Anda di halaman 1dari 10

askep leukimia

1. KONSEP DASAR MEDIS 1.1 Pengertian (1) Leukemia adalah proliferasi patologin dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir dengan fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuatan sel darah yaitu pada sum-sum tulang (Ngastiyah, 1997 : 381) (2) Leukemia : proliferlasi sel darah putih yang masih teratur dalam jaringan pembentuk darah (Suriadi, 2001 : 175) 1.2 Etiologi Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : (1) Faktor genetik (2) Radiasi (3) Obat-obat imunosupresif, obat-obata karsinogenik (4) Faktor heredifer (5) Kelainan kromososm

1.3 Patofisiologi Adanya proliferasi sel kanker sehingga sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi dengan cara infiltrasi sel normal digantikan dengan sel kanker. Dengan adanya sel kanker akan terjadi depresi sumsum tulang yang akan mempengaruhi eritrosit, leukosit, faktor pembekuan dan jaringan meningkat karena adanya depresi dari sumsum tulang maka produksi eritrosit menurun dan terjadi anemia, produksi leukosit juga menurun sehingga sistem retikoloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi yang manifestasinya berupa demam. Faktor pembekuan juga mengalami penurunan sehingga terjadi perdarahan yang akan menimbulkan trombositopenia. Dengan adanya pergantian sel normal oleh sel kanker terjadi infiltrasi ekstra medular sehingga terjadi pembesaran limpa, lifer, nodus limfe dan tulang sehingga bisa menimbulkan nyeri tulang dan persendian. Hal tersebut juga akan mempengaruhi SSP (sistem saraf pusat) yakni adanya infiltrasi SSP sehingga timbullah meningitis leukemia, hal tersebut juga akan mempengaruhi metabolisme sehingga sel akan kekurangan makanan Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : 1.4 Klasifikasi Berdasarkan morfologi sel terdapat 5 golongan besar leukemia sesuai dengan lima macam sistem dalam sumsum tulang yaitu : 1. Leukemia sistem eritropoitik : mielosis, eritremika. 2. Leukemia sistem granulopoitik : leukemia granulosit. 3. Leukemia sistem trombopoitik : leukemia megakarlosit. 4. Leukemia sistem limfopoitik : leukemia megakarlosit.

5. Leukemia RES : retikulo endoteliosis / retikolosis.

1.4.1 LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT 1. Penyebab LLA lebih sering dijumpai pada anak usia 3-5 tahun, dan lebih sering terjadi pada anak lakilaki dari pada perempuan. Sampai sekarang penyebabnya belum diketahui, diduga karena virus (virus onkogenik). Faktor lain yang berperan : tor eksogen : sinar X, sinar radio aktif, hormon, bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus, bakteri) tor endogen : ras (orang Yahudi mudah menderita LLA), faktor konstitusi seperti kelainan kromosom (sindrom down), herediter (kadang-kadang dijumpai kasus leukemia pada kembar satu telur) 2. Gejala Klinis 2.1 Gejala khas : pucat, panas, perdarahan, splenomegali, hepatomegali, limfadenopati. 2.2 Gejala tidak khas : sakit sendi / sakit tulang. 2.3 Gejala lain : lesi purpura pada kulit. 3. Pemeriksaan Laboratorium tepi : Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik untuk leukemia sum tulang : Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (apabila sekunder). (Ilmu Kesehatan Anak :145) 4. Pemeriksaan lain 4.1 Biopsi limpa 4.2 Kimia darah 4.3 Cairan cerebrospinal 4.4 Sitogenik 5. Pengobatan 5.1 Transfusi darah bila Hb kurang dari 6 g/dl 5.2 Kortikosteroid 5.3 Sistostatika 5.4 Imunoterapi 5.5 Infeksi sekunder dihindarkan (isolasi) 1.4.2 LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIK (LLK) 1. Insiden Lebih sering pada laki-laki dan ditemukan pada umur kurang dari 40 tahun. Pada usia 60 tahun ke atas insiden tinggi. 2. Gejala klinis Limfodenopati, splenomegali, hepatomegali, anemia hemolitik, trombositopenia. 3. Pemeriksaan Lab 3.1 Darah tepi : limfositosis 50.000/mm. 3.2 Sum-sum tulang : adanya infiltrasi merata. 4. Pengobatan Clorambucil dan kortikosteroid. 1.4.3 LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT (LMA) 1. Insiden

Lebih sering ditemukan pada usia dewasa (85 persen) daripada anak-anak (15 per sen) dan lebih sering pada laki-laki. 2. Gejala klinis Rasa lelah, pucat, nafsu makan menuurn, nyeri tulang, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran kelenjar mediastrium, anemia ptekie, perdarahan, infeksi. 1.4.4 LEUKEMIA GRANULOSITIK KRONIK (LGK) 1. Pengertian Suatu penyakit mielopoliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan dari sel granulosit yang relatif matang. 2. Gejala Klinis Rasa lelah, penurunan berat badan, rasa penuh di perut, splenomegali. 3. Pemeriksaan Lab 3.1 Leukosit lebih dari 50.000/mm 3.2 Trombositopenia 3.3 Kadar fosfatose alkali leukosit rendah 3.4 Kenaikan kadar vitamin B16 dalam darah 3.5 Sumsum tulang : hiper seluler dengan peningkatan jumlah megalicitiosil dan aktivitas granulopolsis. 1.5 Manifestasi Klinik Pilek, pucat, lesu, mudah terstimulasi, demam, anoreksia, BB menurun, ptechiae, nyeri tulang dan persendian, nyeri abdomen, limfadenopati, hepatoslenomegali. 1.6 Pemeriksaan Diagnostik (1) Pemeriksaan darah tepi Berdasarkan pada kelainan sumsum tulang gejala yang terlihat pada darah tepi berupa adanya ponsitopenia, limfositosis yang menyebabkan darah tepi monoton dan terdapat sel blast. (2) Kimia darah Asam urat meningkat hipogamaglobinemia (3) Sumsum tulang (4) Biopsi limpa Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfe yang terdesa seperti : limfosit normal, RES. (5) Cairan serebrospinalis Terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein (6) Sitogenik Menunjukkan kelainan kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Phi)

1.7 Penatalaksanaan (1) Medik

(1) Tranfusi darah Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gram % (2) Kartikosteroid (3) Sitostatika Diberikan metotreksat atau MTX 2 minggu / kg BB secara intrafekal 3x seminggu 6Merkaptopurin atau 6-MP setiap hari dengan dosis 65 mg/m2 luas permukaan badan. (4) Infeksi sekunder dihindarkan (5) Imunoterapi (2) Keperawatan Masalah pasien yang perlu diperhatikan umunya sama dengan pasien lain yang menderita penyakit darah. Tetapi karena prognosis pasien pada umumnya kurang menggembirakan (sama sepeti kanker lainnya) maka pendekatan psikososial harus diutamakan. Yang perlu diusahakan ialah ruangan yang aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula. Sikap perawat yang ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien saja tetapi juga pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka perasaannya jika mengetahui anaknya. 2. KONSEP DASAR ASKEP 2.1 Pengertian 1) Biodata Terutama menyerang usia 3-4 tahun. 2) Riwayat penyakit (1) Keluhan utama Pucat, panas (2) RPS Pucat mendadak disertai panas dan perdarahan. (3) RPD - Antenatal : ibu menderita leukemia - Natal : - Post natal : 3) Activity Daily Life (1) Nutrisi Nafsu makan hilang, penurunan BB (2) Eliminiasi Terjadi konstipasi dan diare (3) Istirahat Sering tidur (4) Aktivitas Lemas, lelah, nyeri sendi (5) Personal hygiene Terganggu 2.2 Pemeriksaan 1) Umum

(1) (2) (3) (4) (5) 2) (1) -

Kesadaran : Tekanan darah Nadi : Suhu : Pernafasan Fisik Kepala Wajah : Mata : Hidung : Mulut : Leher : Dada :

composmentis sampai koma : hipotensi takikardi dan filiformis demam sampai dengan hiperpireksia : takipnea sesak nafas

pucat conjungtiva pucat, perdarahan retina, pupil odema epitaksis gusi berdarah, bibir pucat, hipertropi gusi, stomatitis pembesaran kelenjar gejah bening, faringitis nyeri tekan pada tulang dada, terdapat efusi pleura

Abdomen Skeletal Integumen

: hepatomegali, spenomefali, limfodenopati : nyeri tulang dan sendi : purpura, ekimosis, ptekie, mudah memar 3) Penunjang (1) Pemeriksaan darah tepi Berdasarkan pada kelainan sumsum tulang gejala yang terlihat pada darah tepi berupa adanya ponsitopenia, limfositosis yang menyebabkan darah tepi monoton dan terdapat sel blast. (2) Kimia darah Kolesterol mungkin rendah, Asam urat meningkat, hipogamaglobinemia (3) Pemeriksaan Sumsum tulang Pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesa (aplasia sekunder) (4) Biopsi limpa Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfe yang terdesa. (5) Cairan serebrospinalis Terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein (6) Sitogenik Menunjukkan kelainan kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Phi) 2.3 Kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang Muncul 1) Resiko infeksi sehubungan dengan ketidakefektifan sistem imun 2) Intoleran aktivitas sehubungan dengan gangguan transpor oksigen skunder terhadap berkurangnya jumlah sel darah merah. 3) Resiko injury sehubungan dengan ketidakadekuatan faktor pembeku (platelet). 4) Kecemasan sehubungan dengan ketidakadekuatan dengan diagnosa baru dan rencana perawatan. 2.4 Rencana Keperawatan 1) Diagnosa 1

Tujuan : mencegah terjadinya infeksi (1) Kriteria hasil Menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi. Suhu 365o 374oC Kultur darah (-) Tidak ada tanda infeksi dalam pemeriksaan fisik. (2) Intervensi Monitor TTV tiap 4 jam, jangan memakai termometer rectal. R/ deteksi dini terhadap infeksi dan menjaga keadaan mukos rectal. Cegah konstipasi da prosedur invasi jaringan, melakukan injeksi IM, SC, IV. R/ mencegah perdarahan. Ambil darah melalui ibu jari tidak dengan jarum suntik. R/ mencegah perdarahan. Inspeksi kulit setiap hari pada daerah yang rusak. R/ kulit yang sempurna sebagai pertahanan pertama melawan serangan organisme. Inspeksi rongga mulut apakah ada candida dan kerusakan pada lapisan mukosa oral. R/ kesehatan mukosa oral adalah sebagai pertahanan melawan serangan organisme. Instruksi keluarga tentang tanda infeksi dan langkah yang diambil jika ada dugaan infeksi. R/ keluarga kooperatif dan mampu melakukan tindakan terhadap pencegahan infeksi. Beri semangat untuk hggiene oral. R/ kebersihan oral yang buruk merupakan medium utama untuk pertumbuhan organisme. 2) Diagnosa 2 Tujuan : Aktifitas anak menjadi meningkat (1) Kriteria hasil HR, keseimbangan cairan sesuai unsur Keluarga atau anak mengerti tanda-tanda anemia dan penyebab Membentuk ADL yang tepat tanpa bantuan (2) Intervensi Kaji HAR dan urine tiap 4 jam R/ memonitor transpor oksigen dalam toleransi kegiatan. Diskusikan dengan orang tua / anak tanda anemia dan tindakan pilihan. R/ orang tua kooperatif dan mampu melakukan tindakan pilihan. Berikan transfusi RBC R/ menormalkan jumlah sel darah merah dan kapasitas oksigen. Susunlah periode istirahat R/ memberikan energi untuk penyembuhan dan regenerasi sel. 3) Diagnosa 3 Tujuan : Mencegah injury yang berkelanjutan (1) Kriteria hasil Menunjukkan tidak ada tanda-tanda perdarahan dalam prosedur RS. Mempunyai pergerakan perubahan sehari. Bebas injury dan lingkungan yang bebas. Orang tua / anak secara verbal mengenal tindakan yang diperlukan ketika jumlah platelet turun. (2) Intervensi Monitor jumlah platelet. R/ mencegah terjadinya perdarahan. Inspeksi faeces, gusi, emesis, sputum, sekret nasal.

R/ mengetahui adanya persarahan sebagai tanda-tanda tromvositopenia. Minimalkan / hindari prosedur invasi. R/ mengurangi kerusakan integritas mulut yang memungkinkan terjadinya infeksi. Cegah konstipasi R/ mencegah kerusakan mukosa anus sehingga mengurangi resiko infeksi. Sediakan lingkungan yang aman R/ lingkungan yang aman akan menurunkan resiko spontan perdarahan bila anak mengalami trombositopenia. Instruksikan pada klien untuk memodifikasi kegiatan yang tepat untuk meminimalkan resiko trauma. R/ diagnosa keperawatan tidak bosan dan terhindar dari injury.

4) Diagnosa Keperawatan 5 Tujuan : Mengurangi terjadinya kecemasan (1) Kriteria hasil Orang tua mengungkapkan secara verbal tentang diagnosa Orang tua ikut serta dalam rencana pelaksanaan. Orang tua memikirkan spesifik untuk pelaksanaan perawatan. (2) Intervensi Buatkan orang tua diagnosa dan tindakan dengan teratur. R/ orang tua mengerti dan kooperatif dalam tindakan. Perkenalkan keluarga kepada keluarga lain di mana anak mereka mempunyai diagnosa sama dan terapi yang sama. R/ antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain bisa saling tukar menukar informasi tentang penyakit yang diderita anaknya. Perkuat secara verbal rencana setiap hari. R/ keluarga kooperatif dalam tindakan keperawatan. Berikan tulisan dan verbal tentang instruksi tindakan yang dilakukan di rumah. R/ melanjutkan intervensi.

2.5 Implementasi Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan dari rencana keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal, pelaksanaan adalah wujud dari tujuan keperawatan pada tahap perencanaan. 2.6 Evaluasi Evaluasi merupakan tahap dimana tahap proses keperawatan menyangkut pengumpulan data obyektif dan subjektif yang dapat menunjukkan masalah apa yang terselesaikan, apa yang perlu dikaji dan direncanakan, dilaksanakan dan dinilai apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, sebagian tercapai atau timbul masalah baru.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi I, Jilid III. Jakarta : Media Aesculapius. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC. UPF IKA RSUD Dr. Soetomo, 1998. Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Tidak ada komentar: Poskan Komentar Beranda Langganan: Entri (Atom)

join
Ada kesalahan di dalam gadget ini Ada kesalahan di dalam gadget ini

Google+ Badge Fish Amazon MP3 Clips

Laman

Beranda askep BBL askep asfiksia askep hidrochepalus askep febris konvulsi askep TB paru askep nifas, pre eklamsia dan fosrceps askep bilirubin askep CA serviks askep DM askep leukimia askep ISK dan Glumerulonefritis askep fraktur askep GGA dan GGK

ASKEP BBLR ASKEP PNEMONI ASKEP IKTERUS NEONATORUM ASKEP C.T.E.V ASKEP HIDROCHEPALUS askep anak meningitis askep anak ensefalitis

silahkan klik

coba aja

Entri Populer

asuhan keperawatan ablasio retina BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ablasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel berpig...

Mengenai Saya

asuhan keperawatan Asma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh peri...

Nur Hadi Lihat profil lengkapku

asuhan keperawatan KPD BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Ketuban pecah dini : Adalah pecahnya selaput ketuban secara sepontan pada ...

Total Tayangan Laman


76,951 Ada kesalahan di dalam gadget ini Ada kesalahan di dalam gadget ini

BlogUpp! Translate
Powered by Translate

Arsip Blog

Oktober (3)

Share It

Template Simple. Gambar template oleh gaffera. Diberdayak

Anda mungkin juga menyukai