Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI TERAPI TUBERKULOSIS PARU

I. PENDAHULUAN Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium tuberculosis dan ditandai dengan pembentukan tuberkel dan nekrosis kaseosa pada jaringan-jaringan.[1] Penyakit ini biasanya mengenai paru (pulmonary TB) tapi mungkin menyerang semua organ di luar paru (extrapulmonary TB).[ ] !ebanyakan in"eksi TB terjadi melalui udara# yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terin"eksi.[$]

II. DIAGNOSIS %iagnosis tuberkulosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik# pemeriksaan "isik# pemeriksaan bakteriologik# radiologik dan pemeriksaan penunjang lainnya.[ ] Gejala klinik &ejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi respiratorik (gejala lokal sesuai organ yang terlibat). 1. &ejala respiratorik - batuk ' minggu - batuk darah - sesak napas - nyeri dada . &ejala sistemik - %emam - &ejala sistemik lain( malaise# keringat malam# anoreksia# berat badan menurun $. &ejala tuberkulosis ekstra paru &ejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat# misalnya pada lim"adenitis tuberkulosa akanterjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening# pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala
1

golongan# yaitu gejala lokal dan

gejala sistemik# bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala

meningitis# sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas ) kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat *airan. Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungti+a mata atau kulit yang pu*at karena anemia# suhu demam (sub"ebris)# badan kurus atau berat badan turun. Tempat kelainan lesi TB paru yang paling di*urigai adalah bagian apeks paru. Bila di*urigai ada in"iltrate agak luas# maka didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi napas bron*hial. ,kan didapatkan juga suara napas tambahan berupa ronki basah kasar dan nyaring. Bila terdapat ka+itas yang *ukup besar# perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan auskultasi memberikan suara amor"ik. Pemeriksaan radi l !i Pada tuberkulosis primer#hal-hal berikut dapat terlihat pada pemeriksaan sinar-dada ( %aerah konsolidasi pneumonik peri"er ("o*us ghon) dengan pembesaran kelenjar hilus mediastnum (kompleks primer). !eadaan ini dapat sembuh dengan gambaran kalsi"ikasi. %aerah konsolidasi dapat berukuran ke*il# lobaris# atau lebih luas hingga seluruh lapangan paru. .arang berbenutk a/an atau ber*ak-ber*ak dengan densitas rendah atausedang dengan batas tidak tegas. .arang-sarang ini biasanya menunjukan bah/a proses akti". 0ubang (*a+itas)# selalu menunjukan proses akti" ke*uali bila lubang sudah sangat ke*il. Pemeriksaan la" ra#ri$m a. .putum Pemeriksaan sputum merupakan pemeriksaan yang *ukup sensiti" untuk menemukan kuman BT, sehingga diagnosis dapat ditegakan# pemeriksaan ini juga dapat memberikan e+aluasi terhadap respon pengobatan. !riteria sputum BT, (1) adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan $ batang kuman BT, pada satu sediaan#dengan kata lain di butuhkan 2333 kuman dalam 1 m0 sputum. [4] Pemeriksaan BT, sputum ini dilakukan dengan *ara (
2

1. .

Pemeriksaan langsung dengan mikroskop biasa Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop "louresens (pe/arnaan

khusus). Pemeriksaan ini jarang digunakan karena pe/arnaan bersi"at karsinogenik (auramin-rho-dhamin) $. Pemeriksaan dengan biakan (kultur) Penanaman sputum dalam medium biakan dilakukan selama 5-4 minggu dan koloni kuman TB# mulai tampak.Bila setelah 6 minggu tidak tampak koloni biakan# biakan dinyatakan (-). .elain itu pembiakan bisa dilakukan dengan *ara Ba*te*# dimana kuman dapat di deteksi 7-13 hari. 5. Pemeriksaan dengan resistensi obat 8ntuk pemeriksaan mikroskopik biasa dan sediaan biakan# bahan-bahan selain sputum dapat juga diambil dari bilasan bronkus# jaringan paru# pleura# *airan lambung# jaringan kelenjar# urin dan tinja. 9ara pengambilan dahak $ kali (.P.)( .e/aktu (dahak se/aktu saat kunjungan) Pagi ( keesokan harinya ) .e/aktu ( pada saat mengantarkan dahak pagi)

atau setiap pagi $ hari berturut-turut. lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari $ kali pemeriksaan ialah bila ( BT, (1) bila $ kali positi" atau BT, (1) bila 1 kali positi"# kali negati". BT, (-) bila $ kali negati" kali positi" dan 1 kali negati". kali negati" ulang BT, $ kali# kemudian hasilnya

tetap 1 kali positi"#

,lur penegakan diagnosis [5]


