Anda di halaman 1dari 7

Fimosis dan parafimosis Fimosis (phimosis) Merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis)

tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis(kulup, prepuce,

preputium, foreskin,) . Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. Fimosis (phimosis) bisa merupakan kelainan bawaan se ak lahir (kongenital) maupun didapat, Parafimosis (paraphimosis) Merupakan kebalikan dari fimosis dimana kulit preputium setelah ditarik ke belakang batang penis tidak dapat dikembalikan ke posisi semula (ke depan batang penis) sehingga penis men adi ter epit. Fimosis dan parafimosis yang didiagnosis secara klinis ini, dapat ter adi pada penis yang belum disunat (disirkumsisi, circumcision) atau telah dikhitan namun hasilnya kurang baik. Fimosis dan parafimosis dapat ter adi pada laki!laki semua usia, namun ke adiannya tersering pada masa bayi dan rema a.

Fimosis kongenital (kelainan bawaan, true phimosis) Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, ter adi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis. "anya sekitar #$ bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai %&$ pada saat usia ' tahun dan hanya ($ laki!laki berusia () tahun yang masih mengalami fimosis kongenital. *alaupun demikian, penelitian

lain mendapatkan hanya +&$ dari +&& anak laki!laki berusia ,!(' tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis. Fimosis didapat (fimosis patologik) "al ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk, peradangan kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada fimosis kongenital yang akan menyebabkan pembentukkan aringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium yang membuka. Gejala fimosis Fimosis kongenital seringkali menimbulkan fenomena ballooning, yakni kulit preputium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran air seni tidak diimbangi besarnya lubang di u ung preputium. Fenomena ini akan hilang dengan sendirinya, dan tanpa adanya fimosis patologik, tidak selalu menun ukkan adanya hambatan (obstruksi) air seni. -elama tidak terdapat hambatan aliran air seni, buang air kecil berdarah (hematuria), atau nyeri preputium, fimosis bukan merupakan kasus gawat darurat. ika fimosis menyebabkan hambatan aliran air seni, diperlukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atau teknik bedah plastik lainnya seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya). .ndikasi medis utama dilakukannya tindakan sirkumsisi pada anak!anak adalah fimosis patologik. -umber/ 0ewan P1. 2reating phimosis. M31. +&&'4()5(#)/(#5!(,&. .mage /www.syberg.be Fimosis dan Parafimosis Fimosis, baik bawaan se ak lahir (kongenital) maupun didapat, merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis. Kulit yang melingkupi kepala penis tersebut uga dikenal dengan istilah kulup, prepuce, preputium, atau foreskin. Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih ( meatus urethra externus) yang terbuka. -ebaliknya, Parafimosis merupakan kondisi dimana kulit preputium setelah ditarik ke belakang batang penis tidak dapat dikembalikan ke posisi semula ke depan batang penis sehingga penis men adi ter epit. Fimosis dan parafimosis yang didiagnosis secara klinis ini, dapat ter adi pada penis yang belum disunat (disirkumsisi) atau telah disirkumsisi namun hasil sirkumsisinya kurang baik. Fimosis dan parafimosis dapat ter adi pada laki!laki semua usia, namun ke adiannya tersering pada masa bayi dan rema a. Fimosis kongenital (fimosis fisiologis) timbul se ak lahir sebenarnya merupakan kondisi normal pada anak-anak, bahkan sampai masa rema a. Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, ter adi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis. -uatu penelitian mendapatkan bahwa hanya #$ bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai %&$ pada saat usia ' tahun dan hanya ($ laki!laki berusia () tahun yang masih mengalami fimosis kongenital. *alaupun demikian, penelitian lain mendapatkan hanya +&$ dari +&& anak laki!laki berusia ,!(' tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.

