Anda di halaman 1dari 19

ANATOMI IKAN NILEM (Osteochillus hasselti) DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : Oktaviani Utami Dewi : B1J010118 : VI :2 : Haryanto

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan merupakan jenis hewan yang hidup di perairan. Suhu ikan tidak tetap berubah ubah tergantung dari suhu luar sehingga disebut hewan berdarah dingin atau poikiloterm. Ikan adalah vertebrata akuatik yang bernapas dengan insang, tetapi pada beberapa jenis ikan bernapas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang (gelembung udara). Ikan mempunyai otak yang terbagi menjadi regio regio dan dibungkus dalam kranium yang berupa kartilago. Ikan mempunyai peredaran darah tunggal. Jantung ikan berkembang baik, dengan sirkulasi menyangkut aliran seluruh darah dari jantung melalui insang lalu ke seluruh bagian tubuh lain. Ikan memiliki tipe ginjal pronefros dan mesonefros. Ikan bereproduksi dengan cara ovipar, sel telur dibuahi dalam air.

Ada beberapa jenis ikan yang hidup di laut, hidup di air tawar, hidup di perairan pantai, hidup di rawa rawa atau air berlumpur. Jenis ikan rawa atau berlumpur dalam rongga kepala terdapat ruang penyimpanan udara. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) banyak ditemukan di air tawar. Ikan
Nilem (Osteochillus hasselti) tergolong dalam keluarga Cyprinidae. Bentuk badan mirip ikan mas, tetapi badannya lebih memanjang dan pipih dengan sirip punggung relative lebih panjang. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) merupakan jenis ikan herbivore yang makanannya terdiri atas lumut dan tumbuhan pelekat. Ciri-ciri khusus

ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah memiliki warna coklat atau hijaukehitaman dan merah, seluruh badan bersisik, mempunyai gurat sisi (linea lateralis) di tengah-tengah kiri dan kanan badan serta membentang dari depan sampai ujung ekor. Ikan Lele (Clarias batrachus) merupakan salah satu komuditas perairan yang dibudidayakan pada air tawar. Ikan Lele (Clarias batrachus) memiliki tiga variasi warna tubuh, yaitu hitam agak kelabu gelap (warna yang paling umum), bulai atau putih, dan merah. Ikan Lele (Clarias batrachus) adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar dan mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki kumis yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan Lele (Clarias batrachus) juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi maupun pada kolam yang memiliki kadar oksigen rendah karena ikan Lele (Clarias batrachus) mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut labirin sehingga memungkinkan ikan Lele (Clarias batrachus) mengambil oksigen langsung dari udara untuk pernapasannya. Ikan Lele (Clarias batrachus) memiliki kulit

berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm. Salah satu species yang mewakili kelas Pisces yang digunakan dalam praktikum anatomi hewan adalah ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan ikan Lele (Clarias batrachus). Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan ikan Lele (Clarias batrachus) dipilih sebagai bahan praktikum karena memiliki morfologi dan anatomi yang sederhana. Ikan Nilem dan ikan Lele mempunyai organ yang jelas
sehingga mempermudah pratikan melakukan pengamatan, baik organ dalam maupun organ luar.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 adalah untuk melihat Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Anatomi Ikan Lele (Clarias batrachus).

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) termasuk dalam famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri badan agak memanjang dan pipih ke samping (compressed). Panjang badan antara 2,5-3 kali tinggi badan dan bagian moncong tumpul. Sirip ekor bercagak dalam dengan lobus longitudinal mengikuti garis sisik dengan sebuah titik pada tiap sisik. Sirip, ekor, dubur, dan perut kemerah-merahan. Panjang badan maksimum mencapai 35 cm (Hardjamulia, 1998). Sirip dorsal umumnya lemas dan disokong jari-jari atau duri yang mengandung zat kapur. Tipe sirip Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah tipe homocercal yaitu bila columna vertebralis berakhir tidak persis pada ujung ekor. Biasanya agak membelok sedikit dan ujungnya membagi sedikit menjadi dua bagian yang sama besar (Jasin, 1989). Ikan Nilem (Osteochillus hesselti) mempunyai sisik yang tersusun seperti genting rumah dan terdapat pada tubuh dan ekor di epidermis. Tipe sisik Ikan Niem adalah cycloid dimana sisiknya berbentuk pipih dan bulat. Sisik ini jika