Suspek TB

Periksa BTA sputum 2/BTA positif Hanya 1 BTA positif Beri antibiotik Tidak ada perbaikan
Foro t oraks dan pertimbangan dokter

3 BTA negatif

perbaikan

Periksa ulang BTA sputum ! 1 BTA positif

3 BTA negatif
Foto t oraks dan pertimbangan dokter

TB

Bukan TB

III. PENGOBATAN TUBERKULOSIS %alam mengobati tuberkulosis ada prinsip:si"at obat yang harus diketahui ( ,kti+itas bakterisid ,kti+itas sterilisasi

%alam mengobati pasien TB kita harus mengetahui apakah pasien pernah mengalami pengobatan TB sebelumnya atau belum# dan mengetahui hasil dari pengobatan tersebut. ;al ini perlu dilakukan sebelumnya untuk mengobati pasien agar tidak meningkatkan resiko <=% (multi drug resistan*e) [5]

Pasien baru ( tidak pernah mengalami pengobatan TB# atau mengkonsumsi obat TB kurang dari sebulan# pasien baru bisa memiliki tes sputum yang positi" atau negati" dan mengalami kerusakan anatomi. Pengobatan sebelumnya ( pasien sebelumnya pernah mengkonsumsi obat anti TB selama sebulan atau lebih# dan memiliki tes sputum yang positi" atau negati" dan mengalami kerusakan anatomi. >bat antituberkulosis# regimen pengobatan saat ini (metode %>T.) [2] 1. TB paru kasus baru# BT, positi"# atau pada "oto toraks( lesi luas Panduan obat yang dianjurkan( =;?@:5=$;$ . TB paru kasus baru# BT, negati"# pada "oto toraks lesi minimal Panduan obat yang dianjurkan( =;?@: 5 =; atau 4 =;@ atau =;?@:5=$;$ $. TB paru kasus kambuh Panduan obat yang dianjurkan( sebelum ada hasil uji resistensi memungkinkan# dapat diberikan 2 =;@ 5. TB paru kasus gagal pengobatan Panduan obat yang dianjurkan( sebelum ada hasil uji resistensi seharusnya diberikan obat lini kategori $. 2. TB paru kasus putus berobat o Berobat B 5 bulan BT, saat ini negati" ;entikan pengobatan bila tidak terbukti TB. Bila terbukti# pengobatan dimulai dari a/al dengan panduan obat yang lebih kuat dan jangka /aktu pengobatan yang lebih lama o BT, saat ini positi" Pengobatan dimulai dari a/al dengan panduan obat yang lebih kuat dan jangka /aktu pengobatan yang lebih lama Berobat C 5 bulan o BT, positi"
"

=;?@: 5 =; atau

=;?@: 4 ;@ atau

=;?@.:1=;?@#

dilanjutkan sesuai dengan hasil uji resistensi. Aika uji resistensi tidak

dan seterusnya sesuai dengan hasil uji resistensi. %alam keadaan tidak

memungkinkan pemberian obat lini # dianjurkan pemberian obat yang sama dengan

Pengobatan dimulai dari a/al dengan panduan obat yang lebih kuat dan jangka /aktu pengobatan yang lebih lama o BT, negati" Bila "oto toraks positi" TB akti"# pengobatan diteruskan 4. TB paru kasus kronik Panduan pengobatan yang dianjurkan( bila belum ada hasil uji resistensi berikan =;?@.. Bila hasil uji resistensi sudah ada# pemberian disesuaikan dengan hasil uji resistensi ditambah dengan obat lini dengan pengobatan minimal 16 bulan %apat pula diberikan DE; seumur hidup

IV. EVALUASI PENGOBATAN @+aluasi pengobatan [ ] @+aluasi klinis Biasanya pasien dikontrol dalam 1 minggu pertama# selanjutnya setiap minggu selama tahap intensi" dan seterusnya sekali sebulan sampai akhir pengobatan. .e*ara klinis hendaknya terhadap perbaikan keluhan-keluhan pasien seperti "rekuensi batuk# konsistensi dahak# peningkatan na"su makan dan berat badan serta pemeriksaan "isis. Tiap 1 bulan. minggu pada 1 bulan pertama# selanjutnya tiap

@+aluasi bakteriologi Biasanya setelah -$ minggu pengobatan sputum BT, mulai menjadi negati".

Pemeriksaan kontrol sputum BT,# dilakukan sekali sebulan. F;> (1GG1) mengajurkan kontrol sputum BT, langsung dilakukan pada akhir bulan ke- #5# dan 4. Pada yang memakai paduan obat 6 bulan sputum BT, diperiksa pada akhir bulan ke# 2# dan 6. Biakan BT, dilakukan pada permulaan# akhir bulan ke dan akhir pengobatan.

Pemeriksaan resistensi dilakukan pada pasien baru yang BT,-nya masih positi" setelah tahap intensi" dan pada a/al terapi bagi pasen yang mendapatan pengobatan
#

ulang (rectreatment). Bila sudah negati"# sputum BT, tetap diperiksakan sedikitnya sampai $ kali berturut-turut. .putum BT, sebaiknya tetap diperiksa untuk kontrol pada kasus-kasus yang dianggap selesai pengobatan:sembuh. .e/aktu-/aktu mungkin terjadi Silent Bacterial Shedding, yaitu terdapat sputum BT, positi" tanpa disertai keluhan-keluhan Tuberkulosis yang rele+an pada kasus-kasus yang memperoleh kesembuhan. Bila ini terjadi yakni BT, positi" pada $ kali pemeriksaan biakan ($ bulan)# berarti pasien mulai kambuh lagi. Biakan dan uji resistensi dilakukan apabila di*urigai terdapat Multi Drug Resstance (MDR) dimana tidak ada perubahan se*ara klinis# sputum BT, atau radiologi.

@+aluasi radiologi @+aluasi radiologis diperlukan untuk melihat kemajuan terapi. Aika keluhan pasien tidak berkurang# maka dengan pemeriksaan radiologis dapat dilihat keadaan tuber*ulosis parunya atau adakah penyakit lain yang menyertai. !arena perubahan gambaran radiologis tidak se*epat perubahan bakteriologis# e+aluasi "oto dilakukan setiap $ bulan sekali.

@+aluasi laboratorium o Penilaian &%.# &% PP# &%P# TT&> atau ,1* o Hungsi hati ( .&>T# .&PT# bilirubin diukur sebelum terapi. @+aluasi yang *ermat dapat dilakukan pada minggu-minggu a/al pengobatan# terutama apabila ditemukan gejala klinis gangguan hati. o Hungsi ginjal ( ureum# kreatinin. o ,sam urat diperiksa bila menggunakan piraIinamid

!riteria sembuh [G] BT, mikroskopis negati" kali (pada akhir "ase intensi" dan akhir pengobatan)
$

Pada "oto thoraks# gambaran radiologi serial tetap sama:perbaikan Bila ada "asilitas biakan# maka kriteria ditambah biakan negati".

DAFTAR PUSTAKA 1. %orland# F. ,. Ee/man. !amus !edokteran %orland. @d. G. Aakarta( @9&J 33 J hal. $34. . ?ulki"li ,min ab. Tuber*ulosis Paru. %alam( @ditor( /.sudoayo a# srtiyohadi b# al/i i# ! ms# setiati s. Buku ,jar D0mu Penyakit %alam. @d ke-K. Aakarta( %epartemen ilmu penyakit dalam H!-8DJ 311J hal. $154.

$. Kinay k# =amIi .9# .tanley 0=. Buku ,jar Patologi =obbins. @d ke-7. Aakarta( @9&J 337J hal. 25$ L 22 . 5. %epartemen !esehatan =epublik Dnonesia. Pedoman Easional Penanggulangan Tuberkulosis. 9etakan ke 6. AakartaJ 33 . 2. Perhimpunan %okter Paru Dndonesia. Tuberkulosis# Pedoman %iagnosis dan Penatalaksanaan di Dndonesia. AakartaJ 33 .

Anda mungkin juga menyukai