Fimosis didapat (fimosis patologik, fimosis yang sebenarnya, true phimosis) timbul kemudian setelah lahir. "al ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk, peradangan kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada fimosis kongenital yang akan menyebabkan pembentukkan aringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium yang membuka. Fimosis kongenital seringkali menimbulkan fenomena ballooning, yakni kulit preputium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran air seni tidak diimbangi besarnya lubang di u ung preputium. Fenomena ini akan hilang dengan sendirinya, dan tanpa adanya fimosis patologik, tidak selalu menun ukkan adanya hambatan (obstruksi) air seni. -elama tidak terdapat hambatan aliran air seni, buang air kecil berdarah (hematuria), atau nyeri preputium, fimosis bukan merupakan kasus gawat darurat. Fimosis kongenital seyogianya dibiarkan sa a, kecuali bila terdapat alasan agama dan6atau sosial untuk disirkumsisi. "anya diperlukan pen elasan dan pengertian mengenai fimosis kongenital yang memang normal dan la7im ter adi pada masa kanak!kanak serta men aga kebersihan alat kelamin dengan secara rutin membersihkannya tanpa penarikan kulit preputium secara berlebihan ke belakang batang penis dan mengembalikan kembali kulit preputium ke depan batang penis setiap selesai membersihkan. 8paya untuk membersihkan alat kelamin dengan menarik kulit preputium secara berlebihan ke belakang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan luka, fimosis didapat, bahkan parafimosis. -eiring dengan ber alannya waktu, perlekatan antara lapis bagian dalam kulit preputium dan glans penis akan lepas dengan sendirinya. *alaupun demikian, jika fimosis menyebabkan hambatan aliran air seni, diperlukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atau teknik bedah plastik lainnya seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya). .ndikasi medis utama dilakukannya tindakan sirkumsisi pada anak!anak adalah fimosis patologik. Penggunaan krim steroid topikal yang dioleskan pada kulit preputium ( atau + kali sehari, selama #!9 minggu, uga efektif dalam tatalaksana fimosis. :amun ika fimosis telah membaik, kebersihan alat kelamin tetap di aga, kulit preputium harus ditarik dan dikembalikan lagi ke posisi semula pada saat mandi dan setelah berkemih untuk mencegah kekambuhan fimosis. ;erlainan dengan fimosis, parafimosis merupakan kasus gawat darurat. 8paya untuk menarik kulit preputium ke belakang batang penis, terutama yang berlebihan namun gagal untuk mengembalikannya lagi ke depan manakala sedang membersihkan glans penis atau saat memasang selang untuk berkemih (kateter), dapat menyebabkan parafimosis. Kulit preptium yang tidak bisa kembali ke depan batang penis akan men epit penis sehingga menimbulkan bendungan aliran darah dan pembengkakan (edema) glans penis dan preputium, bahkan kematian aringan penis dapat ter adi akibat hambatan aliran darah pembuluh nadi yang menu u glans penis. <leh karena itu, setelah memastikan bahwa tidak ada benda asing seperti karet atau benang yang menyebabkan penis ter epit, dokter akan berupaya mengembalikan kulit preputium ke posisinya secara manual dengan tangan atau melalui prosedur in=asif dengan bantuan obat bius (anestesi) dan penenang (sedasi). 3arang diperlukan tindakan sirkumsisi darurat untuk mengatasi parafimosis. *alaupun demikian, setelah parafimosis diatasi secara darurat, selan utnya diperlukan tindakan sirkumsisi secara berencana oleh karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang atau kambuh kembali.