diamati lebih dalam akan tampak lingkaran yang berbeda-beda. Linea lateralis yang berupa aluran terletak sebelah membelah di bawah sisik dan di dalamnya terdapat alat sensor yang peka terhadap getaran gelombang air (Radiopoerto, 1977). Ikan Nilem (Osteochillus hesselti) mempuyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan sehingga disebut hepatopankreas. Jantung (cor) terdiri atas sinus venosus, atrium, dan ventrikulus yang kontraktil serta bulbus ateriosus yang tidak berkontraktil. Jantung ikan Nilem dapat dibedakan dengan cara memijit bagian perut kearah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan putih susu dari lubang genitalnya. Induk betina yang sudah matang telurnya dicirikan dengan perut yang relatife besar dan lunak bila diraba (Sumantadinata, 1981). Tubuh ikan Lele (Clarias batrachus) dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, ekor. Batas kepala adalah dari mulai moncong sampai bagian belakang tutup insang, batas badan dari mulai belakang tutup insang sampai dubur, sedangkan batas ekor dari mulai dubur sampai ujung sirip ekor (Djuhanda, 1982). Sistem pencernaan ikan terdiri dari : rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Farink terdapat insang di sisi dan samping lalu ke oesophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value terpisah belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine. Tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke intestine serta pankreasnya tidak jelas (Storer and Usinger, 1961).

Sistem pernafasan pada ikan biasanya berupa insang, tempat terdapat membran pernafasan atau yang merupakan tambahan disamping permukaan lain. Insang merupakan alat yang terdiri atas lamela-lamela yang halus atau filamen yang menjulur keluar dari permukaan yang tampak, meskipun fungsi utamanya adalah untuk keperluan lain seperti makan dengan cara menyaring, ekskresi, pertukaran ion dan pengaturan tekanan osmosis. Ikan dan banyak amphibi mengadakan pertukaran gas dengan lingkungan insang. Beberapa larva ikan dan amphibi mempunyai insang dalam ruang insang (Villee et al.1988). Saluran reproduksi pada ikan jantan, tubulus mikroskopik yang disebut vasa eferensia menyalurkan sperma dari tubulus seminiferus melalui mesenteri yang menyangga testis ke tubulus anterior ginjal yang berujung pada kloaka. Ujung anterior dari opistonefros primitif melekat pada permukaan testis sebagai lapisan yang disebut epididimis. Sistem genitalia berfungsi untuk perkelaminan, organ utamanya adalah gonad. Gonad betina disebut ovarium, ada sepasang yang masing-masing berhubungan langsung dengan oviduc. Oviduc yang kiri dan yang kanan di bagian belakang bersatu, kemudian bermuara di porus urogenitalis. Gonad jantan disebut testis, ada sepasang, di dalamnya dibentuk spermatozoid. Masing-masing testis berhubungan dengan duktus deferensia yang pendek, yang kemudian pada bagian belakangnya bersatu dan bermuara di porus urogenitalis. Sebagian besar ikan betina, telur disalurkan dari ronngga tubuh oleh sepasang oviduk, tetapi oviduk tersebut mengalami perubahan sesuai dengan cara reproduksinya. Ikan berkembang biak di dalam air, sebagian besar bersifat ovipar. Fertilisasi terjadi dii luar dan telur berkembang menjadi larva yang dapat berdiri sendiri (Villee et al.1988).

