Anda di halaman 1dari 33

Makalah Instrument Elektronik

Komponen Pasif Elektronika


D I S U S U N
OLEH

KRISNA (4113240016) DEDE ARYA NINGSIH DEWI PERONIKA MANULANG JETRO RAJAGUKGUK LORIFA SOFYAN SURYA NINGSIH

FISIKA Non_Dik 2011

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013

Kata pengantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul "Komponen Pasif elektronika " Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Medan, 21 November 2013

Penulis

BAB I RESISTOR
Sebuah resistor adalah terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik melewatinya sesuai dengan hukum Ohm: V = IR
Pengertian

Resistor adalah elemen dari jaringan listrik dan sirkuit elektronik dan di mana-mana di sebagian besar peralatan elektronik. Praktis resistor dapat dibuat dari berbagai senyawa dan film, serta resistensi kawat (kawat terbuat dari paduan Resistivitas tinggi, seperti nikel / krom). Karakteristik utama dari sebuah resistor adalah resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi. Kurang terkenal adalah perlawanan kritis, nilai yang disipasi daya di bawah batas maksimum yang diijinkan arus, dan di atas batas yang diterapkan tegangan. Perlawanan kritis tergantung pada bahan yang merupakan resistor dan juga dimensi fisik, melainkan ditentukan oleh desain. Resistor dapat diintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan dicetak, serta sirkuit terpadu. Ukuran, dan posisi lead (atau terminal) yang relevan dengan peralatan desainer; resistor harus secara fisik cukup besar untuk tidak terlalu panas ketika menghilangkan kekuasaan mereka. Fungsi dan kegunaan resistor dalam rangkaian 1. Sebagai pembagi arus 2. Sebagai pembagi tegangan 3. Sebagai penurun tegangan 4. Sebagai penghambat arus listrik, dan lain-lain

Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya.Berbagai macam resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang berbeda. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor padasuatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panassebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkansemakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasidaya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi

empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya,

misalnya100*5W. Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi. Jenis Jenis Resistor Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu : 1. 2. Fixed Variable Resistor : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.

Resistor : Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.

3. Resistor Non Linier : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya. Resistor Tetap (Fixed) Secara fisik bentuk resistor tetap adalah sebagai berikut :

Beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut. 2. Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut. 3. Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya dibandingkan resistor dari bahan carbon. Resistor Variabel 1. Trimpot : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan mengunakan obeng. 2. Potensio : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser. Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Trimpot :

Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Potensio :

Bentuk resistor non linier misalnya PTC, LDR dan NTC PTC adalah : Positive resistor Temperatur non linier Coefisien yang nilai

jenis

hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai hambatannya.

NTC adalah

Negative resistor

Temperatur non linier

Coefisien yang nilai

jenis

hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai hambatannya. LDR adalah : jenis Light resistor Dependent non linier Resistor yang nilai

hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang mengenainya makin kecil nilai hambatannya. Simbol dari fixed resistor adalah sebagai berikut :

Resistor Tetap

Standar

AS dan Jepang

Eropa

Simbol dari variable resistor adalah sebagai berikut :

Resistor Variabel

Standar

AS dan Jepang

Eropa

Simbol dari resistor non linier adalah sebagai berikut :

Resistor Non Linier

Jenis

LDR

NTC

PTC

Cara Menghitung Nilai Resistor Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu. Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah 20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (10%) atau emas (5%) pada ujung lainnya. Identifikasi empat pita Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104 = 560 k 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi 2%, memberikan nilai 560.000 pada keakuratan 2%.

Warna Hitam

Pita pertama Pita kedua 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pita ketiga (pengali) 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 10-1 10-2

Pita keempat (toleransi)

Pita kelima (koefisien suhu)

Cokelat 1 Merah Oranye Kuning Hijau Biru Ungu 2 3 4 5 6 7

1% (F) 2% (G)

100 ppm 50 ppm 15 ppm 25 ppm

0.5% (D) 0.25% (C) 0.1% (B) 0.05% (A)

Abu-abu 8 Putih Emas Perak Kosong 9

5% (J) 10% (K) 20% (M)

Identifikasi lima pita Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.