Kelainan Penis DEF ! " #edera ;eberapa enis cedera bisa mengenai penis. Penis sering ter epit oleh resleting celana, tetapi lukanya akan segera membaik. 3ika luka atau iritasi pada penis mengalami infeksi, diberikan antibiotik. 3ika penis yang sedang mengalami ereksi terlipat secara berlebihan, bisa menimbulkan nyeri, kerusakan pada struktur yang mengontrol ereksi dan gangguan dalam melakukan hubungan seksual. $alanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis) dan kulitnya. Peradangan biasanya ter adi akibat infeksi amur atau bakteri di bawah kulit pada penis yang tidak disunat. Penis men adi nyeri, gatal!gatal, kemerahan dan membengkak, serta bisa menyebabkan ter adinya penyempitan uretra. Penderita balanopostitis di kemudian hari bisa menderita balanitis xerotika oblitterans, fimosis, parafimosis dan kanker. $alanitis %eronika obliterans merupakan peradangan menahun yang menyebabkan pengerasan berwarna putih di u ung penis. ;iasanya penyebabnya tidak diketahui, tetapi bisa ter adi akibat infeksi atau reaksi alergi. >ubang uretra sering dikelilingi oleh daerah pengerasan ini, yang pada akhirnya bisa menyumbat aliran air kemih dan semen. 8ntuk mengatasi peradangan bisa digunakan krim antibiotik atau anti peradangan, tetapi uretra seringkali harus dibuka kembali melalui pembedahan. Fimosis merupakan pengkerutan atau penciutan kulit depan penis. Fimosis merupakan suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya. Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa ter adi akibat iritasi menahun. Fimosis bisa mempengaruhi proses berkemih dan akti=itas seksual. ;iasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan (sirkumsisi). Pada parafimosis, kulit depan penis yang tertarik tidak dapat ditarik kembali melalui glans penis. Parafimosis bisa diatasi dengan sirkumsisi. Eritroplasia &ueyrat adalah daerah seperti beludru yang berwarna kemerahan pada kulit penis, biasanya diatas atau pada dasar glans penis. "al ini biasanya ter adi pada pria yang tidak disunat. 3ika tidak diobati bisa berubah men adi keganasan. 0iberikan krim yang mengandung fluorourasil. Karena berpotensi men adi keganasan, maka kelainan ini harus diperiksa setiap beberapa

bulan selama dan setelah pengobatan. Pengobatan lainnya yang bisa dilakukan adalah membuang aringan abnormal tersebut melalui pembedahan. 'ipospadia merupakan suatu cacat bawaan dimana lubang uretra tidak terletak pada tempatnya, misalnya berada di bawah penis. Keadaan ini bisa diatasi dengan pembedahan. Genital ambigus sangat arang ter adi. 1nak terlahir dengan alat kelamin yang tidak elas, apakah pria atau wanita. Pada anak laki!laki, penisnya sangat kecil atau tidak ada, tetapi aringan testikulernya ada. 1da uga anak yang memiliki aringan testikuler dan aringan ovarium. (ikropenis arang ter adi. Penis memiliki ukuran yang auh di bawah ukuran rata!rata.

-.?K8M-.-. @ang dimaksudkan dengan sirkumsisi adalah membuang preputium penis, sehingga glans penis selalu terbuka dan tidak ditutupi oleh preputium lagi. -etiap laki!laki .slam di .ndonesia melakukan sirkumsisi, sehingga sebagai dokter wa ib dapat melakukan sirkumsisi dengan benar. Pada orang bukan muslim!pun di .ndonesia banyak melakukan sirkumsisi karena adat! istiadat setempat atau atas indikasi medis. 2eknik sirkumsisi ada bermacam!macam. (A 2eknik guoletine, memotong preputium setelah di epit dengan klem. ;ahayanya dapat memotong glans penis karena pemotongan tanpa membuka glans +A 0iseksi preputium 6 sleeve 'A Melalui dorsumsisi atau dorsal slit #A Memakai alat seperti cincin, plastibel atau gomco Pada skill kali ini, hanya akan dikemukakan salah satu teknik yaitu dorsal slit dengan anestesi lokal. ndikasi medis sirkumsisi antara lain/ (A Phimosis atau paraphimosis +A .nfeksi glans penis (balanitis) rekurens 'A 1danya smegma #A Kondiloma akuminata Kontraindikasi -irkumsisi tidak boleh dilakukan pada / (A "ipospadia, karena kulit preputium akan dipergunakan dalam membuat uretra +A Bpispadia 'A Chorde

#A Webbed penis, yaitu adanya aringan antara penis dan skrotum ;ila menemui penderita dengan kelainan seperti tersebut diatas, konsulkan kepada ahli bedah. 2entu sa a bila ada infeksi pada kulit penis dan sekitarnya lebih baik disembuhkan dulu, dan bila keadaan umum kurang baik harus diperbaiki. Persiapan -etelah fisik dan mental dipersiapkan, informed consent didapat dari penderita atau keluarganya, disiapkan alat!alat / (A -arung tangan steril + pasang +A Kasa steril 'A 0isinfektan, seperti po=idone iodine #A Klem untuk disinfeksi ,A 0oek lubang steril 9A -puit +., atau , cc steril )A >idokain untuk anestesi infiltrasi 5A + atau ' klem lurus %A + atau klem arteri kecil (&A ((A (+A ('A -onde Dunting aringan Dunting benang ;enang bedah yang cepat diserap, misalnya plain catgut '6& secukupnya

(#A 3arum ahit cutting lengkungan E , atau lebih baik bila ada dengan arum ahit a!traumatic cutting (,A (9A Prosedur (A 0isinfeksi penis dan sekitarnya dengan cairan disinfeksi +A Persempit lapangan tindakan dengan doek lubang steril 'A >akukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari pangkal penis melingkar. ;ila perlu tambahkan uga pada daerah preputium yang akan dipotong dan daerah =entral #A 2unggu ' F , menit dan yakinkan anestesi lokal sudah beker a dengan mencubitkan pinset ,A ;ila didapati phimosis, lakukan dilatasi dengan klem pada lubang preputium, lepaskan perlengketannya dengan glans memakai sonde atau klem sampai seluruh glans bebas. ;ila ada smegma, dibersihkan. 9A 3epit kulit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian dorsal dengan + klem lurus. Klem ketiga dipasang pada garis tengah =entral. Ketiga klem ini dipergunakan sebagai patokan. :eedle holder Pinset

)A Dunting preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem) kira!kira E sampai ( sentimeter dari sulkus koronarius (dorsumsisi). 3epit kulit dan mukosa yang telah dipotong dengan klem. 5A >an utkan memotong preputium melingkar ke kanan dan ke kiri. Makin ke =entral kulit preputium yang dibuang makin sedikit, dan kedua potongan akan bertemu pada klem yang dipasang pada =entral penis. %A Cari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain catgut yang disiapkan. (&A -etelah diyakini tidak ada perdarahan (biasanya perdarahan yang banyak ada di frenulum) siap untuk di ahit. ((A Pen ahitan dimulai dari dorsal ( am (+), dengan patokan klem yang terpasang dan ahitan kedua pada bagian =entral ( am 9). 2ergantung banyaknya ahitan yang diperlukan, selan utnya ahitan dibuat melingkar pada am ', % dan seterusnya (+A >uka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester. >ubang uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin. Komplikasi (A Penderita alergi terhadap obat anestesi lokal. >ebih sering pada prokain dan arang didapati pada lidokain. -eharusnya disiapkan pula obat untuk mengatasi shock anaphilaktik +A Perdarahan. 2erutama pada frenulum, karenanya untuk mencegah perdarahan, ahitan pada frenulum diyakinkan cukup adekwat. Perdarahan uga dapat ter adi pada pada penderita dengan kelainan pembekuan darah. 'A .nfeksi. ;ila asepsis!antisepsis kurang diperhatikan, atau terkena urin. #A Pengangkatan kulit preputium kurang adekwat, sehingga glans masih tertutup kulit. ,A Pengangkatan kulit terlalu banyak, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam men ahit, tegang dan mempengaruhi penis sewaktu ereksi nantinya Dlans ikut terpotong atau amputasi glans. 0engan dorsumsisi lebih dahulu, hampir tidak pernah ter adi. Dlans terpotong paling banyak didapati pada teknik guoletin, karena tanpa membuka preputium terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai