Anda di halaman 1dari 7

1. Klasifikasi Fraud secara general terdiri atas : Tindakan yang melawan organisasi.

i. Tindakan yang merugikan orang lain (biasanya mengatasnamakan pekerjaan, demi kepentingan pribadi).

2. Klasifikasi Internal Fraud menurut ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) : a. Fraud terhadap Aset (asset misappropriation) yaitu penyalahgunaan asset perusahaan, entah itu dicuri atau dipergunakan untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari perusahaan yang bersangkutan. Fraud terhadap asset dikelompokkan ke dalam dua tipe, yaitu : Cash misappropriation yaitu penyelewangan terhadap asset yang berupa kas. Contohnya : penggelapan uang kas, menahan cek pembayaran untuk vendor, dsb. Non-cash misappropriation yaitu penyelewengan terhadap asset yang berupa non kas. Contohnya : menggunakan peralatan atau kendaraan perusahaan untuk kepentingan pribadi. b. Fraud terhadap Laporan Keuangan (fraudulent statements) yaitu segala tindakan yang membuat laporan keuangan menjadi tidak wajar. ACFE membagi jenis fraud ini ke dalam 2 tipe, yaitu : Financial dan Non financial. Berikut adalah beberapa contoh fraud atas laporan keuangan : Memalsukan bukti transaksi. Mengakui transaksi lebih besar atau lebih kecil dari seharusnya. Menentukan metode akuntansi tertentu yang tidak konsisten untuk menaikkan atau menurunkan laba. Dsb.

c. Korupsi (corruption) yaitu menyalahgunakan kepercayaan publik untuk mendapatkan keuntungan sepihak. ACFE membagi korupsi ke dalam 2 tipe, yaitu : Konflik kepentingan (conflict of interest) yang biasa kita kenal sebagai tindakan kolusi dan nepotisme.

Menyuap atau menerima suap ; Imbal balik (briberies and excoriation) seperti menerima komisi, menerima uang pelicin, kolusi dalam tender tertentu, dan lain sebagainya.

3. Empat jenis fraud yang paling sering menimpa perusahaan (kecil maupun besar) di seluruh dunia : a. Pencurian Data (Data Fraud) biasanya fraud ini menimpa perusahaan perusahaan kecil, dimana pelaku fraud melakukan pencurian atas data perusahaan yang bersifat rahasia. Hanya 4% dari usaha kecil yang melaporkan telah menjadi korban penipuan data, dan hanya 46% dari mereka yang telah mengambil langkah tepat dalam melindungi data mereka. Untuk melindungi perusahaan dari pencurian data dapat dilakukan cara berikut : Secara teratur memperbarui perangkat lunak antivirus. Membatasi akses fisik ke data pemegang kartu. Mengembangkan dan memelihara sistem dan aplikasi pengamanan khusus. Enkripsi transmisi data pemegang kartu saat melewati jaringan publik atau terbuka. Melacak dan memantau semua akses ke sumber daya jaringan dan data pemegang kartu secara continue. b. Penggelapan (Embezzlement) Lebih dari 80% kasus penggelapan terjadi di dalam departemen : Bagian akuntansi, Customer service, Bagian manajemen atau eksekutif, Bagian operasional, Bagian pembelian dan penjualan. Biasanya perusahaan kecil lebih sering menjadi korban penggelapan (31% lebih rentan) karena lemahnya pengendalian internal yang dijalankan perusahaan. Untuk melindungi perusahaan dari aksi penggelapan dapat dilakukan cara berikut ini : Audit eksternal atas laporan keuangan. Membuat dan menetapkan kode etik karyawan. Manajemen sertifikasi atas Laporan keuangan. Penelaahan manajemen keuangan dan karyawan.

Pelatihan fraud untuk bagian manajemen / eksekutif. Menyediakan tips anti fraud dan pelatihan anti fraud bagi karyawan. Audit internal secara mendadak. c. Penipuan atas jasa perbankan online (online banking) 56% dari usaha kecil dilaporkan mengalami penipuan perbankan dalam 12 bulan terakhir. 61% dari mereka bahkan telah menjadi korban lebih dari satu kali. Dari para korban ini, 37% menerima penggantian atas dana mereka yang hilang, sedangkan 31% nya tidak menerima kompensasi atas dana yang tidak bisa dikembalikan. Untuk melindungi perusahaan dari aksi penipuan online banking ini dapat dilakukan cara berikut : Melakukan rekonsiliasi rekening bank pada setiap akhir bulan. Melakukan evaluasi dan persetujuan yang cermat atas seluruh transaksi kas keluar. Menempatkan lebih dari satu orang untuk pengendalian akun. Menggunakan komputer khusus untuk online banking. Mengembangkan pendidikan pencegahan fraud bagi karyawan. d. Penipuan atau penggelapan atas cek (check fraud) Penipuan ini biasanya terkait erat dengan penggelapan yang dilakukan karyawan atau penipuan online banking. Untuk bisnis kecil yang menjadi korban penipuan cek, penyelesaian dari pihak bank sampai saat ini masih belum dijamin. Tanggung jawab bank untuk membayar seringkali berujung pada pertanyaan : apakah korban dapat membuktikan bahwa mereka mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Untuk melindungi perusahaan dari aksi penipuan atas cek ini dapat dilakukan cara berikut : Pastikan cek memiliki fitur keamanan yang cukup. Maksimalkan usaha perusahaan dalam menerapkan metode (cara) administrasi yang aman, dengan mengimplementasikan SPI secara ketat di seluruh bagian operasional perusahaan. Hancurkan semua buku cek kosong dari rekening bank yang tidak aktif (telah ditutup) sesegera mungkin.

Gunakan fitur layanan membayar tertentu yang dapat mencegah adanya kliring rekening atas cek yang tidak sah. Baca dengan seksama kontrak perjanjian dengan pihak bank. Periksa buku cek yang baru begitu diterima dari bank. Kemudian, simpan buku cek yang belum dipakai di tempat yang benar-benar aman dalam kondisi terkunci. Jika buku cek diterima dalam kondisi tersegel, jangan buka segelnya hingga ceknya akan digunakan. Selalu jaga keamanan buku cek, slip yang tidak terpakai atau dibatalkan, stempel perusahaan, dan stempel tanda tangan dengan menyimpannya di tempat yang terkunci dan hanya bisa diakses oleh orang yang diberi wewenang.

4. Klasifikasi Fraud menurut Jenis Korban : a. Perusahaan atau Organisasi yang menjadi korban (company or organization as victim) yang terdiri atas : Penggelapan yang dilakukan karyawan (employee embezzlement), dimana penggelapan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu : (1) Secara langsung (direct), dimana karyawan secara langsung mencuri asset perusahaan (2) Secara tidak langsung (indirect), dimana karyawan menerima suap dari vendor atau pelanggan, menjual barang inferior, nondelivery items, dsb. Penipuan yang dilakukan vendor (vendor fraud), dimana biasanya (1) dilakukan oleh vendor itu sendiri atau (2) melalui kolusi atau kerjasama antara vendor dengan pembeli. Contoh dari vendor fraud adalah : menjual barang dengan harga yang terlalu tinggi, menjual barang inferior (berkualitas rendah), dan tidak mengirimkan barang yang dipesan konsumen. Penipuan yang dilakukan pelanggan (customer fraud), yaitu ketika (1) pelanggan tidak membayar barang yang dibelinya (2) menipu perusahaan agar memberi mereka sesuatu yang bukan haknya.

b. Pemegang saham yang menjadi korban (shareholder as victim) yang terdiri atas :

Penipuan yang dilakukan manajemen (management fraud) atau yang biasa dikenal dengan manipulasi atas laporan keuangan. Dalam hal ini, top manajemen sengaja melakukan manipulasi atas laporan keuangan dengan cara menyajikan laporan keuangan tersebut tidak sesuai kenyataan (disajikan overstated atau understated). Contohnya adalah pada kasus Enron atau Sunbeam.

c. Individu yang tidak waspada sebagai korban (unwary individuals as victim) yang terdiri atas : Penipuan investasi dan konsumen lainnya (investment and other consumer fraud), dimana pihak perusahaan menjual investasi yang buruk (worthless) kepada investor. Contohnya adalah : ponzi schemes, penipuan telemarketing, Nigerian letter atau money scams, pencurian identitas, penipuan uang muka, penipuan obligasi, penipuan letter of credit, dan internet fraud.

d. Siapapun yang menjadi korban (anyone as victim) yang terdiri atas : Penipuan lain-lain (miscellaneous fraud) yaitu segala bentuk penipuan yang merugikan orang lain. Contohnya adalah ketika seseorang siswa

memanfaatkan komputer sekolah untuk melakukan penipuan nilai akademis (mengubah nilainya menjadi lebih bagus daripada yang aslinya).

Daftar Pustaka Fraud Eptik. 2013. Jenis-Jenis Fraud [internet]. (http://kelompokfraud.blogspot.com/ diakses tanggal 22 Maret 2014). Jurnal Akuntansi Keuangan. 2011. Jenis-Jenis Fraud (Penipuan) dan Cara Mencegahnya [internet]. (http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/06/jenis-jenis-

fraud-penipuan-dan-cara-mencegahannya/ , diakses tanggal 22 Maret 2014). Zimbelman, Albrecht. 2011. Fraud Examination [ppt]

Anda mungkin juga menyukai