Anda di halaman 1dari 7

TETANUS

Definisi Kelainan neurologis, ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme otot yang disebabkan oleh tetanospasmin toxin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Etiologi Clostridium tetani Bakteri gram +, anaerob, mengeluarkan eksotoksin (tetanospasmin). Berbentuk batang, membentuk spora terminal yang oval dan tidak berwarna sehingga terlihat seperti raket tenis atau drumstick. Terdapat di tanah, terutama yang ter emar tin!a manusia atau binatang. "poranya resisten terhadap panas (boiling for 20 minutes) dan berbagai disin#ektan. Epidemiologi Tetanus ditemukan terutama di daerah tropis, tersebar si seluruh dunia terutama daerah yang high risk dengan akupan imunisasi $%T rendah. &enis'!enis luka yang sering men!adi tempat masuknya kuman C.tetani sehingga harus mendapatkan perawatan khusus( )uka tusuk, bakar, gigitan binatang )uka operasi yang tidak dirawat dengan baik, pen!ahitan luka robek tidak steril, bekas suntikan obat terlarang *n#eksi telinga tengah +bses gigi %emotongan tali pusat tidak steril ( tetanus neonatorum)

Gejala klinis ,asa inkubasi -'./ hari, bias lebih pendek (. hari) atau lebih pan!ang (0. bulan). "emakin pendek masa inkubasi, semakin buruk prognosisnya. +da hubungan antara !arak tempat masuk kuman dengan ""% dan interval ter!adinya luka dengan permulaan penyakit, makin !auh tempat invasi, masa inkubasi makin pan!ang. "e ara klinis tetanus dibedakan men!adi( 1. Generalized tetanus Bentuk tetanus yang paling banyak di!umpai, ditandai dengan tonus otot dan generalized spasms. 1e!ala awal yang paling sering di!umpai adalah trismus atau lockjaw ( tonus otot masseter). $ysphagia (sukar menelan) atau kekakuan atau sakit di otot leher, bahu, punggung dapat mun ul bersamaan atau segera setelahnya. Trismus yang menetap menyebabkan ekspresi wa!ah yang karakteristik yaitu risus sardoni us (grimace or sneer) alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke dan luar, bibir tertekan kuat.

Kontraksi otot punggung yang menetap opistotonus

Kontraksi otot kemudian meluas perut papan (rigid abdomen) dan otot proximal

ekstremitas kaku, tangan dan kaki biasanya tidak terkena. Karena kontraksi otot yang sangat kuat dapat ter!adi asphyxia dan sianosis, retensi urin. Kesadaran tetap baik, spasme otot dapat ter!adi spontan atau akibat rangsang luar yang sangat minim sekalipun (misal ahaya, bunyi'bunyian, sentuhan) 2. Local tetanus 1e!alanya terbatas pada otot'otot sekitar luka 2 bagian proximal luka. 1e!ala dapat ter!adi selama beberapa minggu dan menghilang tanpa ge!ala sisa. %rognosisnya baik. 3. Cephalic tetanus Bentuk !arang dari local tetanus, masa inkubasi .'3 hari. ,un ul setelah ter!adi luka pada daerah muka atau kepala atau in#eksi telinga (otitis media).

%rognosis buruk, mortalitas tinggi. eonatal tetanus Biasanya timbul sebagai generalized form, #atal bila tidak ditangani. Terutama karena pemotongan tali pusat yang tidak steril. 4nset dalam 3 minggu pertama kehidupan. 1angguan ""4 hipertensi, takikardi, disritmia, hyperpyrexia, hyperhydrosis, vasokonstriksi peri#er, periode bradikardi dan hipotensi !uga dapat ditemui.

Patogenesis
Lingkungan Anaerob : spora menjadi bentuk vegetatif

Toxin dikeluarkan di tempat luka

Toxin akan berikatan dengan peripheral motor neuron terminal

Memasuki axon

Ditransport ke badan sel saraf di brainstem & spinal cord (SSP)

Melewati sinaps ke Memblok pelepasan neurotransmitter in ibisi presynaptic Terjadi eksitasi terus gl!sine " #A$A % &amino but!ri' a'id) terminals menerus " spasme

Diagnosis Berdasarkan ge!ala klinis 55 (%6) +namnesis riwayat luka, riwayat imunisasi %% kultur C.tetani + tidak diharuskan karena sulit mengisolasi C.tetani dari luka penderita )ab 7"6 normal8 darah rutin normal atau sedikit 8 "14T, 7%K, "9:;, +ldolase sedikit . (7%K< 7reatine %hospokinase) DD *n#eksi( ,eningoense#alitis, %olio, :abies, )esi oro#aring, %eritonitis 1gn. metaboli ( Kera unan stri hnin, :eaksi #enotiasin %enyakit ""%( "tatus epileptikus, =emorrhage atau tumor 1gn. %sikiatri( =isteria Tatalaksana Tu!uan( mengeliminasi kuman tetanus, menetralisir peredaran toksin, men egah spasme otot, > memberikan bantuan pernapasan sampai pasien pulih. %asien sebaiknya dirawat di ruang *7; yang sunyi dengan observasi dan monitoring kardiopulmonari continuous. )uka harus dibersihkan dan didebridemen sebaik mungkin (dilakukan .'3 !am setelah pemberian +T" > antibioti ) +ntibiotika( %enisilin .?'.3 !uta *; 2 *@ 2 per hari selama .? hari8 bila alergi penisilin dapat diganti tetrasiklin. ,etronidaAol B?? mg 2 C !am atau .g 2 .3 !am 2 oral, tidak lebih dari /g 2 hari

+ntitoxin( =uman Tetanus *mmunoglobulin (T*1) diberikan segera 2 *, 2 -???'C??? *; 2 .x pemberian +nti Tetanus "erum /?.??? *;, ara pemberian( 3?.??? *; dari +T" dimasukkan ke dalam 3?? airan Da7l #isiologis, *@ dalam waktu -B'/? menit. "etengah dosis yang tersisa diberikan *, pada daerah sekitar luka. Tetanus toxoid( %emberian dilakukan bersamaan dengan antitoxin pada sisi yang berbeda dengan alat suntik yang berbeda (*,). %emberian harus dilan!utkan sampai imunisasi terhadap tetanus selesai. +nti konvulsan( $iaAepam spasme ringan( B'.? mg 2 oral 2 tiap /'C !am spasme sedang( B'.? mg 2 *@ 2 bila perlu spasme berat( B?'.?? mg dlm B?? ml $B, in#use /? ml2!am &aga !alan napas Prevensi *munisasi akti# untuk dewasa yang imunisasi belum lengkap atau belum pernah, dilakukan setelah sembuh dari tetanus. %erawatan luka egah timbulnya !aringan anaerob, !aringan nekrotik dan pus. +ntitoxin pro#ilaksis. Tetanus neonatorum perhatikan sanitasi waktu persalinan dan perawatan tali pusat. %endidikan mengenai kebersihan individu dan lingkungan. Komplikasi )aringospasme, kekakuan otot pernapasan 6raktur kompresi vertebra

*n#eksi sekunder oleh kuman lain Prognosis Buruk pada( neonatus, lansia, masa inkubasi singkat. ,ortality rate E.?F dengan mana!emen optimal.

Anda mungkin juga menyukai