Resistor pasang-permukaan

Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri atas adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering digunakan daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang resistor. Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh: "334" = 33 10.000 ohm = 330 KOhm "222" = 22 100 ohm = 2,2 KOhm "473" = 47 1,000 ohm = 47 KOhm "105" = 10 100,000 ohm = 1 MOhm Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh: "100" = 10 1 ohm = 10 ohm "220" = 22 1 ohm = 22 ohm Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan. Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal. Contoh: "4R7" = 4.7 ohm "0R22" = 0.22 ohm "0R01" = 0.01 ohm Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:

"1001" = 100 10 ohm = 1 kohm "4992" = 499 100 ohm = 49,9 kohm "1000" = 100 1 ohm = 100 ohm "000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai. Penandaan tipe industri Format: XX YY YZ

X: kode tipe Y: nilai resistansi Z: toleransi

Rating Daya pada 70 C Kode Tipe GB HB GM HM CB EB BB Rating (Watt) 1 2 3 4 Daya Teknik MIL-R- Teknik MIL-R-39008 11 RC32 RC42 RC07 RC20 RC05 RCR32 RCR42 RCR07 RCR20 RCR05

Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri dan kelas militer.

Kelas komersil: 0 C hingga 70 C Kelas industri: 40 C hingga 85 C (seringkali 25 C hingga 85 C) Kelas militer: 55 C hingga 125 C (seringkali -65 C hingga 275 C) Kelas standar: -5 C hingga 60 C.

Hubungan yang ada pada resistor Menurut hukum Ohm,ada tiga bentuk hubungan yang bisa terjadi pada resistor,yaitu: Hubungan Seri Hubungan Paralel Hubungan Campuran

1. Hubungan Seri Hubungan seri adalah hubungan beberapa resistor secara seri atau berderet.Tegangan yang dimiliki masing-masing berbeda-beda tergantung resistornya.

Pemasangan resistor secara seri mempunyai rumus: Rt = R1 + R2 + R3 + ..+ R

2. Hubungan Paralel Hubungan paralel adalah hubungan beberapa resistor secara paralel.Tegangan yang dimiliki masing-masing resistor adalah sama namun arusnya berbeda tergantung resistornya. Pemasangan resistor secara paralel mempunyai rumus : 1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ..+ 1/Rn atau Rt = R1 x R2 x R3 x ..x Rn R1 + R2 + R3 + ..+Rn

3. Hubungan Campuran ( hubungan seri-paralel ) Hubungan campuran adalah hubungan beberapa buah resistor yang mempunyai rangkaian seri dan paralel.Cara menghitungnya yaitu dengan menggabungkan rumus hubungan seri dan hubungan paralel. Cara Mengukur Keadaan Resistor Perlu diketahui bahwa batas ukur multimeter untuk pengukuran menggunakan OHM, mempunyai beberapa posisi yaitu : 1. Putar saklar pada posisi R x 1 2. Putar saklar pada posisi R x 10 3. Putar saklar pada posisi R x 1K

Cara pengukuran hambatan 1. Putarlah saklar pada posisi R x 1, R x 10, atau R x 1K. Ini semua tergantung perkiraan berapa besar tahanan yang hendak kita ukur. 2. Tancapkanlah kabel merah (+) pada lubang (+) dan kabel hitam (-) pada (-). 3. Lalu pertemukan pencolok merah dan hitam pada masing-masing ujungnya. 4. Kemudian stel jarum sampai mencapai angka nol Ohm. Sedangkan yang dibuat menyetel adalah pengatur nol Ohm. 5. Kemudian setelah mencapai titik nol Ohm barulah pencolok itu kita lepaskan. Maka dengan demikian jarum skala akan kembali ke kiri. 6. Dan sekarang tempelkan masing-masing pencolok pada kaki resistor. 7. Apabila jarum bergerak maka hal ini akan menandakan resistor dalam keadaan baik dan bisa digunakan. 8. Sedangkan untuk mengukur besarnya nilai resitor perhatikanlah gerakan jarum dan berjenti pada angka berapa. Maka angka ini akan menunjukkan skala sesuai dengan ukuran resistor itu sendiri.

Contoh-cotoh Perhitungan Resistor : a. Bila jarum menunjukkan angka 100 pada papan skala dan saklar penyetelan ditunjukkan pada 1 x berarti --> 1 x 100, maka ukurannya adalah 100 Ohm b. Bila jarum menunjukkan angka 100 pada papan skala dan saklar penyetelan ditunjukkan pada 10 x berarti --> 10 x 100, maka ukurannya adalah 1000 Ohm c. Bila jarum menunjukkan angka 100 pada papan skala dan saklar penyetelan ditunjukkan pada 1K berarti --> 1000 x 100, maka ukurannya adalah 100000 Ohm atau 100 KOhm Kesimpulan Pengukuran nilai hambatan resistor dalam percobaan ini menggunakan AVOmeter. Dalam pengukuran ini sering terjadi kesalahan, salah satu kesalahannya tidak sesuainya jarum dengan angka nol. Pengukuran nilai hambatan dengan membaca kode warna pada resistor juga sering megalami kesalahan ataupun kesulitan membaca warna karena resistor yang digunakan dalam percobaan ini terlalu lama disimpan sehingga menyebabkan warna yang terdapat pada resistor hilang (memudar). Perbedaan sudut padang juga dapat mempengaruhi pergeseran jarum pada AVO Meter.

BAB II KAPASITOR
PENGERTIAN KAPASITOR Kapasitor (kondensator) dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 91011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.

Struktur sebuah kapasitor terbuat fari dua buah pelat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umumnya dikenal misalnya adalah ruang hampa udara, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung pelat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif, dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang nonkonduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatanmuatan positif dan negatif di awan. KEGUNAAN KAPASITOR Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian adalah: * Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS = Power supply) * Sebagai filter dalam rangkaian PS * Sebagai frekuensi dalam rangkaian antenna * Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon. * Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar Kapasitansi Kapasitor Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk menampung muatan elektron. Coulomb pada abad ke-18 menghitung bahwa 1 Coulomb = 6,25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan

memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan electron sebanyak 1 Coulomb. Dengan rumus dapat ditulis: Q=C.V Keterangan: Q = muatan electron dalam C (Coulomb) C = nilai kapasitansi dalam F (Farad) V = besar tegangan dalam V (volt) Kapasitor pelat paralel tersusun atas dua pelat paralel dengan luas A dan jarak antar pelat d. dalam ruang hampa, dengan penjabaran menggunakan hokum Gauss, kapasitansinya adalah :

Kapasitor dengan dielektrik adalah kapasitor dengan material insulator (karet, gelas, kertas, mika, dll). Misalkan sebuah bahan dielektrik disisipkan diantara kedua pelat kapasitor, maka beda potensial antara kedua keping akan turun. Karena jumlah muatan pada setiap keping tetap, kapasitansi naik. Hal ini dapat dirumuskan sebagai

Bila di dalamnya diisi bahan lain yang mempunyai konstanta dielektrik K, maka kapasitasnya menjadi

A d Hubungan antara C0 dan C adalah : C K 0


C KC0 karena

K 0

Kapasitas kapasitor akan berubah harganya bila : K , A dan d diubah Dalam hal ini C tidak tergantung Q dan V, hanya merupakan perbandingan2 yang tetap saja. Artinya meskipun harga Q diubah2, harga C tetap. Rangkaian Kapasitor Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total semakin kecil. Di bawah ini adalah contoh kapasitor yang dirangkai secara seri

Pada rangkaian kapasitor seri, berlaku rumus: V = V1 + V2 + + Vn Q = Q1 = Q2 = Qn

Rangkaian kapasitor secara paralel akan mengakibatkan nilai kapasitansi pengganti semakin besar. Di bawah ini adalah contoh kapasitor yang dirangkai secara paralel.

Pada rangkaian kapasitor paralel, berlaku rumus: V1 = V2 =V3 = Vn Q = Q1 + Q2 + Q3 + Qn

Energi yang disimpan didalam kapasitor Energi potensial U yang tersimpan di dalam kapasitor didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk mengisi muatan. Misalkan sebuah baterai dihubungkan ke sebuah kapasitor. Baterai melakukan kerja untuk menggerakkan muatan dari satu pelat ke pelat yang lain. Kerja yang dilakukan untuk memindahkan sejumlah muatan sebesar q melalui tegangan V adalah W=V.q Dengan menggunakan kalkulus energy potensial muatan dapat dinyatakan sebagai:

JENIS-JENIS KAPASITOR Jenis-jenis kapasitor ada berbagai macam,diantaranya adalah di bawah ini. Menurut Polaritasnya : - Kapasitor Polar Memiliki polaritas (+) dan (-). Dalam pemasangannya harus diperhatikan polaritasnya dan tidak boleh dipasang terbalik. Pada bodynya terdapat tanda polaritasnya untuk menandai kaki yang berpolaritas (+) atau (-). - Kapasitor Non Polar(Bipolar Capasitor) Jenis kapasitor ini bisa dipasang bolak-balik.

Menurut Bahan Pembuatannya : Kapasitor pada dasarnya adalah 2 buah lempeng logam(dielectric) yang dipisahkan oleh sebuah bahan isulator. Nah,bahan isulator inilah yg menentukan nama kapasitor tersebut. Menurut bahan pembuatannya jenis2 kapasitor adalah : - Kapasitor Elektrolit isulatornya dibuat dari bahan elektrolit - Kapasitor Mika bahan isulatornya dibuat dari mika - Kapasitor Udara bahan isulatornya dibuat dari udara. - Kapasitor Kertas,tantalum,milar,dsb. Menurut Ketetapan Nilainya - Kapasitor Tetap/permanen Nilai kapasitasnya tidak bisa diubah-ubah. - Kapasitor Variable atau sering juga disebut VC atau Varco (variable capasitor) Kapasitor jenis ini bisa kita ubah-ubah nilainya. CARA MENGHITUNG NILAINYA Nilai kapasitor dapat kita lihat pada tulisan yang terdapat pada body-nya, misalnya 10 uF/16 V artinya nilai kapasitor itu adalah 10 mikro Farad dan bisa bekerja pada tegangan maximal 16 V,jika melebihi 16 V maka kapasitor ini akan mengalami 'break down' alias ko'it:-). Farad adalah satuan nilai kapasitas dari kapasitor. 1 uF 1 mikro Farad = 1 x 10 pangkat (-6) Farad = 0.000001 Farad 1 nF 1 nano farad = 1 x 10 pangkat (-9) Farad 1 pF 1 piko Farad = 1 x 10 pangkat (-12) Farad

# Kode Angka Pada Kapasitor Untuk kapasitor yang nilai kapasitasnya di bawah 1 uF biasanya nilai kapasitasnya dituliskan dalam kode angka. Contoh : 1. 104 10 x 10 pangkat 4 (dalam satuan piko Farad) = 100000 pF atau 100 nF atau 0.1 uF 2. 222 22 x 10 pangkat 2 (pF) = 2200 pF atau 2.2 nF * caranya adalah kita tulis ulang 2 angka pertama,kemudian kita kalikan dengan 10 pangkat angka terakhirnya. 3. 4n7 4.7 nano Farad 4. 2p5 2.5 piko Farad

Kapasitor yang bernilai di bawah 1 uF umumnya adalah jenis non polar,kecuali yang jenis elektrolit. HUBUNGAN YANG ADA PADA KAPASITOR a. Hubungan Seri Q Q Vab ; Vbc ; C1 C2
1 1 1 1 Cs C1 C2 C3 Vcd Q ; C3 Vad Q Cs

Kapasitor yang dihubungkan seri akan mempunyai muatan yang sama.


Q Q1 Q2 Q3

CARA MENGUKUR KEADAAN KAPASITOR Cara Menghitung Kapasitor Seri - Paralel Pada gambar dibawah ini dapat kita lihat sebuah rangkaian kapasitor kombinasi yang terdiri dari rangkaian kapasitor serial dan rangkaian kapasitor parallel.

Untuk mencari nilai capasitansi total kita dapat menggunakan kombinasi dari persamaan capasitor serial dan persamaan capasitor parallel.

Persamaan Capasitor serial : 1/Ct = 1/C1 + 1/C2 + .........+ 1/Cn Persamaan Capasitor parallel : Ct = C1 + C2 + .... + Cn

Dari kedua persamaan diatas kita dapat mengkombinasikanya untuk menghitung nilai capasitansi pengganti dari rangkaian capasitor serial-parallel seperti yang terlihat pada gambar. KESIMPULAN Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalammedan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatanlistrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh MichaelFaraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata"kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Voltaseorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaandengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibandingkomponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasaInggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasaPerancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau SpanyolCondensador

BAB III DIODA


Pengertian Dioda Menurut bahan semikonduktor ada 2 jenis dioda 1. 2. Dioda Silikon Dioda Germanium

Dioda dengan bias Maju

Dioda dengan bias Negatif

Karakteristik unik zener bekerja pada bias negatif. Simbol Dioda Zener Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali tegangan.

Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi cairan. Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benarbenar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi mempunyai karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada teknologi yang digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan. Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut katup termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon atau germanium. Kegunaan Dioda Fungsi dioda antara lain 1. Untuk penyerah arus 2. Sebagai catu daya 3. Sebagai penyaring atau pendeteksi dan 4. Untuk stabilisator tegangan Selain sebagai penyearah arus, dioda juga dapat dipakai sebagai detector yaitu untuk mendeteksi sinyal-sinyal kecil. Dioda zener dipakai sebagai stabilisator tegangan catu daya. LED (Light Emitting Dioda) yaitu dioda yang dapat memancarkan cahaya biasanya dipakai sebagai lampu control. Dioda sebagai penyearah arus mempunyai rangkaian sebagai berikut : 1. Penyearah setengah gelombang (half wave) 2. Penyearah gelombang penuh (full wave) Jenis jenis Dioda a. Dioda Pemancar Cahaya (LED) Bila dioda dibias forward, electron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke dalam hole. Pada saat elektron-elektron jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan energi. Pada dioda Led energi dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada

dioda penyearah energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar pembuatan Led seperti gallium, arsen dan phosfor parik dapat membuat Led dengan memancarkan cahaya warna merah, kuning, dan infra merah (tak kelihatan). Led yang menghasilkan pancaran yang kelihatan dapat berguna pada display peralatan, mesin hitung, jam digital dan lain-lain. Sedangkan Led infra merah dapat digunakan dalam sistim tanda bahaya pencuri dan lingkup lainnya yang membutuhkan cahaya tak kelihatan. Keuntungan lampu Led dibandingkan lampu pijar adalah umurnya panjang, teganagnnya rendah dan saklar nyala matinya cepat. Gambar 2.1 dibawah ini menjukkan lambang atau simbol dari macam dioda.

b. Dioda Photo Energi thermal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda, makin tinggi suhu makin besar arus dioda yang terbias reverse. Energi cahaya juga menghasilkan pembawa minoritas. Dengan menggunakan jendela kecil untuk membuka junction agar terkena sinar, pabrik dapat membuat dioda photo. Jika cahaya luar mengenai junction dioda photo yang dibias reverse akan dihasilkan pasangan electron-hole dalam lapisan pengosongan. Makin kuat cahaya makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya makin besar arus reverse. sebab itu dioda photo merupakan detektor cahaya yang baik sekali. Gambar 1b menunjukkan lambang atau symbol dari dioda photo.

c. Dioda Varactor Seperti kebanyakan komponen dengan kawat penghubung, dioda mempunyai kapasitansi bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi tinggi, kapasitansi luar ini biasanya lebih kecil dari 1 pF. Yang lebih penting dari kapasitansi luar ini adalah kapasitansi dalam junction dioda. Kapasitansi dalam ini kita sebut juga kapasitansi peralihan CT. Kata peralihan disini menyatakan peralihan dari bahan type-p ke typr-n. Kapasitansi peralihan dikenal juga sebagai kapasitansi lapisan pengosongan , kapasitansi barier dan kapasitansi junction. Apakah kapasitansi peralihan itu?. Perhatikan gambar

Lapisan pengosongan melebar hingga perbedaan potensial sama dengan tegangan riverse yang diberikan.Makin besar tegangan riverse makin lebar lapisan pengosongan. Karena lapisan pengosongan hamper tak ada pembawa muatan ia berlaku seperti isolator atau dielektrik. Dengan demikian kita dapat membayangkan daerah p dan n dipisahkan oleh lapisan pengosongan seperti kapasitor keeping sejajar dan kapasitor sejajar ini sama dengan kapasitansi peralihan. Jika dinaikkan teganag riverse membuat lapisan pengosongan menjadi lebar, sehingga seperti memisahkan keeping sejajar terpisah lebih jauh. Dan sebagai akibatnya kapasitansi peralihan dari dioda berkurang bila tegangan riverse bertambah. Dioda silicon yang memanfaatkan efek kapasitansi yang berubah-ubah ini disebut varactor. Dalam banyak aplikasi menggantikan kapasitor yang ditala secara mekanik, dengan perkataan lain varaktor yang dipasang parallel dengan inductor merupakan rangkaian tangki resonansi. Dengan mengubah-ubah tegangan riverse pada varactor kita dapat mengubah frekuensi resonansi. Pengontrolan secara elektronik pada frekuensi resonansi sangat bermanfaat dalam penalaan dari jauh.

d. Dioda Schottky Dioda schottky menggunakan logam emas, perak atau platina pada salah satu sisi junction dan silicon yang di dop (biasanya type-n) pada sisi yang alain. Dioda semacam ini adalah piranti unipolar karena electron bebas merupakan pembawa mayoritas pada kedua sisi junction. Dan dioda Schottky ini tidak mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpanan muatan, sehingga mengakibatkan ia dapat di switch nyala dan mati lebih cepat dari pada dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat menyearahkan frekuensi diatas 300 Mhz dan jauh diatas kemampuan dioda bipolar. e. Dioda Step-Recovery Dengan mengurangi tingkat doping dekat junction pabrik dapat membuat dioda steprecovery piranti yang memanfaatkan penyimpanan muatan. Selama konduksi forward dioda berlaku seperti dioda biasa dan bila dibias riverse dioda ini konduksi sementara lapisan pengosongan sedang diatur dan kemudian tiba-tiba saja arus riverse menjadi nol. Dalam keadaan ini seolah-olah dioda tiba-tiba terbuka menjepret (snaps open) seperti saklar, dan inilah sebabnya kenapa dioda step-recovery sering kali disebut dioda snap. Dioda step-recovery digunakan dalam rangkaian pulsa dan digital untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat.Snap-off yang tiba-tiba dapat menghasilkan pensaklaran on-off kurang dari 1 ns. Dioda khusus ini juga digunakan dalam pengali frekuensi. f. Dioda Zener Dioda zener dibuat untuk bekerja pada daerah breakdown dan menghasilkan tegangan breakdown kira-kira dari 2 samapai 200 Volt. Dengan memberikan tegangan riverse melampaui tegangan breakdown zener, piranti berlaku seperti sumber tegangan konstan. Jika tegangan yang diberikan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan electron dari orbit luar. Efek zener berbeda-beda, bila dioda di-dop banyak maka lapisan pengosongan amat sempit. sehingga medan listrik pada lapisan pengosongan sangat kuat. Pada gambar 3 menunjukkan kurva tegangan arus dioda zener. Pada dioda zener breakdown mempunyai knee yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang hampir vertikal. Perhatikan bahwa tegangan kira-kira konstan sama dengan Vz pada sebagian besar daerah breakdown. Lembar data biasanya menentukan nilai VZ pada arus test IZT tertentu diatas knee ( perhatikan gambar2.3 )

Cara Menghitung nilainya

Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dengan arusnya, yaitu: PZ = VZ x IZ Misalkan : jika Vz=13.6 V dan Iz= 15mA, Hitunglah daya dissipanya. Jawab: Pz = 13,6 x 0,015 = 0,204 W Selama PZ kurang dari rating daya Pz maks dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener yang ada dipasaran mempunyai rating daya dari W sampai lebih dari 50 W. Lembar data kerap kali menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani tanpa melampaui rating dayanya. Arus maksimum diberi tanda IZm. Hubungan antara Izm dan rating daya adalah:

Penggunaan dioda Zener sangat luas, kedua setelah dioda penyearah. Dioda silikon ini dioptimumkan bekerja pada daerah breakdown dan dioda zener adalah tulang punggung regulator tegangan. Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown, bertambahnya tegangan sedikit akan menghasilkan pertambahan arus yang besar. Ini menandakan bahwa dioda zener pempunyai inpedansi yang kecil. Inpedansi dapat dihitung dengan bantuan rumus:

Hubungan yang ada pada Dioda Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor diode sering kita jumpai jenis dan type yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian tersebut dibuat. Kata dioda berasal daripendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai duabuah elektroda yaitu anoda dan katoda. Anoda digunakan untuk polaritas positif dan katoda untuk polaritas negatip. Didalam diode terdapat junction (pertemuan)dimana daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu. Diodasemikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu pada satdioda memperoleh catu arah maju (forward bias). Pada kondisi ini diodadikatakan bahwa dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar danmempunyai tahanan dalam dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catuarah terbalik (Reverse bias) maka diode tidak bekerja dan pada kondisi ini diodemempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Dari kondisitersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antaralain sebagai penyearah gelombang (rectifier), disamping kegunaan-kegunaanlainya misalnya sebagai Klipper, Clamper , pengganda tegangan dan lain-lain.

Cara Mengukur Keadaan Dioda Dalam Ilmu Elektronika dioda merupakan salah satu komponen yang sering di pergunakan untuk menyearahkan sebuah gelombang listrik. Komponen seperti dioda

biasanya dapat di jumpai dalam rangkaian rangkaian penyearah baik penyearah gelombang penuh ataupun penyearah setengah gelombang. Dioda adalah salah satu komponen elektronika pasif. Dioda memiliki buah dua kutub yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Dioda terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N yang di saling dihubungkan. Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita beri bias maju dan bekerja sebagai isolator pada bias mundur, maka.. dioda sering digunakan sebagai penyearah (rectifier) arus bolak-balik. Contoh penggunaannya adalah pada rangkaian adaptor, DC power supply (Catu Daya DC) dan sebagainya. Untuk mengetahui dioda dalam keadaan baik atau rusak kita dapat mengukurnya menggunakan Multimeter atau ohmmeter. Karena sifat dioda hanya mampu mengalirkan arus searah saja maka pemasangan multimeter terhadap dioda harus dilakukan dengan cara sebagai berikut : * * Terminal Terminal positif negatif (+) (-) Multimeter Multimeter di hubungkan dengan dengan kaki kaki katoda anoda dioda. dioda.

dihubungkan

Gambar berikut merupakan contoh cara pemasangan multimeter terhadap dioda :

Keterangan gambar : Pada rangkaian gambar A, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter menunjukan nilai tertentu, maka dioda tersebut dapat di katakan rusak. Karena pada dioda tersebut sudah terjadi hubung singkat. Pada rangkaian gambar B, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter tidak menunjukan sama sekali, maka dioda dapat dikatakn rusak karena sudah putus.

Kesimpulan Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karenaadanya dinding deplesi (deplesion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium

BAB IV TRANSISTOR
PENGERTIAN TRANSISTOR Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian2 digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponenkomponen lainnya. KEGUNAAN transistor digunakan sebagai switch untuk menghidupkan komponen yang mempunyai arus yang lebih besar berbanding arus yang dapat dibekalkan oleh microcontroller. Ini kerana, microcontroller hanya dapat memberikan voltage 5V.

Transistor mempunyai tiga kaki dan di label CBE iaitu Collector, Base dan Emitter. Transistor mempunyai dua jenis iaitu jenis NPN dan PNP. Gambar schematic di atas adalah menggunakan transistor NPN. Transistor adalah controlled current iaitu arus pada collector akan mengalir sekiranya terdapat arus pada base. Arus pada collector akan menghidupkan

sebarang komponen di collector atau load. Contoh komponen yang boleh di pasang pada load adalah LED yang banyak, Backlight LCD, Relay dan sebagainya. Bagi mengawal arus base, microcontroller akan memberikan voltage sama ada low logic 0V atau high logic 5V. Jika microcontroller memberi 0V, transistor akan OFF dan load tidak berfungsi. Jika microcontroller memberi 5V, transistor akan ON dan load juga akan dihidupkan. Selari dengan load, terdapat diode di pasang. Ini berfungsi untuk inductive load seperti relay. Coil relay mempunyai inductor. Apabila transistor di matikan, arus di dalam coil tidak boleh di hentikan begitu sahaja. Ia memerlukan laluan lain untuk turun kepada kosong. Jadi, diode di pasang bagi mengalirkan arus daripada inductor tersebut.

JENIS-JENIS TRANSISTOR Simbol Transistor dari Berbagai Tipe Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan
banyak kategori:

Materi

semikonduktor:

Germanium,

Silikon, Gallium Arsenide PNP P-channel

Kemasan fisik: Through Hole Metal,

Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan NPN N-channel lain-lain

Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET),

BJT

JFET

IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor

yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.


Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain

Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

BJT BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau negatifnya

berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B). Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan atau hFE. biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.

FET FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input. FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement. CARA MENGHITUNG TRANSISTOR Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya

menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut. FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya

(dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori: * Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide * Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lainlain * Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain. * Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel * Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power * Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain * Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain HUBUNGANNYA Transistor adalah termasuk komponen utama dalam elektronika. Transistor terbuat dari 2 dioda germanium yang disatukan. Tegangan kerja transistor sama dengan dioda yaitu 0,6 volt. Saat ini hampir semua perangkat elektronika menggunakan transistor sebagai komponen utama selain IC. Transistor juga merupakan komponen yang paling rawan mengalami kerusakan, karena kelemahan yang dimilikinya. Nah, bagaimana cara mengetahui dan mengetes kerusakan transistor tersebut ? Silahkan simak terus artikel berikut. CARA MENGUKUR KEADAAN TRANSISTOR Transistor memiliki 3 kaki yaitu :

EMITOR (E) BASIS (B) COLECTOR (C)

Jenis transistor ada 2 yaitu : 1. Transistor PNP (anoda katoda anoda / kaki katoda yang disatukan) 2. Transistor NPN (katoda anoda katoda / kaki anoda yang disatukan)

Contoh transistor : C 828, FCS 9014, FCS 9013, TIP 32, TIP 31, C5149, C5129, C5804, BU2520DF, BU2507DX, dll

Simbol di rangkaian : Q, simbol gambarnya dibawah ini : Menentukan Kaki Transistor Menentukan Kaki Basis Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 atau X100. Misalkan kaki transistor kita namakan A, B, dan C. Bila probe merah / hitam => kaki A dan probe lainnya => 2 kaki lainnya secara bergantian jarum bergerak semua dan jika dibalik posisi hubungnya tidak bergerak semua maka itulah kaki BASIS.

Menentukan Kaki Colector NPN Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K atau X10K. Bila probe merah => kaki B dan probe hitam => kaki C. Kemudian kaki A (basis) dan kaki B dipegang dengan tangan tapi antar kaki jangan sampai terhubung. Bila jarum bergerak sedikit berarti kaki B itulah kaki COLECTOR. Jika kaki basis dan colector sudah diketahui berarti kaki satunya adalah emitor. Mengukur Transistor Dengan Multitester Batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100

Transistor PNP

KESIMPULAN Untuk menggunakan sebuah transistor kita harus bisa menentukan jenis transistor tersebut, selain itu kita juga harus tahu menentukan kaki-kaki transistor (basis,collector dan emitternya) karena apabila semuanya itu salah maka rangkaian kita akan gagal. Cara mengetahui transistor jenis PNP atau NPN, anda harus menggunakan multimeter.Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan transistor jenis PNP atau jenis NPN adalah sebagai berikut : - Hubungkan tesled hitam (+) pada salah satu kaki transistor. - Kemudian hubungkan tesled merah (-) pada kedua kaki lainnya secara bergantian. Apabila jarum bergerak pada keadaan keduanya maka transistor tersebut NPN, jika jarum bergerak hanya pada salah satu keadaan maka ganti pencolok hitam menjadi merah dan lakukan yang sama. - Jika jarum bergerak pada kedua kakinya yang lain maka transistor itu bocor,jika jarum tidak bergerak sama sekali maka transistor tersebut putus. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menentukan basis,kolektor maupun emitternya yaitu: 1. Dengan teori segitiga kita dapat menentukan basisnya,namun cara ini tidak bisa kita gunakan jika kaki transistor berbentuk segitiga sama sisi. 2. Ada juga transistor yang kaki emittornya di beri tanda titik atau kuping. 3. Cara yang paling efektif adalah menggunakan multimeter. Ketika kita telah menentukan basisnya,kita bisa menentukan kolektor dan emittornya dengan cara mengukur besar resistansinya. Resistansi basis-kolektor lebih besar daripada basis-emittor.

DAFTAR PUSTAKA Resistivity of Carbon, Amorphous oleh Dana Klavansky, editor Glen Elert. (http://hypertextbook.com/facts/2007/DanaKlavansky.shtml) Electronics and Communications Simplified by A. K. Maini, 9th Ed., Khanna Publications(India) www.duniaelektronika.blogspot.com www.wikipedia.com Jakarta; ErlanggaMillman, Jacob & Cristos C. Jalkias. 1986 Jakarta; ErlanggaHttp:\\.id.wikipedia.org/wiki/transistor kategori transistor Electronics and Communications Simplified by A.K. Maini, 9th Ed., Khanna Publications Resistivity of Carbon, Amorphous oleh DanaKlavansky, editor Glen Elert. "Carbon-film resistors: Carbon film resistorsfeature up to 5W power rating". Globalsources.com.

Anda mungkin juga menyukai