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum penusuk. B. Bahan

Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (Osteochillus hesselti), air kran, formalin, kloroform, eter, dan tissue. C. Cara Kerja

Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Ikan Nilem ( osteochillus hasselti ) dan Ikan Lele ( clarias batrachus ) dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk. 2. Ikan digunting mulai depan anus sepanjang garis medio-ventral tubuh kearah depan sampai dekat sirip dada.

3.

Bagian belahan daging sebelah atas dibuka dengan bantuan pinset, dan digunting dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang dilanjutkan ke arah anterior sampai ke tutup insang.

4.

Pengguntingan bagian kepala dilakukan pada tutup insang bagian dorsal dan ventral sampai ke ujung moncong, pada saat daerah ini digunting harus dilakukan secara hati hati.

5.

Organ-organ yang terlihat diamati dan nama-nama organ tersebut dituliskan sesuai gambar yang ada pada diktat praktikum.

6. 7.

Ekor pada ikan dipotong melintang untuk mengamati penampang melintang. Bagian tulang-tulang ekor diamati dan gambar-gambar yang ada pada diktat praktikum diberi keterangan sesuai dengan bagian yang diamati pada preparat.

B. Pembahasan

1. Ikan Nilem (Osteochillus Hasselti) Klasifikasi ikan nilem (Osteochillus hasselti) menurut Saanin (1987) adalah sebagai berikut : Phylum Subphylum Classis Subclassis Ordo Sub Ordo Familia Sub familia Genus Spesies : Chordata : Vertebrata : Pisces : Teleostei : Ostariophysi : Cyprinoidae : Cyprinidae : Cyprininae : Ostechillus : Osteochillus hasselti

Hasil pengamatan anatomi ikan Nilem (Osteochillus hasselti) didapatkan hasil bahwa pada tubuh ikan nilem terdapat kepala yaitu mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang, badan ikan dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus, sedangkan ekor dimulai dari belakang anus sampai dengan bagian ujung sirip ekor. Bagian kepala adalah mulut, hidung, dan mata (organo fisus). Bagian badan terdapat sepasang sirip dada (pectoral fin), sepasang sirip perut (abdominal fin), sirip punggung (dorsal fin), gurat sisi (linea lateralis), lubang porus urogenitalis dan lubang anus. Ekor ikan nilem terdapat sirip dubur (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Hal ini sesuai dengan pernyataan (Brotowidjoyo, 1990) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor). Menurut Djuhanda (1982) badan ikan Nilem ( Osteochillus hasselti ) bersisik dan mempunyai gurat sisi (linea lateralis) di tengah tengah kiri kanan badan membentang dari depan sampai ujung ekor. Fungsi gurat sisi adalah untuk mengetahui tekanan arus dalam air. Sisik sisik yang dilalui gurat sisi, di tengahnya mempunyai saluran yang dinamakan saluran lateral (canalis lateralis) sebagai tempat lewatnya sel sel syaraf. Berdasarkan hasil pengamatan sistem pencernaannya, ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri dari rongga mulut yang relatif kecil, oesophagus, usus, ginjal, ginjal kepala, kantung empedu, limpa, ductus pneumaticus. Usus (intestine) pada ikan Nilem (Osteochillus hasselti) belum bisa dibedakan dengan lambung sehingga disebut gastrointestum yang berupa saluran yang berliku dan bermuara pada anus dan terdapat hepar yang menyatu dengan pankreas sehingga disebut hepatopankeras. Menurut Hildebrand (1995) ikan Nilem (Osteochillus

hasselti) memiliki organ organ pencernaan berupa intestine, hepar dan vesica felea yang terdapat di sebelah dalam intestine, yang akan tampak jika intestine direntangkan. Sistem pernafasan dilakukan menggunakan insang yang memiliki bagianbagian seperti lengkung ingsang, tapis insang, filamen-filamen insang, dan septum branchialis. Sistem pernafasan ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah nostril dan insang tetapi nostril hanya digunakan ketika ikan nilem berada di permukaan air. Insang ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri dari tutup insang. Tutup insang dibagi lagi menjadi empat potong tulang yaitu Operculum, Preoperculum, Inter operculum, Sub operculum, membran branhiostegi yang berfungsi sebagai klep untuk menahan air supaya tidak masuk kerongga insang, Radii branhiostegi (Saanin, 1987). Sistem peredaran darah pada ikan terjadi pada jantung didalam cavum percordi. Jantung terdiri dari sinus venosus, atrium, dan ventriculus yang merupakan kontraktil, tetapi dinding bulbus arteriosus tidak. Bulbus arteriosus merupakan pangkal dari aorta ventralis kemudian ke afferentiae branchialis selalu menuju arcus branchialis. Satu dari afferentiae branchialis (berupa kapiler) menuju lamella. Kapiler bermuara ke dalam arteriola di dalam filamentum. Arteriola ini menuju ke arcus branchialis kemudian ke epibranchialis yang bermuara ke dalam aorta dorsalis (Radiopoetro, 1977). Sistem ekskresi ikan nilem terdiri dari ginjal yang teletak diantara gelembung renang dan tulang vertebrae, juga terdapat ginjal kepala (pronephros) yang terletak pada anterior dari ujung gelembung udara bagian depan. ureter adalah pembuluh yang sangat halus terletak sebelah dorsal dari gelembung renang

bagian posterior, berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal ke vesica urinaria, vesica urinaria berupa kantong pelebaran dari muara kedua uretre, yang mengecil kembali menjadi uretra yang berahir pada porus urogenitalis, porus genitalis merupakan tempat keluarnya sel-sel kelamin dan urien dan anus tempat keluarnya vese, kedua lubang ini baik anus maupun urogenitalis terlatak dalam satu celah (Brotowidjoyo, 1990). Sistem genitalia pada ikan terdiri atas sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang terletak terpisah pada individu yang berbeda. Pembuahan terjadi di luar tubuh. Otot-otot pada ikan Nilem masih segmental dan dinamakan myomere yang dilengkapi dengan selaput pembungkus yang disebut myocomata (Radiopoetro, 1977). 2. Ikan Lele (Clarias batrachus) Klasifikasi Ikan Lele (Clarias batrachus) menurut Saanin (1987) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Sub-kingdom : Metazoa Phyllum : Chordata

Sub-phyllum : Vertebrata Class Sub-class Ordo Sub-ordo Familia Genus : Pisces : Teleostei : Ostariophysi : Siluroidea : Clariidae : Clarias

Species

: Clarias batrachus

Hasil pengamatan anatomi ikan lele didapatkan hasil bahwa tubuh ikan lele dibagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala), truncus (badan), cauda (ekor) dan terdapat juga patil sebagai senjata pertahanan diri. Sesuai dengan pernyataan Djuhanda (1982) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, ekor. Batas kepala adalah dari mulai moncong sampai bagian belakang tutup insang, batas badan dari mulai belakang tutup insang sampai dubur, sedangkan batas ekor dari mulai dubur sampai ujung sirip ekor. Untuk bergerak, ikan mempunyai anggota gerak yang disebut sirip. Secara garis besar, ikan mempunyai dua macam sirip : yaitu sirip berpasangan dan sirip tunggal. Sirip berpasangan terdiri dari sepasang sirip dada dan sepasang sirip perut, sedangkan sirip tunggal terdiri dari sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur. Bentuk tubuh ikan lele mempunyai bagian perut yang datar dan bagian punggung yang cembung. Ikan lele tubuhnya tidak bersisik, lain dengan ikan pada umumnya. Tubuh ikan lele juga licin dan berlendir, lendir tersebut juga bersifat antiseptik yang berguna untuk membebaskan kulit dari macam-macam jamur dan bakteri. Sistem pencernaan dari ikan lele terdiri atas mulut, lambung, usus, dan dikeluarkan melalui porus urogenitalis. Usus ikan lele panjang karena termasuk ikan omnivora. Menurut Storer and Usinger (1961) sistem pencernaan ikan terdiri dari : rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Farink terdapat insang di sisi dan samping lalu ke oesophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value terpisah

belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine. Tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke intestine serta pankreasnya tidak jelas. Sistem pernapasan ikan Lele (Clarias batrachus) adalah menggunakan insang dan alat tambahan yaitu arborescent. Arborescent merupakan membran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah, seperti karang. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang yang berperan dalam pernafasan agar lele dapat lebih lama bertahan hidup meskipun dalam keadaan kekurangan oksigen. Rongga insang ikan lele terdapat empat pasang sisir insang dengan bagianbagiannya. Bagian-bagian tersebut yaitu filamen insang, lengkung insang, dan tapis insang. Filamen insang merupakan tempat dimana terjadi pengambilan oksigen dari dalam air dan pelepasan karbon dioksida dari darah ke dalam air. Lengkung insang merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang. Tapis insang berfungsi untuk menyaring air, supaya kotoran tidak sampai masuk ke dalam insang (Djuhanda, 1984). Gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Gonad ikan lele betina berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Organ organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus (Radiopoetro, 1977). Sistem ekskresi organ utamanya adalah ginjal. Urin yang dihasilkan ginjal, disalurkan melalui ureter yang berjalan di pinggiran rongga-rongga abdomen sebelah dorsal menuju ke belakang. Ureter yang kiri dan yang kanan bertemu di

bagian belakang menjadi kantong urin dan dari urin dikeluarkan melalui uretra yang bermuara di porus urogenitalis (Kirwanto,1986).

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri dari kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (cauda). Badannya bersirip, memiliki insang, gurat sisi dan gelembung udara / gelembung renang. 2. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) merupakan hewan air, termasuk Phylum : Chordate, Subphylum : Vertebrata, Class : Pisces, Ordo : Ostariophysi, Family : Cyprinidae, Spesies : Osteochillus hasselti. 3. Sistem pencernaan pada Ikan Nilem terdiri atas mulut, pharynx, oesophagus, ventriculus, dan intestinum yang bermuara di kloaka. Sistem pencernaan ikan Nilem terdiri dari usus (intestin) yang berupa saluran yang berliku-liku dan bermuara pada anus.

4.

Ikan Lele (Clarias batrachus) termasuk Phylum : Chordata, Subphylum : Vertebrata, Class : Pisces, Ordo : Ostariophysi, Subordo : Siluroidea , Famili : Clariidae , Genus : Clarias, Spesies : Clarias batrachus

5.

Tubuh Ikan Lele (Clarias batrachus) terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Tubuhnya tidak terdapat sisik.

6.

Sistem pernapasan Ikan Lele (Clarias batrachus) yaitu insang dan terdapat alat pernapasan tambahan yaitu arborescent.

7.

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan ikan Lele (Clarias batrachus) mempunyai lima jenis sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (abdominal fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin).

8.

Sistem ekskresi pada Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus) terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan porus urogenitalis.

9.

Sistem urogenital pada Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus) memiliki ovarium (betina), oviduct (betina), testis dan uterus (jantan).

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Jilid I. Amrico, Bandung. Djuhanda, T. 1984. Analisa Struktur Vertebrata Jilid 2. Armico. Bandung Hardjamulia, A. 1998. Budidaya Perikanan. Departemen Pertanian Badan Pendidikan, Latihan, dan penyuluhan Pertanian, Bogor. Hildebrand, M. 1995. Analysis of Vertebrate Structure. John Willey and Sons, inc, New York. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata Untuk Universitas Cetakan ketiga. Sinar Wijaya, Surabaya. Kirwanto, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. Karya Bani, Jakarta. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Saanin, H. 1987. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta, Bogor. Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia. Sastra Hudaya, Jakarta. Storer, T.I and Usinger, R.L. 1961. General of Zoology. Mc Graw Hill Book Company Inc, New York. Villee, Walker, Barries. 1988. General Zoology. W.B. Saunders Company, Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai