukur berat badan, pemeriksaan darah atau menguji sampel air minum di laboratorium. Kajian Dokumen atau Publikasi

Data dikumpulkan dengan mengkaji dokumen atau hasil penelitian yang di publikasikan. Contohnya, mengkaji dokumen milik badan resmi seperti Depkes RI, atau mengkaji publikasi penelitian WHO, dll (Budiman, 2008). 6. Bagaimana sistematika dalam penulisan proposal penelitian ? Jawaban : Sistematika dalam proposal pada uumnya adalah sebagai berikut: 1. Judul Penelitian Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian serta judul penelitian juga mencerminkan masalah penelitian.

2. Latar Belakang Penelitian Dalam latar belakang penelitian diuraikan fakta-fakta, pengalaman si peneliti, hasil-hasil penelitian dari orang lain, atau teori-teori yang melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti. Di dalam latar belaknag harus diuraikan: a) Mengapa masalah tersebut dipilih b) Apa justifikasinya c) Mengapa penelitian itu diadakan di wilayah tertentu

3. Rumusan Masalah Rurmusan masalah dapat diuraikan dalam bentuk pernyataan (problem statement) ataupun pertanyaan (research question).

4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana atau informasi apa yang akan dicari melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dala bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable). Biasanya tujuan penelitian dibagi 2, yaitu: a) Tujuan Umum b) Tujuan Khusus Tujuan khusus pada hakikatnya adalah penjabaran dari tujuan umum. Jika tujuan umum tidak dapat atau tidak perlu dispesifikasikan lagi maka tidak perlu adanya tujuan khusus, cukup dibuat tujuan Penelitian saja.

5. Manfaat Penelitian Yang dimaksud dengan manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Oleh sebab iu dalam manfaat pnelitian harus diuarikan secara terinci manfaat atau apa gunanya hasil penelitian nanti. Dengan kata lain, data (informasi) yang akan diperoleh dari penelitian tersebut akan dmanfaatkan untk apa dalam rangka pengembangan program kesehatan. Dari segi ilmu, data (informasi) yang diperoleh dari penelitian tersebut mempunyai kontribusi apa bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 6. Tinjauan Pustaka Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam usulan penelitian, diperlukan tinjauan pustaka yang kuat. Tinjauan pustaka ini sangat penting dalam mendasari penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka biasanya mencakup 2 hal yaitu: a) Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. b) Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yng berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

7. Kerangka Konsep dan Hipotesis 7.1 Kerangka Konsep-Konsep Kerang konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Biasanya kerangka konsep dibuat dalam bentuk flow chart

7.2 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Hipotesis berfungsi untuk menentukan arah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan. 7.3 Definisi Operasional Variabel Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variable-variabel yang diamati/diteliti perlu sekali variable-variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Defines operasional juga bermanfat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variable-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrmen (alat ukur).

8. Metode Penelitian Metode penelitian mencakup: a) Desain Penlitian Menjelaskan ermasuk dalam jenis pendekatan atau metode yang mana, peneitian yang diusulkan tersebut.

b) Populasi dan sampel Dalam bagian ini diuraika populasi penelitian dan sampel. Dalam populasi

dijelaskan secara secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang sasaran penelitian tersebut. c) Cara pengumpalan data Dijelaskan cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data. d) Instrumen penelitian Yang dimaksud dengan instrument penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. e) Rencana pengelolaan data Dalam bagian ini harus diuraikan rencana yang akan dilakukan untuk mengolah dan analisis data. Dijelaskan proses pengolahan datanya dari editing, coding, dan sebagainya sampai dengan data entry (apabila pengolahan dilakukan dengan computer). 9. Jadwal Kegiatan Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalannya atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya jadwal kegiatan ini disusun dalam suatu gants chart. 10. Organisasi Dalam bagian ini diuraikan susuan atau organisasi penelitian tersebut. Lazimnya organisasi penelitian itu terdiri dari: Peneliti Utama (Principal Investigator), Peneliti (Anggota Peneliti), Surveyor (Petugas Pengumpulan Data), dan Sekretaris. Kadang-kdang ditambah dengan penasihat dan konsultan. 11. Rencana Biaya (Anggaran)

Diuraikan besarnya biaya per kegiatan, serta jumlah keseluruhan biaya penelitian tersebut. Rencana penelitian ini diperlukan apabila peneliti bermaksud untuk meminta sponsor pada phak lain. 12. Daftar Pustaka Adalah semua literature atau bacaan yang digunakan untuk mendukung dalam menyusun proposal tersebut. Literature umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah, atau jurnal ilmiah (Notoatmodjo, 2007) 7. Apa sajakah langkah-langkah dalam melakukan uji statistik ? Jawaban : Langkah-langkah dalam melakukan uji statistik yaitu : 1. Menentukan Hipotesa Untuk melakukan pengujian tentu saja harus ada objek yang diteliti. Dalam proposal penelitian ini, yang diuji adalah hipotesa atau hipotesis. 2. Menentukan Alat Uji Menentukan alat uji sangat penting dalam pengujian statistik, kita harus dapat menentukan uji apa yang cocok untuk hipotesa yang ada apakah itu uji t, uji chi square dan lain-lain. 3. Menentukan tingkat kepercayaan / taraf nyata 4. Menentukan aturan keputusan. 8. Apa saja peran dosen pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian ? Jawaban : Peran Pembimbing Akademik dalam Penyusunan Proposal Penelitian : Mendorong dan memberikan motivasi kepada Mahasiswa untuk segera menyusun proposal tugas akhir Memberikan konsultasi untuk membahas rencana penyusunan tugas akhir Menyediakan waktu yang cukup kepada mahasiswa bimbingan yang memerlukan Menyetujui dan menandatangani formulir permohonan penyusunan tugas akhir, Lembaran Isian Hasil Studi (LIHS) terakhir dan Topik/Judul sementara untuk tugas akhir Memberikan saran rekomendasi dosen pembimbing tugas akhir yang cocok, kemudian mahasiswa bisa berkonsultasi dengan dosen yang bersangkutan Peran Dosen Pembimbing dalam Penyusunan Proposal Penelitian :

Memberikan petunjuk dan bimbingan mengenai materi, metode dan teknik penulisan ilmiah Mendampingi mahasiswa dalam seminar proposal penelitian skripsi Mengarahkan mahasiswa dalam menyempurnakan usulan penelitian berdasarkan masukan dari hasil seminar usulan proposal skripsi Membantu dan menyempurnakan penulisan berdasarkan masukan tim penelaah/ penguji siding Skripsi

Peran Dosen Pembimbing I dalam Penyusunan Proposal Penelitian : Memberikan arahan yang berkaitan dengan usulan rancangan penelitian, materi yang akan diteliti dan tata cara sistematika penyampaian laporan penelitian Memberikan telaah atas instrument pengumpulan data dan prosedur pengolahan data yang valid untuk digunakan Memberikan telaah atas keseluruhan isi laporan penelitian Memberikan persetujuan untuk seminar proposal dan siding skripsi

Peran Dosen Pembimbing II dalam Penyusunan Proposal Penelitian : Membantu Dosen Pembimbing I dalam menilai usulan rancangan penelitian dalam bentuk proposal penelitian sebelum diseminarkan Memberikan pertimbangan dari saran mengenai instrument dan prosedur pengolahan data yang akan dipergunakan Membantu mahasiswa dalam hal penyusunan sistematika pelaporan, termasuk diantaranya penggunaan tata bahasa dan tata penulisan yang baku dan benar (Buku Pedoman Akademik, 2012).

9. Apa fungsi dari desain penelitian ? Jawaban : Desain penelitian berguna sebagai pedoman untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam garis besar, desain penelitian mempunyai dua kegunaan yang amat penting dalam keseluruhan prosespenelitian, yakni : Merupakan sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap jawaban penelitian. Merupakan alat bagi peneliti untuk dapat mengendalikan atau mengontrol pelbagai variabel yang berpengaruh atau berperan dalam suatu penelitian.

Desain penelitian membantu peneliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian dengan sahih, obyektif, akurat, serta hemat. Selain itu, desain penelitian dirancang dengan baik sangat membantu peneliti untuk mengandalkan observasi dan intervensi, serta melakukan inferensi atau generalisasi hasil penelitian ke populasi yang lebih luas (Sudigdo, 2011). 10. Apa output yang dihasilkan oleh Riseta ketika ia menulis sendiri proposalnya ? Jawaban : Output yang dihasilkan adalah bagaimana Riseta dapat menulis proposalnya dengan benar. Riseta mampu untuk memahami proposalnya. 11. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi desain penelitian ? Jawaban : Menurut ada tidaknya analisis masalah serta penarikan hipotesis, desain penelitian dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Penelitian deskriptif 2. Penelitian analitik

1. Penelitian Deskriptif Pengertian penelitian deskriptif menurut Sukmadinata, N. S, (2011), adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat Sesuai dengan nama jenis penelitiannya, penelitian deskriptif ditandai adanya upaya untuk mengetahui kondisi sesuatu, baik itu berupa situasi atau

keadaan, mutu atau kualitas kinerja seseorang, atau kaitan antara dua kondisi yang berupa hubungan atau perbandingan. Ada beberapa variasi dalam penelitian deskriptif yaitu studi perkembangan, studi kasus, studi kemasyarakaatan, studi perbandingan, studi hubungan, studi waktu dan gerak, studi lanjut, studi kecendrungan, analisis kegiatan dan analisis atau dokumen dll.

1.

Studi Perkembangan, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.

2.

Studi Kasus, metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus.

3.

Studi Kemasyarakatan,

kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu

kelomok masyarakat yang tinggal bersama di suatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu. 4. Studi Perbandingan, bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasional. 5. Studi Hubungan, disebut juga studi korelasional yang meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih. 6. Studi Waktu dan Gerak, ditujukan untuk meneliti atau menguji jumlah waktu dan banyaknya gerak yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan. 7. Studi Kecenderungan, studi ini diarahkan untuk melihat kecenderungan perkembangan. 8. Studi Tindak Lanjut, merupakan pengumpulan data terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan atau pembinaan. 9. Analisis Kegiatan, diarahkan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan adalam bidang industri, bisnis, pemerintahan, lembaga sosial dll baik dalam kegiatan produksi atau layanan jasa. 10. Anaisis Isi atau Dokumen, ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, yang valid dan keabsahannya (Sukmadinata, 2011). 2. Penelitian analitik Pada penelitian analitik, para peneliti berupaya mencari hubungan antar variabel. Pada penelitian jenis ini dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul, oleh karena itu pada penelitian analitik perlu dibuat hipotesis dan data dalam hasil harus ada uji hipotesis (uji statistika) dan berbagai jenis analisis lain. Pada penelitian analitik ini terbagi menjadi 2 yaitu analitik observasional dan analitik eksperimental. A. Analitik observasional

Penelitian observasional adalah penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti. Penelitian analitik observasional dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Studi cross sectional Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Pengukuran pada satu saat diartikan sebgai pengambilan data dilakukan pada tiap subjek hanya satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Sehingga pada studi cross sectional ini peneliti tidak perlu mengadakan tindak lanjut atau follow up terhadap pengukuran yang dilakukan. Studi cross sectional adalah desain yang paling sering digunakan dalam penelitian klinis maupun lapangan. Desain ini dapat digunakan untuk penelitian deskriptif namun juga untuk penelitian analitik. b. Studi case control Pada studi ini menggunakan pengukuran terhadap variabel tergantung (efek) sedangkan vaariabel bebasnya dicari secara retrospektif (merunut kebelakang). Oleh karena itu studi case control disebut studi longitudinal, artinya subjek tidak hanya diobservasi pada satu saat namun diikuti selama beberapa periode tertentu hingga dirasa datanya sudah cukup . c. Studi cohort Pada penelitian cohort yang diidentifikasi terlebih dahulu adalah faktor resikonya, kemudian subjek diikuti secara prospektif (merunut kedepan) selama periode tertentu unutk mencari tahu terjadi atau tidaknya efek.pada penelitian cohort murni, yang diamati adalah subjek yang belum mengalami pajanan faktor resiko serta belum mengalami efek. Sebagian dari subjek tersebut secara alamiah akan mengalmi pajanan terhadap faktor resiko tertentu, sebagian lainnya tidak. Subjek yang terpajan faktor resiko

menjadi kelompok yang diteliti, sedangkan subjek yang tidak terpajan faktor resiko menjadi kelompok kontrol. B. Analitik eksperimental Studi eksperimental sering disebut juga studi intervensional, adalah salah ssatu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab akibat. Dibanding dengan studi observasional, eksperimental mempunyai kapasitas asosiasi sebab akibat lebih tegas dan lebih nyata. Seingga kesimpulan yang didapat lebih definitif daripada yang diperoleh studi observasional. Studi eksperimenta dibagi menjadi: a. True eksperimental (eksperimental sebenarnya) Desain eksperimental yang sebenarnya melaksanakan kelompok control maupun cara mengukur perubahan yang muncul dalam kedua kelompok. Dalam arti ini, kita berusaha mengontrol semua variabel yang mencampuri, atau paling tidak memerhatikan pengaruhnya, sementara berusaha menentukan jika perlakuanlah yang benar-benar menyebabkan perubahan. Eksperimen yang sebenarnya sering dianggap sebagai satu-satunya metode penelitian yang dapat secara tepat mengukur hubungan sebab dan akibat. Berikut ini adalah beberapa jenis desain true-experimental. 1. Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes (The Pretest-Posttest Control Group Design) Desain ini merupakan yang paling efektif dalam istilah penunjukan hubungan sebab akibat, tetapi yang juga paling sulit dilakukan. Desain ini (Pretest-Posttest equivalent group design) melengkapi kelompok control maupun pengukuran perubahan, tetapi juga menambahkan suatu prates untuk menilai perbedaan antara kedua kelompok sebelum studi dilakukan. 2. The Posttesst-Only Control Group Design Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok control dan kelompok eksperimental digunakan dalam jenis desain ini. Setiap kelompok, yang dipilih dan ditempatkan secara random diberi perlakuan atau beberapa jenis control. Postes

kemudian diberikan kepada setiap subjek untuk menentukan jika ada perbedaan antara kedua kelompok

3. Desain Solomon Empat Kelompok (The Solomon Four-Group Design) Desain ini memiliki control lebih ketat, sehingga lebih luas dan lebih cermat dari desain enam. Sebab memiliki satu kelompok control tambahan. Kelompok ketiga meskipun menerima perlakuan X, tetap berfungsi sebagai kelompok control. Keunggulan desain ini adalah adanya masukan dari keuntungan desain lain sebelumnya. Perhatiakan diagram desain tersebut. Dua baris pertama sama dengan desain lima mengontrol factor-faktor ekstra, seperti history dan maturation tiga baris pertama sma dengan desain enam mengontrol feel interaksi pre tes dan perlakuan X. Baris keempat sengaja ditambahkan untuk memperoleh desain tujuh dengan maksud memberikan control terhadap efek yang mungkin terjadi antara Y1 da Y2 b. Quasi eksperimental (eksperimental kuasi) Quasi experiment didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan(Cook & Campbell, 1979) Terdapat beberapa jenis desain di dalam implementasi quasi experiment, yakni (Ary , 2010):

1.

Nonrandomized

Control

Group,

PretestPosttest

Design

Disebut juga sebagai non eqivalent control group design dan dianggap sebagai desain yang paling banyak digunakan di dalam teknik quasi experiment (Salkind, 2006:235). Desain ini mirip dengan pre-test-posttest di dalam true experiment namun tidak memiliki penugasan acak didalamnya. 2. Counterbalanced Design Desain jenis ini umumnya menggunakan lebih dari satu intact class (kelas

yang sudah terbentuk sebelumnya) lalu dirotasi perlakuannya pada interval waktu tertentu. 3. One-Group Time-Series Design Desain jenis ini hanya dilakukan pada satu kelompok dengan perlakuan yang diulang-ulang. Skema di tabel 3 menunjukkan contoh perlakuan pada desain jenis ini dengan melakukan observasi yang sama secara berulang-ulang (dilambangkan dengan Y) dan kemudian diselingi dengan perlakuan (dilambangkan dengan X) pada waktu tertentu, kemudian dilakukan observasi lagi secara berulang-ulang. 4. Control Group Time-Series Design

Desain jenis ini merupakan pengembangan dari desain jenis sebelumnya dengan menggabungkan desain jenis ketiga dengan desain jenis pertama. Penggabungan tersebut diharapkan dapat mengatasi kelemahan di desain jenis yang ketiga sehingga faktor sejarah dapat dideteksi dan dihilangkan sebagai ancaman validitas internal (Azam, 2006).

12. Apa instrumen yang digunakan dalam pembuatan proposal penelitian ? Jawaban : Wawancara Wawancara dipergunakan jika sumber dan atau responden penelitianadalah manusia. Disini diajukan pertanyaan-pertanyaan untuk kemudian dijawab oleh responden. Tergantung dari alat bantu yang dipergunakan keika mengajukan pertanyaan maka wawancara dibedakan atas dua macam, yakni Wawancara bebas Di sini wawancara dilakukan tanpa bantuan alat apapun, kecuali hanya berupa percakapan antara si pewawancara dengan responden. Jawaban yang disampaikan oleh responden direkam dalam ingatan dan ataupun catatan seperlunya. Wawancara terpimpin

Di sini wawancara dilakukan dengan pertolongan daaftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jawaban dapat disampaikan secara bebas (pertanyaan terbuka) dan atau pun dalam bentuk memilih salah satu dari yang telah ditentukan (pertanyaan tertutup). Khusus tentang daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan, dapat pula dipergunakan bukam pada wawancara, melainkan dikirimkan melalui pos kepada responden. Penelitian melalui pos ini (mailing survey) dipergunakan jika ingin mencakup responden yang besar, tatapi dana, sarana dan tenaga yang tersedia amat terbatas. Mudah dipahami bahwa daftar pertanyaan yang akan dipergunakan pada penelitian melalui pos ini harus disusun sedemikian rupa sehingga mudah dijawab. Dianjurkan pertanyaan yang dicantumkan jangan terlalu banyak, karena akmn membuat responden enggan menjawab. Ada baiknya pengiriman daftar pertanyaan disertai dengan penjelasan singkat tentang maksud dan tujuan penelitian. Kalau dapat disertai dengan surat berpengaruh, misalnya dari seseorang yang disegani atau dari instansi yang bersangkutan. Pemeriksaan Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan dalam bidang kedokteran banyak jenisnya. Beberapa yang terpenting adaalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan kedokteran khusus (misalnya EEG, ECG, Ultranografi, scanning, dsb), pemeriksaan tempat (sering dilakukan padapenelitian kesehatan lingkungan) dan atau pun pemeriksaan catatan medik. Pengamatan Pengumpulan dapat pula dilakukan dengan cara pengamatan. Syarat pokok yang harus dipenuhi pada teknik pengamatan ini adalah jelasnya criteria yang akan diamati serta konsistensipengamat dalam menilaikriteria yang telah ditentukan. Apabila criteria tidak jelas serta tidak terdapat konsistensi dalam melakukan pengamatan, akan mudah timbul bias sehingga data yang terkumpul tidak banyak artinya. Teknik pengamatan banyak dipergunakan pada penelitian sosial yang umumnya memerlukan jangka waktu yang cukup lama. Peran Serta Pengumpulan data dengan cara peran sertadilakukan dalam bentuk melibatkan diri dalam kegiataan objek yang akan diteliti. Jelasnya kriteria serta

terdapatnya sikap yang konsisten dalam menilai criteria merupakan syarat pokok dalam mengumpulkan data dengan peran serta ini. Sama halnya dengan pengamatan, teknik peran serta banyak dipergunakan pada penelitian sosial serta waktu yang diperlukan juga cukup lama (Azrul, 2003). instrumen penelitian dapat juga berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, atau formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Apabila datan yang diumpulkan menyangkut pemeriksaan fisik, maka instrumen penelitian ini dapat berupa: stetoskop, tensimeter, timbangan, pengukur tinggi badan atau alat antropometrik sebaginya. Agar instrument valid dan reliable maka sebelum digunakan maka sebelum dicoba perlu diuji coba (pretest) trlebih dahulu. Yang dimaksud valid di sni adalah nahwa instrumen sebagai alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur, sedangkan reliable artinye instrumen sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang tetap asas atau konsisten (Notoatmodjo, 2007). lainnya untuk mengukur status gizi dan

13. Bagaimana cara mengajukan proposal ? Jawaban : Untuk mengajukan proposal diperlukan beberapa tahapan atau cara, yaitu: o Peneliti mengajukan usulan penelitian kepada Jurusan/Program Studi. o Jurusan dengan koordinasi TP3 jurusan melakukan pembinaan untuk penyempurnaan proposal yang diajukan. o Usulan penelitian yang telah disempurnakan diajukan melalui Ketua Jurusan untuk o dilanjutkan kepada Pusat Penelitian o Pusat Penelitian melanjutkan usulan tersebut kepada 3 orang TP3 yang sesuai dengan bidang penelitian untuk memeriksa kelayakan usulan tersebut. o Pusat Penelitian merekomendasikan usulan tersebut untuk dapat dilaksanakan, setelah ketiga TP3 memberikan rekomendasi kelayakan pelaksanaan berkaitan dengan proposal yang diajukan.

o Penelitian dilaksanakn menimal 3 (tiga) bulan terhitung tanggal dan bulan persetuajuan P3M (Bahdin, 2008).

DAFTAR PUSTAKA Ary, Donald et al. 2010. Introduction to Research in Education 8th edition, Wardswoth Cengage Learning. Azam, Prof. Nurfani SU, Apt, DR. Sumarno & DR Adi Rahmat. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Penelitian Kuasi Eksperimen dalam PPKP. Direktorat Ketenagaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Azwar, Azrul. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Joedo Prihartono. Bahdin , Hur Tanjung, H. dan Ardial, H. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana. Candra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. hal: 34-41. http://madeandi.com/2012/06/26/cara-membuat-proposal-penelitian-untuk-beasiswa-luarnegeri/ dan dari Centre of Excellence in Learning and Teaching, the University of Melbourne, http://tlu.fbe.unimelb.edu.au/pdfs/ helpsheets/ research_skills/

research_proposal.pdf Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta, 2007.

Pedoman Akademik Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura. 2012. Pontianak.

Salkind, Neil. 2006. Exploring Research sixth edition. Pearson International Sastroasmoro, Sudigdo. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ke-4. Jakarta : CV. Sagung Seto. hal: 90 dan 94-98. Sukmadinata, N. S, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai